I. GAMBARAN UMUM SL PHT

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam

Draf-2 LAPORAN KINERJA PENGELOLAAN DAN TIPOLOGI KELOMPOK TANI RESPONSIF GENDER TAHUN 2012

LAPORAN AKHIR PENELITIAN MANFAAT TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PERKEBUNAN RAKYAT PADA TANAMAN KOPI, TEH DAN LADA

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

TINJAUAN PUSTAKA. hama berdasarkan ekologi yang menitikberatkan pada faktor-faktor mortalitas

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN LINGKAR SELATAN KOTA JAMBI 1 Novalina, Zulkarnain, Wilma Yunita dan Yusnaini 2

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

TINGKAT PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) TANAMAN MANGGIS DI KELOMPOK TANI TUNAS HARAPAN KELURAHAN LIMAU MANIS, KECAMATAN PAUH, KOTA PADANG

BAB VII PELAKSA AA MODEL PEMBERDAYAA PETA I SEKOLAH LAPA GA PE GELOLAA TA AMA TERPADU

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

I. PENDAHULUAN. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BAB 14 INSTRUMEN PENELITIAN STUDI KELUARGA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

Teknologi Budidaya Untuk Menghasilkan Bunga Krisan yang Berkualitas dan Berdaya Saing Secara Komersial

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Magang Metode Pelaksanaan

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah. dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang.

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

3. METODE DAN PELAKSANAAN

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

LAMPIRAN. Kuisioner Untuk Petani Bawang Merah. A1. Nama Responden : A4. Pendidikan : (1) tidak Sekolah (2) SD Tidak Tamat. A6.

PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK BERBASIS KOMODITAS PERKEBUNAN

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LAPORAN PENELITIAN

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

PELUANG PENGEMBANGAN BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENDUKUNG KEMANDIRIAN PETANI DI KOTA PONTIANAK DAN KABUPATEN KUBURAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LEMBAR KERJA MAHASISWA FIELDTRIP MANAJEMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ASPEK SOSIAL EKONOMI

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

Lampiran 1. Pengukuran Variabel. Tabel 1. Pengukuran variabel profil anggota kelompok tani Sri Makmur

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kranggan, Desa Banaran, Desa Nomporejo, Desa Karangsewu, Desa Pandowan

LAMPIRAN. Pendidikan Terakhir. B. Karakteristik dan Pendapatan Rumah Tangga Responden. Status Penguasaan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

JUDUL KEGIATAN: KAJIAN MODEL PTT DALAM BUDIDAYA JAGUNG LOKAL DAN POTENSI PENGEMBANGAN JAGUNG QPM SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

LAPORAN AKHIR KEGIATAN SOSIALISASI DESA PHT DAN PELAKSANAAN SL PHT TAHUN. 2009/2010

Lesson Learn. Peningkatan Penerapan Rumah Pangan Lestari dalam Upaya Membentuk Kawasan Rumah Pangan Lestari

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian OPT. Status Pengendalian

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci umat Islam yang membahas segala macam

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

1. PENDAHULUAN 2. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

Apa itu PERTANIAN ORGANIK?

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa)

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Oleh Tim Inovasi Pertanian Bioindustri Spesifik Lokasi. Disampaikan Pada Seminar Proposal Kegiatan 2018 Kusu, 25,26, dan 29 Januari 2018

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

STRATEGI PENCAPAIAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI SUKOHARJO (STUDI KASUS DI DALANGAN TAWANGSARI)

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG

Kajian Kinerja dan Dampak Program Strategis Departemen Pertanian

Transkripsi:

HASIL MONITORING PUG PADA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2012 SL PHT PADA KELOMPOK TANI BUNGA MEKAR KABUPATEN BANDUNG BARAT DAN KELOMPOK TANI PASIR KELIKI KABUPATEN SUMEDANG I. GAMBARAN UMUM SL PHT SL PHT merupakan metode penyuluhan dalam bidang perlindungan tanaman untuk mengimplementasikan Pengendalian Hama Terpadu. Pengendalian Hama Terpadu sulit dituangkan melalui model penyuluhan biasa (poster, ceramah dan lainnya) antara lain karena keaneka ragaman ekologi daerah tropik, oleh karena itu PHT mutlak bersifat lokal. PHT bekerjasama dengan alam dan tidak menentangnya. Upaya mengubah petani agar menjadi manajer lahannya/ ahli PHT pada dasarnya merupakan pengembangan sumber daya manusia. Untuk menuju pertanian berkelanjutan petani merupakan sumber daya masyarakat tani itu sendiri yang mampu memperbaiki teknologi pertanian secara berkesinambungan. SL PHT Hortikultura telah dimulai sejak tahun 2007 hingga sekarang. Pada tahun2012 terdapat 661 kelompok SL PHT yang tersebar pada 33 Provinsi di Indonesia yang dananya bersumber dari APBN. Pada umumnya pengunaan dana hanya diperuntukkan pada operasional SL PHT itu sendiri yakni Honor pendamping lapang, konsumsi peserta selama pertemuan, serta bantuan transport peserta selama pertemuan. Sejalan dengan konsep Pengarusutamaan Gender (PUG) Peserta SL PHT tiap tiap kelompok telah ditetapkan maksimal 25 orang dengan persentase peserta perempuan minimal 15 % ketetapan ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan peran perempuan dalam mengisi pembangunan. Sesuai dengan dana yang telah dialokasikan, dalam setahun pertemuan kelompok memang telah ditetapkan yakni sekitar 12 14 kali pertemuan yang umumnya berlangsung selama tiga bulan. Namun demikian, ketika pertemuan SL telah mencapai 12 atau 14 kali pertemuan, kegiatan dalam kelompok tersebut tetap berjalan dengan menerapkan teori serta praktek dilapangan yang telah mereka dapatkan selama mengikuti program SL PHT pada pertanian mereka dan tetap dalam pengawasan pendamping petugas lapang di daerah.

II. SL PHT PADA KABUPATEN BANDUNG BARAT DAN KABUPATEN SUMEDANG A. SL PHT pada kabupaten Bandung Barat Pada kabupaten Bandung Barat terdapat dua kelompok yang tergabung dalam SL PHT, yaitu : 1.Kelompok Tani Bunga Mekar a. Profil Kegiatan Kelompok Tani Bunga Mekar terletak di kampung Sukaraya, RT 03/RW 05, Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang yang terdiri dari 18 orang laki laki dan 7 orang perempuan yang berada dibawah pengawasan pendamping lapang yang berjumlah tiga orang. Komoditas yang dibudidayakan pada kelompok ini adalah tanaman hias krisan. Pertemuan dilakukan 1 kali dalam seminggu, setiap hari selasa mulai dari pukul 13.00 selesai (berkisar 4 5 jam). Penentuan jadwal pertemuan didasarkan pada kesepakatan antara petani dengan pemandu lapangan, dan sampai saat ini (tanggal 3 September 2012) kegiatan SL PHT telah berlangsung selama 12 kali pertemuan. Kegiatan dilakukan selama satu musim (3 bulan) yang dimulai dari penyemaian sampai pada masa panen dengan melibatkan seluruh peserta. Aktivitas yang dilakukan selama pertemuan adalah Pengamatan OPT, pengukuran cabang, jumlah tunas, keadaan gulma, air, gambar pada kertas hasil pengamatan, persentase yang dilanjutkan dengan diskusi oleh seluruh peserta. Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh Laki laki : pencangkulan, pengobatan, penyiraman (kadang kadang perempuan), penyemprotan, pembuatan screen house. Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh perempuan : penanaman, penyiangan, pemupukan, pupuk dasar (pupuk organik), pupuk kimia, pemangkasan bunga, pemanenan 50:50. Produksi : produksi perminggu kurang lebih 3.000 tangkai/ perikat Rp. 7.000 (10 tangkai). Panen perminggu. Dari 100 % hasil panen rata rat yang terjual sekitar 70 %. Dengan modal rata rata sekali tanam kurang lebih 5 juta, hasil kurang lebih 10 juta Pemasaran : biasanya hasil pertanian didistribusikan kepasar Pemasaran rawa belong, jakarta (sebagian besar dikirim ke rawa belong), wastu kencana bandung. Untuk pemasaran Bandung diambil oleh pengepul dan untuk rawa belong langsung dikirim ke pihak kedua.

Kontrol terhadap lahan : perempuan tetap berpartisipasi tetapi penentu keputusan tetap berada pada laki laki. Keuntungan : perempuan lebih dominan dalam pengelolaan uang. Tapi dalam penggunaannya tetap dalam tahap diskusi. Laki laki berperan dalam pengajuan kebutuhan. Permodalan : tiap tiapkepala keluarga memiliki aturan yang berbeda tetapi pada umumnya penentu keputusan berada pada laki laki b. Kendala yang dihadapi : Banyak Istilah istilah yang sulit di pahami oleh para peserta Solusi pada level kabupaten : Lebih menyederhanakan bahasa dalam penyampaian materi PPL di lapangan berkoordinasi dengan petugas dinas provinsi Level kelompok tani : Dipecahkan berdasarkan kebutuhan petani/kelompok c. Manfaat bagi kelompok tani : Menambah wawasan bagi para petani khususnya dalam hal penanganan OPT 2. Kelompok Tani Agri Binangkit a. Profil Kegiatan Menumbuhkan semagat bertani Meningkatkan rasa percaya diri - Kelompok Tani Agri Binangkit kampung Bukanagara, Desa Pagar Wagi Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dengan jumlah anggota sebanyak 25 orang yang terdiri dari 17 orang laki laki dan 8 orang perempuan. - Komoditas yang dibudidayakan pada Kelompok Tani Agri Binagkit adalah Buah Jeruk Lembang - Pertemuan dilakukan 1 kali dalam seminggu, adapun waktunya sangat kondisional. Penentuan jadwal pertemuan didasarkan pada kesepakatan antara petani dengan pemandu lapangan. - Aktivitas yang dilakukan selama pertemuan adalah Pengamatan OPT, okulasi, cara pembuatan pestisida nabati, gambar pada kertas hasil pengamatan, persentase yang dilanjutkan dengan diskusi oleh seluruh peserta. - Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh Laki laki : pengolahan tanah, pemupukan, pemanfaatan agensi hayati, pengendalian mekanik, pengendalian

- Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh perempuan : pada kelompok Tani Agri Bingangkit ini hanya beberap aktivitas saja yang melibatkan perempuan seperti penetapan waktu tanam, penyiangan, sortasi hasil panen, pengemasan dan pengepakan. - Kontrol terhadap lahan : perempuan tetap berpartisipasi tetapi penentu keputusan tetap berada pada laki laki. - Keuntungan : perempuan lebih dominan dalam pengelolaan uang. Tapi dalam penggunaannya tetap dalam tahap diskusi. Laki laki berperan dalam pengajuan kebutuhan. - Permodalan : tiap tiap kepala keluarga memiliki aturan yang berbeda tetapi pada umumnya penentu keputusan berada pada laki laki b. Kendala yang dihadapi : Banyak Istilah istilah yang sulit di pahami oleh para peserta Solusi pada level kabupaten : Lebih menyederhanakan bahasa dalam penyampaian materi PPL di lapangan berkoordinasi dengan petugas dinas provinsi Level kelompok tani : Dipecahkan berdasarkan kebutuhan petani/kelompok c. Manfaat bagi kelompok tani : Menambah wawasan bagi para petani khususnya dalam hal penanganan OPT Menumbuhkan semagat bertani Meningkatkan rasa percaya diri B. SL PHT pada kabupaten Sumedang Kelompok Tani Pasir Keliki a. Profil Kegiatan Kelompok Tani Pasir Keliki terletak di kampung Pasir Keliki, Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang. Dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang yang terdiri dari 18 orang laki laki dan 7 orang perempuan yang berada dibawah pengawasan pendamping lapang yang berjumlah enam orang. Komoditas yang dibudidayakan pada kelompok ini adalah Komoditas cabe. Latar belakang pendidikan anggota kelompok tani Pasir Keliki rata rata Beberap kriteria dalam menetapkan menetapkan kelompok tani sebagai kelompok yang akan dibina dalam SL PHT yaiutu : a. Kelompok yang aktif / rutin melaksanakan peretemuan kelompok

b. Kelompok / petani yang anggotanya menanam cabe c. Kondisi lahan memungkinkan ditanami saat kegiatan SL Sosialisasi PPL terhadap kelimpok tani : a. Jenis kegiatan b. Komoditas c. Lama kegiatan d. peserta Pertemuan dilakukan 1 kali dalam seminggu, setiap hari selasa mulai dari pukul 9.00 12.00. Penentuan jadwal pertemuan didasarkan pada kesepakatan antara petani dengan pemandu lapangan, kigiatan telah dilakukan 5 kali pertemuan dan akan dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan. Kegiatan dilakukan selama satu musim (3 bulan) yang dimulai dari penyemaian sampai pada masa panen dengan melibatkan seluruh peserta. Aktivitas yang dilakukan selama pertemuan adalah Penggambaran situasi dilapang, diskusi, praktikum, pengamatan OPT, pemeliharaan, dan pengendalian. Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh Laki laki : pencangkulan, pengobatan, penyiraman (kadang kadang perempuan), penyemprotan, pembuatan screen house. Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh perempuan : penanaman, penyiangan, pemupukan, pupuk dasar (pupuk organik), pupuk kimia, pemangkasan bunga, pemanenan 50:50. Pemasaran : biasanya hasil pertanian didistribusikan kepasar setempat. Kontrol terhadap lahan : perempuan tetap berpartisipasi tetapi penentu keputusan tetap berada pada laki laki. Keuntungan : perempuan lebih dominan dalam pengelolaan uang. Tapi dalam penggunaannya tetap dalam tahap diskusi. Laki laki berperan dalam pengajuan kebutuhan. Permodalan : tiap tiapkepala keluarga memiliki aturan yang berbeda tetapi pada umumnya penentu keputusan berada pada laki laki b. Kendala yang dihadapi : Banyak Istilah istilah yang sulit di pahami oleh para peserta - Pengairan muali tesendat sendat. Solusi pada level kabupaten : Lebih menyederhanakan bahasa dalam penyampaian materi PPL di lapangan berkoordinasi dengan petugas dinas provinsi

Level kelompok tani : Dipecahkan berdasarkan kebutuhan petani/kelompok c. Manfaat bagi kelompok tani : Menambah wawasan bagi para petani khususnya dalam hal penanganan OPT C. KESIMPULAN - Menumbuhkan semagat bertani - Meningkatkan rasa percaya diri a. Berdasarkan peraturan jumlah peserta yeng telah ditetapkan (minimal 15 %) jumlah anggota perempuan dalam tiap kelompok telah memenuhi b. Pada kelompok tani Bunga Mekar di kec. Cisarua dan kelompok tani Pasir keliki di Kabupaten Sumedang anggota kelompok perempuan cukup antusias dalam mengikuti SL PHT c. Dari ketiga kelompok tani yang telah dikunjungi rata rat permasalahannya adalah kesulitan dalam memahami istilah istilah PHT & masalah permodalan d. Untuk akses, partisipasi, dan manfaat perbandingannya sudah mencapai 65 % : 45 % antara laki laki dan perempuan, tetapi dalam hal komtrol masih didominasi oleh laki laki.