DAFTAR BIAYA FISKAL DEDUCTIBLE DEDUCTIBLE



dokumen-dokumen yang mirip
KOREKSI FISKAL ATAS BIAYA PEMBERI KERJA

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

RUGI LABA BIAYA FISKAL

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN. Aris Munandar, SE., M.Si

BIAYA YG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WP DALAM NEGERI WP BUT PASAL 9

By Afifudin PSP FE Unisma 2

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

Modul ke: Manajemen Perpajakan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Jenderal Pajak, dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak.

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si

KEBIJAKAN PERPAJAKAN TERHADAP YAYASAN/LEMBAGA PENYELENGGARA PENDIDIKAN

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

LAMPIRAN - I. SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

HAKIKAT REKONSILIASI. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB II LANDASAN TEORI. kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB II LANDASAN TEORI. (2006), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada Negara

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK SEBAGAI METODE UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN. (Studi Kasus pada Perum Pegadaian Pusat)

Makalah Tentang Pajak Penghasilan Karyawan Pasal 21 / PPh21

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

Pajak Penghasilan Pasal 21

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PAJAK PENGHASILAN. Pembagian Subjek Pajak. Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri SIAPA SUBJEK PAJAK?

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL TERHADAP LABA KENA PAJAK PADA PT DOO WON PRECISION INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ABS INDUSTRI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. Pemahaman akan pengertian pajak merupakan hal penting untuk dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

STIE Putra Perdana. Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEMATIKA. Konsep Rekonsiliasi. Rincian Item Rekonsiliasi. Kasus dan Ilustrasi

lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO WAJIB PAJAK DALAM NEGERI / BENTUK USAHA TETAP

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

I. PENDAHULUAN MAKSUD DAN TUJUAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-08/PJ/2012 TENTANG

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0

AGENDA. PPh Pasal 26

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

Transkripsi:

1. Biaya yang Dikeluarkan untuk Mendapatkan, Menagih dan Memelihara Penghasilan - Prinsip Realisasi Pasal 28 UU KUP - Konservatis/Penyisihan Pasal 28 UU KUP 2. Biaya yang Dikeluarkan untuk Mendapatkan, Menagih dan Memelihara Penghasilan yang Bukan Obyek Pajak atau Pengenaan PPh-nya Final 3. Gaji/Upah PPh Pasal 21 Pasal 6 Huruf a 4. Tunjangan PPh Pasal 21 PPh Pasal 21 5. PPh Dibayar Perusahaan Pasal 9 Huruf h 6. Premi Asuransi Jiwa Pegawai Dibayar Perusahaan Sepanjang Menambah Penghasilan Pegawai PPh Pasal 21 Pasal 9 Huruf d 7. Premi Asuransi Jiwa Pemilik/Pemegang Saham dan Keluarganya Pasal 9 Huruf j 8. Iuran Jamsostek PP No.14 tahun 1993 a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) PPh Pasal 21 Pasal 9 Huruf d b. Jaminan Kematian (JKM) PPh Pasal 21 PP No.14 tahun 1993 c. Jaminan Pelayanan Kesehatan PPh Pasal 21 PP No.14 tahun 1993 d. Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) (Jamsostek) : PP No.14 tahun 1993 - Dibayar Perusahaan Pasal 6 Huruf a - Dibayar Pegawai (Bagi Pegawai untuk Menghitung PPh Pasal 21 9. Iuran Pensiun ke Dana Pensiun yang Disahkan Menteri Keuangan - Dibayar Perusahaan - Dibayar Pegawai (Bagi Pegawai untuk Menghitung PPh Pasal 21 10. Iuran Pensiun ke Dana Pensiun yang Belum Disahkan Menteri Keuangan Pasal 6 Huruf c 11. Tunjangan Hari Raya PPh Pasal 21 Pasal 6 Huruf a 12. Uang Lembur PPh Pasal 21 Pasal 6 Huruf a 13. Pengobatan Pasal 6 Huruf a a. Cuma-Cuma (Langsung ke Rumah Sakit) Pasal 6 Huruf e b. Penggantian Pengobatan PPh Pasal 21 c. Tunjangan Pengobatan PPh Pasal 21 14. Pemberian Imbalan dalam Bentuk Natura dan Kenikmatan (Misal Makan/Minum, Beras dsb) Pasal 9 Huruf e 15. Pemberian Makan kepada Crew Kapal dan Pesawat dalam Perjalanan 16. Pemberian dalam Bentuk Natura dan Kenikmatan a. Pengeluaran untuk Penyediaan Makanan/Minuman bagi Seluruh Pegawai, termasuk Dewan Direksi dan Dewan Komisaris di Tempat Kerja b. Penggantian dalam Bentuk Natura dan Kenikmatan di Daerah Tertentu - Tempat Tinggal/Perumahan Pegawai Sepanjang Fasilitas Tersebut Tidak Tersedia - Pelayanan Kesehatan Sepanjang Fasilitas Tersebut Tidak Tersedia - Pendidikan Pegawai dan Keluargaya Sepanjang Fasilitas Tersebut Tidak Tersedia - Pengangkutan bagi Pegawai dan Keluarganya Sepanjang Fasilitas Tersebut Tidak Tersedia - Olahraga bagi Pegawai dan Keluarganya Sepanjang Fasilitas Tersebut Tidak Tersedia. Sarana Olahraga Tidak Termasuk Golf, Boating, Pacuan Kuda c. Dalam Rangka dan Berkaitan dengan Pelaksanaan Kerja Kep-220/PJ./2002 d. - Beban Antar Jemput Karyawan Kep-220/PJ./2002 - Penyediaan Makan/Minum untuk Awak Kapal dan Pesawat Untuk Keamanan/Keselamatan Kerja yang Diwajibkan, Misalnya Pakaian dan Peralatan bagi Pegawai Pemadam Kebakaran, Proyek, Pakaian Seragam Pabrik, Hansip/Satpam Kep-213/PJ./2001 e. Berkenaan dengan Situasi Lingkungan, Misal : Kep-213/PJ./2001 Page 1 of 5

17. 18. 19. 19. - Pakaian Seragam Pegawai Hotel/Penyiar T Kep-213/PJ./2001 - Makan Tambahan bagi Operator Komputer/Pengetik Kep-213/PJ./2001 - Makan/Minum Cuma-Cuma bagi Pegawai Restoran Kep-213/PJ./2001 Pembebanan yang Masa Manfaatnya Lebih dari Satu Tahun, dengan Cara Penyusutan Sesuai Pasal 11 UU No.17 Tahun 2000 Pasal 6 Ayat (1) Cuti Pegawai a. Diberikan Uang Cuti PPh Pasal 21 b. Tunjangan Cuti PPh Pasal 21 c. Dibayar Perusahaan Pasal 9 Huruf e Perjalanan Dinas Pegawai a. Didukung Bukti-Bukti yang Sah/Dipertanggung jawabkan b. Lumpsum (Tidak Didukung Bukti-Bukti) Pasal 9 Huruf e c. Lumpsum Dianggap Honor Pegawai PPh Pasal 21 d. Honor/Uang Saku PPh Pasal 21 e. Fiskal Luar Negeri Dibayar Perusahaan, Merupakan PPh Pasal 25 Dibayar dengan SSP, Ditulis Nama Pegawai q.q. Nama Perusahaan dengan NPWP Perusahaan atau dengan Tanda Bukti FLN PP No.42 tahun 2000 f. Biaya Piknik/Rekreasi Pasal 9 Huruf e Bonus atas Prestasi Kerja yang Dibebankan pada Tahun Berjalan PPh Pasal 21 20. Pembagian Laba berupa Bonus, Tantiem, Gratifikasi, Jasa Produksi yang Dibebankan Laba Ditahan (Retained Earning) PPh Pasal 23 (kepada Pemegang Saham Pasal 9 Ayat (1) SE-11/PJ.42/1992 21. Biaya Seminar, Penataran, Kursus (Pendidikan) di Dalam Negeri. Pasal 6 Ayat (1) 22. Honor/Uang Saku Pegawai yang Mengikuti Seminar dsb PPh Pasal 21 Pasal 6 Ayat (1) 23. Bea Siswa a. Ada Ikatan Kerja dengan Perusahaan PPh Pasal 21 b. Tidak Ada Ikatan Kerja dengan Perusahaan (Sumbangan) 24. Sumbangan ke Karyawan dalam Bentuk Uang PPh Pasal 21 25. Kendaraan Perusahaan yang Dibawa Pulang dan Dikuasai Pegawai : a. Penyusutan b. Biaya Reparasi/Pemeliharaan c. Bahan Bakar/Oli dsb 26. Perumahan Perusahaan dan Asrama a. Pegawai yang Menempati Tidak Diberi Tunjangan Perumahan - Penyusutan Rumah Penjelasan Pasal 9 Ayat (1) Huruf b - Biaya Eksploitasi Rumah jo Penjelasan Pasal 6 Ayat (1) b. Pegawai yang Menempati Diberi Tunjangan Perumahan Huruf a Minimal Sebesar Biaya Penyusutan dan Biaya Eksploitasi - Tunjangan Perumahan - Biaya Penyusutan Rumah PPh Pasal 21 - Biaya Eksploitasi Rumah 27. Mess untuk Transit, Pendidikan (Sementara) a. Biaya Penyusutan b. Biaya Eksploitasi 28. Sewa Rumah Pegawai yang Tidak Diberi Tunjangan Sewa Minimal Sebesar Sewa Rumah Tersebut PPh Pasal 4 (2) Pasal 9 Huruf e 29. PPh Sewa Rumah Dibayar Perusahaan 30. Diberikan Uang Sewa Rumah PPh Pasal 21 Pasal 6 Ayat (1) Huruf b 31. Uang Pesangon PPh Pasal 21 32. Upah Borongan Pekerjaan ke Orang Pribadi PPh Pasal 21 33. Imbalan ke Pegawai yang Merupakan Pemegang Saham (25% Ke Atas) Page 2 of 5

a. Gaji yang Wajar PPh Pasal 21 b. Imbalan di Atas Kewajaran PPh Pasal 23 Pasal 9 Ayat (1) Huruf f c. Deviden Terselubung PPh Pasal 23 Pasal 9 Ayat (1) Huruf f - Premi Asuransi Jiwa Pasal 9 Ayat (1) Huruf f - Biaya Listrik, Telepon Rumah Pribadi Pasal 9 Ayat (1) Huruf f - Biaya Pemeliharaan Mobil Pribadi Pasal 9 Ayat (1) Huruf f - PPB Rumah Pribadi Pasal 9 Ayat (1) Huruf f - Pengeluaran Perusahaan untuk Keperluan Pribadi Pasal 9 Ayat (1) Huruf f - Pembagian Laba Secara Langsung/Tidak Langsung Pasal 9 Ayat (1) Huruf f 34. Gaji yang Dibayarkan ke Anggota/Sekutu Persekutuan, C, Firma Pasal 9 Ayat (1) Huruf j 35. 36. Beban Bunga Biaya Bunga untuk Memperoleh Penghasilan yang Merupakan a. Pasal 6 Obyek Pajak Bunga atas Pinjaman yang Digunakan untuk Membeli Saham yang Sudah Beredar atau untuk Melakukan Akuisisi Saham b. PP No.138 tahun 2000 Milik Pemegang Saham (Penyertaan Dalam Negeri) bagi PT DN, BUMN/D, Koperasi, Yayasan : - Dibebankan pada Tahun Ybs PP No.138 tahun 2000 - Dikapitalisasi pada Harga Perolehan Investasi Saham PP No.138 tahun 2000 Biaya Bunga atas Pinjaman untuk Melakukan Penyertaan pada c. PP No.138 tahun 2000 Perusahaan yang Baru Didirikan atau Mengambil Right Issue Biaya Bunga Selama Masa Konstruksi Tidak Boleh Dibebankan d. pada Tahun Ybs Tetapi Menambah Harga Perolehan Aktiva Tetap e. Biaya Bunga Jika Ada Penghasilan Bunga Deposito/Tabungan PP No.138 tahun 2000 jo yang Sudah Dikenakan PPh Final, Tidak Semua Biaya Bunga SE-46/PJ.4/1995 Dapat Dibebankan f. Biaya Bunga atas Pinjaman untuk Keperluan Pribadi Pasal 9 Ayat (1) Huruf b g. Pembayaran Bunga Pasal 23 - Ke Bank-Bank di Indonesia - Ke Bukan Bank PPh Pasal 23 - Ke WP LN Non Tax Treaty PPh Pasal 26 Pasal 26 - Ke WP LN Tax Treaty PPh Pasal 26 Surat Keterangan Tarif PPh Ps.26 - Ke Pemegang Saham/Hubungan Istimewa * Wajar PPh Pasal 23 * Tidak Wajar (Selisihnya) PPh Pasal 23 Pasal 9 Ayat (1) Huruf f Beban Sewa selain Tanah dan/atau Bangunan a. Ke WP DN Orang Pribadi PPh Pasal 23 b. Ke WP DN Badan/BUT PPh Pasal 23 37. Beban Sewa Tanah dan/atau Bangunan Pasal 9 Ayat (1) Pasal 4 PP 138 Tahun 2000 a. Ke WP DN Orang Pribadi PPh Pasal 23 b. Ke WP DN Badan/BUT PPh Pasal 23 38. Biaya Royalti Pasal 6 a. Ke WP DN PPh Pasal 23 b. Ke WP LN Non Tax Treaty PPh Pasal 26 c. Ke WP LN Tax Treaty SKD Pasal 26 39. Jasa Manajemen-WPDN, Pemberian Jasa dengan Ikut Serta Secara Langsung Melaksanakan Manajemen PPh Pasal 23 Pasal 6 40. Jasa Teknik WPDN Pemberian Jasa dalam Bentuk Pemberian Informasi yang Berkenaan dengan Pengalaman di Bidang Industri, PPh Pasal 23 Pasal 6 Perdagangan, Ilmu Pengetahuan : a. Penelitian Tanah b. Pembuatan Design Bangunan c. Pengawasan Pelaksanaan Bangunan d. Informasi Teknik : Gambar, Petunjuk Produksi, Perhitungan Dsb Page 3 of 5

e. Latihan Teknik f. Informasi Bidang Manajemen g. Jasa Rekruitment Pegawai 40. Jasa Konstruksi Deductible Dilakukan oleh Pengusaha Konstruksi Besar (Omset Di atas 1 Milyar) a. Jasa Perencanaan Konstruksi PPh Pasal 23 Kep-170/PJ/2002 b. Jasa Pelaksanaan Konstruksi PPh Pasal 23 PP No.138 Tahun 2000 Kep-170/PJ./2002 c. Jasa Pengawasan Konstruksi PPh Pasal 23 Kep-170/PJ/2002 41. Jasa Konsultan Selain Konsultan Hukum dan Pajak PPh Pasal 23 PP No.138 Tahun 2000 Kep-170/PJ./2002 42. Pembayaran Jasa ke Luar Negeri (Seluruh Pekerjaan Dilakukan di Luar Negeri) a. Negara Non Tax Treaty PPh Pasal 26 43. b. Negara Tax Treaty SKT PPh Pasal 26 Beban Litbang yang Dilakukan di Indonesia dalam Jumlah yang Wajar untuk Menemukan Teknologi/Sistem Baru bagi Pengembangan Perusahaan : a. Penyusutan Aktiva Tetap b. Bahan yang Digunakan c. Gaji/Honor Pegawai PPh Pasal 21 d. Honor Konsultan PPh Pasal 23 e. Biaya Konsultan yang Memborong Litbang yang Jumlahnya Cukup Material : Pasal 6 Ayat (1) Huruf f - Amortisasi - Biaya Litbang = Dilakukan di Indonesia = Dilakukan di Luar Negeri PPh Pasal 26 Pasal 4 PP No.138 Tahun 2000 44. Sanksi Perpajakan : Denda, Bunga, Kenaikan Pasal 9 Ayat (1) Huruf k 45. PBB untuk Tanah/Bangunan Pabrik/Kantor Pasal 6 46. PBB untuk Tanah/Bangunan yang Tak Digunakan untuk Usaha/ Milik Pribadi Pasal 9 Ayat (1) 47. Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan : Pasal 4 PP No.138 Tahun 2000 a. Untuk Perolehan BKP/JKP Sesuai Pasal 6 b. Masa Manfaat Lebih dari Satu Tahun dengan Penyusutan c. Untuk Perolehan BKP/JKP Sesuai Pasal 9 d. Faktur Pajak Standar yang Tidak Lengkap, Tidak Benar, Cacat Pasal 3 PP No.138 Tahun 2000 48 Biaya Entertainment : a. Tidak Dibuat Daftar Nominatif SE-27/PJ.22/1986 b. Dibuat Daftar Nominatif : Nomor Urut, Jenis, Nama Tempat, Alamat dan Jumlah Entertainment Diberikan Relasi : Nama, Posisi, Nama dan Jenis Perusahaan. 49. Keperluan Pegawai Dibayar Perusahaan Penjelasan Pasal 4 Ayat (3) Huruf g jo Pasal 9 Ayat (1) Huruf a 50. Keperluan Pegawai yang Merupakan Pemilik/Pemegang Saham Dibayar Perusahaan Merupakan Deviden Terselubung PPh Pasal 23 Penjelasan Pasal 4 Ayat (3) Huruf g jo Pasal 9 Ayat (1) Huruf a 51. Biaya Promosi : a. Didukung Bukti yang Sah b. Tidak Didukung Bukti 52. Kerugian Piutang bagi Perusahaan Bukan Bank/Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi a. Penyisihan Pasal 9 Ayat (1) Huruf c b. Metode Langsung, Tidak Dibuat Daftar Nominatif c. Metode Langsung, Dibuat Daftar Nominatif (Dilampirkan) : Nama, Alamat, Tanggal Pinjaman Diberikan, Jumlah Piutang dan Keterangan 53. Rugi Selisih Kurs : Pasal 6 Ayat (1) Huruf e a. Kurs Tengah BI Akhir Tahun b. Pada Waktu Pembayaran Page 4 of 5

54. Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Pembayaran Sewa Guna Usaha PPh Pasal 23 55. Sewa Guna Usaha Dengan Opsi : a. Penyusutan Aktiva Sewa Guna Usaha 1169/KMK.01/1991 jo b. Bunga Sewa Guna Usaha Kep-10/PJ.47/1994 c. Jumlah Pembayaran Sewa Guna Usaha 56. Kerugian Pengalihan Harta Pasal 4 PP No.138 Tahun 2000 a. Digunakan untuk Usaha b. Tidak Digunakan untuk Usaha 57. Beban Alat Tulis Kantor Pasal 6 58. Beban Listrik, Telepon, Faksimili 59. Beban Perangko/Materai 60. Beban Starco/Handphone Kep-220/PJ./2002 61. Beban Antar Jemput Karyawan Kep-220/PJ./2002 62. Macam-Macam Biaya : a. Tidak Diperinci b. Diperinci 63. Biaya Bea Siswa dalam Rangka GN-OTA yang Dikeluarkan Perusahaan, dengan Bukti Setoran/ Transfer kebri a.n. Lembaga SE-33/PJ.421/1996 GN-OTA 64. Bantuan Keluarga Pra Sejahtera Dibebankan Langsung ke Perkiraan "Laba Ditahan" Pasal 9 Page 5 of 5