PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DENGAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING(ABC) Oleh : Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang

dokumen-dokumen yang mirip
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) APA DAN BAGAIMANA PERANNYA DALAM PENGADAAN BARANG

HPS MELEBIHI PAGU ANGGARAN DAPAT TERJADI DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI

PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) PEKERJAAN JASA KONSULTANSI Oleh: Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang

KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

MENGENAL HARGA PERKIRAAN SENDIRI PENGADAAN JASA KONSULTANSI

KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 1

AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 78 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR BIAYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

MATERI 2 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN-1. PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

26/08/2014. a. efisien; b. efektif; c. transparan; d. terbuka; e. bersaing; f. adil/tidak diskriminatif; dan g. akuntabel.

PEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

DAFTAR ISI BAB III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

NEGOSIASI DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

BAB II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG

PENTINGNYA MEMAHAMI JENIS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14/PRT/M/2013 TENTANG

DAFTAR ISI LAMPIRAN III TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA PEKERJAAN KONSTRUKSI

MENGHITUNG HARGA PERKIRAAN SENDIRI

KLARIFIKASI DAN PEMBUKTIAN DOKUMEN DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

Nomor : 03/BA/PAN-PGR/2013 Tanggal : 08 Maret 2013

B. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TAHUN 2017 TENTANG

Problem : 1. Apa itu Kontrak Konstruksi. Solusi :

BEBERAPA CATATAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGUMUMAN LELANG DAN PENERIMAAN DOKUMEN PENAWARAN

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK/SPK

HARGA SATUAN TIMPANG, APA DAN BAGAIMANA PERLAKUANNYA? Oleh : Fatimah Widyaiswara Muda BDK Malang

Nomor: BN.001/POKJA-BRG7/JELAS/II/2013 Tanggal: 6 Februari Pada hari ini Rabu tanggal Enam bulan Februari tahun Dua ribu tiga belas pukul

DAFTAR ISI LAMPIRAN II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG

PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

Pedoman Penyusunan Dokumen Pelelangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

DAFTAR ISI LAMPIRAN II TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 UNTUK SEKOLAH DASAR/SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SD/SDLB)

HARGA PENAWARAN (Rp) 1. PT. Serasi Autoraya; PT. Karya Total Mandiri; PT. Karya Prakarsa Utama;

2014, No Pajak Tahun Anggaran 2011 dan Tahun Anggaran 2012; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antar

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA PENGADAAN ALAT LABORATORIUM BALAI BESAR POM DI BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan adalah untuk dapat menjaga kelangsungan. hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

KEDUDUKAN PENYEDIA BARANG/JASA MENURUT PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

2016, No provinsi/kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

ABSTRACT. Keywords : Activity Based Costing and Traditional Method. vii. Universitas Kristen Maranatha

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang A

5. PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

BERITA ACARA RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN

Mekanisme Pengadaan Langsung

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jaringan Komputer yang disampaikan oleh :

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89/PMK.05/2011 TENTANG

LARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN CARA DUA TAHAP DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 03/PMK.07/2007 TENTANG

ULP KABUPATEN PESISIR SELATAN

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENGALOKASIAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2016

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesi

RISALAH PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING )

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

Paket Pekerjaan Pengadaan Traffic Light Digital Simpang 4 dan Kelengkapannya

BERITA ACARA HASIL PELELANGAN (BAHP) NOMOR : KU.003/65/PPBJ.PML/IV/BT-2013

: Pengadaan barang belanja modal peralatan dan mesin berupa pengadaan penunjang operasional kegiatan Kanim Kelas II Belawan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 152 /PMK.07/2007 TENTANG

G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :..

1 JDIH Kementerian PUPR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/PMK.07/2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka percepatan pelaksanaan Belanja Negara/Daerah perlu

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

2011, No sebesar selisih antara alokasi definitif dengan jumlah dana yang telah disalurkan dari tahap I sampai dengan tahap II; c. bahwa berdasa

7. PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II

BOLEHKAH MENGGUNAKAN KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 131.1/PMK.07/2007 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENGHADAPI SANGGAH DAN SANGGAH BANDING Oleh: Fatimah Widyaiswara Muda BDK Malang Sanggah merupakan materi yang paling sering ditanyakan para peserta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2012, No BAB I PENDAHULUAN

BERITA ACARA HASIL PELELANGAN (BAHP) NOMOR : KU.003/65/PPBJ/IV/BT-2013

2 Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 64); 2. Peraturan Pemerintah Nomor

11. PELAKSANAAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG DAN PENGADAAN LANGSUNG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA TEGAL TAHUN ANGGARAN 2012

Nomor : 05/POKJA ULP II-PSBN-WG/12/2014

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DENGAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING(ABC) Oleh : Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah komponen yang sangat penting pada proses pengadaan barang jasa. HPS yang tidak disusun dengan baik akan berakibat pada kelanjutan proses pengadaan barang jasa. Penyusunan HPS menjadi tanggung jawab Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Penyusunan HPS yang terlalu rendah akan menyebabkan para penyedia tidak berani melakukan penawaran sehingga pelelangan terancam ulang bahkan gagal. Sebaliknya, HPS disusun dengan nilai cukup, tetapi PPK lupa memasukkan komponen pekerjaan yang penting, maka akibatnya ketika barang sudah diperoleh, barang tidak bisa dioperasikan karena HPS yang disusun tidak mencakup kegiatan yang mendukung beroperasinya barang tersebut. Penulis memberikan contoh sebuah instansi yang melaksanakan pengadaan barang berupa pembelian computer. Setelah melalui proses pelelangan, instansi tersebut mendapatkan komputer dengan harga yang dapat dipertanggungjawabkan. Pada saat komputer diterima oleh PPK, komputer tersebut ternyata belum ada operating system (OS)-nya sehingga computer belum bisa digunakan untuk bekerja. Setelah diteliti, ternyata pada HPS yang disusun PPK, harga dan spesifikasi pekerjaan yang dicantumkan memang hanya untuk pembelian komputernya saja tanpa instalasi software untuk mengoperasikannya. Harga software OS (windows) sendiri cukup signifikan, sehingga penyedia tidak bersedia memberi software gratis tanpa tambahan biaya. Alternatif pertama untuk mengoperasikan komputer ini adalah dengan meng-install aplikasi open source. Untuk menginstall aplikasi open source, misalnya linux, kemungkinan akan mengeluarkan biaya tambahan, proses instalasinya mungkin gratis, tetapi kegiatan pelatihan untuk pegawai yang selama ini lebih terbiasa menggunakan windows akan membutuhkan biaya yang besar. Alternatif kedua adalah menggunakan software bajakan yang jelas-jelas melanggar hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Kita bisa melihat bahwa kesalahan yang mungkin orang menganggap kecil ternyata berdampak sangat besar. Dari contoh permasalahan di atas, penulis ingin mengupas lebih lanjut pentingnya menyusun HPS yang baik. Baik di sini berarti komponen yang dimasukkan dalam menyusun HPS telah memasukkan segala kemungkinan biaya yang timbul untuk mendukung penggunaan alat atau terlaksananya kegiatan. Salah satu sistem penghitungan biaya yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan activity based costing (ABC). Apa yang dimaksud dengan sistem ABC, apa manfaatnya dan bagaimana proses penyusunannya, pertanyaan-pertanyaan inilah yang ingin penulis bahas pada tulisan kali ini. Sebelum menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari kita lihat kembali sumber dan komponen biaya yang diperhitungkan dalam penyusunan HPS. PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden nomor 70 Tahun 2012, penyusunan HPS dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan meliputi: a. Harga pasar setempat yaitu harga barang/jasa dilokasi barang/jasa diproduksi/diserahkan/ dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya Pengadaan Barang/Jasa; b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS); c. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan; d. daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal; e. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya; f. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia; g. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain; h. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineer s estimate); i. norma indeks; dan/atau j. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Penyusunan HPS untuk pemilihan Penyedia secara internasional menggunakan informasi harga yang berlaku di luar negeri. Dalam menyusun HPS telah memperhitungkan: (1) Pajak Pertambahan Nilai (PPN); dan (2) keuntungan dan biaya overhead yang dianggap wajar bagi penyedia maksimal 15% (lima belas perseratus) dari total biaya tidak termasuk PPN; HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan Pajak Penghasilan (PPh) penyedia; Yang dimaksud dengan biaya overhead adalah biaya yang dikategorikan sebagai biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam sebuah perusahaan yang memproduksi barang, biaya overhead didefinisikan sebagai biaya penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya produksi lainnya yang tidak dapat dengan mudah diidentifikasikan atau dibebankan secara langsung pada pesanan dan produk tertentu. Di dalam pengadaan barang jasa, biaya overhead bisa diartikan sebagai

biaya yang diperlukan oleh penyedia selain harga barang itu sendiri, misalnya untuk mengirimkan barang ke lokasi pengguna. Biaya overhead yang dimasukkan di dalam komponen penyusunan HPS bisa jadi berbeda untuk setiap jenis pengadaan, tetapi PPK harus memastikan bahwa semua komponen biaya pendukung ini sudah diperhitungkan sehingga tidak menimbulkan kesalahan di kemudian hari. ACTIVITY BASED COSTING (ABC) Selain biaya pendukung, komponen biaya utama dari sebuah proses pengadaan adalah semua biaya yang mungkin dikeluarkan untuk memperoleh barang/jasa. Memperoleh barang/jasa di sini artinya mendapatkan barang/jasa yang sesuai, dapat beroperasi dengan baik, dan sesuai kebutuhan. Barang/jasa yang sesuai berarti barang yang diperoleh mempunyai spesifikasi dan kemampuan sesuai dengan keinginan pengguna. Dapat beroperasi dengan baik berarti ketika barang diterima pengguna yakin bahwa barang berfungsi dan siap digunakan. Sesuai kebutuhan berarti terdapat kesesuaian antara rencana dan realisasi, misal membeli AC maka harusnya semuanya bisa dipasang sesuai di ruang yang direncanakan, bukan rencana di ruang A, tetapi karena selang kurang panjang akhirnya realisasinya dipasang di ruang B. PPK sebagai pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa dan bertugas menyusun dan menetapkan HPS harus teliti dalam memasukkan semua komponen biaya untuk menjamin tercapainya proses tersebut. Sebelumnya sudah penulis sampaikan bahwa salah satu sistem yang bisa digunakan oleh PPK dalam menyusun HPS adalah dengan penyusunan pembiayaan berdasarkan aktivitas atau biasa disebut activity based costing(abc). Activity atau aktifitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kegiatan atau kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian dalam perusahaan. Sedangkan cost atau biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk melakukan sesuatu. Kalau kita terjemahkan ke dalam bahasa kita activity based costing adalah pembiayaan berdasarkan aktivitasnya. Jadi, semua aktivitas untuk mendapatkan barang/jasa yang sesuai, dapat beroperasi dengan baik, dan sesuai kebutuhan harus diperhitungkan. Ada beberapa teori mengenai sistem activity based costing (ABC). Salah satunya menurut Hongren dalam Dunia (2009), yang dimaksud dengan activity based costing adalah suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan 1. Wikipedia mendefinisikan activity-based costing (ABC) is a costing methodology that identifies activities in an organization and assigns the cost of each activity with resources to all products and services according to the actual consumption by each. Dari dua teori mengenai sistem ABC inilah maka kita bisa mengaplikasikannya untuk keperluan penyusunan HPS. Penerapan sistem ini kita lakukan dengan cara memasukkan segala aktivitas yang 1 Firdaus Ahmad Dunia, 2009, Akuntansi Biaya, Salemba Empat, Jakarta

berpotensi menimbulkan biaya dalam pengadaan barang/jasa. Semua komponen biaya yang diperkirakan muncul ini selanjutnya akan dituangkan dalam spesifikasi teknis pekerjaan sebagai bagian dari proses penyusun HPS. MANFAAT PENERAPAN SISTEM ABC DALAM PENYUSUNAN HPS Menurut Djoni T, tujuan penerapan sistem ABC didalam sebuah perusahaan adalah untuk meningkatkan akurasi nilai yang dialokasikan kedalam sebuah produk. Dengan sistem ini pembebanan / pengalokasian biaya kedalam produk akan menjadi lebih jelas dan lebih adil (fair). Menurut Horngren 2 biaya aktivitas dan produk atau jasa (sistem ABC) yang digunakan pada proses produksi disampaikan pada manajemen agar selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan. Dari dua definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa ada dua manfaat yang diperoleh dengan menggunakan sistem ini. Manfaat bisa kita tinjau dari sisi PPK sebagai wakil pengguna serta dari sisi penyedia sebagai berikut: 1. Dari sisi PPK sistem ini dapat digunakan sebagai alat untuk merencanakan, mengendalikan biaya dan mengambil keputusan mengenai berbagai aktivitas yang berpotensi menimbulkan biaya sehingga menghasilkan HPS yang lebih jelas dan adil. 2. Dari sisi penyedia sistem ini memberikan arahan dan standar lebih jelas serta terukur karena sudah memperhitungkan kemungkinan terjadinya biaya sampai barang jasa siap digunakan. Dengan demikian penyedia lebih jelas batas tanggung jawab pekerjaan yang harus dikerjakan. CONTOH PENYUSUNAN HPS DENGAN ACTIVITY BASED COSTING Untuk mendukung pembahasan, penulis akan memberi contoh sebuah proses penyusunan HPS pengadaan barang. Kita ambil contoh saja sebuah kantor akan melaksanakan pengadaan barang. Pengadaan barang berupa projector dan screen projector masing-masing sebanyak 20 buah. Spesifikasi teknis untuk 20 projector yang diinginkan sama, tetapi sejumlah 10 projector rencananya akan dipasang permanen di kelas. Spesifikasi teknis untuk screen projector dibedakan menjadi dua, 10 buah akan dipasang permanen dan menggunakan remote, 10 buah lainnya tidak permanen dan menggunakan tripod. Untuk memenuhi keinginan pengguna tersebut, PPK kemudian membuat sebuah bagan perkiraan komponen penyusun biaya termasuk kegiatan pendukung yang berpotensi menimbulkan biaya. Berikut contoh bagan perkiraan komponen penyusun biaya yang bisa digunakan oleh PPK. 2 Charles T. Hongren, Sundem, & Stratton, 1996 : 502

GAMBAR 1. BAGAN PERKIRAAN KOMPONEN PENYUSUN BIAYA PROJECTOR BRACKET PENGADAAN BARANG Selanjutnya, PPK melengkapi dengan spesifikasi teknis barang yang diinginkan serta perkiraan pembiayaan yang diperoleh dari data sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Setelah dilengkapi maka PPK sudah bisa menetapkannya menjadi HPS. Tabel berikut ini adalah contoh penyusunan HPS dengan sitem ABC yang ditetapkan PPK. GAMBAR 2. TABEL PENYUSUNAN HPS DENGAN ACTIVITY BASED COSTING Barang Spesifikasi teknis Volume Harga satuan Jumlah Projector WXGA (1280 x 800), 500 Lumens 20 bh Rp9.000.000,00 Rp180.000.000,00 Projector Bracket PROJECTOR (20) SCREEN PROJECTOR (20) ANSI, 1.2 kg, DLP Technology Projector Bracket Max load 20 kg, height 43-65 cm Screen Projector 100 Screen, Format 4:3 & 16:9, Remote Control (IR), Material Matt White 10 bh Rp600.000,00 Rp6.000.000,00 10 bh Rp5.000.000,00 Rp50.000.000,00 Biaya Pemasangan 10 bh Rp250.000,00 Rp2.500.000,00 Bracket Kabel VGA 200 m Rp25.000,00 Rp5.000.000,00 Kabel power 200 m Rp10.000,00 Rp2.000.000,00 Screen Projector 10 bh Rp2.500.000,00 Rp25.000.000,00 84" x 84" (213 x 213 cm), Screen Projector and Tripod PERMANEN MOBILE PERMANEN REMOTE MOBILE TRIPOD KABEL VGA KABEL POWER BIAYA PEMASANGAN JUMLAH RP270.500.000,00 PPN Rp27.050.000,00 TOTAL HPS RP297.550.000,00 Dua ratus sembilan puluh tujuh juta lima ratus lima puluh ribu rupiah

Dari tabel di atas kita bisa melihat bahwa PPK merinci kegiatan dan membaginya ke dalam dua kelompok besar yaitu pengadaan projector permanen dan mobile. Untuk mendukung aktivitas pengadaan projector permanen maka PPK menambahkan pembelian projector bracket, biaya pemasangan, kabel VGA dan kabel power untuk 10 buah projector. Semua komponen biaya yang timbul dari aktivitas tersebut sudah masuk dalam penyusunan HPS oleh PPK. Dengan memasukkan semua komponen penyusun biaya dan aktivitas pendukung, maka diharapkan perkiraan biaya tersebut lebih masuk akal dan proses penyelesaian pekerjaan diharapkan sesuai keinginan pengguna. Demikian pembahasan mengenai penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS) dengan sistem activity based costing kali ini. Penulis berharap dapat memberikan sedikit gambaran dan bisa memberikan manfaat khususnya bagi para PPK yang bertanggung jawab terhadap penyusunan HPS. Dengan penyusunan HPS yang baik diharapkan proses selanjutnya juga baik dan lancar. Semua yang diawali dengan niat yang baik hasilnya akan baik. Selamat bekerja.

DAFTAR PUSTAKA 1. Dunia, F. A. (2009). Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat. 2. http://en.wikipedia.org/wiki/activity-based_costing 3. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa pemerintah (LKPP). (2010). Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010. Jakarta: LKPP. 4. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). (2012). Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012. Jakarta: LKPP. 5. http://www.konsultasi.lkpp.go.id/index.php?page=konsultasi&do=details&id=269 6. http://kbbi.web.id/aktivitas 7. http://kbbi.web.id/biaya 8. T. Djoni T, Drs. MSc, Ak. Akuntansi Manajemen. Alokasi Biaya berbasis Aktivitas