BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KELAYAKAN PEMBUKAAN OUTLET BARU MAKANAN VEGETARIAN DI MEGA MALL PLUIT (STUDI KASUS EKSPANSI PADA PT RUHUEY INDONABATI)

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

ANALISIS KELAYAKAN EKSPANSI USAHA INDUSTRI BATAKO PRESS MESIN PADA CV. HAN MAJU JAYA BLOCK DI PERIGI LAMA

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan cabang baru restoran Pandan

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Kelayakan Investasi Usaha Produksi Garam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN MESIN CETAK OFFSET SEPARASI PADA PERCETAKAN PT PATENT PROCESS

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

Bab 5 Penganggaran Modal

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU PADA KEDAI MINUMAN LILIPUT BUBBLE

BAB V RENCANA AKSI. misi, visi dan nilai perusahaan, rencana pemasaran, rencana operasional, rencana

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

III. METODE PENELITIAN

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel XXIX Aktiva Tetap. No. Keterangan Biaya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB VI ASPEK KEUANGAN

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

BAB VI ASPEK KEUANGAN

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Tabel Kebutuhan Dana

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB 3 METODOLOGI PENELI TIAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PADA USAHA RUMAH MAKAN PADANG SIANG MALAM

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada AHASS Pasirkaliki Motor yang

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. ii iii iv v vi vii

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

ANALISIS STUDI KELAYAKAN KELANGSUNGAN PADA USAHA JASA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS INVESTASI USAHA KONSTRUKSI. Nama : Renaldi Prakoso Soekarno NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Elvia Fardiana,SE.

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA RUMAH MAKAN MANDHE DENAI YOGA PRADIPTA PUTRA EKONOMI / AKUNTANSI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha : Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

Transkripsi:

44 BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini digunakan beberapa aspek-aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu rencana usaha yang dapat dikatakan layak atau tidak layak. Hal ini untuk menghindari keterlanjuran kerugian yang lebih besar karena menjalankan usaha yang belum tentu layak untuk dijalankan. Dalam penilaian ini aspek-aspek yang relevan untuk dikaji dalam rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan aspek keuangan. 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Perkiraan penjualan: a. Rata-rata harga per paket Rp8500,- Dengan harga produk terendah Rp6000,- dan harga produk tertinggi Rp11.000,- b. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak pengelola Mega Mall Pluit, bahwa: Rata-rata pengunjung pada hari Senin-Jumat sebanyak 2000 orang. Rata- rata pengunjung pada hari Sabtu,minggu dan hari libur sebanyak 5000 orang. c. Proyek ini mentargetkan bisa membidik 0,5% dari pengunjung yang ada setiap harinya, yaitu: 10 orang per hari untuk hari Senin-Jumat. 25 orang per hari untuk Sabtu,Minggu dan hari libur. c. Rata-rata 1 orang membeli 2 paket. d. Perkiraan penjualan pada hari normal: = 22 hari X 10 orang X 2 paket X Rp8500,- = Rp3.740.000,- Perkiraan penjualan pada sabtu, Minggu dan hari libur: = 8 hari X 25 orang X 2 paket X Rp8500,- = Rp3.400.000,-

45 e. Sehingga didapat perkiraan penjualan per bulan sebanyak Rp7.140.000,- Maka perkiraan penjualan pada tahun pertama akan sebesar Rp85.680.000,- Selanjutnya perkiraan penjualan akan disusun dengan menggunakan 3 macam skenario (moderat, optimis dan pesimis), yaitu: 1. Perkiraan penjualan dengan menggunakan skenario moderat Tabel 4.1 Perkiraan penjualan dengan skenario moderat Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Penjualan (Rp) 1 -- Rp85.680.000,- 2 10 % Rp94.248.000,- 3 10 % Rp103.672.800,- 4 10 % Rp114.040.080,- 5 10 % Rp125.444.088,- 2. Perkiraan penjualan dengan menggunakan skenario optimis Tabel 4.2 Perkiraan penjualan dengan skenario optimis Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Penjualan (Rp) 1 -- Rp85.680.000,- 2 10 % Rp94.248.000,- 3 20 % Rp113.097.600,- 4 20 % Rp135.717.120,- 5 15 % Rp156.074.688,- 3. Perkiraan penjualan dengan menggunakan skenario pesimis Tabel 4.3 Perkiraan penjualan dengan skenario pesimis Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Penjualan (Rp) 1 -- Rp85.680.000,- 2 5 % Rp89.964.000,- 3 5 % Rp94.462.200,- 4 10 % Rp103.908.420,- 5 10 % Rp114.299.262,-

46 4.1.2 Analisis Aspek Pemasaran Dalam rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian, aspek pemasaran merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikaji lebih dalam. Agar dapat meningkatkan penjualan, perusahaan diharuskan memilih strategi pemasaran yang tepat. Agar dapat meningkatkan penjualan, perusahaan diharuskan memilih strategi pemasaran yang tepat. Berbicara mengenai strategi pemasaran tidak terlepas dari bauran pemasaran atau yang lebih dikenal dengan marketing mix. Adapun kombinasi dari ke empat bauran pemasaran tersebut antara lain: 1. Produk Produk yang akan dijual di outlet ini adalah produk makanan vegetarian yang sehat, bergizi, lezat, berserat tinggi dan tanpa bahan pengawet yang disajikan dalam menu-menu sebagai berikut: a. Nasi Nusantara (terdiri dari: nasi, ayam crispy 2 potong, ayam asin 1 potong, daging kambing 1 potong dan salad) b. Nasi Pantai Utara (terdiri dari: nasi, perut ikan 1 potong, udang 1 potong, cumi 2 buah, baso ikan 2 buah dan salad) c. Nasi Peking Delicious (terdiri dari: nasi, bebek peking 2 potong, bebek 1 potong, sate ayam 1 tusuk, dan salad) d. Nasi Apolo (terdiri dari: nasi, daging jamur 1 potong, steak sapi 1 potong, steak ayam 1 potong, sosis 1 batang, dan salad) e. Nasi Vegeball (terdiri dari: nasi, ikan salmon 1 potong, perut ikan 1 potong, ikan tuna 2 potong, baso ikan 2 buah dan salad) f. King Burger (terdiri dari: ham king 1 lembar, selada, dan tomat) g. Familia Burger (terdiri dari: ham asap 1 lembar, selada, dan tomat) h. Hot Burger (terdiri dari: sosis 1 batang, selada, dan tomat) i. Soup Bihun Instant (terdiri dari: bihun dan baso 3 biji)

47 j. Soup Baso Campur (terdiri dari: baso jamur 1 biji, baso ikan 1 biji, baso sapi 1 biji, baso samsi 1 biji dan baso sayur 1 biji) Pada awal pembukaan outlet ini ditawarkan 10 menu, dan jika outlet makanan vegetarian ini mendapatkan respon yang bagus dari pasar maka akan dilakukan pengembangan menu di kemudian harinya. 2. Harga Penentuan harga, merupakan salah satu keputusan yang cukup penting bagi perusahaan. Dimana harga yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat memenuhi semua biaya-biaya yang dikeluarkan, juga karena yang dijual adalah makanan vegetarian, maka harganya haruslah terjangkau untuk kalangan vegetarian, juga tidak lebih mahal dari makanan vegetarian sehingga dapat menarik kalangan non-vegetarian untuk membeli, disamping itu juga perusahaan dapat memperoleh laba semaksimal mungkin. Pada rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini ditetapkan hargaharga sebagai berikut: a. Nasi Nusantara (Rp11.000,-/paket) b. Nasi Pantai Utara (Rp11.000,-/paket) c. Nasi Peking Delicious (Rp11.000,-/paket) d. Nasi Apolo (Rp11.000,-/paket) e. Nasi Vegeball (Rp11.000,-/paket) f. King Burger (Rp8.000,-/buah) g. Familia Burger (Rp8.000,-/buah) h. Hot Burger (Rp8.000,-/buah) i. Soup Bihun Instant (Rp6.000,-/mangkok) j. Soup Baso Campur(Rp6.000,-/mangkok)

48 3. Distribusi Rantai distribusi yang digunakan dalam pembukaan outlet makanan vegetarian ini adalah saluran distribusi langsung dimana perusahaan menjual secara langsung kepada konsumen melalui outlet makanannya. 4. Promosi Kegiatan promosi yang akan dilakukan dalam rencana ekspansi ini adalah dengan mempromosikan outlet makanan ini dengan menggunakan alat promosi advertising (periklanan) melalui media cetak yaitu berupa selebaran yang dibagikan kepada konsumen khususnya kalangan vegetarian. Selain menggunakan alat promosi periklanan, juga digunakan alat promosi publicity, yaitu dengan mempromosikan kepada umat di tempat ibadah. Juga untuk mempromosikan outlet makanan vegetarian ini digunakan alat promosi penjualan yaitu dengan memberikan kupon seharga Rp 5000,- setiap pembelian Rp 50.000,-. 4.2 Analisis aspek Teknis Setelah dilakukan analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran, selanjutnya analisis terhadap aspek teknis segera dilakukan. Analisis terhadap aspek teknis ini meliputi penilaian terhadap lokasi bisnis, proses produksi, kapasitas produksi, dan lay out/tata letak outlet. 4.2.1 Penilaian Lokasi Proyek Penentuan lokasi proyek merupakan hal yang cukup penting untuk dipertimbangkan, karena penentuan lokasi yang tidak tepat akan menimbulkan kendala yang menyebabkan gagalnya suatu proyek bisnis. Rencananya, outlet ini akan dibuka di Mega Mall Pluit lantai 3 (Food Court). Lokasi Mega Mall Pluit dipilih karena lokasinya sangat dekat dengan konsumen daerah perumahan, dimana kebanyakan orang vegetarian itu adalah para laki-laki ataupun perempuan yang sudah dewasa. Bukan kalangan mahasiswa atau anak muda yang masih menikmati hidupnya. Oleh karena itu pilihan jatuh ke Mega Mall Pluit, bukan Mall Ciputra atau

49 Taman Anggrek yang daerah sekitarnya kebanyakan dikunjungi oleh kalangan anak muda terutama mahasiswa. 4.2.2 Produksi 4.2.2.1 Proses Operasional Dalam rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini, proses penyajian menu makanan dengan proses sebagai berikut: paket setengah matang dikirim dari pabrik ke outlet, dan kemudian diolah lebih lanjut di outlet tersebut sesuai dengan pesanan dari konsumen. Pengolahan secara sederhana misalnya mengolah secara merebus/kukus untuk menu misalkan seperti baso atau ikan, menggoreng untuk menu seperti daging ayam, daging ikan, memanggang dengan teflon listrik untuk menu seperti hamburger, hot dog dan steak. 4.2.2.2 Bahan Baku Bahan baku untuk outlet makanan vegetarian telah diolah di pabrik sehingga menjadi paket setengah matang yang selanjutnya akan diolah secara sederhana di outlet. 4.2.2.3 Peralatan Operasional Jenis-jenis peralatan yang digunakan dalam proses operasional adalah: 1. Gerobak Gerobak terbuat dari bahan kayu, yang dapat digunakan dalam jangka waktu cukup lama dengan harga Rp6.000.000,-. Gerobak ini dapat digunakan sebagai tempat penggorengan dan di bagian bawah dari gerobak ini terdapat laci juga lemari yang dapat digunakan untuk menyimpan barang. Ukuran gerobak 1,23 M x 0,71 M x 2 M. 2. Freezer Freezer yang digunakan untuk menyimpan paket mentah makanan vegetarian ini diperkirakan berharga Rp1.900.000,-. 3. Rice Cooker

50 Rice Cooker ini digunakan untuk memasak nasi yang diperlukan untuk pesanan nasi paket. Rice Cooker ini diperkirakan berharga Rp170.000,-. 4. Penggorengan Listrik Penggorengan listrik ini digunakan untuk menggoreng paket setengah matang untuk pesanan nasi paket. Pengorengan listrik ini diperkirakan seharga Rp1.200.000,-. 5. Panci Teflon Listrik Panci teflon listrik ini digunakan untuk menggoreng roti untuk burger ataupun hotdog. Diperkirakan panci teflon ini seharga Rp900.000,-. 6. Termos Listrik Termos listrik yang digunakan untuk mempersiapkan air panas untuk menyeduh soup bihun. Diperkirakan harga termos listrik ini adalah Rp100.000,-. 7. Meja Meja yang digunakan untuk mempersiapkan bahan atau paket setengah matang, mempersiapkan penyajian makanan, juga untuk menaruh rice cooker dan termos listrik. Meja ini diperkirakan berharga Rp150.000,-. 4.2.3 Layout Karena tempat yang terbatas maka penentuan tata letak outlet yang akan didirikan harus dilakukan secara tepat sehingga penggunaan tempat outlet dapat digunakan secara efisien. Direncanakan rencana layout outlet adalah sebagai berikut: 2 M 1 2 M 2 3 Sumber: Gambar diolah Gambar 4.1 Rencana Layout Outlet

51 Keterangan: 1. Gerobak, merupakan tempat penggorengan, sebagai tempat panci teflon listrik sekaligus sebagai laci dan lemari. 2. Meja, sebagai tempat untuk menyiapkan makanan, juga sebagai tempat untuk menaruh rice cooker dan termos listrik. 3. Freezer, sebagai tempat untuk menyimpan bahan baku atau paket mentah. 4.3 Aspek Manajemen Selanjutnya aspek yang dianalisis adalah aspek manajemen. Tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing dari rencana struktur organisasi outlet makanan vegetarian ini adalah sebagai berikut: 1. Direktur/pemilik a. Bertanggung jawab untuk memimpin perusahaan agar dapat terus dan berkembang. b. Mengawasi secara umum seluruh kegiatan perusahaan. c. Mengambil keputusan manajerial 2. Manajer Umum a. Bertanggung mengawasi, melaksanakan kegiatan operasional perusahaan yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung. b. Mewakili direktur jika tidak ada ditempat. 3. Manajer Pemasaran a. Bertanggung jawab atas pemasaran produk dan target pasar. b. Melakukan promosi untuk meningkatkan penjualan. 4. Manajer Administrasi a. Bertanggung jawab atas pengendalian dan pengeluaran yang berhubungan dengan uang dan administrasi perusahaan. b. Bertanggung jawab langsung kepada manajer dalam membuat laporan secara periodik.

52 c. Bertanggung jawab dalam mengawasi bidang yang berhubungan dengan pembukuan dan akuntansi. 5. Manajer Produksi a. Melakukan motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. b. Mengarahkan karyawan bila menyimpang dari pekerjaaanya. c. Melaksanakan tugas dari pimpinan untuk menyelesaikan produksi yang ditargetkan. d. Bertanggung jawab atas laporan yang diberikan secara periodik kepada pimpinan. 6. Store Manajer a. Mengawasi kegiatan outlet serta memantau pekerjaan karyawan. b. Bertanggung jawab atas laporan yang diberikan secara periodik kepada pimpinan. Direktur Manajer Umum Manajer Pemasaran Manajer Administrasi Manajer Produksi Store Manager Sumber : PT Ruhuey Indonabati Gambar 4.2 Rencana Struktur Organisasi 4.3.1 Jumlah dan biaya gaji yang direncanakan Manajemen untuk outlet makanan vegetarian ini masih menggunakan manajemen perusahaan, karena outlet makanan vegetarian ini masih tergolong baru dan belum membutuhkan manajemen baru. Tetapi untuk keperluan mengatur, mengawasi dan bertanggung jawab atas outlet makanan ini, maka diatur tugas tambahan kepada manajer perusahaan untuk menjadi store manager, untuk itu maka diberikan tambahan/kompensasi gaji kepada manajer perusahaan. Tambahan/kompensasi gaji tersebut dihitung sebagai gaji untuk store manager

53 dalam perhitungan perkiraan jumalah dan biaya yang direncanakan. Jumlah tenaga kerja dan biaya yang direncanakan: Tabel 4.4 Perkiraan Jumlah dan Biaya Tenaga Kerja Outlet Makanan No Jabatan Jumlah Gaji per bulan Gaji per tahun 1 Store Manager 1 orang Rp600.000,- Rp7.200.000,- 2 Karyawan 1 orang Rp1500.000,- Rp18.000.000,- Sumber: Data Diolah Karyawan yang digunakan untuk menjaga outlet makanan vegetarian ini hanya digunakan 1 orang untuk efisiensi biaya dengan jam kerja sesuai dengan jam operasional dari Mall. 4.4 Aspek Keuangan 4.4.1 Sumber Dana dan Biaya Modal Kebutuhan dana untuk aktiva tetap Aktiva Tetap Berwujud dianggarkan sebesar Rp 10.420.000,-. Aktiva tetap berwujud meliputi : Total Aktiva tetap a. Gerobak Rp6.000.000,- b. Freezer Rp1.900.000,- c. Rice Cooker Rp 170.000,- d. Penggorengan listrik Rp1.200.000,- e. Panci teflon listrik Rp 900.000,- f. Termos listrik Rp 100.000,- g. Meja Rp 150.000,- Total dana investasi Rp10.420.000,- 4.4.2 Sumber Dana Untuk mengetahui biaya modal atas modal yang digunakan yaitu dana yang berasal dari modal sendiri, maka perhitungan biaya modal atas modal sendiri berdasarkan penilaian pemilik perusahaan. Menurut pemilik perusahaan, biaya modal yang dibebankan atas pemanfaatan

54 modal sendiri berdasarkan tingkat pengembalian yang diharapkan. Dimana pemilik menentukan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan berdasarkan tingkat pengembalian resiko, dalam hal ini adalah suku bunga deposito sebesar 10% ditambah resiko atas jenis proyek ini sebesar 10%. Sehingga biaya modal atas modal sendiri yang diperhitungkan dalam rencana usaha ini adalah sebesar 20%. 4.4.3 Analisis Biaya Operasional Biaya yang termasuk biaya operasional adalah biaya biaya bahan, baku biaya sewa, dan biaya gaji untuk karyawan. Perkiraan biaya bahan baku: a. Rata-rata per biaya bahan baku paket Rp4500,- Dengan harga biaya bahan baku terendah Rp3500,- dan harga biaya bahan baku tertinggi Rp5500,- b. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak pengelola Mega Mall Pluit, bahwa: Rata-rata pengunjung pada hari Senin-Jumat sebanyak 2000 orang. Rata- rata pengunjung pada hari Sabtu,minggu dan hari libur sebanyak 5000 orang. c. Proyek ini mentargetkan bisa membidik 0,5% dari pengunjung yang ada setiap harinya, yaitu: 10 orang per hari untuk hari Senin-Jumat. 25 orang per hari untuk Sabtu, Minggu dan hari libur. d. Rata-rata 1 orang membeli 2 paket. e. Perkiraan biaya bahan baku pada hari normal: = 22 hari X 10 orang X 2 paket X Rp4500,- = Rp1.980.000,- Perkiraan penjualan pada sabtu, Minggu dan hari libur: = 8 hari X 25 orang X 2 paket X Rp4500,- = Rp1.800.000,- f. Sehingga didapat perkiraan biaya bahan baku per bulan sebanyak Rp3.780.000,- Maka perkiraan biaya bahan baku pada tahun pertama akan sebesar Rp45.360.000,-

55 Biaya operasional: Biaya bahan baku Rp3.780.000,- x 12 bulan Rp45.360.000,- Biaya sewa Rp336.000,- x 12 bulan Rp 4.032.000,- Biaya listrik Rp125.000,- x 12 bulan Rp 1.500.000,- Biaya promosi Rp200.000 x 4 bulan Rp 800.000,- (Biaya promosi Rp200.000 untuk 3 bulan) Gaji Store Manager Rp 600.000,- x 12 bulan Rp 7.200.000,- Gaji karyawan Rp 1.500.000,- x 12 bulan Rp18.000.000,- Total biaya operasional Rp76.892.000,- Selanjutnya Perkiraan biaya operasional penjualan akan disusun dengan menggunakan 3 macam skenario (moderat, optimis dan pesimis), yaitu: 1. Perkiraan biaya operasional dengan menggunakan skenario moderat Tabel 4.5 Perkiraan biaya operasional dengan skenario moderat Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Biaya Operasonal (Rp) 1 -- Rp76.892.000,- 2 8 % Rp83.043.360,- 3 8 % Rp89.686.828,- 4 8 % Rp96.861.775,- 5 8 % Rp104.610.717,- 2. Perkiraan biaya operasional dengan menggunakan skenario optimis Tabel 4.6 Perkiraan biaya operasional penjualan dengan skenario optimis Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Biaya Operasonal (Rp) 1 -- Rp76.892.000,- 2 8% Rp83.043.360,- 3 8 % Rp89.686.828,- 4 5 % Rp94.171.169,- 5 5 % Rp98.879.727,-

56 3. Perkiraan biaya operasional dengan menggunakan skenario pesimis Tabel 4.7 Perkiraan biaya operasional dengan skenario pesimis Tahun Persentase kenaikan Proyeksi Biaya Operasonal (Rp) 1 -- Rp76.892.000,- 2 8 % Rp83.043.360,- 3 10 % Rp91.347.696,- 4 12 % Rp102.309.419,- 5 12 % Rp114.586.549,- 4.4.4 Analisis Biaya Penyusutan Biaya-biaya yang termasuk biaya penyusutan adalah penyusutan peralatan operasional untuk outlet makanan. Perincian mengenai biaya penyusutan sebagai berikut: Tabel 4.8 Perkiraan Biaya Penyusutan Jenis Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Peralatan Gerobak 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 Freezer 380.000 380.000 380.000 380.000 380.000 Rice Cooker 85.000 85.000 100.000 100.000 100.000 Penggorengan listrik 240.000 240.000 240.000 240.000 240.000 Panci teflon listrik 180.000 180.000 180.000 180.000 180.000 Termos listrik 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 Total Penyusutan Meja 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 2.135.000 2.135.000 2.150.000 2.150.000 2.150.000 Keterangan: 1. Gerobak a. Nilai sisa : Rp 0 b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai mesin Rp 6.000.000,-

57 Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis = 6.000.000 0 5 = 1.200.000 per tahun 2. Freezer a. Nilai sisa : Rp0 b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai Freezer Rp1.900.000,- 3. Rice Cooker Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis a. Nilai sisa : Rp 0 = 1.900.000 0 5 = 380.000 per tahun b. Umur ekonomis 2 tahun c. Nilai Rice Cooker Rp 170.000,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis = 170.000 0 2 = 85.000 per tahun d. Karena umur ekonomis hanya 2 tahun, maka pada tahun ke 3, perusahaan harus membeli kembali. e. Nilai sisa : Rp 0 f. Umur ekonomis 2 tahun g. Nilai Rice Cooker pada tahun ke 3 Rp 200.000,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis

58 = 200.000 0 2 = 100.000 per tahun h. Karena umur ekonomis hanya 2 tahun, maka pada tahun ke 5, perusahaan harus membeli kembali. i. Nilai sisa : Rp 0 j. Umur ekonomis 2 tahun k. Nilai Rice Cooker pada tahun ke 5 Rp 200.000,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis 4. Penggorengan listrik a. Nilai sisa : Rp 0 = 200.000 0 2 = 100.000 per tahun b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai Penggorengan listrik Rp 1.200.000,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis 5. Panci teflon listrik a. Nilai sisa : Rp 0 = 1.200.000 0 5 = 240.000 per tahun b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai Panci teflon listrik Rp 900.000,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis = 900.000 0 5

59 = 180.000 per tahun 6. Termos listrik a. Nilai sisa : Rp 0 b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai Termos listrik Rp 100.000,- 7. Meja Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis a. Nilai sisa : Rp 0 = 100.000 0 5 = 20.000 per tahun b. Umur ekonomis 5 tahun c. Nilai Meja Rp 150.000,- Penyusutan = aktiva tetap nilai sisa Umur ekonomis = 150.000 0 5 = 30.000 per tahun 4.4.5 Biaya Pajak Biaya pajak merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif yang ditentukan oleh pemerintah. Adapun besarnya tarif pajak yang berlaku di Indonesia berdasarkan UU No.17 tahun 2000 sebagai berikut: Tabel 4.9 Biaya Pajak Pendapatan per tahun Tarif Rp 0,- -- Rp50.000.000,- 10% Rp 50.000.000,- -- Rp 100.000.000,- 15% Rp 100.000.000,- ke atas 30% Sumber: Data dari perusahaan sejenis

60 4.4.6 Penyusunan Proyeksi rugi atau laba Proyeksi rugi laba dalam pengembangan rencana usaha ini merupakan selisih antara jumlah pendapatan perusahaan dengan jumlah biaya-biya yang harus dikeluarkan karena kegiatan operasional. Hasil yang diperoleh akan dipergunakan untuk menentukan penilaian atas kelayakan proyek yang akan dijalankan. Adapun uraian perhitungan rugi laba dalam perencanaan usaha ini akan terlampir pada lampiran. 4.4.7 Proyeksi Cash Flow Cash Flow merupakan aliran kas yang dikeluarkan dan diterima oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Terdapat tiga jenis aliran kas yaitu Initial Cash Flow yang merupakan aliran kas keluar, Operational Cash Flow dan Terminal Cash Flow merupakan aliran kas masuk. 1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) Merupakan dana yang dikeluarkan dalam rencana usaha ini untuk pembiayaan kebutuhan modal aktiva perusahaan. Jumlah investasi awal dalam pembiayaan ini adalah sebesar Rp 10.420.000,-. 2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) Aliran kas ini berasal dari operasi perusahaan. Aliran operasional diperoleh dengan rumus: OCF = EAT + Penyusutan EAT = Laba bersih setelah pajak Dengan demikian maka besarnya aliran kas operasional bersih adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Proyeksi Operational Cash Flow (Moderat) Tahun EAT Penyusutan OCF 1 Rp 5.987.700,- Rp2.135.000,- Rp 8.122.700,- 2 Rp 8.162.676,- Rp2.135.000,- Rp10.297.676,- 3 Rp10.472.375,- Rp2.150.000,- Rp12.622.375,- 4 Rp13.525.475,- Rp2.150.000,- Rp15.675.475,- 5 Rp16.635.027,- Rp2.150.000,- Rp18.785.027,-

61 Tabel 4.11 Proyeksi Operational Cash Flow (Optimis) Tahun EAT Penyusutan OCF 1 Rp 5.987.700,- Rp2.135.000,- Rp 8.122.700,- 2 Rp 8.162.676,- Rp2.135.000,- Rp10.297.676,- 3 Rp18.954.695,- Rp2.150.000,- Rp21.104.695,- 4 Rp35.456.356,- Rp2.150.000,- Rp37.606.356,- 5 Rp49.118.217,- Rp2.150.000,- Rp51.268.217,- Tabel 4.12 Proyeksi Operational Cash Flow (Pesimis) Tahun EAT Penyusutan OCF 1 Rp 5.987.700,- Rp2.135.000,- Rp8.122.700,- 2 Rp 4.307.076,- Rp2.135.000,- Rp6.442.076,- 3 Rp 688.054,- Rp2.150.000,- Rp2.838.054,- 4 (Rp 495.899,-) Rp2.150.000,- Rp1.654.101,- 5 (Rp2.637.287,-) Rp2.150.000,- (Rp487.287,-) 3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) Terminal Cash Flow merupakan aliran kas pada akhir umur ekonomis proyek, biasanya berasal dari modal kerja dan penjualan aktiva tetap atau nilai sisa aktiva tetap yang sudah habis umur ekonomisnya. Jumlah Terminal Cash Flow dapat dihitung berdasarkan rumus: TCF = Modal kerja + Nilai sisa Dalam rencana bisnis ini, TCF tidak ada karena semua aktiva tetap usianya tidak lebih dari lima tahun dan tidak ada nilai sisa. Serta modal kerja juga dianggap tidak kembali karena memang rencana bisnis ini adalah bisnis jasa retail, yang modal kerjanya lebih banyak berasal dari supplier dan jumlahnya cenderung sedikit. Dengan demikian aliran kas akhir dianggap tidak ada. Dengan demikian maka taksiran aliran kas rencana usaha ini adalah:

62 Tabel 4.13 Proyeksi Aliran Kas Perusahaan (Moderat) Tahun ICF OCF 1 (Rp 10.420.000,-) Rp 8.122.700,- 2 - Rp10.297.676,- 3 - Rp12.622.375,- 4 - Rp15.675.475,- 5 - Rp18.785.027,- Tabel 4.14 Proyeksi Aliran Kas Perusahaan (Optimis) Tahun ICF OCF 1 (Rp 10.420.000,-) Rp 8.122.700,- 2 - Rp10.297.676,- 3 - Rp21.104.695,- 4 - Rp37.606.356,- 5 - Rp51.268.217,- Tabel 4.15 Proyeksi Aliran Kas Perusahaan (Pesimis) Tahun ICF OCF 1 (Rp 10.420.000,-) Rp 8.122.700,- 2 - Rp 6.442.076,- 3 - Rp 2.838.054,- 4 - Rp 1.654.101,- 5 - (Rp 487.287,-) 4.4.8 Metode Penilaian Investasi Skenario Moderat Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metode Payback Period( PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), serta Profitability Indeks (PI). Berikut ini perincian penilaian investasi sebagai berikut: 1. Payback Period Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat rencana investasi usaha pembukaan outlet makanan vegetarian bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas. Perhitungan Payback Period dalam perencanaan usaha ini adalah sebagai berikut:

63 Investasi (Rp 10.420.000,-) Cash Flow tahun ke I Rp 8,122,700 (Rp 2.297.300,-) Cash Flow tahun ke II Rp 10,297,676 Rp 8.000.376,- Cash Flow tahun ke III Rp 12,622,375 Rp20.622.751,- Cash Flow tahun ke IV Rp 15,675,475 Rp36.298.226,- Cash Flow tahun ke V Rp 18,785,027 Rp55.083.253,- Payback Period = 1 tahun + Rp 2.297.300,- X 12 bulan = 1 tahun 3 bulan. Rp 10.297.676,- Kesimpulan dari penghitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian akan kembali pada tahun ke 1 bulan ke 3. 2. Net Present Value(NPV) Metode ini menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) dimasa yang akan datang. Adapun perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian adalah: Tabel 4.16 Proyeksi Net Present Value (Moderat) Tahun OCF 20% NPV 0 -Rp10.420.000,- 1 (Rp 10.420.000,-) 1 Rp 8.122.700,- 0.8333 Rp 6.768.917,- 2 Rp10.297.676,- 0.6944 Rp 7.151.164,- 3 Rp12.622.375,- 0.5787 Rp 7.304.615,- 4 Rp15.675.474,- 0.4823 Rp 7.559.546,- 5 Rp18.785.027,- 0.4019 Rp 7.549.281,- NPV Rp 25.913.523,-

64 Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian ini adalah bahwa hasil NPV sebesar Rp 25.913.523,- yang menunjukkan hasil positif, berarti investasi usaha ini dinyatakan layak. 3. Internal Rate Of Return (IRR) Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar dari tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft excel ditemukan tingkat suku bunga sebesar 94%. Karena IRR yang dihasilkan pada rencana usaha ini lebih besar dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, yaitu sebesar 20%. Maka rencana usaha ini diterima. 4. Profitability Index (PI) Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih masa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan menguntungkan, jika kurang dari 1 dikatakan merugikan. Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah: PI = 36333523 10420000 = 3,49 Karena PI hasilnya lebih dari 1 yaitu 3,49 maka usulan proyek diterima. Pada tabel 4.17 menunjukkan tabel perincian hasil perhitungan keempat metode penilaian investasi yang telah dilakukan.

65 Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi (Moderat) No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan 1 Payback Period 5 tahun 1 tahun 3 bulan Diterima 2 Net Present Value positif Rp25.913.523,- Diterima 3 Internal Rate Of Return 20% 94% Diterima 4 Profitability Index 1 3,49 Diterima 4.4.9 Metode Penilaian Investasi Skenario Optimis Berikut ini perincian penilaian investasi sebagai berikut: 1. Payback Period Investasi (Rp 10.420.000,-) Cash Flow tahun ke I Rp 8,122,700 (Rp 2.297.300,-) Cash Flow tahun ke II Rp 10,297,676 Rp 8.000.376,- Cash Flow tahun ke III Rp 21.104.695,- Rp 29.105.071,- Cash Flow tahun ke IV Rp 37,606,356 Rp 66.711.427,- Cash Flow tahun ke V Rp 51,268,217 Rp117.979.644,- Payback Period = 1 tahun + Rp 2.297.300,- X 12 bulan Rp 10.297.676,- = 1 tahun 3 bulan. Kesimpulan dari penghitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian akan kembali pada tahun ke 1 bulan ke 3. 2. Net Present Value(NPV)

66 Pada proyek optimis ini tingkat suku bunga mengalami penurunan sehingga menjadi 18%. Adapun perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian adalah: Tabel 4.18 Proyeksi Net Present Value (Optimis) Tahun OCF 18% NPV 0-10420000 1 -Rp10420000 1 8122700 0.847457627 Rp6,883,644 2 10297676 0.71818443 Rp7,395,631 3 21104695 0.608630873 Rp12,844,969 4 37606356 0.515788875 Rp19,396,940 5 51268217 0.437109216 Rp22,409,810 NPV Rp 58.510.994,- Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian ini adalah bahwa hasil NPV sebesar Rp 58.510.994,- yang menunjukkan hasil positif, berarti investasi usaha ini dinyatakan layak. 3. Internal Rate Of Return (IRR) Hasil yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft excel ditemukan tingkat suku bunga sebesar 120%. Karena IRR yang dihasilkan pada rencana usaha ini lebih besar dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, yaitu sebesar 18%. Maka rencana usaha ini diterima. 4. Profitability Index (PI) Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah: PI= 68930994 10420000 = 6,62 Karena PI hasilnya lebih dari 1 yaitu 6,62 maka usulan proyek diterima.

67 Pada tabel 4.19 menunjukkan tabel perincian hasil perhitungan keempat metode penilaian investasi yang telah dilakukan. Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi (Optimis) No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan 1 Payback Period 5 tahun 1 tahun 3 bulan Diterima 2 Net Present Value positif Rp 58.510.994,- Diterima 3 Internal Rate Of Return 18% 120% Diterima 4 Profitability Index 1 6,62 Diterima 4.4.10 Metode Penilaian Investasi Skenario Pesimis Berikut ini perincian penilaian investasi sebagai berikut: 1. Payback Period Investasi (Rp 10.420.000,-) Cash Flow tahun ke I Rp 8,122,700 (Rp 2.297.300,-) Cash Flow tahun ke II Rp 6.442.076,- Rp4.144.776,- Cash Flow tahun ke III Rp 2.838.054,- Rp 6.982.830,- Cash Flow tahun ke IV Rp 1.654.101,- Rp8.636.931,- Cash Flow tahun ke V (Rp 487.287,-) Rp8.149.644,- Payback Period = 1 tahun + Rp 2.297.300,- X 12 bulan = 1 tahun 5 bulan. Rp 6.442.076,-

68 Kesimpulan dari penghitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian akan kembali pada tahun ke 1 bulan ke 5. 2. Net Present Value (NPV) Pada proyek optimis ini tingkat suku bunga mengalami penurunan sehingga menjadi 22%. Adapun perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian adalah: Tabel 4.20 Proyeksi Net Present Value (Pesimis) Tahun OCF 22% NPV 0-10420000 1-10420000 1 8122700 0.8197 Rp6,657,951 2 6442076 0.6719 Rp4,328,189 3 2838054 0.5507 Rp1,562,936 4 1654101 0.4514 Rp746,660 5-487287 0.3700 -Rp180,296 NPV Rp2.695.439,- Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana usaha pembukaan outlet makanan vegetarian ini adalah bahwa hasil NPV sebesar Rp2.695.439,- yang menunjukkan hasil positif, berarti investasi usaha ini dinyatakan layak. 3. Internal Rate Of Return (IRR) Hasil yang diperoleh dengan menggunakan Microsoft excel ditemukan tingkat suku bunga sebesar 40%. Karena IRR yang dihasilkan pada rencana usaha ini lebih besar dari tingkat keuntungan yang disyaratkan, yaitu sebesar 22%. Maka rencana usaha ini diterima. 4. Profitability Index (PI) Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah:

69 PI= 13115439 10420000 = 1,26 Karena PI hasilnya lebih dari 1 yaitu 1,26 maka usulan proyek diterima. Pada tabel 4.21 menunjukkan tabel perincian hasil perhitungan keempat metode penilaian investasi yang telah dilakukan. Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi (Moderat) No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan 1 Payback Period 5 tahun 1 tahun 5 bulan Diterima 2 Net Present Value positif Rp2.695.439,- Diterima 3 Internal Rate Of Return 22% 40% Diterima 4 Profitability Index 1 1,26 Diterima Sumber: Data diolah 4.5 Hasil Penelitian Berikut ini hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode analisis sensitifitas, yaitu menggunakan tiga skenario yaitu skenario moderat, skenario optimis, dan skenario pesimis sebagai berikut: Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi Keseluruhan No. Metode Skenario Moderat Optimis Pesimis 1 Payback Period 1 tahun 3 bulan 1 tahun 3 bulan 1 tahun 5 bulan 2 NPV Rp25.913.523,- Rp58.510.994,- Rp2.695.439,- 3 IRR 94% 120% 40% 4 PI 3,49 6,62 1,26 Sumber: Data diolah Untuk rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini, berdasarkan tabel diatas jika rencana ekspansi menggunakan skenario moderat maka rencana ekspansi ini dinyatakan layak untuk dijalankan. Jika menggunakan skenario optimis dinyatakan lebih layak lagi untuk dijalankan. Jika menggunakan skenario pesimis maka rencana ekspansi ini dinyatakan

70 masih layak untuk dijalankan. Walaupun skenario pesimis menunjukkan proyek ini layak, tetapi dengan tingginya biaya, skenario pesimis ini menghasilkan profit yang rendah bagi perusahaan serta ditambah dengan semakin banyaknya orang bervegetarian atau beralih ke pola hidup sehat, maka secara otomatis proyeksi penjualan akan meningkat dari tingginya permintaan makanan vegetarian. Sehingga skenario optimis paling mungkin terjadi.