ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE ALTMAN UNTUK MEMPREDIKSI KEPAILITAN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dewasa ini membuat setiap

PENDAHULUAN Kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang ditandai oleh adanya ketidakpastian profi

Oleh: Siti Rasikaesti Dewi NIM

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB III METODE PENELITIAN. tidak langsung dengan melalui internet. Data sekunder dalam penelitian ini

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

ANALISIS PENILAIAN FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE) PADA PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,

PENERAPAN ANALISIS DISKRIMINAN ALTMAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasi. Aktiva ini sekali berputar kembali dalam bentuk semula dan

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas, sehingga modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan.

Z-SCORE ANALYSIS IN MEASURING THE FINANCIAL PERFORMANCE TO PREDICT BANKRUPTCY ON SEVEN MANUFACTURING COMPANIES IN JAKARTA STOCK EXCHANGE

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Dan Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian

Grey Area (1,1 s/d 2,6). Hal ini menunjukkan bahwa industri ini secara keseluruhan berada

ANALISIS Z-SCORE DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA TUJUH PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN ANTARA PT.BANK NEGARA INDONESIA Tbk DAN PT. BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH Tbk PERIODE

Yuliana I. Dj. Uloli 1, Abd. Rahman Pakaya 2, Selvi 3. Jurusan Manajemen ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN JASA YANG TELAH GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL ALTMAN Z-SCORE ABSTRAK Semakin berkembang

PREDIKSI KEBANGKRUTAN CV. BATUBARA MAS ABADI DI SAMARINDA LISA CINTHIA. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR GAMBAR... vi. ABSTRAKSI... vii BAB I PENDAHULUAN Manfaat penelitian...

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN BERDASARKAN METODE Z-SCORE (Studi Kasus pada Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode )

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan nilai

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT MULIA INDUSTRINDO, Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

ANALISIS PREDIKSI KINERJA KEUANGAN MODEL SPRINGATE DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

dengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit.

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh

JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS VOLUME 18 NO 1 JANUARI 2016 VOLUME 18 NO 1 JANUARI 2016 JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian melibatkan 4 variabel yang terdiri atas 1 variabel terikat dan 3 variabel

Zanwar Aryo yudanto Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. Keywords : Z-Score, Prediction of Potential Bankruptcy

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK MANDIRI Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

ANALISIS RASIO MODAL SAHAM GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA INDUSTRI FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

ABSTRACT. Keywords: Altman Z-Score, Bankruptcy. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kata kunci : Komponen Laba, Laba Bersih. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. Secara normatif tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET, RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan operasi sebuah perusahaan bagian yang terpenting yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Statistik Pasar Modal Minggu ke-2 Desember 2012, Bapepam

SKRIPSI. Diajukan oleh : CANDRA PUSPITA /FE/EA. Kepada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Aditama, 2013). Tingginya nilai perusahaan dapat menggambarkan

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN USAHA PADA KSP.MADANI NTB

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE

ANALISIS Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PULP AND PAPER

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kebangkrutan. 1. Pengertian Kebangkrutan. Kebangkrutan atau kepailitan adalah biasanya diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada dasarnya selalu membutuhkan modal, baik itu modal kerja maupun modal tetap. Modal kerja merupakan hal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan manufaktur, dimana perusahaan tersebut bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Krisis perekonomian global telah mengubah tatanan perekonomian dunia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE

Haryadi Sarjono, ST, MM Dosen Universitas Bunda Mulia, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI RENTABILITAS DAN MODEL ALTMAN DALAM MENILAI KINERJA PERUSAHAAN ALAT BERAT YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE USING Z-SCORE METHOD ON MINING INDUSTRY SUB SECTOR METAL AND MINERAL IN BEI PERIOD

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendapatan (return), baik berupa pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN ANALISIS Z-SCORE PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi di pasar modal agar bisa mengambil keputusan tentang

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia,

Transkripsi:

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE ALTMAN UNTUK MEMPREDIKSI KEPAILITAN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN Santi Suci Rahayu 1 Rina Nofiyanti 2 1,2 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424 2 rnovia@staff.gunadarma.ac.id Abstract Bankruptcy is a phenomenon which is avoided by any firms. For that we need a method that can be used as bankruptcy early warning systems. Altman method is one of the methods referred to. This study aimed to analyze financial statements using the Altman method and use the results of the analysis to predict the likelihood of bankruptcy of eleven food and beverage firms which are registered at the Indonesian Stock Exchange in the period 2003 to 2007. Data used in this research were secondary data obtained from financial statements (i.e., Income Statements and Balance Sheets) of 11 food and beverage firms. Altman method (Altman s Z-score) was used to analyze data. The resulted Z-scores were used to predict the likelihood of bankruptcy at the studied firms. Results of the study showed that there are five firms in bankrupt category at least in one period; four firms in the category of potential bankruptcy (grey areas); at least in one period; and seven firms in healthy category at least in one period. Of the five firms which were included into bankruptcy category, only one was in the category for five consecutive years. There is no single firm for five consecutive years to be entered into the category of grey area. Of the seven firms that have been entered into healthy category, four firms are in healthy category for five consecutive years. Keywords : financial statement analysis, income statements, balance sheets, altman methods, z-score, bankrupt, potentially bankrupt, healthy. PENDAHULUAN Kepailitan suatu perusahaan biasanya diawali dengan kesulitan keuangan (financial distress) yang ditandai oleh adanya ketidak pastian profitabilitas pada masa yang akan datang. Prediksi tentang kondisi keuangan perusahaan, yang berkaitan dengan kepailitan, merupakan informasi penting bagi pemangku kepentingan (stakeholders), yakni kreditor, investor, otoritas pembuat peraturan, auditor, dan manajemen. Bagi kreditor, analisis ini menjadi bahan pertimbangan utama dalam memutuskan untuk menarik piutangnya, menambah piutang untuk mengatasi kesulitan tersebut, atau mengambil kebijakan lain. Sementara dari sisi investor hasil analisis ini akan digunakan untuk menentukan sikap terhadap sekuritas yang dimiliki pada perusahaan di mana akan dilakukan investasi. Menurut PSAK dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 12, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Berdasarkan laporan keuangan, melalui beragam metode analisis rasio keuangan, kondisi perusahaan dapat dianalisis dan diidentifikasi. Hasil penelitian Beaver pada tahun 1966, 132 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2, Volume 15, Agustus 2010

sebagaimana disitasi oleh Adnan dan Eha (2000), menyimpulkan bahwa analisis rasio keuangan berguna untuk memprediksi kepailitan. Penelitian Altman (1968), dengan menggunakan metode analisis yang berbeda yang ia kembangkan, menunjukkan bahwa hasil analisis rasio keuangan mampu meningkatkan tingkat ketepatan prediksi menjadi 95% untuk data satu tahun sebelum kepailitan dan 72% untuk dua tahun sebelum kepailitan (Adnan dan Eha, 2000). Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi keuangan sebelas perusahaan yang diteliti dalam periode lima tahun (2003-2007): pailit; berpotensi mengalami kepailitan; atau sehat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan menggunakan metode Altman (Zscore) dan menggunakan hasil analisis tersebut untuk memprediksikan kemungkinan terjadinya kepailitan. METODE PENELITIAN Sebelas perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) digunakan sebagai objek dalam penelitian ini seperti yang tertera pada Tabel 1. Data yang digunakan diambil dari laporan rugi/laba dan neraca perusahaan periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Kedua jenis laporan yang digunakan dalam penelitian ini telah dipublikasikan melalui website milik Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Altman yang dikenal dengan Z-Score. Ketentuannya adalah (1) Z-score lebih kecil daripada 1,70 (Z-score <1,70) mengindikasikan perusahaan berada dalam kondisi kesulitan keuangan, memiliki risiko tinggi, dan kepailitan mungkin terjadi; (2) Z-score antara 1,70 dan 2,60 (1,70<Z-score<2,60) mengindikasikan perusahaan berada dalam wilayah abu-abu (grey area) di mana kondisi keuangan perusahaan memerlukan penanganan pihak manajemen, jika terlambat perusahaan akan mengalami kepailitan, dengan kata lain perusahaan berpotensi mengalami kepailitan; (3) Z-score lebih besar daripada 2,60 (Z-score>2,60) mengindikasikan perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang baik atau sehat. Analisis Z-Score Altman Menurut Sawir (2005:23), kondisi perusahaan dapat diklasifikasikan berdasarkan pada pelbagai rasio keuangan yang dianalisis dengan metode tertentu. Klasifikasi kondisi dimaksud meliputi: pailit; berpotensi mengalami kapailitan; dan sehat. Analisis diskriminan merupakan salah satu teknik statistik yang bisa digunakan untuk pengklasifikasian tersebut. Fungsi diskriminan Z (Zeta) yang ditemukan atau dikembangkan oleh Altman dinyatakan pada Persamaan 1. Tabel 1. Perusahaan Makanan dan Minuman yang Diteliti No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan 1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 7 PT Mayora Indah Tbk; 2 PT Cahaya Kalbar Tbk 8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 3 PT Davomas Abadi Tbk 9 PT Sekar Laut Tbk 4 PT Delta Djakarta Tbk 10 PT Siantar Top Tbk 5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 11 PT Ultra Jaya Milk Tbk 6 PT Multi Bintang Indonesia Tbk Rahayu, Nofiyanti, Analisis Laporan 133

Z = 6,56 (X 1 ) + 3,26 (X 2 ) + 6,72 (X 3 ) + 1,05 (X 4 ) (1) Di mana: X 1 = rasio antara modal kerja dan total aktiva (working capital to total assets ratio); X 2 = rasio antara laba ditahan dan total aktiva (retained earning to total assets ratio); X 3 = rasio antara laba sebelum bunga dan pajak dan total aktiva (earning before interest and tax to total assets ratio); dan X 4 = rasio antara nilai pasar modal sendiri dan nilai buku total utang (market value of equity to book value of debt ratio). Rasio antara modal kerja dan total aktiva (Working Capital to Total Assets Ratio) dihitung seperti pada Persamaan 2. Rasio antara modal kerja dan total aktiva digunakan untuk mengukur likuiditas. Aktiva likuid bersih atau modal kerja didefinisikan sebagai total aktiva lancar dikurangi total kewajiban lancar. Umumnya, apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan turun lebih cepat daripada total aktiva. Kondisi tersebut menyebabkan rasio ini turun. WCTA = (2) Rasio antara laba ditahan dan total aktiva (Retairned Earning to Total Assets Ratio) dihitung menggunakan Persamaan 3. Rasio antara laba ditahan atas total aktiva digunakan untuk mengukur kemampulabaan (profitability) kumulatif perusahaan. Rasio ini juga mencerminkan usia perusahaan, di mana semakin muda perusahaan semakin sedikit waktu yang dimilikinya untuk membangun laba kumulatif. RETA= (Laba Ditahan)/(Total Aktiva) (3) Rasio antara laba usaha dan total aktiva (Earning Before Interset & Taxes to Total Assets) dihitung menggunakan Persamaan 4. Rasio ini digunakan untuk mengukur produktivitas penggunaan dana yang dipinjam. EBITTA = (Laba Usaha)/(Total Aktiva) (4) Rasio antara nilai pasar ekuitas dan nilai buku hutang (Market Value of Equity to Book Value of Debt) dihitung menggunkan Persamaan 5. Rasio ini merupakan kebalikan dari rasio antara hutang dan modal/ekuitas (Debt to Equity Ratio). MVETA = (Nilai Pasar Ekuitas) / (Nilai Buku Hutang) (5) HASIL DAN PEMBAHASAN Rasio Modal Kerja-Total Aktiva Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Persamaan 2, rasio dari kesebelas perusahaan yang diteliti disajikan pada Tabel 2. 134 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2, Volume 15, Agustus 2010

Tabel 2. Rasio Modal Kerja-Total Aktiva 11 Perusahaan Makanan dan Minuman 2003-2007 No. Nama Perusahaan Ratarata 1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food 0.048-0.082-0.088 0.035-0.148 Tbk -0.047 2 PT Cahaya Kalbar Tbk 0.270 0.109 0.178 0.412 0.198 0.233 3 PT Davomas Abadi Tbk 0.242 0.243 0.04 0.317 0.308 0.230 4 PT Delta Djakarta Tbk 0.503 0.498 0.519 0.535 0.556 0.522 5 PT Indofood Sukses Makmur 0.217 0.132 0.139 0.073-0.034 Tbk 0.105 6 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0.059-0.008-0.175-0.29-0.254-0.134 7 PT Mayora Indah Tbk 0.475 0.400 0.332 0.381 0.363 0.390 8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk -0.231-0.047 0.386 0.271 0.307 0.137 9 PT Sekar Laut Tbk -1.307-1.439 0.176 0.289 0.167-0.423 10 PT Siantar Top Tbk 0.139 0.231 0.259 0.298 0.172 0.220 11 PT Ultra Jaya Milk Tbk 0.007 0.263 0.122 0.006 0.234 0.126 Rata-rata 0.038 0.027 0.172 0.12 0.170 0.124 Rata-rata rasio modal kerja-total aktiva seluruh perusahaan selam lima tahun periode yang diteliti berkisar antara 0.027 (tahun 2004) dan 0.212 (tahun 2006). Sementara itu rata-rata perusahaan dalam periode waktu yang sama berkisar antara -4.423 (PT Sekar Laut Tbk) dan 0.522 (PT Delta Djakarta Tbk). Dilihat dari rata-ratanya, PT Sekar Laut Tbk dan PT Delta Djakarta Tbk merupakan perusahaan yang memiliki rasio modal kerja-total aktiva, berturut, paling rendah dan paling tinggi. Rasio Laba Ditahan-Total Aktiva Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan, Tabel 3 menyajikan rasio dimaksud. Rata-rata rasio laba ditahan-total aktiva seluruh perusahaan dalam periode lima tahun berkisar antara -0.614 ( 2004) dan -0.047 ( 2007). Perusahaan yang memeiliki rata-rata rasio laba ditahan-total aktiva terendah dalam periode waktu yang sama adalah PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (-3.304); yang tertinggi adalah PT Delta Djakarta Tbk (0,704). Rasio Laba Usaha-Total Aktiva Rasio laba usaha-total aktiva kesebelas perusahaan yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 4. 2003 rata-rata rasio laba usaha-total aktiva mencapai angka terendah (0.055). Angka tertinggi dicapai pada tahun 2005 (1.133). Perusahaan yang memiliki rata-rata rasio ini yang paling rendah adalah PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (-0.033) dan yang tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk (0.225). Rahayu, Nofiyanti, Analisis Laporan 135

1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk -0.518-0.514-0.491-0.483-0.310-0.463 2 PT Cahaya Kalbar Tbk -0.087-0.183-0.223-0.211-0.058-0.152 3 PT Davomas Abadi Tbk -0.035 0.043 0.090 0.131 0.145 0.075 4 PT Delta Djakarta Tbk 0.715 0.703 0.689 0.698 0.715 0.704 5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.236 0.238 0.248 0.266 0.169 0.231 6 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0.508 0.409 0.356 0.288 0.281 0.368 7 PT Mayora Indah Tbk 0.276 0.329 0.306 0.334 0.336 0.316 8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk -4.689-4.565-2.476-2.394-2.395-3.304 9 PT Sekar Laut Tbk -1.307-3.723-3.339-3.433 0.031-2.354 10 PT Siantar Top Tbk 0.331 0.393 0.409 0.449 0.436 0.404 11 PT Ultra Jaya Milk Tbk 0.124 0.112 0.118 0.119 0.128 0.120 Rata-rata -0404-0.614-0.392-0.385-0.047-0.369 Tabel 3. Rasio Laba Ditahan-Total Aktiva 11 Perusahaan Industri Makanan dan Minuman 2003 2007 Ratarata No. Nama Perusahaan Tabel 4. Rasio Laba Usaha-Total Aktiva 11 Perusahaan Industri Makanan dan Minuman 2003 2007 Ratarata No. Nama Perusahaan 1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk -0.003 0.008 0.002 0.003 0.036 0.009 2 PT Cahaya Kalbar Tbk 0.016-0.057-0.034 0.069 0.059 0.011 3 PT Davomas Abadi Tbk 0.119 0.09 0.068 0.092 0.077 0.089 4 PT Delta Djakarta Tbk 0.137 0.126 0.147 0.105 0.112 0.125 5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.067 0.055 0.028 0.076 0.089 0.063 6 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 0.273 0.236 0.223 0.182 0.211 0.225 7 PT Mayora Indah Tbk 0.096 0.098 0.046 0.091 0.111 0.088 8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk -0.276-0.011 0.008 0.082 0.032-0.033 9 PT Sekar Laut Tbk 0.089-0.391 0.940 0.050 0.011 0.140 10 PT Siantar Top Tbk 0.081 0.087 0.031 0.045 0.046 0.058 11 PT Ultra Jaya Milk Tbk 0.009 0.698 0.003 0.021 0.028 0.152 Rata-rata 0.055 0.085 0.133 0.074 0.074 0.084 Rasio Nilai Pasar Ekuitas-Nilai Buku Hutang Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibankewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Tabel 5 menyajikan Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities pada 11 perusahaan makanan dan minuman. Angka rata-rata rasio nilai pasar ekuitas-nilai buku hutang terendah dan tertinggi seluruh perusahaan dalam periode lima tahun adalah 1.683 ( 2007) dan 2.242 ( 2006). Perusahaan yang memiliki rata-rata rasio nilai pasar ekuitas-nilai buku hutang terendah adalah PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (0.416), sedangkan yang tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk (2.934). 136 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2, Volume 15, Agustus 2010

Tabel 5. Rasio Nilai Pasar Ekuitas-Nilai Buku Hutang 11 Perusahaan Industri Makanan dan Minuman 2003 2007 Ratarata No. Nama Perusahaan 1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 9.602 0.867 0.865 0.681 1.937 2.790 2 PT Cahaya Kalbar Tbk 1.051 1.033 1.172 2.064 0.603 1.185 3 PT Davomas Abadi Tbk 1.676 1.398 0.514 2.117 0.594 1.260 4 PT Delta Djakarta Tbk 1.790 2.339 4.403 2.647 1.947 2.625 5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.715 0.704 0.856 1.212 1.302 0.958 6 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 3.140 2.950 3.032 2.813 2.733 2.934 7 PT Mayora Indah Tbk 1.433 2.317 1.148 4.416 1.709 2.205 8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 0.151 0.144 0.527 0.841 0.415 0.416 9 PT Sekar Laut Tbk 0.059 0.059 3.597 2.764 0.68 1.432 10 PT Siantar Top Tbk 1.150 1.549 1.32 2.210 3.052 1.856 11 PT Ultra Jaya Milk Tbk 1.547 2.604 2.039 2.900 3.539 2.526 Rata-rata 2.029 1.451 1.770 2.242 1.683 1.835 Nilai Z-score Altamn dan Prediksi Kepailitan Perusahaan Nilai Z-score dari Altman untuk semua perusahaan yang diteliti selama periode lima tahun (2003-2007) disajikan pada Tabel 6. Sebagaimana tampak pada Tabel 6, nilai Z Score berkisar antara -24.14 (PT Sekar Laut Tbk, tahun 2004) dan 11.26 (PT Delta Djakarta Tbk, 2005). Nilai Z Score yang rendah disebabkan oleh rendahnya nilai dari rasio keuangan pada metode Altman yaitu (i) rasio modal kerja/total aktiva (PT Sekar Laut Tbk, tahun 2004, -1.439), (ii) laba ditahan/total aktiva (PT Sekar Laut Tbk, tahun 2004, - 3.723), (iii) laba sebelum bunga dan pajak (laba usaha)/total aktiva (PT Sekar Laut Tbk, tahun 2004, -0.391), dan (iv) nilai pasar modal sendiri/total utang (PT Sekar Laut Tbk, tahun 2004, 0.059). Dari ke empat rasio keuangan tersebut perusahaan yang masuk dalam kategori pailit dan berpotensi mengalami kepailitan (grey area) adalah perusahaan yang memiliki nilai rasio modal kerja/total aktiva dan laba ditahan/total aktiva yang kecil bahkan bernilai negatif. Berdasarkan nilai Z-score di atas, dengan menggunakan ketentuan sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya diperoleh status setiap perusahaan dalam periode lima tahun: sehat (Z-score > 2.60); kondisi keuangan memerlukan penanganan yang serius dan berpotensi mengalami kepailitan (grey area) (1.70 > Z-score < 2.60); atau tidak sehat (Z-score <1,70). Informasi tersebut disajikan pada Tabel 7. Perusahaan yang pada tahun 2003 termasuk ke dalam kategori pailit adalah PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. dan PT. Sekar laut Tbk. Perusahaan yang pada tahun yang sama masuk ke dalam kategori berpotensi mengalami kepailitan (grey area) adalah PT Ultra Jaya Milk Tbk. Selebihnya, yakni 9 perusahaan, pada tahun tersebut ada dalam kategori sehat. Pada tahun 2004, ada empat perusahaan yang masuk ke dalam kategori pailit, yaitu: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk; PT Cahaya Kalbar Tbk; PT Prasidha Aneka Niaga Tbk; dan PT Sekar Laut Tbk. Pada tahun tersebut tidak ada perusahaan yang masuk ke dalam kategori berpotensi mengalami kepailitan (grey area). Yang masuk ke dalam kategori sehat, sementara itu, ada 7 perusahaan, yaitu: PT Davomas Abadi Tbk; PT Delta Djakarta Tbk; PT Indofood Sukses Makmur Tbk; PT Multi Bintang Indonesia Tbk; PT Mayora Indah Tbk; PT Siantar Top Tbk; dan PT Ultra Jaya Milk Tbk. Rahayu, Nofiyanti, Analisis Laporan 137

No. Tabel 6. Z-score 11 Perusahaan Industri Makanan dan Minuman 2003 2007 Nama Perusahaan 1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 8.69-1.25-1.26-0.61 0.29 2 PT Cahaya Kalbar Tbk 2.70 0.82 1.44 4.65 2.14 3 PT Davomas Abadi Tbk 4.03 3.81 1.55 5.35 3.63 4 PT Delta Djakarta Tbk 8.43 8.86 11.26 9.27 8.78 5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 3.39 2.75 2.81 3.13 2.29 6 PT Multi Bintang Indonesia Tbk 7.17 5.96 4.69 3.21 3.54 7 PT Mayora Indah Tbk 6.17 6.79 4.69 8.84 6.02 8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk -18.5-15.11-4.93-4.59-5.14 9 PT Sekar Laut Tbk -12.17-24.14 0.36-6.06 1.98 10 PT Siantar Top Tbk 3.74 5.01 4.63 6.04 6.06 11 PT Ultra Jaya Milk Tbk 2.13 9.52 3.35 3.61 5.86 No. Tabel 7. Kondisi Keuangan 11 Perusahaan Industri Makanan dan Minuman 2003 2007 Nama Perusahaan 1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk S TS TS TS TS 2 PT Cahaya Kalbar Tbk S TS TS S GA 3 PT Davomas Abadi Tbk S S TS S S 4 PT Delta Djakarta Tbk S S S S S 5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk S S S S GA 6 PT Multi Bintang Indonesia Tbk S S S S S 7 PT Mayora Indah Tbk S S S S S 8 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk TS TS TS TS TS 9 PT Sekar Laut Tbk TS TS TS TS GA 10 PT Siantar Top Tbk S S S S S 11 PT Ultra Jaya Milk Tbk GA S S S S Keterangan: S: Sehat; kondisi keuangan perusahaan baik. GA: Grey area; kondisi keuangan perusahaan memerlukan penanganan yang serius; perusahaan berpotensi mengalami kepailitan. TS: Tidak sehat; kondisi keuangan perusahaan tidak baik; perusahaan mengalami kepailitan. Pada tahun 2005 sedikit berbeda dari tahun 2004, yakni pada tahun tersebut jumlah perusahaan yang masuk ke dalam kategori pailit ada lima, yaitu: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk; PT Cahaya Kalbar Tbk; PT Davomas Abadi Tbk; PT Prasidha Aneka Niaga Tbk; dan PT Sekar Laut Tbk. Tidak ada perusahaan yang masuk ke dalam kategori grey area. Jumlah perusahaan yang masuk ke dalam kategori sehat ada 6, yaitu: PT Delta Djakarta Tbk; PT Indofood Sukses Makmur Tbk; PT Multi Bintang Indonesia Tbk; PT Mayora Indah Tbk; PT Siantar Top Tbk; dan PT Ultra Jaya Milk Tbk. Kondisi keuangan perusahaan yang diteliti pada tahun 2006 juga sedikit berbeda dari kondisi pada tahun 2004. 138 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2, Volume 15, Agustus 2010

Pada tahun tersebut ada tiga perusahaan yang masuk ke dalam kategori pailit (PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, dan PT Sekar Laut Tbk); tidak ada perusahaan yang masuk ke dalam kategori grey area; dan ada delapan perusahaan yang masuk ke dalam kategori sehat (PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Davomas Abadi Tbk, PT Delta Djakarta Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Multi Bintang Indonesia, dan Tbk PT Mayora Indah Tbk). Pada tahun 2007 hanya ada dua perusahaan yang masuk ke dalam kategori pailit, yaitu PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. Yang masuk ke dalam ketagori grey area ada tiga perusahaan, yaitu: PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, dan PT Sekar Laut Tbk. Perusahaan yang masuk ke dalam kategori sehat ada 6, yaitu: PT Davomas Abadi Tbk; PT Delta Djakarta Tbk; PT Multi Bintang Indonesia Tbk; PT Siantar Top Tbk; dan PT Ultra Jaya Milk Tbk. Sebelas perusahaan yang diteliti ada satu perusahaan yang dalam lima tahun berturut-turut selalu berada dalam kategori pailit, yaitu PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. Perusahaan yang dalam lima tahun berturut-turut masuk dalam kategori pailit ada dua, yaitu: PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (2004-2007) dan PT Sekar Laut Tbk (2003-2006). Perusahaan yang pernah mengalami kondisi keuangan yang tidak sehat (pailit) ada dua, yaitu PT Cahaya Kalbar Tbk (2004 dan 2005) dan PT Davomas Abadi Tbk (2005). Perusahaan yang pernah masuk ke dalam kategori berpotensi mengalami kepailitan (grey area) ada empat, yaitu: PT Cahaya Kalbar Tbk (2007); PT Indofood Sukses Makmur Tbk (2007); PT Sekar Laut Tbk (2007); dan PT Ultra Jaya Milk Tbk (2003). Perusahaan yang dalam lima tahun berturut-turut masuk dalam kategori sehat ada empat, yaitu: PT Delta Djakarta Tbk; PT Multi Bintang Indonesia Tbk; PT Mayora Indah Tbk; dan PT Siantar Top Tbk. Ada dua perusahan yang masuk ke dalam kategori sehat selama empat tahun berturut-turut, yaitu: PT Indofood Sukses Makmur Tbk (2003-2006) dan PT Ultra Jaya Milk Tbk (2004-2007). PT Davomas Abadi Tbk ada dalam kategori sehat selama empat tahun, yaitu 2003-2004 dan 2006-2007. Ada perusahaan yang masuk ke dalam kategori sehat sebanyak satu kali (PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, 2003) dan dua kali (PT Cahaya Kalbar Tbk, 2003 dan 2006). Seperti telah dijelaskan di atas, ada tiga perusahaan yang masuk ke dalam kategori pailit selama 4 atau lima tahun berturut-turut. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk (lima tahun berturu-turut), dan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan PT. Sekar laut Tbk (empat tahun berturu-turut). Ketiga perusahaan tersebut masih tercatat di Bursa Efek Indonesia karena masih memiliki modal sendiri (ekuitas) di atas Rp3.000.000.000 (Tiga miliar rupiah). KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sebelas perusahaan yang diteliti ada lima perusahaan yang minimal satu periode masuk ke dalam kategori pailit, empat perusahaan yang minimal periode masuk ke dalam kategori berpotensi mengalami kepailitan (grey area), dan 7 perusahaan minimal satu periode masuk ke dalam kategori sehat. Dalam periode lima tahun yang diteliti, dari lima perusahaan yang masuk ke dalam kategori pailit, ada satu perusahaan yang berada dalam kategori tersebut selama lima tahun berturut-turut. Tidak ada satu pun perusahaan yang masuk ke dalam kategori berpotensi mengalami kepailitan (grey area) selama lima tahun berturutturut. Dengan kata lain, keempat perusahaan tersebut pernah mengalami kon- Rahayu, Nofiyanti, Analisis Laporan 139

disi berpotensi mengalami kepailitan minimal satu periode (tahun). Sementara itu, empat dari 7 perusahaan yang masuk ke dalam kategori sehat berada dalam kondisi tersebut selama lima tahun berturut-turut. IMPLIKASI Kondisi perusahaan, berdasarkan hasil analisis keuangan dengan metode Altman Zz-score), dalam periode lima tahun beragam. Madsudnya, sebuah perusahaan dalam periode tersebut bisa mengalami kondisi yang berlainan: sehat; berpotensi mengalami kepailitan (grey area); atau tidak sehat (pailit). Hal ini berimplikasi bahwa untuk kepailitan perusahaan dapat dicegah dengan mengetahui dari awal indikatornya dengan cara secara rutin melakukan analisis keuangan dengan metode Altman di samping analisis keuangan yang biasa dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Adnan, M.A. dan M. Taufiq. 2001. Analisis Ketepatan Prediksi Metode Altman terhadap Terjadinya Likuidasi pada Lembaga Perbankan. JAAI. Vol 5. No. 2. 181-200. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Adnan, M.A. dan K. Eha. 2000. Analisis Tingkat Kesehatan Perusahaan untuk Memprediksi Potensi Kepailitan dengan Pendekatan Altman.. JAAI. Vol 4. No. 2 Desember. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Baridwan, Z.1997. Intermediate Accounting. Edisi kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Darsono dan Ashari.2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan keuangan. Edisi Kesatu. Penerbit ANDI,Yogyakarta. Delamat, H. dan H. Tjandrakirana. 2007. Analisis Keuangan dengan Metode Z-Score Untuk Memprediksi Kemungkinan Kepailitan pada PT. Bakrie & Brothers Tbk.. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi. Vol 1. No. 2. 135 153. Hanafi, M. dan A. Halim. 1996. Analisa Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN Yogyakarta. Harahap, S. S. 2006. Analisis Kritis Atas laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Murtanto dan Z. Arfiana. 2002. Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Rasio Camel dan Metode Altman untuk memprediksi Tingkat Kegagalan Usaha pada Bank Niaga, Bank Universal dan Bank Mega. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi. Vol 2. No. 245-256. Universitas Trisakti, Jakarta. Santoso, H. 2001. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Prediksi Kemungkinan Kepailitan dengan Metode Diskriminan Altman pada Sepuluh Perusahaan Properti di Bursa Efek Jakarta. Prosiding Seminar Sehari September 2001. Universitas Bunda Mulia, Jakarta. Samuelson, P.A dan D. N. William.1992. Ekonomi. Edisi keduabelas. Erlangga, Jakarta Sawir, A. 2005. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Edisi keempat. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Shahab, A.1996. Teori dan Problem Accounting Principles 1. Edisi keduabelas. SAS, Bandung. Supardi dan Sri Mastuti. 2003. Validitas Penggunaan Z-Score Altman untuk Menilai Kepailitan pada Perusahaan Perbankan Go Public di Bursa Efek Jakarta. Kompak No. 7. Januari- April Surajadiman. 2005. Prediksi Kepailitan Perusahaan Go Publik di Pasar Modal 140 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2, Volume 15, Agustus 2010

Indonesia. Janavisi. Vol. 8 No. 1.102-120. Umar, H. 2001. Studi Kelayakan Bisnis.Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yunus, H. dan Hartanto. 1999. Akuntansi Keuangan Lanjut. Edisi Pertama. BPFE,Yogyakarta. Rahayu, Nofiyanti, Analisis Laporan 141