Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

EVALUASI ON TIME PERFORMANCE PESAWAT UDARA DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA MENGGUNAKAN APLIKASI FLIGHTRADAR24

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KAPASITAS APRON TERMINAL 2 BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA AKIBAT PERPINDAHAN PESAWAT INTERNASIONAL

EVALUASI ON TIME PERFORMANCE PESAWAT UDARA DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA MENGGUNAKAN APLIKASI FLIGHTRADAR24

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

STUDI OPTIMASI KAPASITAS LANDASAN PACU (RUNWAY) PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

OPTIMASI PERGERAKAN PESAWAT PADA BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 19,45 km dari kota Jakarta yang memiliki koordinat 06 o Lintang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA TAMBOLAKA SUMBA BARAT

ANALISIS KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA

Physical Characteristics of Aerodromes

EVALUASI KAPASITAS APRON DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN UMUM DARI BANDARA INTERNATIONAL LOMBOK KE KOTA MATARAM

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )

BAB III SLOT TIME DAN IDSC (INDONESIA SLOT COORDINATOR) tersibuk nomor tiga setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta

TUGAS AKHIR ANALISA KAPASITAS APRON DAN OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SOEKARNO - HATTA

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-1

MODEL KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

SIMULASI PENENTUAN JUMLAH DAN KOMPOSISI PESAWAT MAKSIMUM PADA DUA PARALEL RUNWAY SATRIO REKSO W

OPTIMALISASI PARKING STAND DI TERMINAL 2F BANDARA SOEKARNO-HATTA TAHUN 2015

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD

ICAO (International Civil Aviation Organization)

Bandar Udara. Eddi Wahyudi, ST,MM

Gambar : Marka taxiway pavement-strength limit

BAB I PENDAHULUAN. Total Penumpang

Dosen Konsultasi : Ir. Hera Widiastuti, MT. Ayu Aprilischa ( )

ANALISA PENGEMBANGAN GEOMETRI LANDASAN (STUDI KASUS BANDARA HUSEIN SASTRANEGARA)

STUDI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM

KAJIAN TEKNIS PERENCANAAN PERKERASAN LANDAS PACU

Oleh : BAGUS DWIPURWANTO

: Jl. Soekarno Hatta, Kel. Eka Jaya, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi, Telephone : Fax: Telex : - -

MODEL SISTEM ANTRIAN PESAWAT TERBANG DI BANDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA

Perencanaan Pengembangan Apron Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tingkat Pelayanan Check-In Counter Lion Air Di Bandara Internasional Husein Sastranegara Kota Bandung Menggunakan Metode Antrian

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Bandara tersibuk di dunia tahun 2014 versi ACI

PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

Bandara Frans Kaisiepo

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bandara Sultan Hasanuddin

Aircraft stand number designation. Gambar :

Perhitungan panjang landasan menurut petunjuk dari. persyaratan yang ditetapkan FAA, dengan pesawat rencana:

Bandara Supadio. -

Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Sepinggan)

ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR B BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU ( STUDI KASUS KENDARAAN RODA EMPAT )

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA

Bandara Sultan Syarif Kasim II

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Desain Bandara Binaka Nias Untuk Pesawat Airbus 300A ABSTRAK

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA

KAJIAN PENGATURAN SLOT PENERBANGAN DI BANDARA SENTANI JAYAPURA

Bandara Fatmawati Soekarno

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi

: KALIMANTAN SELATAN : Jl. Angkasa, Kel. Landasan Ulin Timur, Kec. Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70724

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY

: Jl. Pipit No. 22, Kel. Sei/Sungai Pinang Dalam, Kec. Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, 75117

Bandara Radin Inten II, Bandar Lampung. Address : Kota Bandar Lampung, Lampung, - Telephone : - Fax : - Telex : - -

KEBUTUHAN FREKUENSI PENERBANGAN RUTE JAKARTA JOGYAKARTA JAKARTA PT INDONESIA AIR ASIA

OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO

Perencanaan Tahapan Pembangunan Fasilitas Terminal 3 Juanda Berdasarkan Pertumbuhan Penumpang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Gambar : Typical apron markings

PENGARUH JUMLAH KETERBATASAN PARKING STAND AREA TERHADAP KETERLAMBATAN KEDATANGAN PESAWAT KOMERSIAL DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bandara Sam Ratulangi

: Jl. Kalimarau, Kel. Teluk Bayur, Kec. Teluk Bayur, Kab. Berau, Kalimantan Timur, 77315

PERENCANAAN PERLUASAN RUANG TUNGGU TERMINAL DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

ANALISIS PROSPEK OPERASIONAL A380 DAN B787 DREAMLINER PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI BALI

Transkripsi:

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2016 Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung DITA MEILINDA SAPUTRI 1, SOFYAN TRIANA 2 1 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional, Bandung 2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional, Bandung e-mail: ditajitot@gmail.com ABSTRAK Bandara Husein Sastranegara mempunyai luas apron eksisting 388 m x 80 m. Peningkatan penerbangan menyebabkan dilakukannya evaluasi untuk menyesuaikan apron dengan pesawat rencana B 737-900 ER dan peraturan Kementerian Perhubungan no. 39 tahun 2015. Hasil evaluasi apron pada kondisi eksisting didapatkan bahwa apron tidak sesuai dengan peraturan sehingga dilakukan perluasan apron dengan luas 388 m x 94 m. Analisis frekuensi dan jam puncak digunakan untuk mengetahui pergerakan pesawat sesuai data jadwal keberangkatan dan kedatangan. Hasil analisis jam puncak pesawat harian diperoleh pada jam 15.20-16.20 WIB. Konfigurasi parkir pesawat yang terbaik adalah tipe angled nose-in parking dengan jumlah parking stand 7 buah yang dapat menampung 10 pesawat dalam 1 jam. Perencanaan lainnya adalah menentukan posisi parkir pesawat pada parking stand yang disesuaikan dengan jadwal penerbangan eksisting. Kata kunci: apron, konfigurasi pesawat, angled nose-in, posisi parkir ABSTRACT Husein Sastranegara Airport has a existing area of apron 388 m x 80 m. The increasing number of flights causing the evaluation of existing apron needs to be done to adjust the apron with a plan B 737-900 ER aircraft and regulations of the Ministry of Transport No. 39 Year 2015. The results of evaluation showed that apron is not in accordance with the regulations so as to expand apron 388 m x 94 m. The peak hour frequency analysis used to determine the movement of aircraft according to data scheduled departure and arrival. The results of analysis daily peak hour aircraft obtained on the clock 15:20 to 16:20 pm. The best aircraft parking configuration type is angled nose-in parking with seven parking stand that can accommodate 10 aircraft within one hour. Other planning is to determine position of aircraft parking at parking stand adapted to existing flight schedule. Keywords: apron, aircraft configuraton, angled nose-in, aircraft parking Reka Racana - 1

Dita Meilinda Saputri, Sofyan Triana 1. PENDAHULUAN PT Angkasa Pura II (Persero) (2015) menyatakan pada tahun 2013 tercatat sebanyak 2,6 juta penumpang dan meningkat menjadi 2,8 juta penumpang di tahun 2014. Pada tahun 2015, pergerakan penumpang internasional dan domestik di Bandara Husein Sastranegara mencapai ± 3,08 juta penumpang. Jumlah penumpang yang semakin meningkat, mengakibatkan aktivitas pergerakan pesawat menjadi padat, sehingga kapasitas parkir pesawat tidak mencukupi, oleh karena itu, PT Angkasa Pura II (Persero) (2015) melakukan perluasan apron dari 388 m x 80 m menjadi 388 m x 94 m. Sistem Bandara Husein Sastranegara mengalami permasalahan yang berkaitan dengan jadwal penerbangan yang akan terus bertambah, sehingga pihak bandara perlu mengetahui kapasitas maksimal apron agar dapat meminimalkan keterlambatan. Masalah dalam sistem penerbangan tersebut cukup kompleks sehingga perlu dilakukan perluasan apron dengan penataan konfigurasi parkir pada apron. Tujuan penelitian ini adalah evaluasi parkir pesawat pada apron Bandara Husein Sastranegara yang mencakup: 1. mengevaluasi konfigurasi parkir pesawat pada apron eksisting dan perencanaan perluasan apron; 2. merencanakan posisi parkir pesawat untuk setiap maskapai pada parking stand setelah adanya perluasan pada apron sesuai jadwal penerbangan saat peak hour. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Pesawat Karakteristik pesawat terdiri dari berat, ukuran, konfigurasi roda, kapasitas dan panjang runway dasar. Karakteristik tersebut sangat penting untuk diketahui karena merupakan faktorfaktor yang akan mempengaruhi desain bandara. Karakteristik pesawat dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Karakteristik Pesawat Karakteristik Pesawat Udara Jenis Pesawat REF ARFL OMGWS MTOW TP Lebar Sayap (m) Code (m) (m) (kg) (KPa) Airbus A320 3C 2.090 34,1 73.500 1.140 Airbus A320-200 4C 2.090 34,1 8,7 72.000 1.360 Airbus A319 3C 1.520 34,1 64.000 1.070 Boeing B 737-200 4C 1.990 28,4 6,4 52.400 1.145 Boeing B 737-300 4C 1.940 28,9 6,4 61.230 1.344 Boeing B 737-800 4C 2.256 34,3 6,4 70.535 1.470 Boeing B 737-900 4C 2.240 34,3 7 66.000 1.470 ATR 42-500 2C 1.160 24,6 4,1 18.600 790 ATR 72-500 3C 1.220 27 4,1 22.500 ATR 72-600 3C 1.290 27,05 4,1 22.800 Dornier 328-100 2B 1.090 20,1 13.988 (Sumber: Kementerian Perhubungan, 2015) Reka Racana - 2

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung 2.2 Konfigurasi Parkir Pesawat Metode dari pesawat yang akan memasuki atau meninggalkan parkir, baik dengan kemampuan pesawat itu sendiri (self-manoeuvering), maupun dengan menggunakan alat bantu tarik (tractor assisted). Jenis- jenis konfigurasi parkir pesawat adalah nose-in parking, angled nose-in parking, angled nose-out parking, nose-out parking, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Nose-in Parking Pengertian nose-in parking adalah pesawat diparkir tegak lurus gedung terminal dan bagian depan pesawat berhadapan langsung, serta berjarak dekat dengan gedung terminal. 2. Angled Nose-in Parking Pengertian angled nose-in parking adalah pesawat parkir menyudut kearah terminal dan bagian depan pesawat berhadapan langsung, serta berjarak dekat dengan gedung terminal. 3. Angled Nose-out Parking Pengertian angled nose-out parking adalah pesawat diparkir menyudut kearah terminal, tetapi bagian depan pesawat membelakangi gedung terminal. 4. Nose-out Parking Pengertian nose-out parking adalah pesawat diparkir tegak lurus gedung terminal dan bagian depan pesawat membelakangi gedung terminal. 3. ANALISIS DATA 3.1 Evaluasi Konfigurasi dan Posisi Parkir Pesawat pada Peluasan Apron Evaluasi konfigurasi parkir pesawat merupakan faktor penting yang mempengaruhi posisi parkir pesawat. Hasil evaluasi konfigurasi parkir pesawat pada apron ini berisikan evaluasi kondisi eksisting dan perluasan mengacu pada KP No. 39 Tahun 2015. Berikut ini merupakan tahapan evaluasi konfigurasi dan posisi parkir pesawat pada apron 1. evaluasi kondisi eksisting dan perluasan apron yang mengacu pada Kementerian Perhubungan no.39 tahun 2015; 2. penentuan pesawat rencana yang didasarkan pada jenis pesawat yang memiliki karakteristik terbesar; 3. penentuan jam puncak berdasarkan data keberangkatan dan kedatangan dari PT Angkasa Pura II; 4. pemilihan jenis konfigurasi parkir; 5. perencanaan penempatan posisi pesawat untuk semua maskapai pada parking stand setelah adanya perluasan apron. 3.2 Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penenelitian ini merupakan data primer yaitu waktu pergerakan pesawat pada saat peak hour, waktu pergerakan pesawat pada saat landing menuju ke parking stand, waktu pergerakan pesawat dari parking stand menuju ke runway dan wawancara mengenai kecepatan maksimum pesawat ke pihak PT Angkasa Pura II. Data sekunder yaitu denah apron eksisting, layout konfigurasi apron eksisting, data pergerakan pesawat tahun 2015 dan layout apron perencanaan. 3.3 Frekuensi dan Jam Puncak (Peak Hour) Pesawat Frekuensi pesawat merupakan jumlah pesawat yang landing dan take-off dalam satu hari. Berdasarkan data jadwal operasional pesawat komersil tahun 2015-2016 yang didapatkan dari PT Angkasa Pura II, diperoleh data jumlah penumpang jam sibuk pada kondisi daily dan non daily. Berdasarkan pengelolahan data pada kondisi tersebut diperoleh rekapitulasi jumlah maskapai harian di Bandara Husein Sastranegara Bandung yang disajikan pada Tabel 2 berikut. Reka Racana - 3

Jumlah Pesawat (buah) Dita Meilinda Saputri, Sofyan Triana Tabel 2. Data Rekapitulasi Jumlah Maskapai Harian Hari Jumlah Maskapai (buah) Daily Non Daily Daily & Non Daily Senin 75 6 81 Selasa 75 8 83 Rabu 75 6 81 Kamis 75 10 85 Jumat 75 8 83 Sabtu 75 12 87 Minggu 75 10 85 (Sumber : PT Angkasa Pura II, 2015) Berdasarkan Tabel 2 diperoleh informasi jumlah maskapai penerbangan untuk kondisi Daily dan Non Daily terpadat terjadi pada hari sabtu dengan jumlah total sebanyak 87 maskapai penerbangan, kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. 100 80 Rekapitulasi Jumlah Maskapai Harian 81 83 85 87 81 83 85 60 40 20 0 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Waktu (hari) DLY NON DLY Gabungan Gambar 1. Grafik rekapitulasi jumlah maskapai harian Rekapitulasi jam keberangkatan dan kedatangan pesawat didapatkan dari Persamaan 1, menggunakan data pesawat tiba di parking stand, runway, dan jarak dari parking stand menuju ke runway. V = s t... (1) dimana: V = kecepatan maksimum di apron (km/menit), s = jarak yang dibutuhkan pesawat menuju apron (km), t = waktu yang dibutuhkan pesawat menuju apron (menit). 3.4 Pesawat Rencana Pesawat rencana merupakan pesawat yang dijadikan acuan dalam perencanaan konfigurasi parkir pesawat. Pada perencanaan perluasan apron, pesawat rencana yang digunakan adalah Boeing 737-900 ER. Pemilihan pesawat tersebut didasarkan pada jenis pesawat yang memiliki karakteristik terbesar di Bandara Husesin Sastranegara. 3.5 Evaluasi Konfigurasi Apron Eksisting Komersial terhadap Peraturan Evaluasi konfigurasi apron eksisting komersial mengacu pada peraturan KP No. 39 Tahun 2015. Evaluasi mencakup dimensi fillet taxiway, marka apron taxi guideline, jarak pemisah apron dan bentuk guideline pada apron. Hasil evaluasi didapatkan bahwa dimensi fillet taxiway Reka Racana - 4

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung sebesar 28 m tidak sesuai dengan peraturan karena pada peraturan KP No. 39 Tahun 2015 dimensi fillet taxiway sebesar 30 m. Jarak pemisah apron menurut peraturan adalah 26 m sedangkan pada kondisi apron eksisting 22 m. Bentuk guideline pada apron disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Oleh karena itu, dilakukan perluasan apron 388 m x 94 m yang telah disesuaikan dengan peraturan KP No. 39 Tahun 2015 dan pesawat rencana. 3.6 Perencanaan Posisi Parkir Pesawat Berdasarkan data pesawat komersil yang beroperasi di Bandara Husein Sastranegara, Pesawat rencana yang digunakan untuk merencanakan posisi parkir pesawat pada kondisi perencanaan apron C-D adalah pesawat dengan lebar sayap terpanjang yaitu pesawat Boeing 737-900 ER dengan kode referensi C dan lebar sayap 34,3 m. Data lebar sayap pesawat rencana mengacu pada Kementerian Perhubungan No. 39 tahun 2015, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Karakteristik Pesawat Terbang Komersil Bandara Husein Sastranegara Jenis Pesawat Ref Code Lebar Sayap (m) A 320 3C 34,1 A 320-200 4C 34,1 A 319 3C 34,1 B 737-200 4C 28,4 B 737-300 4C 29,8 B 737-800 4C 34,3 B 737-900 4C 34,3 ATR 42-500 2C 24,6 ATR 72-600 3C 27,05 (Sumber: Kementerian Perhubungan RI, 2015) Berdasarkan hasil dari analisis jam puncak, data jenis pesawat komersil beserta jam kedatangan dan keberangkatan yang digunakan untuk merencanakan posisi parkir pesawat dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Jam Keberangkatan dan Kedatangan Pesawat Terbang Komersil Bandara Husein Sastranegara Tahun 2015-2016 No Operator Jam Kedatangan Jam Keberangkatan 1. GIA/ Garuda Indonesia 12.45 15.20 2. AWQ/ Indonesia Air Asia 13.30 15.50 3. AWQ/ Indonesia Air Asia 14.05 16.15 4. LNI/ Lion Mentari Airlines 14.30 16.10 5. LNI/ Lion Mentari Airlines 15.30 16.10 6. LNI/ Lion Mentari Airlines 15.35 16.15 7. LNI/ Lion Mentari Airlines 15.40 16.25 8. LNI/ Lion Mentari Airlines 16.10 16.50 9. SLK/ Silk Air Singapore 15.45 16.40 10. BTK/ Batik Air 16.15 17.15 Reka Racana - 5

Dita Meilinda Saputri, Sofyan Triana Konfigurasi pesawat merupakan metode dari pesawat yang akan memasuki atau meninggalkan parkir, baik dengan kemampuan pesawat itu sendiri (self-maneouvering), maupun menggunakan alat bantu. Sebagai peraturan umum, konfigurasi parkir nose-in biasa diterapkan pada lalu lintas yang tinggi, dimana biaya traktor dibenarkan oleh area apron yang terbatas. Konfigurasi parkir lain diterapkan pada bandara dengan lalu lintas rendah, dimana ini sulit mengimbangi biaya untuk pengoperasian traktor dengan penghematan pada ukuran apron. Konsep penanganan penumpang maupun barang, jumlah luas yang dibutuhkan pewasat yang bervariasi besarnya, berhubungan erat dengan penempatan konfigurasi parkir. Pemilihan konfigurasi parkir pesawat ini harus diputuskan pada awal tingkat perencanaan, untuk lebih jelasnnya dapat dilihat pada Tabel 5 yang merupakan hasil analisis tipe konfigurasi pesawat di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Tabel 5. Keuntungan dan Kerugian Tipe Konfigurasi Parkir Pesawat Nose-in Parking 1. posisi parkir pesawat tegak lurus gedung Pengertian 2. nose pesawat berhadapan langsung serta berjarak dekat gedung terminal. Keuntungan 1. tidak membutuhkan lahan parkir yang luas (7 parking stand); 2. waktu service pesawat dapat lebih singkat; 3. semua pintu pesawat dekat dengan 4. tidak memancarkan jetblast ke arah terminal. Kerugian 1. menggunakan alat bantu tarik saat keluar dari apron; 2. membutuhkan waktu keluar dari parking stand lebih lama. Angled Nose-in Parking 1. posisi parkir pesawat menyudut ke arah gedung 2. nose pesawat berhadapan langsung serta berjarak dekat gedung terminal. 1. waktu service pesawat dapat lebih singkat; 2. semua pintu pesawat dekat dengan 3. tidak memancarkan jetblast ke arah 4. waktu keluar pesawat lebih cepat dari Nose-in parking. 1. membutuhkan lebar lahan yang lebih besar dari parkir pesawat tipe Nose-in. (7 parking stand); 2. menggunakan alat bantu tarik saat keluar dari apron. Angled Nose-out Parking 1. posisi parkir pesawat menyudut ke arah gedung 2. nose pesawat membelakangi gedung terminal. 1. tidak memerlukan alat bantu tarik saat keluar dari apron; 2. waktu keluar pesawat lebih cepat dari Noseout parking. 1. membutuhkan luas apron yang lebih besar dari tipe Angled Nose-in (6 parking stand); 2. semburan dari mesin dan kebisingan langsung ke arah terminal. Nose-out Parking 1. posisi parkir pesawat tegak lurus gedung 2. nose pesawat membelakangi gedung terminal. 1. tidak membutuhkan lahan parkir yang luas (7 parking stand); 2. tidak memerlukan alat bantu tarik saat keluar dari apron. 1. semburan dari mesin dan kebisingan langsung ke arah 2. pintu depan pesawat jauh dari gedung terminal. Berdasarkan keuntungan dan kerugian yang telah dipaparkan pada Tabel 5, dapat disimpulkan bahwa tipe konfigurasi yang tepat untuk perancangan konfigurasi parkir di Bandara Husein Sastranegara pada saat jam puncak pukul 15.20-16.20 adalah angled nose-in parking. Tipe pesawat yang bervariasi besarnya mempengaruhi penempatan konfigurasi Reka Racana - 6

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung parkir. Pesawat rencana menjadi acuan dalam penempatan posisi parkir. Pesawat terbesar yang beroperasi di Bandara Husein Sastranegara adalah B 737-900 ER, perencanaan konfigurasi parkir pesawat tipe angled nose-in dengan luas apron 388 m x 94 m, dapat menampung 7 pesawat B 737-900 ER. (7 parking stand) disajikan pada Gambar 2 berikut. Gambar 2. Konfigurasi parkir pesawat tipe angled nose-in Pada penelitian ini mencoba untuk merencanakan penempatan pesawat berada pada parking stand yang telah disediakan berdasarkan kedatangan pada jam puncak dapat dilihat pada Tabel 6 jadwal keberangkatan pada jam puncak dapat dilihat pada Tabel 7, serta rekapitulasi jam keberangkatan dan kedatangan dapat dilihat pada Tabel 8. No Tabel 6. Jam Kedatangan Pesawat di Runway Menuju Parking Stand Operator Parking Stand Tiba di Runway Jarak (km) Tiba di Parking Stand 1. GIA/ Garuda Indonesia 1 12.45 4,20 12.49 2. AWQ/ Indonesia Air Asia 2 13.30 4,10 13.34 3. AWQ/ Indonesia Air Asia 5 14.05 3,86 14.09 4. LNI/ Lion Mentari Airlines 3 14.30 4,09 14.34 5. LNI/ Lion Mentari Airlines 1 15.30 3,56 15.33 6. LNI/ Lion Mentari Airlines 4 15.35 4,03 15.39 7. LNI/ Lion Mentari Airlines 6 15.40 3,90 15.44 8. SLK/ Silk Air Singapore 7 15.45 3,86 15.49 9. LNI/ Lion Mentari Airlines 2 16.10 4,16 16.14 10. BTK/ Batik Air 1 16.15 4,22 16.19 Reka Racana - 7

Dita Meilinda Saputri, Sofyan Triana No Tabel 7. Jam Keberangkatan Pesawat dari Parking Stand Menuju Runway Operator Parking Stand Tabel 8. Rekapitulasi Jam Keberangkatan dan Kedatangan Pesawat di Bandara Husein Sastranegara No Operator Parking Stand Jam Kedatangan Jam Keberangkatan 1. GIA/ Garuda Indonesia 1 12.45 15.20 2. AWQ/ Indonesia Air Asia 2 13.30 15.50 3. AWQ/ Indonesia Air Asia 5 14.05 16.31 4. LNI/ Lion Mentari Airlines 3 14.30 16.22 5. LNI/ Lion Mentari Airlines 1 15.30 16.14 6. LNI/ Lion Mentari Airlines 4 15.35 16.27 7. LNI/ Lion Mentari Airlines 6 15.40 16.35 8. LNI/ Lion Mentari Airlines 7 15.45 16.40 9. SLK/ Silk Air Singapore 2 16.10 16.50 10. BTK/ Batik Air 1 16.15 17.15 5. KESIMPULAN Waktu di Parking Stand Jarak (km) Tiba di Runway 1. GIA/ Garuda Indonesia 1 15.20 3,45 15.23 2. AWQ/ Indonesia Air Asia 2 15.50 3,36 15.53 3. AWQ/ Indonesia Air Asia 5 16.31 3,60 16.38 4. LNI/ Lion Mentari Airlines 3 16.22 3,40 16.30 5. LNI/ Lion Mentari Airlines 1 16.14 3,20 16.22 6. LNI/ Lion Mentari Airlines 4 16.27 3,50 16.34 7. LNI/ Lion Mentari Airlines 6 16.35 3,26 16.42 8. SLK/ Silk Air Singapore 7 16.40 2,37 16.46 9. LNI/ Lion Mentari Airlines 2 16.50 4,09 16.54 10. BTK/ Batik Air 1 17.15 3,63 17.18 Berdasarkan hasil perencanaan posisi parkir pesawat di Bandara Husein Sastranegara berdasarkan data yang didapatkan dari PT Angkasa Pura II dapat disimpulkan bahwa: 1. pesawat rencana yang digunakan untuk perencanaan konfigurasi parkir dan perencanaan posisi parkir pesawat di parkir stand setelah adanya perluasan apron adalah B737-900 ER; 2. jam puncak pesawat harian terjadi pada jam 15.20-16.20 WIB; 3. evaluasi kondisi apron eksisting tidak sesuai dengan KP No. 39 Tahun 2015, maka dilakukan perluasan apron dengan merencanakan konfigurasi parkir yang baru seluas 388 m x 94 m; 4. konfigurasi parkir pesawat terbaik adalah Angled nose-in dengan jumlah parking stand 7 buah yang dapat menampung 10 pesawat dalam 1 jam; 5. hasil perencanaan posisi parkir pesawat setiap maskapai pada konfigurasi apron baru sesuai dengan data jadwal kedatangan PT Angkasa Pura II, tetapi tidak sesuai dengan data jadwal keberangkatan pada peak hour. Reka Racana - 8

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung DAFTAR RUJUKAN Angkasa Pura II (Persero). (2015). Data Fasilitas Airport Civil Engineering Bandara Internasional Husein Sastranegara Kota Bandung. Bandung: PT. Angkasa Pura II. Angkasa Pura II (Persero). (2015). Jumlah Penumpang Harian Bandara Internasional Husein Sastranegara Kota Bandung. Bandung: PT. Angkasa Pura II. Angkasa Pura II (Persero). (2015). Scheduled Notice WICC/Husein Sastranegara Airport Bandung: PT. Angkasa Pura II. Kementerian Perhubungan RI. (2015). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KP 39 Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Perhubungan RI Reka Racana - 9