PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-3

dokumen-dokumen yang mirip
PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5

BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI

SUSU DAN PRODUK SUSU PRODUK SUSU. Susunan Air Susu. Keadaan air susu. Penilaian Susu menurut Kodex

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-4

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-6

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

Nova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN

BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengawetan bahan pangan

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNOLOGI HASIL TERNAK. Kuliah ke 2

Chemistry In Our Daily Life

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN

METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA

molekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yoghurt merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat

Susu Fermentasi dan Yogurt

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

Mikrobiologi Industri

VI. PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN SUHU TINGGI

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Susu Menurut SNI susu segar adalah susu murni yang tidak

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

BIOTEKNOLOGI BERASAL 2 KATA YAITU BIOS = HIDUP, TEKNOLOGI DAN LOGOS = ILMU ILMU YANG MEMPELAJARI MENGENAI BAGAIMANA CARA MEMANFAATKAN MAKHLUK HIDUP

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berikut tips mengenali dan memilih pangan yang berasal dari hewan yang memenuhi kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

PASCA PANEN SUSU BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemotongan hewan Pacar Keling, Surabaya. dengan waktu pengamatan setiap 4 jam

PAPER BIOKIMIA PANGAN

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Menurut Davis (1975), umumnya bakteri Streptococcus adalah penghasil asam laktat, tumbuh sangat baik pada ph 6,

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-1.

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2014, VOL. 1, NO. 9, 46-51

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

PENGEMASAN MAKANAN ZAENAB

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN

SUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan air panas. Susu kedelai berwarna putih seperti susu sapi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

PENETAPAN KADAR ASAM PADA AIR SUSU SAPI SEGAR SECARA ALKALIMETRI THE LEVEL OF ACID CONTENTS IN FRESH MILK FROM SQUEEZING A COW BY ALKALIMETRIC METHOD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II MENGUJI PENYEBAB KERUSAKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

MIKROBIOLOGI INDUSTRI Memanfaatkan mo sbg kompnen untuk industri Produk mo dlm industri: zat kimia, antibiotik, zat tumbuh, enzim, makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan Total Bakteri Anaerob

Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

KERUSAKAN PANGAN HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S

Transkripsi:

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-3 Mikrobiologi Susu Bakteri dalam susu, bakteri dalam susu dapat berasal dari sapi itu sendiri atau berasal dari luar. Dari sapi itu sendiri sebagai contoh dari ambing yang kurang bersih, dari sapi yang sakit. Berasal dari luar adalah dari lingkungan, peralatan atau faktor manusia. Jumlah bakteri dalam susu rata-rata 240/ml atau 50 sampai 500/ml. Bakteri adalah mikroorganisme yang bentuknya sangat kecil dengan ukuran panjang 1 sampai 5 mikron, berdiameter 0,5 sampai 1 mikron. Adanya aktivitas bakteri dalam susu maka susu akan menjadi asam, mempunyai rasa dan bau yang kurang baik, tetapi ada bakteri yang menguntungkan sehingga dipilih sebagai kultur untuk fermentasi susu, semngga diperoleh produk susu fermentasi. Bakteri mempunyai kehidupan yaitu metabolisme, berproduksi, tumbuh dan mati. Berproduksi secara pembelahan, dengan waktu yang cepat, apabila kondisi lingkungan optimal biasanya 20 sampai 30 menit. Bakteri dalam susu ada dua bentuk yaitu 1) berbentuk panjang yang disebut bacilli, bila tunggal disebut bacillus. Bacilli, dapat bergandengan panjang, bergandengan dua-dua atau terlepas satu sama lain, bacilli bergandengan panjang disebut streptobacilli, yang bergandengan dua-dua disebut diplobacilli. Ujung-ujung bacilli yang terlepas satu sama lain tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan tajam. 2) bentuk kedua adalah bulat yang disebut dengan cocci, bila tunggal disebut coccus. Golongan ini tidak sebanyak golongan bacill. Coccus bergandengan panjag disebut streptococcus, bergandengan duadua disebut diplococcus, yang mengelompok empat-empat disebut tetracoccus. Coccus yang mengelompok merupakan suatu untaian disebut stapilococcus (Gambar 3.).

Gambar 3. Bentuk bakteri (Sumber: Gaman dan Sherrington, 1994) Perkembangan bakteri dalam sasu pada empat jam pertama dari saat diperah sangat lambat atau boleh dikatakan istirahat. Keadaan ini disebut fase latent (fase lag). Setelah empat sampai 12 jam setelah pemerahan, bakteri berkembang dengan cepat, fase ini disebut fase logarithmic. Setelah 12 sampai 20 jam setelah pemerahan pertumbuhan bakteri berhenti atau lambat kembali, fase ini disebut fase maximum sttionary. Setelah 20 jam pertumbuhan menurun dan bakteri banyak yang mati (fase penurunan) (Gambar 4.) Gambar 4. Kurva pertumbuhan bakteri (Sumber: Gaman dan Sherrington, 1994) Sifat bakteri, setiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan maksimal, suhu pertumbuhan minimal dan suhu pertumbuhan optimal, yaitu suhu yang memberikan pertumbuhan terbaik dan perbanyakan diri tercepat. Suhu optimal biasanya lebih dekat ke suhu maksimal daripada suhu minimal. Bakteri berdasarkan suhu pertumbuhan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu 1) bakteri psikrofil, 2) mesofil, 3) termofil. Bakteri psikrofil, bakteri ini tahan pada suhu refrigerator, suhu optimal sekitar 10 sampai 20 C, musnah pada suhu pasteurisasi, sebagai contoh genus Pseudomonas, Flavobacterium Alcaligenes

danachmmobacter. Banyaknya bakteri psikrofil dalam susu biasanya dikaitkan dengan keadaan sanitasi, suhu penyimpanan dan lama waktu antara pemerahan dan pengolahan selanjutnya. Bakteri mesofil, bakteri ini tahan pada suhu ruangan, suhu pertumbuhan optimal 20 sampai 45 C. Bakteri termofil, bakteri ini tahan pada suhu pasteurisasi, tumbuh dengan baik pada suhu 55 C, musnah pada suhu sterilisasi. Terdapatnya bakteri ini dalam susu dapat dideteksi dengan menumbuhkan pada plat agar dan diinkubasi pada suhu 55 C. Sebagai contoh Laclobscillus thermophilus Terdapatnya bakteri termofil pada susu tidak dikehendaki karena dapat menyebabkan perubahan rasa dan bau, menaikkan keasaman dan menyebabkan penggumpalan bila susu dipanasi. Beberapa mikroorganisme mampu bertahan terhadap pemanasan suhu tinggi walaupun mereka bukan termofilik, ini disebut mikroorganisme termodurik (tahan panas). Mikroorganisme mampu bertahan pada suhu rendah atau dingin walaupun mereka bukan psikrofilik, ini disebut mikroorganisme psikrodurik (tahan terhadap suhu rendah). Bakteri yang tahan pada suhu pasteurisasi dapat digolongkan menjadi bakteri pembentuk asam, pembentuk alkali yang mampu mengadakan peptonisasi. Bila kandungan bakteri dalam susu tinggi setelah pasteurisasi, proporsi yang tinggi dan bakteri yang tertinggal adalah golongan bakteri pembentuk asam. Golongan bakteri yang mampu mengadakan peptonisasi jumlahnya kecil setelah pasteurisasi. Perbedaan proporsi ini mengakibatkan susu pasteurisasi mudah menjadi asam bila disimpan beberapa waktu pada suhu ruangan. Pengaruh suhu terhadap kandungan atau perkembangan bakteri dalam susu dapat dibagi dalam empat zone 1) zone A, pemanasan pada suhu 61,7 C selama 30 menit atau pada suhu 71,7 C, bakteri musnah, enzim tidak aktif dan mulai terbentuk cream. 2) zone B, pemanasan pada suhu 79,4 C selama 15 detik, pada keadaan ini cream mulai hilang, mulai timbul cooked flavor dan curd. 3) zone C, pemanasan pada suhu 93,3 sampai 100 C, dan 4) zone D, pemanasan pada suhu lebih dari 107,2 C pada zone ini terjadi browning (Gambar 5.).

Suhu C Lama Pemanasan (menit) Gambar 5. Pengaruh suhu terhadap kandungan bakteri dalam susu. (Sumber: Hall dan Trout, 1968) Dari empat zone tersebut dapat dibagi menjadi empat flavor yaitu 1) heated, 2) cooked, 3) caramel dan 4) scorched, pada yang terakhir ini disebabkan oleh reaksi pemanasan seperti hidrolisis lemak, degradasi asam amino, caramelisasi laktosa dan pemecahan laktosa sehingga terjadi browing. Adapula yang menggolongkan bakteri menjadi tiga berdasarkan suhu dan perkembangannya 1) bakteri suhu rendah atau law temperature, bakteri ini berkembang pada suhu yang rendah, 2) bakteri suhu medium atau medium temeperature berkembang pada sunn 10 sampai 43 C dan 3) bakteri suhu panas atau high temperature, berkembang pada suhu 43 C. Aktivitas bakteri dipengarahi oleh suhu, pada suhu kurang dari 10 C bakteri tidak aktif, pada suhu 10 sampai 43 C bakteri berkembang dengan cepat., dengan dasar ini maka suhu 15,5 sampai 21 C digunakan untuk perkembangan kultur atau bibit mikroba untuk produksi susu fermentasi. Pada suhu lebih dari 43 C menghambat perkembangan bakteri dan pemanasan pada 62,8 C selama 30 menit, 99% bakteri patogen musnah. Perkembangan bakteri menjadi dua kali lipat selama satu sampai dua jam pada suhu 26,7 C, selama empat jam pada suhu 15,6 C, selama delapan jam pada suhu 10 C dan selama kurang dari 39 jam pada suhu 4,4 C. Semakin tinggi suhu perkembangan bakteri semakin cepat dan pada suhu yang rendah perkembangan bakteri lambat.

Jamur, atau fungi termasuk mikroba dalam susu, jamur ini tumbuh, berproduksi dengan jalan pembentukan spora, dan tumbuh pada kelembaban yang tinggi, memberi rasa spesifik pada produk susu seperti keju Yeast atau ragi, termasuk mikroba dalam susu dengan ukuran lebih besar dari bakteri, berdiameter 5 mikron, digunakan untuk fermentasi yang mengubah gula menjadi alkohol dan gas, aktif pada suhu 24 sampai 37,8 C dengan ph 3,5.