KARAKTERISASI DAN UJI BIOAKTIVITAS SENYAWA KIMIA ANTI TUBERCULOSIS (TBC) PADA SPONS PETROSIA ALFIANI DARI PERAIRAN SELAT MAKASSAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

III. BAHAN DAN METODA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

3 Percobaan dan Hasil

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

UJI BIOAKTIVITAS FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK KLOROFORM Melochia umbellata (Houtt) Stapf Var. Visenia

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

3. METODOLOGI PENELITIAN

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

*Alamat Korespondensi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BABm METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI ETIL ASETAT PADA KULIT BATANG TUMBUHAN CERIA (Baccaurea hookeri)

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

PROFIL KIMIA TUMBUHAN PERSEA AMERICANA MILL. INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember di Laboratorium Biomasa Universitas Lampung.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH SUMATERA BARAT

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

3 Percobaan. Garis Besar Pengerjaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi senyawa aktif yang terkandung dalam spons Clathria (Thalysias) sp,

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

Uji Toksisitas Kulit Akar Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. degrabrata dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi, sedangkan penelitian eksperimental meliputi uji toksisitas dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Ekstraksi, Fraksinasi dan Uji Bioaktivitas (Skrining Senyawa Bioaktif)

Isolasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Kulit Buah Mangrove Pidada (Sonneratia caseolaris)

Percobaan 4 KROMATOGRAFI KOLOM & KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS. Isolasi Kurkumin dari Kunyit (Curcuma longa L)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB I PENDAHULUAN I.1

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI METANOL BATANG TANAMAN ANDONG (Cordyline fruticosa) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL HeLa

Fraksinasi dan uji aktivitas ekstrak akar Piper sarmentosum Roxb. ex Hunter terhadap jamur Candida albicans

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Eksplorasi Metabolit Sekunder dari Spons di Wilayah Sulawesi Selatan dan Uji Bioaktivitasnya terhadap Artemia salina

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK METANOL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari -Juni 2011 di Laboratorium Kimia

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

Transkripsi:

KARAKTERISASI DAN UJI BIOAKTIVITAS SENYAWA KIMIA ANTI TUBERCULOSIS (TBC) PADA SPONS PETROSIA ALFIANI DARI PERAIRAN SELAT MAKASSAR Abd.Rahman 1), Ibtisamatul Aminah 1), Ali Muhakim 1) Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin. Email: elnino_genkg@rocketmail.com; ibthy.chemistry10@yahoo.com; alimuhakim@ymail.com Abstract This study is intended to take advantage of the chemical compounds contained in sponge species Petrosia alfiani as anti tuberculosis (TB). This study through the stages isolation, extraction, identification and bioactivity testing of chemical compounds Petrosia alfiani sponge. In this study produce chloroform extract as much as 20 g of solid resulting from 20 Kg wet sponge and also produce 4 pieces of pure compounds are not yet known its name. Keyword: Petrosia alfiani sponge, isolation, identication, bioactivity testing, chemical compounds. 1. PENDAHULUAN Spons laut memiliki potensi bioaktif yang sangat besar. Selama 50 tahun terakhir telah banyak kandungan bioaktif yang telah ditemukan. Kandungan bioaktif tersebut dikelompokan beberapa kelompok besar yaitu antiflammantory, antitumor, immunosuppessive, antivirus, antimalaria, antibiotik, dan antifouling (Rasyid, 2009). Spons Petrosia hoeksemai dilaporkan mengandung alkaloid manzamine. Dua metabolit sekunder telah diisolasi dari spons Petrosia (Petrosia) Hoeksemaiyang dikoleksi dari Pulau Menjangan, Bali-Indonesia. Senyawa tersebut adalah manzamine A dan xestomanzamine A. Senyawa alkaloid manzamine diketahui memiliki aktivitas antimalaria dan anti-hiv (Murti, 2006). Dua senyawa yang diisolasi dari spons Petrosia sp. adalah senyawa alkaloid yang menunjukkan tingkat toksisitas cukup tinggi terhadap larva A. salinadengan LC50masing-masing sebesar 7,23 (isolat 1) dan 5,69 µg/ml. Sitotoksisitas terhadap sel myeloma menunjukkan nilai LC50masingmasing sebesar 16,95 µg/ml (isolat 1) dan 18,8 µg/ml (isolat 2). Semakin lama waktu pemberian, kedua isolat tersebut semakin toksik yang ditunjukkan dengan semakin rendahnya LC50(Astuti, 2005). Senyawa bioaktif ditemukan dari sekitar 11 genera spons. Tiga genera spons yaitu Haliclona, Petrosia dan Discodemia memiliki efek antikanker yang sangat kuat (Jha dan Zi-rong, 2004). Petrosia sp. yang berasal dari perairan Korea mengandung senyawa bioaktif poliasetilen yang termasuk dalam golongan alkohol. Senyawa ini memiliki aktifitas sitotoksik yang`kuat terhadap sel tumor leukemiapada manusia (K-562) (Seo, dkk., 1999), dapat menghambat replikasi DNA secara in vitro (Kim, dkk., 2002) dan dapat menginduksi apoptosis pada sel melanoma kulit manusia (Cho, dkk., 2004). Jenis spons P. alfiani ini ditemukan diperairan laut Indonesia namun belum pernah diteliti kandungan kimianya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai isolasi senyawa metabolit

sekunder dari spons jenis P. alfiani dan uji bioaktivitas sebagai anti tuberculosis. 2. METODE a. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain spons P. alfiani, larutan metanol teknis, n-heksana p.a dan teknis, etil asetat p.a dan teknis, aseton p.a dan teknis, kloroform p.a., larutan NaCl 0.9%, silika gel tipe 7733;7734;7730, plat KLT, biakan murni M. tuberculosis, kapas, isoniazid, streptomisin, etionamid, mediumloewenstein Jensen, OADC dan kultur M. tuberculosish37rv. b. Alat Penelitian Alat penelitian yang digunakan antara lain peralatan gelas yang umum digunakan di dalam laboratorium, rotary evaporator, timbangan digital, perangkat destilasi Vigreux kromatografi kolom tekan, alat KLT (bak KLT, pipa kapiler, pensil, cutter dan mistar), cawan petri, inkubator, microplate, spektronik 20, vial, lampu UV Varian Conc 100, IR Shimadzu FT-IR, NMR, dan MS. c. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Agustus 2013 di laboratorium kimia organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin. d. Metode Pendekatan 1. Ekstraksi Sampel yang telah dikeringkan kemudian digerus dan ditimbang bobot keringnya sebanyak 4 kg. Sampel kering kemudian dimaserasi dengan menggunakan metanol selama 1 24 jam. Maserasi diulangi dengan volume metanol yang sama beberapa kali. Hasil maserasi kemudian ditampung untuk diuapkan menggunakan alat rotavapor. Ekstrak metanol hasil penguapan dipartisi dengan n-heksana dan kemudian diuapkan kembali dengan menggunakan evaporator. Ekstrak metanol sisa kemudian dipartisi dengan kloroform dan selanjutnya diuapkan lagi dengan menggunakan evaporator. Ekstrak metanol sisa dari partisi kloroform kemudian dipartisi lagidengan menggunakan etil asetat. Fraksi etil asetat kemudian ditampung untuk diuapkan dengan menggunakan rotavapor. Hasil penguapan dari fraksi kloroform lalu diuji bioaktivitasnya dan dianalisis dengan KLT. 2. Isolasi Ekstrak fraksi kloroform yang telah dikurangi pelarutnya kemudian dipisahkan fraksi-fraksinya dengan memakai kromatografi kolom. Fraksinasi dilakukan dengan kromatografi kolom tekan (KKT), dengan menggunakan eluen yang bervariasi. Hasil fraksinasi dianalisis dengan KLT menggunakan eluen yang sesuai agar dapatmenggabungkan fraksi-fraksi yang sama. Analisis dengan KLT dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi pelarut. Maserat ditotolkan pada plat KLT yang memiliki silika gel sebagai adsorben lalu dimasukkan di dalam tabung yang telah dijenuhkan dengan eluen.noda dari hasil totolan padabase line bergerak berdasarkan perbedaan kepolaran dan dihasilkan nodanoda. Sistem ini dilakukan dengan prinsip trial and error guna mencari eluen yang sesuai untuk fraksinasi. Eluen yang digunakan dapat berupa campuran dua atau tiga pelarut. Kromatogram yang baik ditandai dengan terpisahnya masing-masinng noda. Dari noda tersebut akan dihitung nilai Rfnya. Senyawa murni harus menunjukkan noda tunggal pada tiga macam sistem eluen. 3. Identifikasi Pada tahap ini senyawa murni yang diperoleh diuji kemurniannya dengan mengukur titik leleh dan juga analisis KLT pada tiga macam sistem eluen. Data spektroskopi untuk penetapan struktur diperoleh dengan mengukur senyawa murni melalui alat spektroskopi UV, FT-IR, NMR dan MS.

4. Uji Bioaktivitas Anti Tuberculosis (TBC) Microbacterium tuberculosish37rv yang diperoleh dari American Type Culture Collection (Rockville, Md.). Semua kultur akan ditumbuhkan pada media cair Middlebrook 37H9 (Difco Laboratories, Detroit, Mich.) dengan kompleks oleic acidbovine serum albumin dextrose catalase (OADC) (Difco) pada suhu 37 C, dan diagitasi kuat sekali sehari. Untuk inokulum diibuat suspensi M. tuberculosisdalam NaCl 0.85 pada turbiditas Standar No. 1 McFarland (OD 0,257 pada 600 nm) yang mengadung sekitar 3 x 10 8 CFU/ml. Medium Loewenstein Jensen (Difco) dibuat sesuai instruksi pabrikan dan sebelum diinspisasi ditambahkan dengan senyawa hasil isolasi dengan konsentrasi akhir dalam medium sebanyak 1, 2, 3, dan 4 g/100 ml. Medium yang mengandung senyawa hasil isolasi diinsipisasi secara miring dalam tabung reaksi didalam inkubator selama dua kali 45 menit berselang 24 jam. Inokulum M. tuberculosish37rv dengan turbiditas standar No. 1 McFarland yang telah disiapkan sebelumnya, diinokulasi pada setiap medium yang mengandung senyawa hasil isolasi dan diinkubasi selama 5 pekan. Setelah 5 pekan konsentrasi minimum setiap ekstrak yang dapat menghambat pertumbuhan M. tuberculosis diamati. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Penyiapan Sampel Sampel yang basah dikeringkan selama beberapa hari untuk menghilangkan kandungan airnya. Setelah kering lalu dihaluskan untuk selanjutnya dimaserasi. b. Ekstraksi Pada tahap dilakukan ekstraksi senyawa yang pada sampel dengan metode maserasi selama 4x24 jam menggunakan metanol. Setelah itu akan didapatkan ekstrak methanol cair yang kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Ekstrak methanol yang pekat kemudian diekstraksi cair-cair menggunakan kloroform, akan didapatkan ekstrak kloroform yang cair. Ekstrak kloroform ini kemudian di analisis dengan menggunakan metode KLT untuk mencari eluen yang baik dan sesuai yang akan digunakan pada tahap selanjutnya. Eluen yang digunakan adalah perbandingan antara n-heksana:etil asetat dan n- heksana:aseton. Pada proses ini didapatkan perbandingan eluen yang sesuai yaitu n- heksana:aseton 6:4. Setelah didapatkan eluen yang sesuai maka ekstrak kloroform yang cair kemudian dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator yang selanjutnya dikeringkan. c. Isolasi Sampel yang sudah kering pada tahap diatas kemudianditimbang (didapatkan sebanyak 10 g) dan diimprek dengan menggunakan siliki gel tipe 7734. Sampel yang telah diimprek kemudian di partisi dengan menggunkan metode KKV (kromatografi kolom vakum) dengan eluen n- heksana:aseton pada berbagai perbandingan dan silika gel tipe 7730. Dari proses ini akan didapatkan beberapa fraksi. Setelah itu, kemudian dianalisi dengan KLT untuk mencari noda yang sama yang kemudian akan digabung. Setelah digabung, salah satu fraksi kemudian di KLT lagi untuk mencari eluen yang sesuai untuk tahap selanjutnya (tahap ini diambil perbandingan 6:4). Fraksi ini kemudian di KLT dengan eluen n-heksana:etil asetat pada berbagi perbandingan dan didapatkan pemisahan senyawa yang baik pada perbandingan 7:3. Setelah itu, dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu KKG (kromatografi kolom gravitasi). Pada tahap ini juga didapatkan beberapa fraksi, fraksi-fraksi ini kemudian dianalisis dengan KLT untuk melihat noda yang sama. Dari analisis ini didapatkan beberapa noda yang sama dan juga didapatkan beberapa noda yang sudah tunggal. Noda tunggal yang didapatkan tersebut kemudian di KLT 2 dimensi untuk memastikan apakah betul senyawa tersebut sudah murni. Namun pada saat dilakukan

KLT 2 dimensi, masih didapatkan ada pengotor didalam senyawa tersebut. Olehnya itu dilakukan preparatif untuk memisahkan senyawa dengan pengotornya. Metode ini menggunakan kaca preparatif dan eluen n- heksana:etil asetat 7:3. Hasil dari proses ini didapatkan 6 fraksi yang dimana 4 dari fraksi tersebut sudah memberikan noda tunggal yang nantinya akan diidentifikasi dan uji bioaktifitas. Gambar 3. Enam fraksi hasil KLT preparatif Gambar 4. Fraksi murni hasil isolasi d. Identifikasi Proses identifikasi dilakukan dengan menggunakan instrumen FTIR. Gambar 5. Hasil FTIR dari fraksi 3 yang telah murni. O-H, berada pada daerah 3421,72 cm -1 C-H Alifatik, berada pada daerah 2956,87 sampai 2854,65 cm -1 C=O, berada pada daerah 1732,08 cm -1 C-O, berada pada daerah 1055,06 cm -1 e. Uji Bioaktivitas Sama halnya denga proses identifikasi, uji bioaktovitas pun tidak dapat dilaksanakan dikarenakan alasan yang serupa dengan diatas. 4. KESIMPULAN 1. Ekstraksi senyawa spons Petrosia alfiani dengan menggunakan pelarut kloroform menghasilkan 20 g ekstrak kloroform padat dari 20 Kg ekstrak basah. 2. Isolasi senyawa kimia menghasilkan 4 buah senyawa murni. 3. Hasil identifikasi menunjukkan adanya gugus karboksilat dalam senyawa tersebut. 5. REFERENSI Astuti P, Alam G, Wahyuono S. 2005. Bioactivity screening of sponss collected from Bunaken, Menado by brine shrimp lethality test against Artemia salinaleach. Majalah Farmasi Indonesia. Hlm 238 243. Cho H. J, Ja Bae S, Kim N. D, Jung H. J, Cho Y. H. 2004. Induction of Apoptosis by Dideoxypetrosynol A, A Polyasetylene from SponsPetrosia sp., in Human Skin Melanoma Cells. International Journal of Molecular Medicine. Hlm 1091-1096. Jha R. K, Zi-rong X. 2004. Biomedical compounds from marine organism. Marine Drugs. Hlm 123 146. Kim D. K, Lee M. Y, Lee H. S, Lee D. S, Lee J. R, Lee B. J, Jung J. H. 2002. Polyacetylenes from a marine spons Petrosia sp. inhibit DNA replication at the level of initiation. Cancer Lett. Hlm 95 101

Murti Y. B. 2006. Isolation and structure elucidation of bioactive secondary metabolites from sponss collected at Ujungpandang and in the Bali Sea, Indonesia. Hlm 11-15. Rasyid A. 2009. Senyawa Senyawa Bioaktif dari Spons. Oseana. Hlm 25-32. Seo Y, Cho K. W, Lee H. S, Rho J. R, Shin J. 1999. New acetylenic enol ethers of glycerol from the spons Petrosia sp. J. Nat. Prod. Hlm 122 126.