PENDAHULUAN. Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. peternakan. Penggunaan limbah sisa pengolahan ini dilakukan untuk menghindari

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Salah satu sumber protein hewani yang memiliki nilai gizi tinggi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Domba yang dijumpai saat ini merupakan hasil domestikasi yang dilakukan

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Kadar Kolesterol Daging pada Ayam Broiler Ulangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan jantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

I. PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut adalah melalui usaha peternakan ayam pedaging. Ayam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENGANTAR. Latar Belakang. Konsumsi daging telah dikenal dan menjadi pola hidup masyarakat sejak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

PENGANTAR. sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak. dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan makanan favorit di

BAB I PENDAHULUAN. Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang gemar

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan kecernaan protein ransum puyuh yang mengandung tepung daun lamtoro dapat dilihat pada Tabel 7.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

I. PENDAHULUAN. Kolesterol adalah salah satu komponen lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. golongan lipida. Orang menganggap kolesterol merupakan satu-satunya lemak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun tahun 1997

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Kondisi Kandang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tersebut menunjukan bahwa ayam lokal mempunyai potensi yang baik untuk

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Rataan Konsumsi Ransum, Provitamin A dan Kandungan Vitamin A di Hati

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. banyak diminati di kalangan masyarakat, hal ini disebabkan rasa

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

BAB I PENDAHULUAN. Burung puyuh mempunyai potensi besar karena memiliki sifat-sifat dan

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berat tertentu dalam waktu relatif singkat (Rasyaf, 1994). Broiler umumnya

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tomat atau dalam bahasa latin disebut Lycopersicum esculentum

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

PENDAHULUAN. menyusutnya luas lahan pertanian karena sudah beralih hngsi menjadi kawasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENDAHULUAN. dipertahankan. Ayam memiliki kemampuan termoregulasi lebih baik dibanding

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pakan ternak sehingga diperlukan penggunaan pakan alternatif. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. jantan maupun betina muda berumur 6-8 minggu yang dipelihara secara intensif,

I. PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha yang potensial untuk

Transkripsi:

11 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat dikenal sebagai sentra populasi domba mengingat hampir 59,52% populasi domba nasional berada di Jawa Barat (Departemen Pertanian, 2013), sementara konsumsi daging domba nasional masyarakat masih terbilang rendah, yaitu berada diurutan ke empat setelah daging unggas, sapi, dan daging lain. Padahal daging domba memiliki nilai nutrisi yang lebih tinggi dibanding dengan daging yang berasal dari ternak sapi, kerbau dan ayam khususnya dalam kandungan fosfor, zat besi dan Vit B1. Hal tersebut diduga selain akibat rendahnya daya beli, pengetahuan, ketersediaan, dukungan kebijakan, dan faktor sosial budaya atau tradisi dari masyarakat, berkembang pula isu bahwa daging domba memiliki kandungan kolesterol yang tinggi sehingga bila dikonsumsi secara berlebihan akan memicu penyakit aterosklerosis. Kolesterol dalam darah domba berkisar antara 50-140 mg/dl sedangkan kolesterol dalam darah broiler berkisar antara 76,46-99,88 mg/dl (Meyer dan Harvey, 2004., Hartoyo dkk., 2005). Ternak domba yang banyak dipelihara adalah domba lokal. Universitas Padjadjaran sedang merintis penelitian domba unggulan yang saat ini dalam tahap pengembangan dan diperkenalkan sebagai domba Padjadjaran. Penelitian tentang domba Padjadjaran dilakukan dari berbagai aspek, diantaranya genetika, nutrisional termasuk di dalamnya upaya menurunkan kadar kolesterol dengan pemberian ransum yang ditambahkan fitofarmaka. Salah satu pilihan fitofarmaka adalah pemanfaatan limbah jeruk manis (Citrus sinensis) mengingat potensi produksi jeruk manis (Citrus sinensis) di

2 Indonesia mencapai 2.355.550 ton per tahun (Departemen Pertanian, 2010), sementara hanya sekitar 35-40% yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen, industri pengolahan makanan dan minuman dari buahnya sedangan 60% dari jeruk manis (Citrus sinensis) tersebut menjadi limbah, dengan rincian 65% merupakan kulit jeruk, 30-35% kulit membran jeruk, dan 0-10% biji jeruk. Kandungan senyawa aktif dalam limbah jeruk yaitu minyak atsiri, tannin, flavonoid, dan saponin yang diyakini mampu membantu menurunkan kadar lemak dan kolesterol daging domba. Pemanfaat limbah jeruk manis (Citrus sinensis) belum dilakukan secara maksimal, belum banyak peternak yang mengetahui cara pemanfaatannya sebagai pakan ternak. Kolesterol merupakan bagian dari lipid yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk membentuk membran sel dalam tubuh, prekursor untuk sintesis hormon steroid, dan garam empedu. Kolesterol yang beredar dalam tubuh dihasilkan dari makanan (eksogen) dan hati (endogen). Banyaknya kolesterol yang berasal dari kedua sumber tersebut bergantung pada seberapa besar asupan yang bersumber dari makanan, apabila asupan dari makanan banyak maka kolesterol yang disintesis dalam hati akan sedikit. Begitu juga sebaliknya, apabila jumlah kolesterol yang berasal dari makanan sedikit, maka kolesterol akan disintesis di hati dalam jumlah banyak. Trigliserida adalah senyawa lipid utama yang terkandung dalam bahan makanan dan sumber energi yang penting. Sebagian besar trigliserida disimpan dalam sel-sel jaringan adiposa. Trigliserida merupakan jenis lipida yang paling banyak dan merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme. Upaya menurunkan kolesterol dan lipid darah pada domba Padjadjaran yang telah dilakukan, diketahui bahwa pemberian limbah jeruk manis dalam pakan

3 sebesar 8% menunjukkan hasil signifikan pada kadar trigliserida, kolesterol darah menunjukkan hasil non signifikan namun memperlihatkan tren menurun dari 69,6 ke 64 mg/dl (Lovita dkk, 2014). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan dengan peningkatan pemberian kadar tepung limbah limbah jeruk manis dengan judul Pengaruh Penambahan Tepung Limbah Jeruk Manis (Citrus sinensis) Dalam Ransum Terhadap Kolesterol dan Trigliserida Darah Domba Padjadjaran. 1.2 Identifikasi Masalah 1) Berapa besar pengaruh penambahan tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) dalam ransum terhadap perubahan kadar kolesterol dan trigliserida darah domba Padjadjaran. 2) Pada kadar berapa penambahan tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) dapat menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol tertinggi pada darah domba Padjadjaran. 1.3 Tujuan Penelitian 1) Mengetahui seberapa besar pengaruh penambahan tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) dalam ransum terhadap perubahan kadar kolesterol dan trigliserida darah domba Padjadjaran. 2) Mengetahui pada kadar berapa penambahan tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) dapat berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol dan trigliserida tertinggi pada darah domba Padjadjaran.

4 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan terutama di bidang kimia darah domba. Selain itu, hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi dasar dan bahan pertimbangan mengenai penambahan tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) sebagai penurun kolesterol dan trigliserida darah domba. 1.5 Kerangka Pemikiran Domba lokal merupakan aset plasma nutfah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber daging. Saat ini konsumsi daging domba nasional masyarakat masih terbilang rendah, dugaan keras hal tersebut terjadi selain akibat rendahnya daya beli, pengetahuan, ketersediaan, dukungan kebijakan, dan faktor sosial budaya atau tradisi dari masyarakat, berkembang pula isu bahwa daging domba memiliki kandungan kolesterol, lemak dan turunannya yang tinggi. Trigliserida atau triasilgliserol merupakan lipida netral yang paling banyak dan merupakan bahan bakar utama bagi hampir semua organisme (Lehninger,1990). Sementara kolesterol merupakan komponen dari lipid yang secara alami terdapat di seluruh tubuh, yang diantaranya sebagai komponen membran sel, termasuk sel otak, saraf, otot, kulit, hati, usus dan jantung, sehingga tubuh tidak dapat berfungsi tanpa kolesterol (Laurencio, 2002). Keberadaan kolesterol sangat dibutuhkan oleh tubuh namun pada kondisi berlebihan dapat berdampak negatif, yaitu terjadinya penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah yang dikenal dengan aterosklerosis. Biosintesis trigliserida dan kolesterol dalam sel sangat bergantung pada beberapa faktor diantaranya ialah umur. Khususnya pada umur dewasa, biosintesis trigliserida dan kolesterol dapat dipicu oleh kelebihan konsumsi karbohidrat dan

5 lipid. Metabolisme lipid di dalam hati berkaitan erat dengan karbohidrat dan asam amino, ketika asupan karbohidrat berlebih maka kelebihan tersebut akan diubah menjadi lemak (Guyton dan Hall, 2007). Penelitian tentang upaya menurunkan kadar kolesterol telah banyak dilakukan seperti pemberian ransum yang ditambahkan senyawa aktif dari fitofarmaka. Salah satu pilihannya adalah pemanfaatan limbah jeruk manis (Citrus sinensis). Berdasarkan analisis Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (2011), kandungan nutrient tepung limbah jeruk manis terdiri atas bahan kering: 90,39%, protein kasar: 8,32%, serat kasar: 10,32%, lemak kasar: 1,37%, abu 4,48%, energi bruto 4303 kcal/me/kg. Limbah jeruk manis (Citrus sinensis) kaya akan zat aktif seperti tannin, saponin, flavonoid, dan minyak atsiri (Oluremi dkk., 2007). Kandungan senyawa aktif dalam limbah jeruk (Citrus sinensis) diantaranya minyak atsiri: 0,91%, tannin: 0,95%, flavonoid: 0,46% dan saponin: 0,84% (Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran (2013). Kandungan zat tersebut diyakini mampu membantu menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah. Limbah jeruk manis (Citrus sinensis) kaya akan pektin, dalam keadaan basa pektin dapat bersifat seperti koloid yaitu dapat mengikat zat-zat makanan termasuk kolesterol dan trigliserida, yang pada akhirnya menurunkan absorpsi lemak dalam usus (Dutta and Hlasko, 1985). Tannin dan saponin dapat menghambat penyerapan kolesterol dalam usus sehingga ekskresi kolesterol meningkat dan pada akhirnya menurunkan kadar kolesterol (Malinow dkk., 1987., Oluremi dkk., 2007). Kehadiran tannin dalam limbah jeruk manis dapat melapisi membran usus, dan berikatan dengan protein

6 sehingga menghambat penyerapan zat makanan yaitu karbohidrat, protein, lipid. Tannin berdampak positif apabila diberikan dengan kadar di bawah 2-3% karena ikatan komplek protein dan tannin dapat melindungi nutrien dari degradasi mikroba ruminansia yang berlebihan, lebih dari itu dapat menjadi zat antinutrisi yang dapat menyebabkan turunnya penyerapan nutrient pada usus halus khususnya protein dan zat besi (Oluremi dkk., 2007). Saponin dalam saluran pencernaan membentuk ikatan kompleks dengan kolesterol yang sulit diabsorbsi oleh usus sehingga sebagian kolesterol akan keluar bersama feses. Saponin dalam kulit jeruk manis (Citrus sinensis) dapat berperan menurunkan hiperkolesterolemia (Francis dkk., 2002). Batas penggunaan saponin dalam ransum adalah 0,20%, penggunaan melebihi batas tersebutdapat menyebabkan kerusakan membran sel (Widodo, 2005) terutama vili-vili usus (Francis dkk., 2002). Flavonoid berperan sebagai kofaktor enzim kolesterol esterase dan penghambat absorpsi kolesterol makanan melalui penghambatan pembentukan misel sehingga kolesterol mengendap dan penyerapannya dapat ditekan. Penghambatan pembentukan misel sebagai lemak yang dapat dicerna dan diabsorpsi menyebabkan penurunan kadar kolesterol darah (Olivera dkk., 2007., Gropper dkk., 2009). Flavonoid dapat mengaktifkan sistem multi enzim seperti sitokrom P-450 yang mempengaruhi metabolisme lipid dan asam empedu. Enzim sitokrom P-450 memiliki kemampuan memediasi pembentukan asam empedu sehingga terjadi peningkatan jumlah asam empedu. Peningkatan tersebut dapat meningkatkan ekskresi asam empedu sebagai jalur utama eliminasi kolesterol. Flavonoid juga berperan dalam menekan konsentrasi trigliserida dengan mengaktifasi sintesis

7 camp. camp meningkatkan protein kinase sehingga terjadi peningkatan hidrolisa trigliserida yang berakibat terjadinya penurunan trigliserida dalam darah dan hati (Olivera dkk., 2007., Rusell, 2009). Pada genus Citrus terdapat komponen senyawa yang dominan yaitu hesperidin dan narirutin (Peterson dkk., 2006). Hesperidin bekerja melalui mekanisme inhibisi aktivitas enzim HMG-KoA reduktase sehingga aktifitas enzim HMG-KoA reduktase yang berperan dalam biosintesis kolesterol terhambat (Haryanto dan Savitri, 2013). Komponen senyawa minyak atsiri yang terdapat dalam kulit buah tanaman genus Citrus diantaranya adalah limonen, sitronelal, geraniol, linalol, α-pinen, mirsen, β-pinen, sabinen, geranil asetat, nonanal, geranial, β-kariofilen, dan α- terpineol (Chutia dkk., 2009). Minyak atsiri berpengaruh terhadap penurunan sintesis kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril- KoA reduktase yang berperan sebagai katalisator dalam biosintesis kolesterol (Martin dkk., 1981), selain itu minyak atsiri juga berperan dalam menurunkan aktivitas Glycerol-3-Phosphate Dehydrogenase (GPHD), yaitu enzim yang berperan dalam sintesis trigliserida (He dkk., 2009). Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pemanfaatan fitofarmaka terutama Citrus sinensis telah banyak dilakukan. Penggunaan limbah jeruk manis (Citrus sinensis) sampai dengan 8% dengan kandungan zat aktif tanin, saponin, flavonoid, dan minyak atsiri secara berurutan 0,168; 0,076; 0,067; dan 0,036% menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata namun memperlihatkan adanya tren menurun dari kolesterol darah domba dari 69,6 ke 64 mg/dl (Lovita dkk, 2014). Penelitian lain, pemberian limbah jeruk manis sampai taraf 24,41% pada kambing dengan kandungan tanin, saponin, flavonoid, dan minyak atsiri secara berurutan

8 0,232; 0,205; 0,112; dan 0,222% menunjukkan terjadinya peningkatan kadar kolesterol darah kambing dari 61,50 mg/dl ke 92,00 mg/dl (Oloche, dkk., 2015). Penelitian lain, penambahan limbah jeruk manis lebih dari 20% dalam ransum menyebabkan peningkatan kadar saponin sehingga ransum menjadi kurang palatable, bahkan ransum sudah tidak dapat dikonsumsi (Callaway dkk., 2010). Berdasarkan berbagai penelitian terdahulu tersebut, maka penulis merancang sebuah ransum dengan penambahan limbah jeruk manis (Citrus sinensis) dengan penambahan tertinggi pada 17% yang diharapkan masih di konsumsi ternak dan dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida tertinggi pada darah domba. Berdasarkan uraian di atas maka ditarik hipotesis bahwa penambahan limbah jeruk manis (Citrus sinensis) sampai 17% dalam ransum dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida tertinggi pada darah domba. 1.6 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2015. Proses pemeliharaan domba dan pengambilan sampel darah dilakukan di Breeding Station, Laboratorium Pemuliaan Ternak dan Biometrika, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Pengujian sampel dianalisis di Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran serta Laboratorium Diagnostik Klinik, Biofarma Bandung.