IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati

dokumen-dokumen yang mirip
IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

JOURNAL OF BUSINESS STUDIES

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

GEMAKAN GERAKAN NDULANG DEWIS: SEBAGAI PEMANFAATAN POTENSI DESA UNTUK DIJADIKAN IKON DESA WISATA WONOLOPO KECAMATAN MIJEN

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

INOVASI FORMULASI ADONAN PEMBUATAN KERUPUK IKAN DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG UBI JALAR

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI MAKANAN RINGAN LADU DENGAN MENGGUNAKAN INOVASI TEKNOLOGI DI DESA BANJAREJO DUSUN LAJU KECAMATAN NGANTANG

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

USAHA KRIPIK DI DESA MALAKOSA DAN DESA TUMPAPA INDAH KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROPINSI SULAWESI TENGAH

INTRODUKSI TEHNOLOGI PENGOVENAN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI PADA USAHA PEMBUATAN BAKPIA

BELVI VATRIA, YUSUF TATANG JOHARI, & LUKAS WIBOWO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DESA DONOHUDAN MELALUI PRODUKSI ANEKA PANGANAN HASIL INDUSTRI TAHU SUMBER REJEKI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR PADA TEPUNG BERAS DALAM PEMBUATAN APEM DAN KUE MANGKOK

IbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI

I. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%.

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri. Berdasarkan data dari Wardhana (2013) dalam Majalah Tempo

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pembuatan makanan dapat menghemat devisa negara (Herlina, 2002).

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

IbM INDUSTRI PAVING BLOCK MASYARAKAT PINGGIRAN PERKOTAAN

: Laila Wahyu R NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

PENGANEKARAGAMAN PRODUK GULA KELAPA MENJADI GULA SEMUT DENGAN PENGEMASAN SEBAGAI PRODUK PARIWISATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK, PERLUASAN PANGSA PASAR DAN PERBAIKAN MANAJEMEN USAHA PADA HOME INDUSTRY RENGGINANG ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN USAHA GRUBI UBI UNGU TAWANG MANGU. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

PENDAHULUAN. aktif dan sehat (Martianto, 2005). Diversifikasi pangan akan memungkinkan

LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT. IbM JARINGAN USAHA SE-KOTA BATU GRAS (GUYUB RUKUN AGAWE SENTOSO) DI KOTA BATU

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

UMKM PRODUK GORENGAN SEBAGAI PRODUK UTAMA IBU RUMAH TANGGA DI PEDALANGAN SEMARANG

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

ALAT PENGADUK ADONAN WINGKO BABAT KAPASITAS 100 KG UNTUK USAHA PEMBUATAN WINGKO BABAT DI KOTA SEMARANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

METODE. Waktu dan Tempat

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2)

BAB I PENDAHULUAN. makanan tradisional yang sangat beragam. Makanan tradisional Indonesia

PENERAPAN IPTEKS. Peningkatan Pendapatan Anggota Kelompok UPPKS Manalagi Kecamatan Bilah Hulu Labuhan Batu Dengan Menggunakan Oven Serbaguna.

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana.

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA MAKANAN KECIL. Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

LAPORAN AKHIR PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

LAPORAN KEMAJUAN JUDUL: I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI FORTIFIKASI DAN PENGEMASAN PRODUK PANGAN DARURAT BERBASIS TEPUNG UBI JALAR DAN KACANG-KACANGAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman globalisasi saat ini persaingan antar produsen sangat tinggi.

PRARENCANA PABRIK MIE KERING DARI TEPUNG UBI JALAR UNGU KAPASITAS 3750 KG/HARI. Diajukan Oleh : Filia Irawati Halim NRP :

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

STUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR

MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH MELALUI OLAHAN MAKANAN BERBASIS SUSU DI KABUPATEN BOYOLALI

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

IbM KELOMPOK USAHA KRIPIK JAMUR TIRAM DI DESA PLOSO KECAMATAN SELOPURO KABUPATEN BLITAR

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Struktur Organisasi Perusahaan. Direksi. Manajer Umum

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

WIRAUSAHA MAKANAN KUDAPAN SEBAGAI ALTERNATIF USAHA MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Singkong (Manihot utilissima) atau yang biasa disebut juga dengan nama

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL GUBERNUR JAWA BARAT,

PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBAIKAN METODE PENCAMPURAN-PEMANASAN ADONAN UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BAKPIA KEMUSUK

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ketergantungan masyarakat terhadap tepung terigu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

Oleh : Marinda Sari 1, Warji 2, Dwi Dian Novita 3, Tamrin 4

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI Herlina dan Triana Lindriati Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember linaftp@yahoo.com ABSTRAK Bagiak merupakan kue kering khas Banyuwangi yang bahan bakunya berasal dari tapioka (pati ubi-kayu) dan pati garut. Industri ini umumnya dikelola oleh para pengrajin rumah tangga yang tersebar di berbagai pelosok pedesaan. Jumlah industri pengolahan bagiak di kabupaten Banyuwangi cukup besar yaitu 2.400 unit usaha yang tergolong Usaha mikro, kecil dan menengah ( UMKM). Mitra dalam kegiatan ini adalah UD. Time Snack dan UD. Waining Jaya, kue bagiak yang diproduksi oleh ke-dua mitra kualitasnya rendah, bentuk tidak seragam, warna tidak sama, tekstur liat (alot), tidak mempunyai nilai tambah (citra diri), kemasan yang tidak menarik konsumen dan masa simpan bagiak sangat singkat yaitu 4-6 minggu. Selain itu permasalahan yang dialami oleh mitra adalah pengolahan bagiak memerlukan waktu lama (pencampuran adonan ±1 jam/2kg bahan) dan bahan bakar yang digunakan cukup tinggi, yaitu untuk memproduksi bagiak sebanyak 50 kg / hari dibutuhkan bahan bakar gas 3 kg sebanyak 5 buah. Metode yang ditawarkan dalam kegiatan IbM ini adalah teknologi yang sederhana, tepat guna, aplikatif dan sudah teruji keberhasilannya, hal ini adalah untuk mempermudah transfer teknologi bagi penggunanya. Pelaksanaan program IbM tahun Anggaran 2015, dapat disimpulkan : 1) Pelaksanaan program IbM, sudah dilaksanakan 100 %, dan berjalan sesuai dengan program yang direncanakan, 2) Pengadaan alat pengolahan kue bagiak dalam meningkatkan usaha kue bagiak dapat direalisasi sesuai dengan rencana, 3) Telah dilaksanakan peningkatan SDM kue bagiak melalui penyuluhan dan pendampingan berkelanjutan, dan 4) Tersedianya paket teknologi pembuatan kue bagiak serat tinggi dengan aneka rasa. --------------------------------------------------------------------------------- Kata Kunci : Bagiak, tapioka, UMKM, teknologi tepat guna ARTIKEL ILMIAH IbM 2015 1

PENDAHULUAN Bagiak merupakan kue kering khas Banyuwangi yang bahan bakunya berasal dari tapioka (pati ubi-kayu) dan pati garut. Industri ini umumnya dikelola oleh para pengrajin rumah tangga yang tersebar di berbagai pelosok pedesaan. Jumlah industri pengolahan bagiak di kabupaten Banyuwangi cukup besar yaitu 2.400 unit usaha yang tergolong Usaha mikro, kecil dan menengah ( UMKM) (Anonim, 2009). Dengan potensi bahan baku yang besar, wilayah usaha yang luas dan penyebaran unit usaha di hampir seluruh kecamatan sangat memungkinkan industri pengolahan bagiak di kabupaten Banyuwangi dikembangkan menjadi komoditas unggulan kabupaten. Banyaknya unit usaha dan masyarakat, khususnya kaum wanita yang terlibat dalam kegiatan industri pengolahan bagiak, lamanya kegiatan ini ditekuni disamping merupakan faktor kekuatan juga kelemahan dari industri itu sendiri. Akibatnya industri bagiak di kabupaten Banyuwangi, khususnya di desa Sari Mulyo, kecamatan Cluring sebagai sentra produksi bagiak, kurang bisa berkembang dan berperan seperti yang diharapkan, kesejahteraan para pengrajin bagiak tidak banyak berubah dan kontribusinya terhadap pendapatan daerah juga rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan industri bagiak tidak berkembang adalah kualitasnya rendah ( kurang renyah, bentuk tidak seragam, warna tidak sama, tekstur liat (alot), tidak mempunyai nilai tambah (citra diri), kemasan yang tidak menarik konsumen dan masa simpan bagiak sangat singkat yaitu 4-6 minggu. TARGET DAN LUARAN Target yang diharapkan pada Kegiatan I b M ini adalah meningkatkan kesejahteraan pengrajin bagiak kabupaten Banyuwangi, khususnya pengrajin bagiak UD. Time Snack dan UD. Waining Jaya serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Banyuwangi dari kontribusi penjualan bagiak aneka rasa kualitas tinggi, serta menjadikan produk bagiak sebagai produk unggulan kabupaten Banyuwangi. Luaran dari kegiatan ini berupa 1) metode pengolahan bagiak yang tepat; 2) produk bagiak kualitas tinggi; dan 3) pengajuan paten sederhana ARTIKEL ILMIAH IbM 2015 2

METODE PELAKSANAAN Setelah mempelajari permasalahan yang dihadapi UMKM mitra solusi yang ditawarkan dalam kegiatan IbM ini adalah teknologi yang sederhana, tepat guna, aplikatif dan sudah teruji keberhasilannya, hal ini adalah untuk mempermudah transfer teknologi bagi penggunanya. Secara rinci tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini adalah: 1. Transfer ipteks tentang teknik pembuatan bagiak yang baik, benar dan higienis, serta penambahan maizena (pati jagung) dan tepung MOCAV (Modifikasi Cassava Flour) untuk menambah kerenyahan bagiak dan citra diri (membuat kue bagiak serat tinggi). Maka dibutuhkan pelatihan dengan metode ceramah dan demo agar pengrajin memahami proses produksi bagiak dengan baik. 2. Untuk mempermudah proses pembuatan adonan perlu dirancang alat pencampur adonan agar supaya kapasitas produksi bisa ditingkatkan dan meningkatkan homogenitas adonan untuk meningkatkan kualitas bagiak. 3. Untuk menyeragamkan cetakan kue bagiak perlu dirancang mesin pencetak kue bagiak, sehingga akan dihasilkan kue bagiak yang seragam dan menarik konsumen. 4. Untuk memperluas pemasaran bagiak, perlu diadakan transfer ipteks pembuatan deversifikasi bagiak dengan menciptakan bagiak aneka rasa dengan kemasan yang menarik konsumen sehingga bagiak yang dihasilkan bisa menjangkau pasar kelas atas dan supermarket. HASIL KEGIATAN Teknologi yang dipilih dalam kegiatan ini adalah teknologi yang sederhana, tepat guna dan aplikatif hal ini adalah untuk mempermudah transfer teknologi bagi penggunanya. Dalam pengolahan kue bagiak kualitas tinggi ini teknologi yang kami introduksikan adalah : 1. Teknik pengolahan kue bagiak sesuai dengan paket teknologi yang kami rekomendasikan. 2. Penggunaan tepung MOCAF sebagai subtitusi dalam pembuatan bagiak dengan tujuan agar kue bagiak yang dihasilkan berkualitas tinggi, kaya serat pangan dan mempunyai keunggulan khusus (Only One). ARTIKEL ILMIAH IbM 2015 3

3. Penggunaan alat teknologi tepat guna ( mesin pencampur adonan, mesin pencetak kue bagiak dan oven ) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kue bagiak yang dihasilkan. Rincian Kegiatan Yang Telah Dilakukan a. Sosialisasi Kegiatan Sebagai langkah awal dalam kegiatan IbM ini telah dilakukan observasi dan pengurusan perijinan kegiatan ke pemerintahan desa (Kepala Desa) Cluring dan Gintangan. Sosialisasi berjalan dengan baik dan kepala desa Gintangan (ibu Rusdianah, A. Ma.Pd sangat antusias dalam pelaksanaan kegiatan IbM ini. b. Pengadaan peralatan sarana produksi Peralatan yang direkomendasikan oleh tim pelaksana program IbM dalam kegiatan ini untuk kelengkapan sarana produksi berupa : alat pencampur adonan bagiak dapat dilihat pada Gambar 1 dan Oven pemanggang bagiak dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Alat pencampur adonan kue bagiak ARTIKEL ILMIAH IbM 2015 4

Gambar 2. Oven Pengering Bagiak c. Alat Pencetak Kue Bagiak Alat pencetak kue bagiak ini merupakan rancangan tim pelaksana kegiatan IbM dan alat tersebut sudah bisa di serahkan untuk difungsikan oleh UMKM mitra. Adapun rancangan alat pencetak bagiak yang telah di desain oleh Tim pelaksana dapat dilihat pada Gambar dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Alat Pencetak Kue Bagiak ARTIKEL ILMIAH IbM 2015 5

d. Sosialisasi pengolahan bagiak kualitas tinggi dan pembukuan sederhana Kegiatan sosialisasi pengolahan bagiak dan pembukuan sederhana ini dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, bentuk kegiatan ini dikemas dengan cara penyuluhan, praktek langsung dan tanya-jawab langsung antara pelaksana kegiatan, UMKM dan karyawan. Sampai saat ini kegiatan sosialisasi sudah dilakukan sebanyak 6 kali. Foto kegiatan Sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Sosialisasi pengolahan bagiak dan pembukuan sederhana ARTIKEL ILMIAH IbM 2015 6

e. Pendampingan Berkelanjutan Pendampingan yang kami lakukan secara periodik dan berkesinam- bungan, minimal setiap bulan sekali atau menyesuaikan kebutuhan UMKM, tim pelaksana melakukan kunjungan ke UMKM binaan untuk melihat perkembangan dan jalannya kegiatan berlangsung. Selain itu pendampingan yang kami lakukan melalui telepon dan studi banding / kunjungan UMKM ke Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi pertanian Universitas. Foto kegiatan pendampingan dapat dilihat pada Gambar 5 s/d Gambar 8. Gambar 5. Pendampingan pembuatan Kue Bagiak Gambar 6. Pendampingan pembukuan sederhana Gambar 7. Pendampingan produksi Kue bagiak Gambar 8. Pendampingan pemakaian oven ARTIKEL ILMIAH IbM 2015 7

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pelaksanaan program IbM tahun Anggaran 2015, dengan judul : IbM Pengrajin Kue Bagiak Di Kabupaten Banyuwangi, dapat disimpulkan : 1. Pelaksanaan program IbM, sudah dilaksanakan 100 %, dan berjalan sesuai dengan program yang direncanakan. 2. Pengadaan alat pengolahan kue bagiak dalam meningkatkan usaha kue bagiak dapat direalisasi sesuai dengan rencana. 3. Telah dilaksanakan peningkatan SDM kue bagiak melalui penyuluhan dan pendampingan berkelanjutan. 4. Tersedianya paket teknologi pembuatan kue bagiak serat tinggi dengan aneka rasa Saran Untuk keberhasilan pelaksanaan IbM, diperlukan kerja sama yang baik antara Lembaga Pelaksana dalam hal ini LPM Universitas Jember, Pelaksana Kegiatan, Pemerintahan Setempat dan UMKM yang terlibat DAFTAR PUSTAKA Anonymus. 1999. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta : Direktorat Jenderal Kesehatan Republik Indonesia. Anonymus. 2009. Data UMKM Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi JATIM. Marliyati A.S, Sulaeman A., dan Anwar, F. 1992. Pengolahan Pangan Tingkat Rumah Tangga. Bogor :PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Muchtadi,T.R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Oliviera. F.A.R. and J.C. Oliviera. 1999. Processing Foods : Quality Optimazion and Process Assesment. CRC Press. Boca Rotan. USA. Winarno.F.G.1997. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta: Gramedia. ARTIKEL ILMIAH IbM 2015 8