PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGAMAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA PEMADAMAN LISTRIK TOTAL DI LABORATORIUM REPARASI LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
1. Fitri Puspitasari Putri ( ) 2. Uhlil Mahdaniyah ( )

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET

APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

4.3 Sistem Pengendalian Motor

UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB II LANDASAN TEORI

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

BAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

BAB III LANDASAN TEORI

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :

Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

BAB III RANCANG BANGUN

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

UNIT V MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR SECARA BINTANG-DELTA

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

BAB III LANDASAN TEORI

TI3105 Otomasi Sistem Produksi

MAKALAH. TIMER / TDR (Time Delay Relay)


BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

RENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP)

Modul - 6 DIAGRAM ELEKTRIK INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang

BAB III PERANCANGAN ALAT

Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

Smart Lighting Berbasis Photocell pada Low Voltage Main Distibusion Panel (Lvmdp) untuk Penghematan Energi

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM :

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

BAB II LANDASAN TEORI

ALAT PENDETEKSI TINGGI PERMUKAAN AIR SECARA OTOMATIS PADA BAK PENAMPUNGAN AIR MENGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER

Transkripsi:

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGAMAN UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA PEMADAMAN LISTRIK TOTAL DI LABORATORIUM REPARASI LISTRIK Fitri Puspitasari Putri (6407030043) Uhlil Mahdaniyah (6407030050) Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) ABSTRAK Isu global yang sering diperbincangkan masyarakat Indonesia belakangan ini adalah mengenai pemadaman listrik bergilir akibat terjadinya krisis energi. Krisis energi yang dampaknya langsung bisa dirasakan adalah tingginya harga bahan bakar. Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa kebutuhan (konsumen) terhadap bahan bakar semakin meningkat dengan pesat, sementara itu sumbernya makin berkurang. Sebagai konsekuensi logis, tanpa bahan baku energi kehidupan ini tidak ada. Selain itu, penggunaan bahan bakar juga berdampak bagi bumi kita. Penggunaan bahan bakar dari minyak dan batu bara disinyalir sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan global. Pada project work ini dibuat serangkaian alat yang terdiri dari MBS, beban esensial maupun non esensial, serta rangkaian kontrol. Kata kunci: MBS, Rangkaian Kontrol, beban esensial dan non esensial. BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang berkaitan dengan judul project work yang disajikan yaitu : latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, serta sistematis penulisan. 1.1. Latar belakang Isu global yang sering diperbincangkan masyarakat Indonesia dan dunia adalah mengenai krisis energi dan pemanasan global. Krisis energi yang dampaknya langsung bisa dirasakan adalah tingginya harga bahan bakar. Hal ini didorong oleh kenyataan bahwa kebutuhan (konsumen) terhadap bahan bakar semakin meningkat dengan pesat, sementara itu sumbernya makin berkurang. Sebagai konsekuensi logis, tanpa bahan baku energi kehidupan ini tidak ada. Selain itu, penggunaan bahan bakar juga berdampak bagi bumi kita. Penggunaan bahan bakar dari minyak dan batu bara disinyalir sebagai penyebab utama terjadinya pemanasan global. [3] Maka dalam rangka mengamankan pasokan daya serta energi khususnya di Laboratorium Reparasi Listrik PPNS, perlu dilaksanakan pengendalian daya dan energi. Menghadapi berbagai kendala tersebut, kami ingin berpartisipasi dengan membuat alat tersebut yang diharapkan dapat membantu mengendalikan daya pada Laboratorium Reparasi Listrik PPNS. 1

1.2 Permasalahan Dari permasalahan diatas, maka dalam project work ini kami akan merancang suatu alat yang dapat menunjang program pengendalian daya sebagai upaya solusi dari masalah krisis energy yang sedang terjadi di Indonesia dan dunia, dengan rumusan suatu permasalahan, yaitu: Bagaimana cara menjaga kontinuitas pelayanan energi listrik khususnya yang terdapat di laboratorium Reparasi Listrik PPNS? 1.3.Tujuan Dan Manfaat Pengaturan pembagian daya dilakukan melalui sebuah mikrokontroller bermula pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas,maka tujuan dari pembuatan Project work ini antara lain : Untuk menjaga kontinuitas pelayanan energi listrik khususnya yang terdapat di laboratorium Reparasi Listrik PPNS 1.4.Batasan Masalah Dalam Perancangan dan Pembuatan Alat Pengaman Untuk Menghindari Terjadinya pemadaman Listrik Total di Laboratorium Reparasi Listrik ini akan kami batasi sebagai berikut: 1. Pemadaman ini hanya digunakan pada perlatan yang tidak menimbulkan kerusakan bila terjadi pemutusan secara tiba-tiba. 2. Peralatan hanya menentukan pola atau alur pemadaman. 3. Alur atau pola pemadaman sesuai database beban esential dan beban non esential. 4. Tidak membahas Analisis Sistem Tenaga (AST). 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana maksud dan isi project work ini, maka disini akan dijelaskan sistematis dari pembahasan seperti yang diuraikan diatas. BAB I : PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang membahas seluruh materi yang berkaitan dengan judul project work yang disajikan yaitu : latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, serta sistematis penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Membahas mengenai dasar-dasar rangkaian diantaranya adalah tentang Magnetic Contactor, MBS, MCB, daya listrik, beban essential dan beban non essential, Lampu indicator, push botton. BAB III : PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT Membahas tentang perencanaan perangkat keras serta menguraikan cara kerja alat dan juga dibahas perencanaan perangkat lunak untuk mengaktifkan alat ini dan mengeluarkan suara informasi. BAB IV : PENGUJIAN Merupakan pengujian terhadap alat yang dibuat apakah sesuai dengan yang di ingin kan. Pengujian dapat dilakukan dengan pengetesan setiap bagian dari alat yang dibuat. BAB V : PENUTUP Merupakan penutup dari project work yang terdiri kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan serta saran-saran yang sifatnya membangun untuk pengembangaan alat yang lebih lanjut. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnetic Contactor Kontaktor adalah peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak Bantu NO (Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC (Normally Close) akan membuka. Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu. Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan untuk rangkaian kontrol. Adapun peralatan elektromekanis jenis kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut: 2.1.1 Prinsip Kerja Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO ) dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontakkontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor magnet dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut : Gambar 2.2 Prinsip Kerja Kontaktor Gambar 2.4 dibawah adalah menunjukkan konstruksi penandaan /penomoran Relay pada kontakkontaknya. Gambar 2.1 Kontaktor Gambar 2.4 Konstruksi penomoran pada kontak-kontaknya 3

2.2 Relay Dalam dunia elektronika, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan otak dari rangkaian pengendali. Baru setelah itu muncul PLC yang mulai menggantikan posisi relay. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut : Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. Relay merupakan saklar magnetis. Relay ini menghubungkan rangkaian beban on atau off dengan pemberian energi elektromagnetis. [2] Konstruksi relay terdiri dari kumparan inti besi stationar. Kontak relay dipasangkan pada batang besi bersendi. Jika kumparan dialiri arus listrik maka timbulah elektromagnetik pada inti besi sehingga batang besi dapat ditarik ke inti elektromagnetik dan menutup pada kotak relay yang lain. Jika arus listrik diputuskan maka kontak akan dilepaskan oleh pegas. Gambar 2.6 dibawah ini merupakan contoh bentuk relay. Gambar 2.6 Relay 2.3 MCB Mini Circuit Breaker (MCB) adalah pemutus hubungan listrik secara otomatis bilamana daya/tegangan melampaui standar yang ditentukan.gunanya untuk mencegah terjadinya korsleting/hubungan pendek ataupun kerusakan peralatan listrik akibat melonjaknya tegangan listrik. Pada rumah model lama, pemutus arus listrik ini berupa fuse (sekering) yang sudah tidak praktis lagi, karena bilamana putus, harus mengganti sekering tersebut. Dengan adanya MCB maka setiap kali arus listrik over sehingga circuit terputus, sesudah instalasi normal kembali maka untuk menghidupkan listrik cukup dengan menekan tuas/saklar pada mcb. Alat pengaman otomatis yang dipergunakan untuk membatasi arus listrik. Alat pengaman ini dapat juga berguna sebagai saklar. Dalam penggunaannya, pengaman ini harus disesuaikan dengan besar listrik yang terpasang. Hal ini adalah untuk menjaga agar listrik dapat berguna sesuai kebutuhan. Kepentingan melakukan suatu penelitian adalah agar kita mendapat jawaban yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam memilih suatu alat pengaman yang betul-betul baik dan handal. Adapun Fungsi dari pemasangan Mini Circuit Breaker (MCB) adalah sebagai alat pengaman ataupun sebagai pembatas arus yang lewat pada saluran yang dimaksud. Mini Circuit Breaker (MCB) dipergunakan dan dipasang pada saluran awal sebelum saluran diberikan beban. Untuk MCB dengan kapasitas tertentu, semestinya memiliki kemampuan lepas dengan beban maksimal tertentu pula, tetapi kenyataan setelah diadakan suatu penelitian sebagai 4

pembatas arus, MCB sering melepas arus melebihi kapasitas yang tertera pada alat tersebut. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap perencanaan dalam penentuan besar dan kecilnya diameter dari saluran (kabel) itu sendiri. [6] Adapun Gambar 2.12 berikut ini adalah menunjukkan sebuah contoh bentuk fisis MCB. Gambar 2.12 MCB 2.3.1 Prinsip kerja MCB Prinsip kerja MCB apabila terjadi arus lebih maka bimetal akan memuai untuk menggerakkan breaker pada posisi membuka/lepas. Sedangkan proses pemasukan di lakukan secara manual. Dalam rangkaian peralatan tersebut MCB 3phasa berfungsi sebagai pengendalian daya. [4] Adapun Gambar 2.13 berikut ini adalah menunjukkan konstruksi MCB. Keterangan gambar: 1. Pengungkit sambungan ON 2. Relai magnet sesaat 3. Penghubung magnet saklar 4. Sistem penghubung 5. Bimetal untuk beban lebih 6. Terminal penyambungan kabel luar 7. Penghubung/kontak 8. Kontak sambungan pemutusan 9. Klem penjepit 10. Lihat 8 11. Kontak penghubung arus 12. Penekan kontak 13. Bimetal 14. Pengungkit 15. Isolator 16. Lubang ventilasi 18. Pengungkit 19. Per 20. Per 21. Terminal 22. Rumah 23. Kumparan 24. Engsel 25. Pemegang kontak 2.4 Daya Listrik Power atau daya adalah berapa besar gaya yang dapat dilakukan dalam setiap waktu. Daya secara mekanik yang biasa digunakan di amerika adalah menggunakan horsepower. Daya listrik biasanya diberi satuan watt, dan bisa dihitung dengan persamaan P = IE. Daya listrik dihasilkan oleh tegangan dan arus. Horsepower dan watt adalah dua hal yang berbeda namun menjelaskan hal yang sama dalam menjelaskan persamaan fisika, dengan 1 horsepower setara dengan 747,5 watt. Gambar 2.13 Konstruksi MCB 5

2.5 Beban Essensial dan Beban Non Essensial Secara keseluruhan, kebutuhan daya yang diperlukan proyek pembangunan kilang baru atau pengembangannya agar ditentukan sesuai dengan studi beban listrik kilang tersebut, termasuk daftar beban dari masingmasing fasilitas dan perhitungan harus dikonfirmasikan pada rancangan final (detail design). Daftar beban listrik dikembangkan dengan menggunakan daftar peralatan mekanis (Mechanical Equipment List) sebagai acuan utama untuk beban-beban mekanis. Beban pada kondisi operasi normal secara praktis tetap dengan perbedaan variasi harian dan musim. Namun demikian, beban paling tinggi yang akan terjadi pada musim panas menggambarkan kenaikan kerja pendingin dan beban-beban HVAC terhadap temperatur udara yang lebih tinggi. 2.6 MBS (Motor Break Starter) Pengamanan beban lebih memproteksi motor pada ketiga fasanya yang baik menggunakan sistem bimetal (LR2-K & LR-D) maupun yang menggunakan system elektronik tanpa supply terpisah (LR9-F) dan mempunyai sensitifitas terhadap hilang fasa yang bekerja dengan sistem differensial (tidak langsung trip pada kasus terjadinya hilang satu fasa) apabila dibutuhkan proteksi yang segera (Instantaneous) harus ditambahkan peralatan khusus untuk proteksi hilang fasa misalnya RM4, RCP. Pengaman beban lebih ini bisa dipasangkan langsung dengan kontaktornya maupun terpisah sehingga sangat fleksibel untuk pemasangannya di dalam panel. Pengaman beban lebih memproteksi motor dari kerusakan karena terjadinya beban lebih dengan memutuskan suplai ke koil kontaktor (melalui kontak NC nya), sehingga kontaktor terbuka dan motor berhenti (proteksi dilakukan dengan melalui fungsi kontrolnya,tidak ada pemutusan daya langsung pada pengaman beban lebihnya). Pemilihan jenis pengaman beban lebih ditentukan oleh rating/setting arus sesuai dengan arus nominal motor pada beban penuh dan kelas tripnya. Untuk pemakaian standar digunakan kelas trip 10 yaitu pengaman beban lebih akan trip pada 7.2 Ir dalam waktu 4 detik < Tp < 10 detik. Beban lebih dapat terjadi karena adanya beban yang berlebihan maupun kondisi dari plant yang tidak seharusnya. Sesuatu hal yang bisa digunakan untuk mengetahui suatu motor dalam kondisi beban lebih adalah arus yang mengalir pada motor. Adapun Gambar 2.16 berikut ini adalah menunjukkan sebuah contoh bentuk MBS. Gambar 2.16 MBS 6

MBS digunakan untuk switching, perlindungan, dan isolasi sirkuit, terutama dengan beban motor. Accesories seperti kontak bantu, tegangan, dll, yang dapat dipasang, kemungkinan memperluas jangkauan aplikasi. [9] 2.7 Tombol Tekan Normally Open (NO) Tombol tekan normally open ialah tombol tekan yang dalam keadaan normalnya kontaknya terbuka sebelum ditekan atau dioperasikan.apabila tombol ini ditekan maka kontaknya akan menutup (dari NO menjadi NC) apabila tombol dilepas maka kontaknya akan kembali keposisi semula. Banyak dipakai pada start-stop semi otomatis dengan kontaktor dan otomatis. [10] Adapun Gambar 2.17 berikut ini adalah menunjukkan sebuah contoh bentuk fisik tombol tekan normally open. 2.8 Tombol Tekan Normally Close (NC) Tombol tekan normally close ialah tombol tekan yang dalam keadaan normalnya kontaknya tertutup sebelum ditekan atau dioperasikan.apabila tombol ini ditekan maka kontaknya akan membuka (dari NC menjadi NO) apabila tombol dilepas maka kontaknya akan kembali keposisi semula. Banyak dipakai pada start-stop semi otomatis dengan kontaktor dan otomatis. Adapun Gambar 2.19 berikut ini adalah menunjukkan sebuah contoh bentuk fisik tombol tekan normally close. [10] Gambar 2.19 Push Botton NC Dan berikut ini adalah gambar 2.20 kostruksi tombol tekan normally open. Gambar 2.17 Push Botton NO Dan berikut ini adalah gambar 2.18 kostruksi tombol tekan normally open. Gambar 2.20 Konstruksi Tombol Tekan NC Gambar 2.18 Kontsruksi Tombol Tekan NO 2.9 Lampu Indicator Lampu indicator(petunjuk) fungsinya sebagai tanda untuk mengetahui bahwa rangkaian sedang 7

berkerja apabila jarak antara operator dengan rangkain berjauhan. Lampu indicator merupakan lampu tanda (pilot) untuk menunjukkan ON atau OFF suatu rangkaian kontrol. Standar dari lampu-lampu indicator : - merah : menyatakan suatu peringatan yang berarti berbahaya. - Hijau : mesin siap untuk dijalankan - Putih : mesin keadaan berjalan normal Sekering digunakan untuk sebagai pengamannan terhadap over load. Lampu indikator dipasang secara pararel dengan rangkaian supaya jika lampu putus rangkaian dapat berputar. Sekering dipasang secara seri, supaya jika terjadi over load akan dan sekring putus maka rangkaian akan mati. Cahaya lampu dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik dalam suatu kawat penghantar. Dalam kawat ini energi listrik diubah menjadi panas dan cahaya. Bentuk umum dari lampu indikator dapat berbeda-beda tergantung dari kebutuhan. Sesuai fungsinya yaitu sebagai indikator maka kerja dari lampu tergantung dari sumber yang terhubung, dalam hal ini lampu dihubungkan secara seri dengan elemen pemanas. Apabila elemen pemanas terhubung dengan arus maka lampu indikator secara otomatis akan menyala, namun setelah selang beberapa waktu apabila panas telah melebihi setting pada termostat, maka arus akan terputus dan mengakibatkan lampu indikator mati beberapa saat seiring matinya elemen pemanas. Apabila panas pada elemen pemanas telah turun maka arus akan terhubung kembali dan lampu indikator akan menyala kembali. Mengingat konstruksi lampu yang relatif kecil dan arus yang mengalir adalah tegangan AC maka kemungkinan lampu mudah putus sangat besar. [11] Maka untuk mengatasinya pada salah satu bagian kutub lampu dipasang resistor. Adapun Gambar 2.21 berikut ini adalah menunjukkan sebuah contoh bentuk fisik lampu indikator. Gambar 2.21 Lampu Indikator 2.10 LCD 16 X 2 Baris (M1632) M1632 adalah modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroller yang didisain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroller HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD ini mempunyai CGROM(Character Generator Read Only Memory), CGRAM (Character Generator Random Access Memory) dan DDRAM (Display Data Random Access Memory). 8

2.11 Keypad 3X4 Keypad sering digunakan sebagi suatu input pada beberapa peralatan yang berbasis mikroprosessor atau mikrokontroller. Pada dasarnya keypad terdiri dari sejumlah saklar, yang terhubung sebagai baris dan kolom. Agar mikrokontroller dapat melakukan scan keypad, maka port mengeluarkan salah satu bit dari 4 bit yang terhubung pada kolom dengan logika low 0 dan selanjutnya membaca 4 bit pada baris untuk menguji jika ada tombol yang ditekan pada kolom tersebut. Sebagai konsekuensi, selama tidak ada tombol yang ditekan, maka mikrokontroller akan melihat sebagai logika high 1 pada setiap pin yang terhubung ke baris. [12] Gambar 2.24 berikut ini menunjukkan 3x4 Keypad Module: Gambar 2.24 Keypad Module Gambar 2.25 berikut ini menunjukkan Rangkaian dasar keypad 4x4: Gambar 2.25 Rangkaian dasar keypad 4x4 BAB III METODOLOGI Dalam pengerjaan project work ini diperlukan suatu urutan pekerjaan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, hal tersebut dimaksudkan agar project work ini dapat tercapai tujuannya secara maksimal dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu merencanakan langkah-langkah yang sekiranya dapat memaksimalkan dalam pelaksanaan project work ini. Proses pelaksanaan kerja tersebut meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan Judul Dalam langkah ini merupakan suatu hal yang penting sebelum melangkah ke hal yang lainnya untuk pengerjaan proyek, unruk mendapatkan judul ini harus sesuaikan kemampuan penulis, apakah penulis mampu mengerjakan project work ini. 2. Studi Perpustakaan Studi perpustakaan merupakan suatu metode untuk mendapatkan datadata, literatur referensi yang sekiranya dapat dijadikan topik sebuah judul project work dan penunjang teori pembuatan 9

project work ini, serta untuk mendapatkan literatur tentang spesifikasi, cara kerja dan penanganan masalah dari peralatan yang akan digunakan dalam pengerjaan project work. 3. Akses Internet Akses internet merupakan suatu langkah pencarian data yang akurat terbaru untuk mencari data informasi terbaru yang berhubungan erat dengan pengerjaan project work. 4. Persiapan alat dan bahan Dalam tahap ini akan dipersiapkan alat-alat yang mendukung untuk pelaksanaan project work ini. Macam-macam alat yang dibutuhkan dalam pembuatan alat ini antara lain: 1. Box Panel 2. Relay Relai adalah suatu peranti yang menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan seperangkat kontak sakelar. Susunan paling sederhana terdiri dari kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini dienergikan, medan magnet yang terbentuk menarik armatur berporos yang digunakan sebagai pengungkit mekanisme sakelar. 3. MBS Pengamanan beban lebih memproteksi motor pada ketiga fasanya yang baik menggunakan sistem bimetal 4. MCB Mini Circuit Breaker (MCB) adalah pemutus hubungan listrik secara otomatis bilamana daya/tegangan melampaui standar yang ditentukan.gunanya untuk mencegah terjadinya korsleting/hubungan pendek ataupun kerusakan peralatan listrik akibat melonjaknya tegangan listrik. 5. Lampu indikator Lampu indicator(petunjuk) fungsinya sebagai tanda untuk mengetahui bahwa rangkaian sedang berkerja apabila jarak antara operator dengan rangkain berjauhan 6. Tombol tekan Normally Open Tombol tekan normally open ialah tombol tekan yang dalam keadaan normalnya kontaknya terbuka sebelum ditekan atau dioperasikan.apabila tombol ini ditekan maka kontaknya akan menutup (dari NO menjadi NC) apabila tombol dilepas maka kontaknya akan kembali keposisi semula. 7. Tombol tekan Normally Close Tombol tekan normally close ialah tombol tekan yang dalam keadaan normalnya kontaknya tertutup sebelum ditekan atau dioperasikan.apabila tombol ini ditekan maka kontaknya akan membuka (dari NC menjadi NO) apabila tombol dilepas maka kontaknya akan kembali keposisi semula. 8. Magnetic Contactor Magnetic contactor merupakan saklar yang digunakan oleh magnet listrik dan kontaktor magnet harus mampu mengalirkan serta memutuskan arus dalam keadaan kerja nominal. 5. Pembuatan alat Pembuatan alat sesuai dengan blok diagram yang ada serta mengambil data-data yang diperlukan untuk referensi 10

dan juga sebagai salah satu acuan dalam pengambilan kesimpulan. 6. Pengujian alat Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat di operasikan dengan baik atau gagal. Di dalam pengerjaan suatu project work, disamping dituntut untuk harus menguasai dasar-dasar dan masalahmasalah tentang alat tersebut yang berhubungan dengan project work, suatu hal yang juga dituntut adalah keharusan dalam melakukan pengujian alat dan rangkaian. Dengan dilakukannya pengujian alat dan rangkaian tersebut dimaksudkan agar dapat melihat secara langsung bagaimana cara kerja alat yang dibuat, apakah alat dan rangkaian tersebut telah memenuhi kriteria dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan diharapkan sebelumnya. Sehingga apabila hal tersebut belum tercapai atau masih terdapat kendala dan kekurangankekurangan terhadap alat dan rangkaian tersebut, maka perbaikan terhadap alat dan rangkaian tersebut dapat dilakukan sesegera mungkin. 7. Kesimpulan Kesimpulan merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan. Dengan kata lain, kesimpulan adalah hasil dari suatu pembicaraan. Jika alat yang dibuat dapat dioperasikan dengan baik serta sesuai dengan rencana maka dapat diambil kesimpulan bahwa alat yang dibuat tersebut dinyatakan successful. 8. Pembuatan Laporan Laporan dibuat sesuai proses pelaksanaan project work sampai dengan mendapatkan hasil yang direncanakan. 3.1. Flowchart Metodologi Agar pelaksanaan project work ini berjalan sesuai dengan urutan yang benar, maka perlu disusun sebuah flow chart metodologi. Adapun flowchart diagram pengerjaan seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.26 berikut. Gambar 3.26 Flowchart Diagram Pengerjaan 3.2 Blok Diagram Perencanaan Alat Diagram blok adalah suatu pernyataan gambar yang ringkas, dari gabungan sebab dan akibat antara masukkan dan keluaran dari suatu system. Blok/Kotak Biasanya berisikan uraian dan nama elemennya, atau simbul untuk operasi matematis yang harus dilakukan pada masukkan untuk menghasilkan keluaran. Tanda anak panah : 11

Menyatakan arah informasi aliran isyarat atau unilateral. Blok diagram disusun untuk memudahkan kita membaca sistem kerja alat tersebut. Adapun Gambar 3.27 berikut ini adalah menunjukkan sebuah block diagram system. Gambar 3.27 blok diagram system ditunjukkan pada tabel berikut ini: AC Kipas Angin 4.2 Rangkaian LCD dan Keypad Data-data yang dihasilkan oleh penekanan Tombol keypad digunakan untuk setting setting arus maksimal yang diinginkan. Dengan ditampilkan ke LCD maka operator akan dapat mengetahui perintah arus maksimal dan besar arus yang lewat pada saat tersebut. Berikut ini menunjukkan Rangkaian LCD 16 * 2: Gambar 4.28 berikut ini menunjukkan Rangkaian dasar keypad 3x4: BAB IV PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT Pada bab ini membahas tentang perencanaan perangkat keras serta menguraikan cara kerja alat dari alat tersebut. Perencanaan alat yang akan dibuat dengan menggunakan teori-teori penunjang yang ada sesuai dengan permasalahannya, serta data-data yang akurat. 4.1 Perencanaan Beban Esensial dan Non Esensial Pada Laboraturium Reparasi Listrik a) Yang termasuk dalam kelompok beban esensial adalah seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini: Komputer Lampu b) Yang termasuk dalam kelompok beban non esensial adalah seperti Gambar 4.28 Rangkaian dasar keypad 3x4 Gambar 4.29 berikut ini menunjukkan Tampilan LCD dan keypad 3x4: 12

4.4 Blok Diagram Perencanaan Alat Gambar 4.29 Tampilan LCD dan keypad 3x4 4.3 Rangkaian Kontrol Panel Dalam pengujian alat ini digunakan sumber yan berasal dari PLN sebesar 220V. Dalam instalasi listrik harus mempunyai pengatur suplai daya yang masuk untuk dibagikan kesetiap pemakaian/beban dalam grup/kelompok yang berbeda-beda sehingga pemakaian dilengkapi dengan komponen pengatur dan komponen pengaman untuk menjaga keseimbangan suplai daya yang masuk dengan jumlah seluruh daya yang digunakan oleh pemakai.pembagian tersebutmemerlukan tempat yang disebut dengan Panel Distribusi Listrik. Gambar 4.30 berikut ini menunjukkan Tampilan Kontrol Panel: Di dalam pembuatan project work ini di dahului dengan perencanaan system yang akan digunakan dan juga perancangan alat yang juga akan mendukung dalam proses pembuatan project work ini, Sehingga dalam proses pembuatan project work akan berjalan secara sistematis dan terkoordinasi dengan baik Perancangan alat project work ini di dasari dengan pengetahuan yang di dapatkan dari beberapa sumber dan masalah dari kehidupan sehari hari yang menginspirasi untuk dapat diaplikasikan dalam bentuk alat. Perencanaan system pada project work ini akan digambarkan dalam bentuk blok diagram yang systematis dan prosesnya berjalan tahap demi tahap, sehingga system yang dibuat dalam project work ini dapat dipahami oleh semua kalangan masyarakat. Pada gambar 4.31 dibawah ini merupakan gambar blok diagram perancangan alat. Gambar 4.31 Blok diagram perancangan alat Gambar 4.30 Tampilan Kontrol Panel 13

4.5 Single Line Perencanaan Alat Dalam pengujian alat ini digunakan sumber yang berasal dari PLN sebesar 220V. Dalam instalasi listrik harus mempunyai pengatur suplai daya yang masuk untuk dibagikan kesetiap pemakaian/beban dalam grup/kelompok yang berbeda-beda sehingga pemakaian dilengkapi dengan komponen pengatur dan komponen pengaman untuk menjaga keseimbangan suplai daya yang masuk dengan jumlah seluruh daya yang digunakan oleh pemakai. Pembagian tersebut memerlukan tempat yang disebut dengan Panel Distribusi Listrik. Gambar 4.32, 4.33, dan 4.34 berikut ini menunjukkan Single Diagram perencanaan alat: Gambar 4.34 Dalam keadaan normal BAB VI PENUTUP Gambar 4.32 Single Line Diagram Perencanaan Alat Gambar 4.33 Dalam keadaan tidak normal (gangguan) Bab ini merupakan penutup dari Project Work yang terdiri kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan serta saran-saran yang sifatnya membangun untuk pengembangaan alat yang lebih lanjut 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan studi dan penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: 1. Dalam keadaan normal ( bekerja semua / tidak terjadi gangguan ), besar arus pada tang ampere = 2,5 A, besar arus setting pada MBS = 3,2 A, artinya beban-beban esensial maupun beban-beban non esensial masih tetap mendapatkan suplai tenaga listrik dari sumber utama. 14

2. Dalam keadaan tidak normal ( padam semua / terjadi gangguan ) karena ada penambahan beban, besar arus pada tang ampere = 2,5 A, besar arus setting pada MBS = 2,4 A, artinya MBS bekerja memutuskan suplai tenaga listrik beban esensial dan beban non esensial. 3. Dalam keadaan tidak normal ( salah satu padam / terjadi gangguan ) karena ada penambahan beban, besar arus pada tang ampere = 2,5 A, besar arus setting pada MBS = 2,4 A, artinya MBS bekerja memutuskan suplai tenaga listrik beban non esensial saja. 6.2 SARAN Didalam proses pengerjaan project work ini tentunya banyak sekali kekurangan-kekurangan dan kesulitan dalam proses pengerjaan alat maupun penyusunan laporan. Untuk itu diperoleh beberapa kekurangan agar dapat diperbaiki di kemudian hari maka didapatkan beberapa saran yaitu sebagai berikut : 1. Project work ini masih belum sempurna dalam pemasangan.diusahakan lebih menyempurnakan lagi dan mengukur tiap ukuran komponen. 2. Lebih mencari literatur yang berhubungan dengan pembuatan Project work. 3. Alat ini hanya dapat digunakan pada beban-beban kecil saja. 4. Alat ini menggunakan sumber 220V.Agar alat ini dapat diterapkan di beban-beban yang mempunyai daya besar,maka menambahkan sumber menjadi 380V dan melakukan langkah pada butir 3 di atas. DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.scribd.com/doc/26789 954/Kontaktor-Adalah-Peralatan- Listrik-Yang-Bekerja- Berdasarkan 2. Fingerspot. 2008. Ultimate SDK+U.are.U 4000B Sensor. Digital Persona. USA Petruzelle, Frank D.2001. Elektronik Industri.Penerbit ANDI :Yogyakarta 3. Realisasi pemakaian BBM dan kondisi cadangan daya.kompas,31-05-2008 4. Prasetyo H. Edy. 1997. Pelatihan Karyawan Laboratorium dan bengkel ITS materi Instalasi Listrik,Surabaya. Teknik Kelistrikan Kapal. Surabaya 5. http://www.dikti.org/biogas.htm 6. www.duniaelektronika.com 7. www.forumsains.com 8. www.dunialistrik.com 9. Klockner Moeller, Automation and Power Distribution Wiring Manual. 10. www.digilib.unnes.ac.id 11. www.innovativeelectronics.com 12. Zaki, M.H. 2005. Cara Mudah belajar merangkai elektronika Dasar. Absolute. Yogyakarta. 15