HASIL MONITORING PUG PADA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2012 SL PHT PADA KELOMPOK TANI BUNGA MEKAR KABUPATEN BANDUNG BARAT DAN KELOMPOK TANI PASIR KELIKI KABUPATEN SUMEDANG I. GAMBARAN UMUM SL PHT SL PHT merupakan metode penyuluhan dalam bidang perlindungan tanaman untuk mengimplementasikan Pengendalian Hama Terpadu. Pengendalian Hama Terpadu sulit dituangkan melalui model penyuluhan biasa (poster, ceramah dan lainnya) antara lain karena keaneka ragaman ekologi daerah tropik, oleh karena itu PHT mutlak bersifat lokal. PHT bekerjasama dengan alam dan tidak menentangnya. Upaya mengubah petani agar menjadi manajer lahannya/ ahli PHT pada dasarnya merupakan pengembangan sumber daya manusia. Untuk menuju pertanian berkelanjutan petani merupakan sumber daya masyarakat tani itu sendiri yang mampu memperbaiki teknologi pertanian secara berkesinambungan. SL PHT Hortikultura telah dimulai sejak tahun 2007 hingga sekarang. Pada tahun2012 terdapat 661 kelompok SL PHT yang tersebar pada 33 Provinsi di Indonesia yang dananya bersumber dari APBN. Pada umumnya pengunaan dana hanya diperuntukkan pada operasional SL PHT itu sendiri yakni Honor pendamping lapang, konsumsi peserta selama pertemuan, serta bantuan transport peserta selama pertemuan. Sejalan dengan konsep Pengarusutamaan Gender (PUG) Peserta SL PHT tiap tiap kelompok telah ditetapkan maksimal 25 orang dengan persentase peserta perempuan minimal 15 % ketetapan ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan peran perempuan dalam mengisi pembangunan. Sesuai dengan dana yang telah dialokasikan, dalam setahun pertemuan kelompok memang telah ditetapkan yakni sekitar 12 14 kali pertemuan yang umumnya berlangsung selama tiga bulan. Namun demikian, ketika pertemuan SL telah mencapai 12 atau 14 kali pertemuan, kegiatan dalam kelompok tersebut tetap berjalan dengan menerapkan teori serta praktek dilapangan yang telah mereka dapatkan selama mengikuti program SL PHT pada pertanian mereka dan tetap dalam pengawasan pendamping petugas lapang di daerah.
II. SL PHT PADA KABUPATEN BANDUNG BARAT DAN KABUPATEN SUMEDANG A. SL PHT pada kabupaten Bandung Barat Pada kabupaten Bandung Barat terdapat dua kelompok yang tergabung dalam SL PHT, yaitu : 1.Kelompok Tani Bunga Mekar a. Profil Kegiatan Kelompok Tani Bunga Mekar terletak di kampung Sukaraya, RT 03/RW 05, Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang yang terdiri dari 18 orang laki laki dan 7 orang perempuan yang berada dibawah pengawasan pendamping lapang yang berjumlah tiga orang. Komoditas yang dibudidayakan pada kelompok ini adalah tanaman hias krisan. Pertemuan dilakukan 1 kali dalam seminggu, setiap hari selasa mulai dari pukul 13.00 selesai (berkisar 4 5 jam). Penentuan jadwal pertemuan didasarkan pada kesepakatan antara petani dengan pemandu lapangan, dan sampai saat ini (tanggal 3 September 2012) kegiatan SL PHT telah berlangsung selama 12 kali pertemuan. Kegiatan dilakukan selama satu musim (3 bulan) yang dimulai dari penyemaian sampai pada masa panen dengan melibatkan seluruh peserta. Aktivitas yang dilakukan selama pertemuan adalah Pengamatan OPT, pengukuran cabang, jumlah tunas, keadaan gulma, air, gambar pada kertas hasil pengamatan, persentase yang dilanjutkan dengan diskusi oleh seluruh peserta. Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh Laki laki : pencangkulan, pengobatan, penyiraman (kadang kadang perempuan), penyemprotan, pembuatan screen house. Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh perempuan : penanaman, penyiangan, pemupukan, pupuk dasar (pupuk organik), pupuk kimia, pemangkasan bunga, pemanenan 50:50. Produksi : produksi perminggu kurang lebih 3.000 tangkai/ perikat Rp. 7.000 (10 tangkai). Panen perminggu. Dari 100 % hasil panen rata rat yang terjual sekitar 70 %. Dengan modal rata rata sekali tanam kurang lebih 5 juta, hasil kurang lebih 10 juta Pemasaran : biasanya hasil pertanian didistribusikan kepasar Pemasaran rawa belong, jakarta (sebagian besar dikirim ke rawa belong), wastu kencana bandung. Untuk pemasaran Bandung diambil oleh pengepul dan untuk rawa belong langsung dikirim ke pihak kedua.
Kontrol terhadap lahan : perempuan tetap berpartisipasi tetapi penentu keputusan tetap berada pada laki laki. Keuntungan : perempuan lebih dominan dalam pengelolaan uang. Tapi dalam penggunaannya tetap dalam tahap diskusi. Laki laki berperan dalam pengajuan kebutuhan. Permodalan : tiap tiapkepala keluarga memiliki aturan yang berbeda tetapi pada umumnya penentu keputusan berada pada laki laki b. Kendala yang dihadapi : Banyak Istilah istilah yang sulit di pahami oleh para peserta Solusi pada level kabupaten : Lebih menyederhanakan bahasa dalam penyampaian materi PPL di lapangan berkoordinasi dengan petugas dinas provinsi Level kelompok tani : Dipecahkan berdasarkan kebutuhan petani/kelompok c. Manfaat bagi kelompok tani : Menambah wawasan bagi para petani khususnya dalam hal penanganan OPT 2. Kelompok Tani Agri Binangkit a. Profil Kegiatan Menumbuhkan semagat bertani Meningkatkan rasa percaya diri - Kelompok Tani Agri Binangkit kampung Bukanagara, Desa Pagar Wagi Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dengan jumlah anggota sebanyak 25 orang yang terdiri dari 17 orang laki laki dan 8 orang perempuan. - Komoditas yang dibudidayakan pada Kelompok Tani Agri Binagkit adalah Buah Jeruk Lembang - Pertemuan dilakukan 1 kali dalam seminggu, adapun waktunya sangat kondisional. Penentuan jadwal pertemuan didasarkan pada kesepakatan antara petani dengan pemandu lapangan. - Aktivitas yang dilakukan selama pertemuan adalah Pengamatan OPT, okulasi, cara pembuatan pestisida nabati, gambar pada kertas hasil pengamatan, persentase yang dilanjutkan dengan diskusi oleh seluruh peserta. - Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh Laki laki : pengolahan tanah, pemupukan, pemanfaatan agensi hayati, pengendalian mekanik, pengendalian
- Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh perempuan : pada kelompok Tani Agri Bingangkit ini hanya beberap aktivitas saja yang melibatkan perempuan seperti penetapan waktu tanam, penyiangan, sortasi hasil panen, pengemasan dan pengepakan. - Kontrol terhadap lahan : perempuan tetap berpartisipasi tetapi penentu keputusan tetap berada pada laki laki. - Keuntungan : perempuan lebih dominan dalam pengelolaan uang. Tapi dalam penggunaannya tetap dalam tahap diskusi. Laki laki berperan dalam pengajuan kebutuhan. - Permodalan : tiap tiap kepala keluarga memiliki aturan yang berbeda tetapi pada umumnya penentu keputusan berada pada laki laki b. Kendala yang dihadapi : Banyak Istilah istilah yang sulit di pahami oleh para peserta Solusi pada level kabupaten : Lebih menyederhanakan bahasa dalam penyampaian materi PPL di lapangan berkoordinasi dengan petugas dinas provinsi Level kelompok tani : Dipecahkan berdasarkan kebutuhan petani/kelompok c. Manfaat bagi kelompok tani : Menambah wawasan bagi para petani khususnya dalam hal penanganan OPT Menumbuhkan semagat bertani Meningkatkan rasa percaya diri B. SL PHT pada kabupaten Sumedang Kelompok Tani Pasir Keliki a. Profil Kegiatan Kelompok Tani Pasir Keliki terletak di kampung Pasir Keliki, Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang. Dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang yang terdiri dari 18 orang laki laki dan 7 orang perempuan yang berada dibawah pengawasan pendamping lapang yang berjumlah enam orang. Komoditas yang dibudidayakan pada kelompok ini adalah Komoditas cabe. Latar belakang pendidikan anggota kelompok tani Pasir Keliki rata rata Beberap kriteria dalam menetapkan menetapkan kelompok tani sebagai kelompok yang akan dibina dalam SL PHT yaiutu : a. Kelompok yang aktif / rutin melaksanakan peretemuan kelompok
b. Kelompok / petani yang anggotanya menanam cabe c. Kondisi lahan memungkinkan ditanami saat kegiatan SL Sosialisasi PPL terhadap kelimpok tani : a. Jenis kegiatan b. Komoditas c. Lama kegiatan d. peserta Pertemuan dilakukan 1 kali dalam seminggu, setiap hari selasa mulai dari pukul 9.00 12.00. Penentuan jadwal pertemuan didasarkan pada kesepakatan antara petani dengan pemandu lapangan, kigiatan telah dilakukan 5 kali pertemuan dan akan dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan. Kegiatan dilakukan selama satu musim (3 bulan) yang dimulai dari penyemaian sampai pada masa panen dengan melibatkan seluruh peserta. Aktivitas yang dilakukan selama pertemuan adalah Penggambaran situasi dilapang, diskusi, praktikum, pengamatan OPT, pemeliharaan, dan pengendalian. Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh Laki laki : pencangkulan, pengobatan, penyiraman (kadang kadang perempuan), penyemprotan, pembuatan screen house. Beberapa kegiatan budidaya yang dominan dilakukan oleh perempuan : penanaman, penyiangan, pemupukan, pupuk dasar (pupuk organik), pupuk kimia, pemangkasan bunga, pemanenan 50:50. Pemasaran : biasanya hasil pertanian didistribusikan kepasar setempat. Kontrol terhadap lahan : perempuan tetap berpartisipasi tetapi penentu keputusan tetap berada pada laki laki. Keuntungan : perempuan lebih dominan dalam pengelolaan uang. Tapi dalam penggunaannya tetap dalam tahap diskusi. Laki laki berperan dalam pengajuan kebutuhan. Permodalan : tiap tiapkepala keluarga memiliki aturan yang berbeda tetapi pada umumnya penentu keputusan berada pada laki laki b. Kendala yang dihadapi : Banyak Istilah istilah yang sulit di pahami oleh para peserta - Pengairan muali tesendat sendat. Solusi pada level kabupaten : Lebih menyederhanakan bahasa dalam penyampaian materi PPL di lapangan berkoordinasi dengan petugas dinas provinsi
Level kelompok tani : Dipecahkan berdasarkan kebutuhan petani/kelompok c. Manfaat bagi kelompok tani : Menambah wawasan bagi para petani khususnya dalam hal penanganan OPT C. KESIMPULAN - Menumbuhkan semagat bertani - Meningkatkan rasa percaya diri a. Berdasarkan peraturan jumlah peserta yeng telah ditetapkan (minimal 15 %) jumlah anggota perempuan dalam tiap kelompok telah memenuhi b. Pada kelompok tani Bunga Mekar di kec. Cisarua dan kelompok tani Pasir keliki di Kabupaten Sumedang anggota kelompok perempuan cukup antusias dalam mengikuti SL PHT c. Dari ketiga kelompok tani yang telah dikunjungi rata rat permasalahannya adalah kesulitan dalam memahami istilah istilah PHT & masalah permodalan d. Untuk akses, partisipasi, dan manfaat perbandingannya sudah mencapai 65 % : 45 % antara laki laki dan perempuan, tetapi dalam hal komtrol masih didominasi oleh laki laki.