KAJIAN TEKNIS PERENCANAAN PERKERASAN LANDAS PACU
|
|
- Yenny Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 171 KAJIAN TEKNIS PERENCANAAN PERKERASAN LANDAS PACU (Studi Kasus Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya) Oleh: Oktosuyono 1), Robby 2), dan Mohamad Amin 3) Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya mengalami pertumbuhan penumpang yang cukup pesat, hal tersebut membuat aktivitas lalu lintas di Bandar Udara Tjilik Riwut meningkat. Secara integrasi perkembangan tersebut menuntut akan adanya perbaikan serta peningkatan fasilitas penting. Landas pacu (runway) merupakan fasitas utama dan penting untuk bandar udara, sebab runway adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off), yang harus memiliki kemampuan dari segi kekuatan untuk menahan beban lalu lintas pesawat di atasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran jelas tentang perkembangan pesawat, penumpang dan barang untuk proyeksi Tahun 2013 sampai dengan Tahun Merencanakan perkerasan landas pacu yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan lalu lintas udara untuk proyeksi Tahun Mengevaluasi perkerasan landas pacu kondisi sekarang terhadap kebutuhan perkerasan di Tahun Serta memberikan solusi perencanaan perkerasan landas pacu terhadap kondisi sekarang, untuk mengimbangi kebutuhan perkerasan di Tahun 2022 Teknik ramalan (forecasting) perkembangan aktivitas penumpang Tahun 2022 menggunakan Metode Regresi. Sehingga diperoleh pergerakan penumpang di Bandar Udara Tjilik Riwut rute Palangka Raya-Jakarta pada Tahun 2022 dengan jumlah penumpang atau meningkat 70,05% dari Tahun 2013 dengan jumlah penumpang berangkat Hasil perencanaan perkerasan landas pacu menggunakan Metode Federal Adviation Administration (FAA) didapat kebutuhan perkerasan landas pacu untuk pesawat rencana eksisting B ER membutuhkan tebal total perkerasan 40 inch, dengan lapisan subbase 24 inch, base 12 inch, dan surface 4 inch. dan kebutuhan untuk pesawat rencana pilihan B membutuhkan tebal total perkerasan 46 inch, dengan lapisan subbase 28,50 inch, base 13,50 inch, surface 4 inch. Hasil perencanaan perkerasan landas pacu menggunakan metode Load Clasification Number (LCN) didapat. Kebutuhan perkerasan landas pacu untuk pesawat rencana eksisting B ER membutuhkan tebal total perkerasan 36 inch, dengan lapisan subbase 19 inch, base 13 inch, dan surface 4 inch. dan kebutuhan untuk pesawat rencana pilihan B membutuhkan tebal total perkerasan 34 inch, dengan lapisan 18,50 inch, base 11,50 inch, surface 4 inch. Kata kunci: Bandar Udara, Forecasting, Perencanaan Landas Pacu, FAA, LCN PENDAHULUAN Dalam beberapa tahun terakhir ini Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya mengalami pertumbuhan penumpang yang cukup pesat, hal tersebut membuat aktivitas lalu lintas di Bandar Udara Tjilik Riwut juga meningkat. Secara integrasi perkembangan tersebut menuntut adanya perbaikan serta peningkatan fasilitas prasarana dan sarana bandar udara guna mendukung laju pertumbuhan tersebut. Fasilitas penting pada bandar udara ialah landas pacu, sebab landas pacu adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk lepas landas (take off) dan mendarat (landing). Landas pacu harus memiliki kemampuan dari segi kekuatan untuk menahan beban lalu lintas pesawat. Perkembangan aktivitas lalu lintas udara seperti bertambahnya frekuensi penerbangan, bertambahnya jumlah pesawat yang variasi guna efektivitas pengangkutan. Hal tersebut menyebabkan pertambahan beban lalu lintas pada landas pacu sehingga berpengaruh pada kinerja landas pacu kondisi sekarang. Karena hal tersebut di atas perlu adanya evaluasi dan perencanaan (redesign) terhadap perkerasan landas pacu Bandar Udara Tjilik Riwut Palangaka Raya agar mampu mengimbangi kebutuhan perkembangan lalu lintas udara dengan memproyeksikan ke tahun tertentu di masa yang akan datang. Untuk itu, perencanaan perkerasan landas pacu harus menggunakan beberapa metode atau standar yang disyaratkan secara internasional. Metode perencanaan 1) Oktosuyono adalah mahasiswa di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya 2) Robby, S.T., M.T. adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya 3) Ir. H.M Amin, M.T. adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
2 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 172 perkerasan yang digunakan ialah Metode FAA dan LCN. FAA (Federal Aviation Administration) adalah lembaga pemerintah Amerika Serikat yang bertugas untuk mengatur segala macam hal yang berhubungan dengan penerbangan dan navigasi di Amerika Serikat. Sedangkan sebagai pembanding menggunakan Metode LCN (Load Classification Number). Metode LCN merupakan formulasi dari Air Ministry Direction General of Work, Inggris. Kedua metode tersebut telah diakui oleh ICAO (International Civil Aviation Organization) sebagai metode dalam perencanaan perkerasan landas pacu. Tujuan Penelitian 1. Memberikan gambaran jelas tentang perkembangan pesawat, penumpang dan barang untuk proyeksi Tahun 2013 sampai dengan Tahun Merencanakan perkerasan landas pacu yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan lalu lintas udara untuk proyeksi Tahun Mengevaluasi perkerasan landas pacu kondisi sekarang terhadap kebutuhan perkerasan di Tahun Memberikan solusi perencanaan perkerasan landas pacu terhadap kondisi sekarang, untuk mengimbangi kebutuhan perkerasan di Tahun METODE PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Penelitian 2. Pengumpulan Data Adapun data yang dibutuhkan berupa: a. Data tanah dasar (subgrade). b. Data teknis perkerasan landas pacu. c. Data perkembangan penumpang dan pesawat. 3. Tahap analisis 4. Tahap pembahasan 5. Tahap penyimpulan ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Mencari Penumpang Berangkat Per Rute Data Penumpang tahunan di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya seperti pada Tabel 1 berikut. Data tersebut memuat data penumpang tahunan total dari tahun , dengan rute dan pesawat yang bervariasi, sehingga perlu dilakukan penyortiran dengan mempresentasikan keberangkatan penumpang dengan mengambil acuan dari Tahun 2012 dan Adapun alasan diambilnya acuan data pada Tahun 2012 dan 2013 dikarenakan pada tahun tersebut tersedia data traffic pergerakan penumpang per bulan dengan rute dan pesawat terpisah. Tabel 1. Traffic Kondisi Pergerakan Penumpang Total Seperti yang telah dijelaskan di atas maka perlu dilakukan penyortiran atau mencari persentase acuan penumpang berangkat pada rute tertentu. Dan melihat dari data penumpang dominan dan pengoperasian pesawat terbesar di Tahun 2012 dan 2013 maka rute yang dipilih ialah 1. Rute PKY-JKT, Maskapai Lion Air, Garuda Indonesia Pesawat (B dan B ER). 2. Rute PKY-SBY, Maskapai Lion Air Pesawat (B ER). Adapun pengolahan data penumpang bulanan Tahun sebagai berikut: Tabel 2. Pengolahan Data Penumpang Berangkat Tute PKY-JKT dengan Maskapai Garuda Indonesia
3 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 173 Tabel 3. Pengolahan Data Penumpang Berangkat Rute PKY-JKT dengan Maskapai Lion Air Tabel 5. Hasil Keberangkatan Efektif terhadap Tahun Tabel 4. Pengolahan Data Penumpang Berangkat Rute PKY-SBY dengan Maskapai Lion Air Forecasting Penumpang Berangkat Per Rute Untuk Tahun 2022 Setelah diperoleh nilai penumpang berangkat tahunan per rute, maka selanjutnya dilakukan forecasting untuk penumpang berangkat Tahun Forecasting dilakukan dengan metode pendekatan trend regresi, eksponensial, kuadratik dan kubik dengan hasil sebagai berikut. Tabel 6. Hasil Forecasting (Tahun 2022) Dari hitungan di atas diperoleh persentase keberangkatan penumpang per rute sebagai berikut: PKY JKT = = % PKY SBY = % Kesimpulan: PKY-JKT > PKY-SBY % > 26.88% (diambil nilai terbesar) Setelah mendapat nilai persentase terbesar yaitu 47,46 % dengan rute Palangka Raya- Jakarta, hasil persentase terbesar dijadikan acuan persentase keberangkatan penumpang pada rute Palangka Raya-Jakarta untuk Tahun 2001 sampai Hasil forecasting pada tabel di atas didapat untuk nilai R paling mendekati 1 dan nilai sy.x paling rendah adalah trend kubik. Maka trend forecasting kubik dipilih sebagai trend forecasting yang digunakan dalam perencanaan. Gambar 1. Grafik Regresi Trend Kubik
4 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 174 Dari grafik trend kubik di atas maka perlu dicari nilai puncak dari trend tersebut. Ada dua metode untuk mencari nilai puncak, yaitu cara grafis dan cara analitis. 1. Cara grafis Cara grafis ialah dengan, dengan menarikan garis horizontal ke puncak grafik kubik sehingga diperoleh nilai puncak di Tahun 2021 dengan jumlah penumpang sebesar orang. 2. Cara analitis Cara analitis dengan menurunkan nilai x dari fungsi kubik, sbagai berikut. Y = , ,021 x + 830,103 x 2-71,44 x 3 = ,709 (0) ,021 (1) + 830,103 (2) x - 71,44 (3) x 2 = , ,206 x 214,32 x 2 = ,021 (0) ,206 (1) - 214,32 (2) x = 1660, ,640 x = maka x = 13,8732 Maka nilai puncak Y, dengan x = 13,873 Y max = , ,021 (13,873) + 830,103 (192,460) - 71,44 (2669,999) = Jenis dan Frekuensi Pesawat Pesawat Rencana 1. Pesawat rencana eksisting Pesawat rencana eksisitng merupakan pesawat rencana yang saat ini digunakan di Bandar Udara Tjilik Riwut palangkaraya. Pesawat rencana eksisting di Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya menggunakan pesawat Boeing B ER dengan kapasitas 213 kursi penumpang. 2. Pesawat Rencana Pilihan Pesawat rencana pilihan merupakan tipe pesawat rencana untuk perencanaan dan merupakan pesawat yang dipilih langsung untuk kebutuhan pelayanan bandar udara pada Tahun Pesawat rencana pilihan untuk Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya Tahun 2022 diasumsikan dari hasil peninjauan terhadap kondisi bandar udara provinsi di sekitar Kalteng, dengan menimbang beberapa faktor sebagai berikut: a. Bandar Udara Sepinggan Kalimantan Timur dan Syamsudin Noor Kalimantan Selatan merupakan bandar udara dengan kategori bandar udara internasional dengan pelayanan rute internasional dan menjadi embarkasi haji. b. Bandar Udara Sepinggan Kaltim dan Syamsudin Noor Kalsel, merupakan bandar udara dengan kelas di atas Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya Kalteng. Adapun status pesawat rencana pada Bandar Udara terbesar di Provinsi Kalsel-Kaltim sebagai berikut: 1. Bandar Udara Sepinggan Provinsi Kalimantan timur Kelas : IA Kategori : Bandar udara internasional, embarkasi haji Pesawat rencana : B Bandar Udara Syamsudin Noor Provinsi Kalimantan selatan Kelas Kategori : IB : Bandar udara internasional, embarkasi haji Pesawat rencana : B Dengan acuan pada Bandar Udara Sepinggan dan Syamsudin Noor yang menggunakan pesawat tipe Boeing B , maka ditentukan pula pesawat rencana pilihan untuk Bandar Udara Tjilik Riwut Tahun 2022 ialah B Penumpang Jam Sibuk 1. Jumlah penumpang berangkat per rute Diketahui dari perhitungan prakiraan nilai puncak penumpang berangkat Tahun 2021 rute terbesar PKY-JKT berjumlah orang penumpang berangkat. 2. Penumpang harian rencana Tahun 2021 per rute = orang 3. Kebutuhan tempat duduk per rute pada Tahun 2021 (p.p)
5 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 175 Load factor rencana ditetapkan sebesar 70% untuk antisipasi lonjakan penumpang tak terduga. 4. Kebutuhan pesawat pada tahun puncak 2021 a. Dengan pesawat eksisting B ER dengan kapasitas 213 kursi penumpang, dihitung untuk tahun /hari b. Dengan pesawat rencana pilihan menggunakan B dengan kapasitas 275 kursi penumpang, dihitung untuk Tahun /hari 5. Pergerakan pesawat di bandara per arah Tahun 2021 a. Pesawat rencana Eksisting B ER = jmlh pesawat per arahx2 gerakan (pp) = 8 x 2 = 16 kali/hari b. Pesawat Rencana Pilihan B = jumlah pesawat per arah x 2 gerakan (pp) = 6 x 2 = 12 kali/hari 6. Frekuensi pesawat di bandara Tahun 2021 Frekuensi pesawat yang dihitung merupakan pesawat pada rute tersibuk Palangka Raya-Jakarta (PKY-JKT). Sehingga frekuensi yang diambil hanya satu rute maka seperti berikut. a. Pesawat eksisting rencana B ER = kebutuhan pesawat per rute x 1 rute = 8 x 1 = 8 kali/hari b. Pesawat Rencana Pilihan B = kebutuhan pesawat per rute x 1 rute = 6 x 1 = 6 kali/hari Pergerakan Pesawat dan Penumpang Jam Puncak Penentuan pergerakan pesawat pada jam puncak dan penentuan penumpang pada jam puncak, dikembangkan dari hasil perhitungan prakiraan penumpang dan faktor koefisien. 1. Koefesien pergerakan pesawat jam puncak Perhitungan pergerakan pesawat jam puncak (Cp) Tahun 2021 Cp = Di mana Md adalah total pergerakan pesawat di bandara (daily movement) per hari Cp = (diperoleh dari rumus Naftali; 2001) 2. Koefesien penumpang jam puncak (d) Tahun 2021 Diperoleh dari formula JICA (1992) a. Untuk pesawat rencana eksisting B ER d = d = = b. Untuk pesawat rencana Pilihan B d = d = = Pergerakan pesawat pada jam puncak (Mn) Tahun 2021 Mn = Cp x Md = x 12 = dibulatkan 5 buah pesawat 4. Penumpang pada jam puncak Tahun 2021 a. Untuk Pesawat rencana eksisting B ER = kebutuhan tempat duduk per rute (p.p) x d = x = dibulatkan jadi 467 orang b. Untuk Pesawat rencana pilihan B = kebutuhan tempat duduk per rute (p.p) x d = x = dibulatkan jadi 439 orang Perencanaan Perkerasan Landas Pacu dengan Metode FAA Dalam perencanaan landas pacu Bandar Udara Tjilik Riwut untuk kondisi Tahun 2022 mendatang adalah dengan Metode Federal Aviation Administration (FAA), di mana sebagai pesawat acuan rencana (aircraft design) adalah pesawat jenis Boeing B dengan jenis struktur perkerasan lentur. 1. Klasifikasi tanah dasar (sub grade) Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya dalam perencanaan perkerasan, berdasarkan data yang telah diperoleh menurut FAA termasuk grup E-10, dan jika dimasukan pada tabel CBR didapat nilai
6 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 176 CBR 5-6. Maka perhitungan perencanaan berikutnya CBR diambil nilai Total equivalent annual departure Perhitungan equivalent annual departure dipengaruhi oleh pesawat rencana, tipe roda pendaratan utama dan berat kotor pesawat. Tabel 7. Perhitungan R1 Tipe roda pendaratan utama untuk jenis pesawat rencana yang digunakan sebagai berikut. Tabel 8. Main Gear Type Perencanaan Perhitungan equivalent annual departure (R1); Dalam perhitungan R1 berikut, roda pendaratan tidak perlu dikonversi dikarenakan dalam perencanaan ini bersifat mengevaluasi alternatif pesawat rencana tunggal (bukan pesawat rencana campuran). Pesawat rencana eksisting B ER R2=1x2.400 (pesawat rencana alternatif 1) Perhitungan Tebal Perkerasan Pesawat Rencana Eksisting B ER Data perencanaan: Maximum take-off weight (MTOW), B ER: lbs. Equivalent annual departure: CBR subgrade 5% CBR subbase perencanaan: 20% (FAA mensyaratkan 20% - 25%) Roda pendaratan: Dual Wheel Landing Gear Tebal Total Perkerasan (CBR subgrade 5%) Nilai plot grafik= 37 inch; maka tebal total perkerasan= 37 inch. Tebal lapisan permukaan (surface) Daerah kritis= 4 inch (disyaratkan) Daerah non kritis= 3 inch Tebal subbase (CBR 20%) Nilai plot grafik= 15 inch Maka nilai subbase = = 22 inch Tebal Base Tebal Base = 15 4 = 11 inch Base course minimum dari FAA, didapat tebal minimum = 11 inch 11 inch = 11 inch = memenuhi syarat base minimum FAA. Tabel 9. Kebutuhan Lapisan Landas Pacu Pesawat Rencana B Log R1 = Log R2 x 1/2 = (Log 2.400) x )1/2 R1 =103,380 = B ER Pesawat rencana pilihan B dengan wheel load nya (W1) R2=1x2.700 (pesawat rencana alternatif 2) Log R1 = Log R2 x 1/2 = (Log 1800) x ) 1/2 R1 = 10 3,255 = B Perhitungan Tebal Perkerasan Pesawat Rencana Pilihan B Data perencanaan: Maximum take-off weight (MTOW), B ER : lbs Equivalent annual departure : CBR subgrade 5% CBR subbase perencanaan = 20% (FAA mensyaratkan 20% - 25%) Roda pendaratan: Dual Tandem Wheel Landing Gear Tebal Total Perkerasan (CBR subgrade 5%) Nilai plot grafik = 45 inch; maka tebal total perkerasan = 45 inch
7 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 177 Tebal lapisan permukaan (surface) Daerah kritis = 4 inch (disyaratkan) Daerah non kritis = 3 inch Tebal Subbase (CBR 20%) nilai plot grafik = 17 inch maka nilai subbase = = 28 inch Tebal Base Tebal Base = 17 4 = 13 inch Base course minimum dari FAA, didapat tebal minimum = 13,5 inch 13,5 inch > 13 inch = tidak memenuhi syarat FAA, maka digunakan nilai terbesar yaitu 13,5 inch Koreksi tebal base menjadi = 45 13,5 4 = 27,5 inch Tabel 10. Kebutuhan Lapisan Landas Pacu Pesawat Rencana B Perencanaan Perkerasan Landas Pacu dengan Metode LCN Dalam perencanaan landas pacu Bandar Udara Tjilik Riwut untuk kondisi tahun 2022 mendatang adalah dengan metode load classification number load (LCN), di mana sebagai pesawat acuan rencana (aircraft design) adalah pesawat jenis Boeing B dan B ER dengan jenis struktur perkerasan lentur. 1. Klasifikasi tanah dasar Subgrade nilai CBR = 5 % Subbase nilai CBR = 20 % Base nilai CBR = 80 % 2. Konfigurasi roda pendaratan Konfigurasi roda pendaratan kebutuhan perencanaan metode LCN sebagai berikut. Tabel 11. Main Gear Type Perencanaan Tabel 12. Tekanan Roda Pendaratan 3. Equivalent Single Wheel Load (ESWL) Equivalent Single Wheel Load dari setiap pesawat dapat dinyatakan dalam LCN. a. Nilai ESWL pesawat B ER adalah konfigurasi roda = Tricycle, 2 Main Gear and Nose Wheel type main gear = Dual wheel MTOW = lb Beban pada main gear = 95 % ESWL = 95%x x(1/ roda pendaratan=4) = ,75 lb Kontak area ban semua roda pada main gear = LCN: dan dengan memasukan harga ESWL ke grafik didapat nilai LCN 61 b. Nilai ESWL pesawat B adalah konfigurasi roda = Tricycle, 2 Main Gear and Nose Wheel type main gear = dual wheel berat kotor pesawat = lb beban pada main gear = 95 % ESWL = 95% x x (1/Roda pendaratan= 8) = ,750 lb kontak area ban semua roda pada main gear = LCN: dan dengan memasukan harga ESWL ke grafik didapat nilai LCN Perhitungan Tebal Perkerasan a. Perhitungan tebal perkerasan kebutuhan B ER: Data data: CBR subgrade = 5% CBR base = 80% CBR subbase = 20% Nilai LCN = 61% Dari grafik didapat tebal perkerasan sebagai berikut: Tebal total perkerasan (Subgrade CBR 5%) Nilai Plot grafik= 36 inch; maka tebal total perkerasan = 36 inch Tebal Subbase (CBR 20%) Nilai plot grafik = 17 inch Maka tebal subbase= =19 inc Tebal Base (CBR 80%) Nilai plot grafik = 4 inch Maka tebal Base = 17 4 = 13 inc Tebal Surface = = 4 inch
8 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 178 Tabel 13. Tebal Perkerasan dengan Menggunakan (LCN) untuk Pesawat B ER base, dan subbase dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 15. Rekapitulasi Tebal Perkerasan Metode FAA dan LCN untuk Pesawat B ER b. Perhitungan tebal perkerasan kebutuhan B : Data data yang ada: CBR subgrade = 5% CBR base = 80% CBR sub base = 20% Nilai LCN = 56% Dari grafik didapat tebal perkerasan sebagai berikut: Tebal total perkerasan (Subgrade CBR 5%) Nilai Plot grafik = 34 inch; maka tebal total perkerasan = 34 inch Tebal Subbase (CBR 20%) Nilai Plot grafik = 15,5 inch Maka tebal Subbase = 34 15,5 = inch Tebal Base (CBR 80%) Nilai Plot grafik = 4 inch Maka tebal base = 15,5 4 = 11,5 inch Tebal Surface Didapat tebal surface = 34 18,5 11,5= 4 inch Tabel 14. Tebal Perkerasan dengan Menggunakan (LCN) untuk Pesawat B Tabel 16. Rekapitulasi Tebal Perkerasan Metode FAA dan LCN untuk Pesawat B Tabel 17. Rekapitulasi Tebal Perkerasan Metode FAA dan LCN untuk Pesawat Rencana B ER Tabel 18. Rekapitulasi Tebal Perkerasan Metode FAA dan LCN untuk Pesawat Rencana B PENUTUP HASIL PENELITIAN Rekapitulasi Tebal Lapisan Perkerasan Metode FAA dan LCN Rekapitulasi hasil perencanaan dua metode perkerasan Metode FAA dan LCN untuk kebutuhan dua pesawat rencana keterangan masing-masing lapisan, meliputi surface, Kesimpulan Berdasarkan uraian dan perhitungan mengenai estimasi penumpang, pesawat rencana terpilih dan perencanaan kebutuhan perkerasan landas pacu sampai dengan kebutuhan Tahun 2022 untuk Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Rute penerbangan Palangka Raya-Jakarta (PKY-JKT) merupakan rute dengan persentase rata-rata keberangkatan tahunan penumpang terbesar, dengan
9 PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 179 total keberangkatan tahunan sebesar 47,46 %. 2. Estimasi rencana keberangkatan penumpang untuk Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2022 dengan trend peningkatan nonlinear (trend kubik) memiliki nilai puncak keberangkatan pada Tahun 2021 dengan jumlah penumpang, dengan persentase peningkatan dari Tahun 2013 sebesar 70,50 %. 3. Pesawat rencana terpilih untuk perencanaan, menggunakan dua tipe pesawat yang mempunyai frekuensi layanan Tahun 2021 sebagai berikut. a. Pesawat rencana eksisting B ER, dengan frekuensi 8 kali/hari. b. Pesawat rencana Pilihan B , dengan frekuensi 6 kali/hari. Saran 1. Perencanaan perkerasan landas pacu mempunyai masalah yang kompleks, terutama pada pemilihan pesawat rencana dengan frekuensi yang sesuai dengan slot rute penerbangan pada masa depan. Oleh sebab itu instansi terkait dapat terlibat lebih aktif lagi sehingga hasil perencanaan lebih efektif, akurat dan efisien. Mengingat kebutuhan untuk memperoleh data-data perencanaan yang masih sulit. 2. Dilihat dari hasil perhitungan, penggunaan pesawat rencana di Tahun 2022 dengan tipe pesawat B dengan frekuensi 6 kali/hari. Lebih efektif dan wajar untuk ketersediaan slot operasional pesawat. Oleh karena itu Bandar Udara Tjilik Riwut harus mempersiapkan kebutuhan struktur runway yang memenuhi kebutuhan pesawat rencana dimasa yang akan datang. 3. Hasil perhitungan struktur runway dapat dijadikan acuan untuk memperhitungkan keperluan penambahan (overlay) pada struktur runway eksisting Bandar Udara Tjilik Riwut Palangka Raya. DAFTAR PUSTAKA Advisory Circular AC 150/5320-6D Airport Pavement Design and Evaluation. FAA. Basuki, Heru Merancang dan Merencana Lapangan Terbang. Bandung: Penerbit Alumni. D Airplane Characteristics for Airport Planning. Boeing Commercial Airplanes. D Airplane Characteristics for Airport Planning. Boeing Commercial Airplanes. Horonjeff, R dan Francis X McKelvey Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara Jilid 2, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Makrigakis, Spyros et. al Metode Dan Aplikasi Peramalan, Jilid 1 Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Herawati dan Numan Alternatif Perencanaan Perkerasan Runway Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya dengan Metode FAA dan LCN. Tugas Akhir, Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. Naftali Perencanaan Pengembangan Landas Pacu Bandar Udara H. Asan Sampit. Tugas Akhir, Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. Robert Horonjeff, Francis X. McKelvey, William J. Sproule & Seth B. Young Planning And Design Of Airports, Fifth Edition. USA: McGraw-Hill Companies Inc.
PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN
PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN Yasruddin Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin ABSTRAK Bandar Udara
Lebih terperinciPerencanaan Bandar Udara
Perencanaan Bandar Udara Perkerasan Rigid Page 1 Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari beberapa lapisan dengan kekerasan dan daya dukung yang berlainan. Perkerasan yang dibuat dari campuran aspal
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Runway digunakan untuk kegiatan mendarat dan tinggal landas pesawat terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum take off weight terbesar
Lebih terperinciANALISA PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) APRON BANDAR UDARA SULTAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
Huzeirien dan M. Eri Dahlan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Batanghari Jambi Email : gharisa@yahoo.co.id Abstrak Fungsi Bandar Udara seperti sebuah terminal dimana dalam hal ini
Lebih terperinciDESAIN TEBAL PERKERASAN DAN PANJANG RUNWAY MENGGUNAKAN METODE FAA; STUDI KASUS BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU SUMATERA UTARA
DESAIN TEBAL PERKERASAN DAN PANJANG RUNWAY MENGGUNAKAN METODE FAA; STUDI KASUS BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU SUMATERA UTARA Anton Manontong Nababan, Eduardi Prahara, ST,. MT. 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISIS TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN PADA BANDAR UDARA NUSAWIRU CIJULANG KABUPATEN CIAMIS
ANALISIS TEBAL PERKERASAN TAMBAHAN PADA BANDAR UDARA NUSAWIRU CIJULANG KABUPATEN CIAMIS Oleh:Dedi Sutrisna, Drs., M.Si. Abstrak Bandar Udara Nusawiru merupakan bandara kelas perintis yang terletak di pantai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi baik darat, laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali, serta
Lebih terperinciPerbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku Pada Apron Dengan Metode FAA, PCA dan LCN Dari Segi Daya Dukung: Studi Kasus Bandara Juanda
Perbandingan Metode Perencanaan Perkerasan Kaku Pada Apron Dengan Metode FAA, PCA dan LCN Dari Segi Daya Dukung: Studi Kasus Bandara Juanda Redy Triwibowo, Ervina Ahyudanari dan Endah Wahyuni Jurusan Teknik
Lebih terperinciPerencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya
Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya oleh : Yoanita Eka Rahayu 3112040611 LATAR BELAKANG Saat ini masyarakat cenderung menginginkan sarana transportasi yang cepat dan
Lebih terperinci2.3 Dasar - Dasar Perancangan Tebal Lapis Keras Lentur Kapasitas Lalulintas Udara 20
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI i m v vii ^ x ^ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan Analisis 5 1.3 Batasan Masalah 5
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PEMBAHASAN 4.1. Perhitungan Dengan Cara Manual Data yang diperlukan dalam perencanaan tebal perkerasan metode FAA cara manual adalah sebagai berikut: 1. Nilai CBR Subbase : 20% 2. Nilai CBR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengadakan transportasi udara adalah tersedianya Bandar Udara (Airport)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi udara sangat efektif digunakan untuk membawa penumpang dengan jarak yang jauh dan dapat mempercepat waktu tempuh dibandingkan transportasi darat dan laut.
Lebih terperinciparameter, yaitu: tebal /(bidang kontak)^ dan CBR/tekanan roda, serta memisahkan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Metode Perancangan CBR (California Bearing Ratio) Metode CBR pertama kali dikembangkan oleh California Division of Highways, 1928. metode CBR kemudian dipakai oleh Corp of Engineers,
Lebih terperinciANALISIS PENINGKATAN LANDASAN PACU (RUNWAY) BANDAR UDARA PINANG KAMPAI-DUMAI
ANALISIS PENINGKATAN LANDASAN PACU (RUNWAY) BANDAR UDARA PINANG KAMPAI-DUMAI Irvan Ramadhan, ST Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Dumai Muhammad Idham, ST, M.Sc Anton Budi Dharma,
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA &ANALISIS. dengan menggunakan Program COMFAA 3.0 adalah sebagai berikut :
BAB IV PENGOLAHAN DATA &ANALISIS 4.1 Hasil Perencanaan Program COMFAA 3.0 Data sekunder yang merupakan hasil perhitungan tebal perkerasana kaku dengan menggunakan Program COMFAA 3.0 adalah sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya pembangunan disegala bidang khususnya bidang ekonomi pada dewasa ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat penting didalam menunjang aktifitas
Lebih terperinciDAFTAR lsi. ii DAFTAR lsi. iv DAFTAR TABEL. vi DAFTAR GAMBAR. vii DAFTAR LAMPIRAN. viii ISTILAH - ISTILAH. ix NOTASI- NOTASI
DAFTAR lsi LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN INTISARI KATA PENGANTAR ii DAFTAR lsi iv DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN viii ISTILAH - ISTILAH ix NOTASI- NOTASI xi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1
Lebih terperinciAnalisa Kekuatan Perkerasan Runway, Taxiway, dan Apron (Studi Kasus Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Pesawat Airbus A-380)
Analisa Kekuatan Perkerasan Runway, Taxiway, dan Apron (Studi Kasus Bandar Udara Soekarno Hatta dengan Pesawat Airbus A-380) Rindu Twidi Bethary Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. jenis data yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian, untuk kemudian diolah
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, yaitu segala jenis data yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian, untuk
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Peramalan dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang diperkirakan akan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Peramalan dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang berdasarkan gejala-gejala pada masa sekarang dan masa lalu. Peramalan
Lebih terperinciDosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )
TUGAS AKHIR ( RC09 1380 ) Dosen Pembimbing Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD Mahasiswa Sheellfia Juni Permana 3110 106 036 JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS 3.1 Lokasi Penelitian Bandar Udara Radin Inten II terletak di Jl. Alamsyah Ratu Prawiranegara Branti Raya, Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Tepatnya berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar udara (Airport) merupakan salah satu infrastruktur penting yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bandar udara (Airport) berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang memiliki prospek untuk berkembang dari
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PEMETAAN NILAI KEKESATAN PADA PERMUKAAN PERKERASAN EKSISTING LANDAS PACU UTARA DI BANDARA SOEKARNO-HATTA
TUGAS AKHIR PEMETAAN NILAI KEKESATAN PADA PERMUKAAN PERKERASAN EKSISTING LANDAS PACU UTARA DI BANDARA SOEKARNO-HATTA Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Stara 1 (S-1) Disusun Oleh
Lebih terperinciKAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO
KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO Freddy Jansen Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Bandar Udara Sam Ratulangi merupakan salah satu pintu
Lebih terperinciLAMPIRAN A PENGGUNAAN PROGRAM. Program FAARFIELD V1.305 ini dapat di download dari internet, kemudian
L1 LAMPIRAN A PENGGUNAAN PROGRAM 1. Instalasi Program Program FAARFIELD V1.305 ini dapat di download dari internet, kemudian diinstal dengan menggunakan Autorun atau setup.exe. Pada saat instalasi, akan
Lebih terperinciPERENCANAAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA TUANKU TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU. B U D I M A N 1 ARIFAL HIDAYAT, ST, MT 2 BAMBANG EDISON, S.
PERENCANAAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA TUANKU TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU B U D I M A N 1 ARIFAL HIDAYAT, ST, MT 2 BAMBANG EDISON, S.Pd, MT 3 ABSTRAK Kondisi topografi antar wilayah Riau dan luar wilayah
Lebih terperinciTINJAUAN PENGEMBANGAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA KASIGUNCU KABUPATEN POSO
JURNAL Rekayasa dan Manajemen Transportasi Journal of Transportation Management and Engineering TINJAUAN PENGEMBANGAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA KASIGUNCU KABUPATEN POSO Amir S. Adu*, Peter Lee Barnabas**
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG: STUDI KASUS BANDARA JUANDA
PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN PERKERASAN KAKU PADA APRON DENGAN METODE FAA, PCA DAN LCN DARI SEGI DAYA DUKUNG: STUDI KASUS BANDARA JUANDA Redy Tribowo Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA SENTANI BERBASIS JUMLAH DAN TIPE PESAWAT
ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA SENTANI BERBASIS JUMLAH DAN TIPE PESAWAT Pembimbing I Prof. Ir. Sakti Adji Adjisasmita, Msi, M.Eng.Sc,Ph.D Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciSingkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan.
3. SIMBOL DAN SINGKATAN 3.1 AC Singkatan dari Advisory Circular, merupakan suatu standar dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang mengatur mengenai penerbangan. 3.2 ACN Singkatan dari Aircraft Classification
Lebih terperinciJurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA
Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA Peningkatan Fasilitas Landas Pacu Bandar Udara Fatmawati Soekarno Bengkulu Untuk Meningkatkan Pelayanan Penerbangan The Improvement Of Runway Facility In
Lebih terperinciBandar Udara. Eddi Wahyudi, ST,MM
Bandar Udara Eddi Wahyudi, ST,MM PENGERTIAN Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah
Lebih terperinciOPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO
OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO Freddy Jansen* Abstrak Bandar Udara Sam Ratulangi merupakan salah satu pintu gerbang Sulawesi Utara yang terletak pada 07.32 LU / 124.55
Lebih terperinciPERENCANAAN PERPANJANGAN LANDASAN PACU BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR (Runway Longer Design of Ahmad Yani Airport Semarang) Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (Strata -1) Jurusan Teknik Sipil Ekstensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Bandara tersibuk di dunia tahun 2014 versi ACI
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan akan penerbangan sebagai salah satu moda transportasi di Indonesia terus meningkat tajam. Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta memerankan peranan penting
Lebih terperinciTUGAS AKKHIR ANALISIS PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN APRON BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG DENGAN METODE FEDERATION AVIATION ADMINISTRATION
TUGAS AKKHIR ANALISIS PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN APRON BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG DENGAN METODE FEDERATION AVIATION ADMINISTRATION (FAA) DAN LOAD CLASSIFICATION NUMBER (LCN) Diajukan Sebagai
Lebih terperinciJurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA
Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA Beban Ijin Total Pesawat (Pta) Dari Nilai PCN (Pavement Classification Number) Di Bandara Kuala Namu Medan Load Permit Total Aircraft (Pta) From PCN Value
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang tersebar dari ujung Barat Sabang sampai ujung Timur Merauke. Kepulauan Papua yang letaknya di bagian ujung
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDARA ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDARA ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Disusun oleh : Nur Ayu Diana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sandhyavitri (2005), bandar udara dibagi menjadi dua bagian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bandar Udara Bandar udara adalah area yang dipergunakan untuk kegiatan take-off dan landing pesawat udara dengan bangunan tempat penumpang menunggu (Horonjeff R, 1975). Menurut
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1. Kesimpulan Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang sebanyak 25,085,594.74 orang dan pada jam sibuk sebanyak 1591 orang, maka hasil perhitungan
Lebih terperinciBAB III METODE PERENCANAAN. Mulai. Perumusan masalah. Studi literatur. Pengumpulan data sekunder & primer. Selesai
BAB III METODE PERENCANAAN 3.1. Bagan Alir Perencanaan Langkah-langkah yang dilaksanakan pada studi ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini. Mulai Perumusan masalah Studi literatur Pengumpulan
Lebih terperinciANALISIS TEBAL DAN PERPANJANGAN LANDASAN PACU PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II
ANALISIS TEBAL DAN PERPANJANGAN LANDASAN PACU PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II Hastha Yuda Pratama Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya (Jl. Raya Prabumulih KM 3 Indralaya,
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN SISI UDARA BANDAR UDARA MALI KABUPATEN ALOR UNTUK JENIS PESAWAT BOEING
STUDI PENGEMBANGAN SISI UDARA BANDAR UDARA MALI KABUPATEN ALOR UNTUK JENIS PESAWAT BOEING 737-200 Andrew U. R. Samapaty 1 (andrewsamapaty@ymail.com) Tri M. W Sir 2 (trimwsir@yahoo.com) Ruslan Ramang 3
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu
PENDAHULUAN BAB I I.1 Latar Belakang Transportasi adalah usaha untuk memindahkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain dalam aktivitas sehari hari dengan menggunakan alat trasportasi. Indonesia
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTURAL PERKERASAN BANDAR UDARA
PERANCANGAN STRUKTURAL PERKERASAN BANDAR UDARA PERKERASAN Struktur yang terdiri dari satu lapisan atau lebih dari bahan 2 yang diproses Perkerasan dibedakan menjadi : Perkerasan lentur Campuran beraspal
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
Rifdia Arisandi 3108100072 Dosen Pembimbing Ir. Hera Widiyastuti, MT., Ph.D JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 Peningkatan kebutuhan
Lebih terperinciBAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA
57 BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA 5.1. TINJAUAN UMUM Pada bab sebelumnya telah dibahas evaluasi dan analisis kondisi eksisting Bandara Babullah sesuai dengan tipe pesawat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan salah satu infrastruktur penting yang diharapkan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Bandar udara merupakan salah satu infrastruktur penting yang diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bandar udara berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang
Lebih terperinciANALISIS TEBAL DAN PERPANJANGAN LANDASAN PACU PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II
ANALISIS TEBAL DAN PERPANJANGAN LANDASAN PACU PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II ANALISIS TEBAL DAN PERPANJANGAN LANDASAN PACU PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN MAHMUD BADARUDDIN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini pertumbuhan transportasi udara terus mengalami peningkatan yang cukup pesat hingga 20% per tahun sebagaimana yang dihitung oleh INACA
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN PESAWAT BOEING B ER TERHADAP TEBAL PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA
PENGARUH BEBAN PESAWAT BOEING B 737-900 ER TERHADAP TEBAL PERKERASAN LANDAS PACU BANDAR UDARA (Studi Kasus Bandar Udara Tampa Padang Mamuju Sulawesi Barat) Oleh: Badru kamal 1, Arif Mudianto 2, Puji Wiranto
Lebih terperinciEVALUASI RIGID PAVEMENT APRON BANDARA KALIMARAU BERAU DENGAN METODE FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION
EVALUASI RIGID PAVEMENT APRON BANDARA KALIMARAU BERAU DENGAN METODE FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION Rahmat 1) H. Mustakim 2) Risfadiah 3) Program Studi Teknik Sipil Universitas Balikpapan Email : rhtrusli@gmail.com
Lebih terperinciPERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1
PERENCANAAN BANDAR UDARA Page 1 SISTEM PENERBANGAN Page 2 Sistem bandar udara terbagi menjadi dua yaitu land side dan air side. Sistem bandar udara dari sisi darat terdiri dari sistem jalan penghubung
Lebih terperinciPerencanaan Pengembangan Apron Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Perencanaan Pengembangan Apron Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Rifdia Arisandi, dan Ir. Hera Widiyastuti, MT., Ph.D. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciJurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA
Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA Pengaruh Divert Landing Pesawat A-380 Terhadap Beban Ijin Total Pesawat (Pta) Dari Nilai PCN (Pavement Classification Number) Di Bandar Udara Soekarno Hatta
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS APRON: PERMSALAHAN DAN USULAN KONSEP DESAIN TERMINAL BARU PADA BANDAR UDARA INTERNATIONAL SULTAN HASANUDDIN
JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS KAPASITAS APRON: PERMSALAHAN DAN USULAN KONSEP DESAIN TERMINAL BARU PADA BANDAR UDARA INTERNATIONAL SULTAN HASANUDDIN Oleh : BAYUREZEKY A.P.S D111 12 103 JURUSAN SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciANALISIS PERKERASAN LANDAS PACU BANDARA SOEKARNO-HATTA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FAARFIELD
ANALISIS PERKERASAN LANDAS PACU BANDARA SOEKARNO-HATTA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK FAARFIELD Lisa Jasmine NRP: 1421008 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T., M.T. ABSTRAK Bandara Soekarno-Hatta merupakan pintu
Lebih terperinciSebagian FAKULTAS TEKNIKK. Number)
The image cannot be displayed. Your computer may not have enough memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still
Lebih terperinciANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II MENGGUNAKAN METODE FAA
ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY, DAN APRON BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II MENGGUNAKAN METODE FAA Brian Charles S 1, Sri Djuniati 2, Ari Sandhyavitri 2 1) Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB V ANALISIS DAN PERANCANGAN 5.1. Kondisi Eksisting Bandar udara Domine Eduard Osok adalah bandar udara terbesar di daerah Semenanjung Kepala Burung Pulau Papua. Bandara ini dibangun pada tahun 2002
Lebih terperinciTUGAS AKHIR AHMAD SAIFULLAH. Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan. Program Strata Satu (S-1) Teknik Sipil.
TUGAS AKHIR ANALISIS KAPASITAS RUNWAY 3 BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA BERDASARKAN PERBANDINGAN METODE FAA DAN METODE PENGEMBANGAN PEMODELAN OPERASI PESAWAT Diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciANALISA METODE-METODE PERENCANAAN PERKERASAN STRUKTURAL RUNWAY BANDAR UDARA TUGAS AKHIR
ANALISA METODE-METODE PERENCANAAN PERKERASAN STRUKTURAL RUNWAY BANDAR UDARA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-12 Evaluasi Kebutuhan Luasan Apron Pada Rencana Pengembangan Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Muhammad Nursalim,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap tingkat pelayanan (level of service) terminal dan apron Bandara. Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan, sejalan dengan hal tersebut terjadi pula peningkatan pergerakan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON BANDAR UDARA DR. F.L. TOBING MENGGUNAKAN METODE UNITED STATES OF AMERICAN PRACTICE
ANALISIS STRUKTUR PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON BANDAR UDARA DR. F.L. TOBING MENGGUNAKAN METODE UNITED STATES OF AMERICAN PRACTICE Dwinanta Utama Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II
35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II Bandar Udara Radin Inten II adalah bandara berkelas umum yang penerbangannya hanya domestik. Bandara ini terletak di kecamatan Natar,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Perencanaan landas pacu dan perkerasan fleksibel landas pacu sebuah bandar udara adalah salah satu perencanaan yang sangat unik karena belum tentu dapat diprediksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa yang memiliki potensi sumber daya alam dan buatan yang berkualitas, kualitas sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkerasan kaku atau rigid pavement adalah jenis perkerasan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkerasan Kaku Perkerasan kaku atau rigid pavement adalah jenis perkerasan yang menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasan tersebut. Perkerasan kaku merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota Padang, yang menempati lahan seluas ± 427 hektare merupakan pintu gerbang utama Provinsi Sumatera
Lebih terperinciANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN
ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN Sakti Adji Adisasmita 1, Syafruddin Rauf 1, Yodi Litha. 2 Abstract An increasing number of aircraft
Lebih terperinciDESAIN TEBAL PERKERASAN DAN PANJANG RUNWAY MENGGUNAKAN METODE FAA; STUDI KASUS BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH
DESAIN TEBAL PERKERASAN DAN PANJANG RUNWAY MENGGUNAKAN METODE FAA; STUDI KASUS BANDARA INTERNASIONAL KUALA NAMU SUMATERA UTARA SKRIPSI OLEH ANTON MANONTONG NABABAN 1100052106 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
Lebih terperinciSTUDI ANALISA PENGEMBANGAN AIR SIDE AREAL LAPANGAN TERBANG TANJUNG HARAPAN, KABUPATEN BULUNGAN - KALTARA
STUDI ANALISA PENGEMBANGAN AIR SIDE AREAL LAPANGAN TERBANG TANJUNG HARAPAN, KABUPATEN BULUNGAN - KALTARA TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ditentukan pada Bandar Udara Husein Sastranegara terletak Jalan Pajajaran No.156 Bandung, Propinsi Jawa Barat. Bandara ini berada di
Lebih terperinciWARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara
WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Penentuan Tebal Perkerasan Lentur Berdasarkan Nilai CBR (California Bearing Ratio) dan ESWL (Equivalent Single Wheel Load) Pesawat Rencana Pada Perencanaan Pembangunan
Lebih terperinciEVALUASI TAHAPAN PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA TEBELIAN SINTANG
EVALUASI TAHAPAN PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA TEBELIAN SINTANG Reza Fitriansyah 1) Komala Erwan 2) Said, 2) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tanjungpura Pontianak Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 1. Basuki, H. 2008. Merancang, Merencana Lapangan Terbang. 2. Horonjeff, R. dan McKevey, F. 1993. Perencanaan dan
DAFTAR PUSTAKA 1. Basuki, H. 2008. Merancang, Merencana Lapangan Terbang. Bandung:Penerbit PT.Alumni. 2. Horonjeff, R. dan McKevey, F. 1993. Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara. jilid ketiga, Jakarta:Penerbit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Belitung yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai potensi sumber daya alam yang potensial baik di laut maupun di darat. Di antaranya
Lebih terperinciANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN
ANALISIS TEBAL PERKERASAN APRON PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN S.A.Adisasmita (1),A.F.Aboe (1),Tenrigau Patawari (2). ABSTRAK : Bandar udara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN LAPANGAN TERBANG PADA PERENCANAAN PANJANG LANDASAN DENGAN STANDAR A.R.F.L. Oleh : Dwi Sri Wiyanti. Abstract
PENGARUH LINGKUNGAN LAPANGAN TERBANG PADA PERENCANAAN PANJANG LANDASAN DENGAN STANDAR A.R.F.L. Oleh : Dwi Sri Wiyanti Abstract In planning a new airport or developing an airport to an internasional airport,
Lebih terperinciPA U PESAW PESA AT A T TER
PERENCANAAN PANJANG LANDAS PACU PESAWAT TERBANG Didalam merencanakan panjang landas pacu, dipakai suatu standar yang disebut Aeroplane Reference Field Length (ARFL) Menurut ICAO (International Civil Aviation
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 93 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS OPERASIONAL PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY DAN TAXIWAY BANDARA KUALA NAMU, DELI SERDANG SUMATRA UTARA. DISUSUN OLEH : Aditya Imam Dwi Prastyo ( )
TUGAS AKHIR PERENCANAAN RUNWAY DAN TAXIWAY BANDARA KUALA NAMU, DELI SERDANG SUMATRA UTARA DISUSUN OLEH : Aditya Imam Dwi Prastyo (3104 100 019) DOSEN PEMBIMBING : Ir Hera Widyastuti, MT Istiar, ST., MT
Lebih terperinciEvaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional September 2016 Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan juga merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Kota dengan julukan Kota Lumpia ini merupakan salah satu
Lebih terperinciPERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN
PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN 1. Tujuan Perencanaan Sistem Bandara (Airport System), adalah : a. Untuk memenuhi kebutuhan penerbangan masa kini dan mendatang dalam mengembangkan pola pertumbuhan wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan transportasi udara di Indonesia berkembang sangat pesat dalam 10 tahun terakhir ini (dalam Airports Council International (ACI), 2013). Hal ini menuntut peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi udara telah menjadi salah satu moda transportasi penting untuk perjalanan dengan jarak menengah dan jarak jauh. Prasarana utama yang menangani pergerakan
Lebih terperinciICAO (International Civil Aviation Organization)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menganalisis daerah pendaratan pada bandar udara Adisucipto menggunakan peraturan yang telah ditetapkan oleh ICAO maupun FAA ICAO (International Civil Aviation Organization)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Analisis Kapasitas Runway 3 Mulai Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka Pengumpulan Data 1. Data penumpang pesawat tahun 2005-2015 2. Data Pergerakan Pesawat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang... Bandar udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 00 Tentang Kebandarudaraan Pasal Ayat, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN PERENCANAAN. Berdasarkan data umum dilapangan pada Bandara Internasional
BAB IV PERHITUNGAN PERENCANAAN 4. Deskripsi Umum Berdasarkan data umum dilapangan pada Bandara Internasional Minangkabau terdapat peningkatan jumlah volume frekuensi pesawat yang mendarat pada landasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah pengguna angkutan transportasi udara baik domestik maupun internasional setiap tahunnya mengalami peningkatan yang pesat, hal ini disebabkan oleh
Lebih terperinciEvaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya
E4 Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Hersanti Rahayu, Ervina Ahyudanari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciAnalisis Nilai ACN dan PCN untuk Struktur Perkerasan Kaku dengan menggunakan Program Airfield. Djunaedi Kosasih 1)
Analisis Nilai ACN dan PCN untuk Struktur Perkerasan Kaku dengan menggunakan Program Airfield Djunaedi Kosasih 1) Abstrak Metoda ACN dan PCN yang diusulkan oleh ICAO (1983) merupakan metoda evaluasi untuk
Lebih terperinciDesain Bandara Binaka Nias Untuk Pesawat Airbus 300A ABSTRAK
Desain Bandara Binaka Nias Untuk Pesawat Airbus 300A Mart Peran Putra Zebua NRP : 0721038 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T., M.T. ABSTRAK Pulau Nias adalah salah satu daerah yang sekarang sedang berkembang,
Lebih terperinciPERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA DI KABUPATEN NABIRE
PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA DI KABUPATEN NABIRE Lewi Anatasia Sinaga Freddy Jansen, Audie L. E. Rumayar, Lintong Elisabeth Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Lebih terperinci