BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

ANALISIS SITIRAN JURNAL KEDOKTERAN PERGURUAN TINGGI (Trisakti, Universitas Maranatha, UKI Atmajaya)

Usia Paro Hidup dan Keusangan Literatur Jurnal Skala Husada Volume 11, 12 Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sementara itu Sulistyo-Basuki (1990:16) menyatakan bahwa:

BAB II KAJIAN TEORITIS

UNIVERSITAS INDONESIA PERKEMBANGAN ILMU KEDOKTERAN HERBAL DI INDONESIA DAN MALAYSIA : SUATU KAJIAN BIBLIOMETRIKA SKRIPSI HANA MARDLIYYAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pola produktivitas pengarang...,malta Nelisa, FIB Universitas UI, 2009 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bibliometrika berasal dari kata biblio atau bibliography dan metrics, biblio

BAB I. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk melakukan penelitian. Dokumen yang banyak digunakan dalam

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983, 43), yang

RISET UNGGULAN TERPADU: KAJIAN BIBLIOMETRIKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. Pengertian lain menurut Koswara (2003, 3) bahwa:

Chiftul Mawalia Anwar ( ) ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Traditional Medicine/Complementary and Alternative. Medicine (TM/CAM) marak diperbincangkan penelitian,

TEORI SOSIOLOGI KLASIK MASRUKIN HENDRI RESTUADHI TYAS RETNO WULAN HANEMAN SAMUEL (UI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di negara-negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia yang kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

Manajemen. Ekonomi Pembangunan. Akuntansi. Ekonomi Islam. Nama Program Studi. Kuota Daya Tampung Jurusan SLTA : Semua Jurusan SMA/MA/SMK

BAB I PENDAHULUAN. menerima pengakuan ini adalah Imhotep dari Mesir yang jauh lebih tua

ANALISIS SITIRAN JURNAL PADA SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN MANAJEMEN TAHUN 2014 DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Melalui pendidikan yang baik, diperoleh hal-hal baru sehingga

MUSEUM SAINS & TEKNOLOGI di YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

Variabel Indikator Skor. dan tergolong coated paper b. Konsisten dan berkualitas sedang, dan tidak tergolong coated paper

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Hal itu menimbulkan suatu perilaku sosial. Perilaku sosial adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

ANALISIS PARO HIDUP LITERATUR PADA JURNAL INFORMATION RESEARCH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KURIKULUM FARMASI UNISBA

BAB I PENDAHULUAN. dan dua pertiga merupakan luas lautan. Sedangakan diantara negara-negara di

STUDI BIBLIOMETRIK DAN SEBARAN TOPIK PENELITIAN PADA JURNAL HAYATI TERBITAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan kategori kajian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA. Indonesia dan Institut Teknologi Bandung Tahun (Tesis). Depok:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Intan Cahyaningrum, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KODE ETIK PROFESI ANGGOTA ASOSIASI FARMAKOLOGI DAN FARMASI VETERINER INDONESIA (AFFAVETI) PENDAHULUAN

Universitas Sumatera Utara

Surat Kabar Harian WAWASAN, terbit di Semarang, Edisi 8 Maret MERINDUKAN JURNAL SEAMEC YANG BERWIBAWA Oleh: Ki Supriyoko

Daftar Agenda Tahunan Kegiatan Penelitian di Indonesia Tahun 2009 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Respati Indonesia

BAB II KAJIAN TEORITIS

Lampiran 1. Lembar kuesioner penelitian yang sudah valid

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN. apoteker Indonesia, masih belum dapat menerima jamu dan obat herbal terstandar

ANALISIS PENGARUH BEBAN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI SRAGEN (Studi Kasus di SMP Negeri 5 Sragen)

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 340 TAHUN 2014 TANGGAL 21 JULI 2014

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

Kuota Daya Tampung JALUR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia tersebut. Upaya upaya pembangunan ini dilakukan dengan banyak hal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Analisis Bibliometrika terhadap Artikel Penelitian Penyakit Malaria di Indonesia Tahun 1970 April 2004 Menggunakan Database Online PubMed

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. politeknik, dan akademi. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai bagian atau unit

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

70. Mata Pelajaran Antropologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

1 Universitas Indonesia

ANALISIS PARO HIDUP USIA LITERATUR PADA ARTIKEL JURNAL AL-MAKTABAH TAHUN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

METLIT 6 LITERATUR REVIEW SITASI ATAU PENYITIRAN

LEARNING OUTCOME PROGRAM STUDI PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (S3 DOKTOR)

Bab 1 Pendahuluan. Dunia medis sekarang berkembang dengan pesat. Pengobatan medis yang dulunya

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN. dokumen dengan teknik analisis referensi (Sulistiyo-Basuki 2004, 73).

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan non. akupunktur, dan bekam. Definisi CAM (Complementary and Alternative

BAB II KAJIAN TEORITIK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu ilmu sangat dipengaruhi oleh aktivitas penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di bidang ilmu yang bersangkutan. Perkataan Isaac Newton yang terkenal melalui suratnya kepada Robert Hooke di tahun 1676 berbunyi If I have seen further it is by standing on the shoulders of giants. Itu artinya seorang ilmuwan tidak mungkin bisa melihat lebih jauh ke depan tanpa berpijak pada pundak ilmuwan lain yang lebih dahulu darinya. Untuk meneliti dan mengukur perkembangan suatu ilmu atau bidang kajian tertentu dari sebuah ilmu, digunakan kajian informetrika. Informetrika adalah sebuah aplikasi yang mencakup bibliometrika, sainsmetrika dan informatika. (Brookes : 1990) Sainsmetrika sendiri diartikan sebagai analisa matematik dan statistika dari pola penelitian ilmu pengetahuan. Di dalamnya mencakup kajian perkembangan dan pertumbuhan ilmu. (Diodato: 1994) Bibliometrika berasal dari kata bibliometrics. Menurut British Standards Institution istilah bibliometrics berasal dari kata biblio yang berarti buku dan kata metrics yang berarti pengukuran. Secara umum, bibliometrika bisa diartikan sebagai penerapan metode statistika dan matematika terhadap cantuman terekam. Herbal medicine, atau yang diartikan sebagai kedokteran herbal (Glosarium Istilah Asing-Indonesia, 2006) merupakan suatu bagian ilmu yang erat kaitannya dengan beberapa disiplin ilmu pengetahuan alam, di antaranya ilmu kedokteran, farmasi, kimia dan biologi. Pada bidang ilmu kedokteran dan farmasi, kedokteran herbal digolongkan ke dalam kajian farmakognosi, yaitu pembuatan obat-obatan menggunakan bahan-bahan alam. Pada payung ilmu biologi, kedokteran herbal diteliti dan berkembang pesat melalui pengkajian tumbuhan dan sinergismenya secara utuh hingga menjadi obat. Lain lagi dengan bidang ilmu kimia yang menjadikan kedokteran herbal sebagai objek kajian dari segi struktur dan eksperimentasi kimia

2 organik yakni yang memperhatikan tumbuhan obatan dari segi kandungan dan unsurunsurnya. Selain itu kedokteran herbal banyak ditemukan pada pembahasan mengenai pengobatan alternatif atau yang berarti kajian kedokteran non-konvensional. Meskipun begitu, banyak peneliti kedokteran herbal yang berasal dari kedokteran konvensional dan non-konvensional yang terus melakukan penelitian mengenai bidang ini. Kini, ilmu kedokteran herbal semakin berkembang, terutama dilihat dari fenomena maraknya jenis obat-obatan tradisional yang dahulu kala sudah ada dalam bentuk tradisional, namun kini mulai dikembangkan menjadi obat yang mulai sedikitdemi sedikit diakui oleh komunitas medis. Penelitian mengenai perkembangan ilmu menggunakan metode bibliometrika dengan menitikberatkan pada bagian-bagian yang disebutkan diatas secara parsial telah banyak dilakukan oleh para peneliti informasi. Meskipun demikian, tidak banyak penelitian mengenai perkembangan ilmu itu sendiri di Indonesia, yang dilakukan secara komprehensif. Penelitian bibliometrika terhadap bidang-bidang ilmu yang diteliti pada umumnya hanya mengambil bagian darinya secara terpisah yaitu kolaborasi pengarang, analisis sitiran, analisa subjek, hingga pemetaan perkembangan ilmu tertentu. Berdasarkan pengamatan penulis penelitan mengenai perkembangan ilmu yang telah dilakukan di Indonesia dengan kajian informetrik, sainsmetrika maupun bibliometrik masih sangat sedikit, di antaranya pemetaan perkembangan ilmu psikologi, sedangkan penelitian kolaborasi pengarang telah dilakukan terhadap bidang ilmu ekonomi, kedokteran, pertanian, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan kedirgantaraan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian akan perkembangan bidang ilmu kedokteran herbal di Indonesia dan Malaysia. 1.2 Permasalahan Masalah penelitian ini adalah ilmu kedokteran herbal di Indonesia dan Malaysia dan perkembangannya dari segi kajian bibliometrika pada berbagai literatur

3 yang melibatkan ilmuwan dengan latar belakang medis maupun pertanian dan kehutanan. Perkembangan ilmu kedokteran herbal akan dianalisa melalui literatur yang diterbitkan dengan pendekatan analisis sitiran. 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian yang dilakukan difokuskan pada analisis sitiran dan pengukuran perkembangan sains (science growth) pada artikel-artikel jurnal atau majalah ilmiah terbitan Indonesia maupun artikel ilmiah mengenai kedokteran herbal yang ditulis oleh peneliti Indonesia dan Malaysia pada terbitan lokal maupun internasional dengan cakupan tahun tertua yaitu 1949 (berdasarkan Plant resources of South-East Asia: Medicinal and poisonous plants : 1999) sampai tahun termutakhir yaitu 2007 atau bahkan 2008 bergantung pada literatur yang ditemukan di lapangan. Pemilihan dan pembatasan cakupan ini didasari oleh ilmu kedokteran herbal di Indonesia dan Malaysia yang sejatinya masih berada dalam suatu kesamaan struktur geografis. 1.4 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode kuantitatif yang berangkat dari pengukuran bibliometrik, melalui analisis sitiran historiografis terhadap literatur, yaitu pencarian sitiran tertua dari sebuah topik tertentu, dalam hal ini kedokteran herbal. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut 1. memberikan gambaran perkembangan ilmu kedokteran herbal melalui literatur ilmiah yang diterbitkan di Asia Tenggara khususnya di Indonesia dan Malaysia melalui kajian informetrika mencakup analisis sitiran dengan pendekatan historiografi.

4 2. mengidentifikasi literatur mengenai kedokteran herbal yang tertua dan termutakhir di Indonesia dan Malaysia. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan akan didapatkan melalui penelitian ini diantaranya sebagai berikut 1. Bagi peneliti bidang kedokteran herbal dan bidang terkait untuk memberikan gambaran penelitan yang sudah ada serta melihat perkembangan ilmu itu sendiri, serta selanjutnya dapat menjadi acuan menghimpun direktori penelitian bidang ini untuk keperluan pengembangan kajian kedokteran herbal. 2. menghimpun subjek kajian ilmu kedokteran herbal dalam hal pengembangan teori maupun aplikasi praktis dari bidang ini secara komprehensif dalam payung rumpun budaya dan geografis yang mirip atau bahkan sama. 3. menambah khasanah penelitian di bidang ilmu perpustakaan dan informasi terutama kajian informetrika, bibliometrika, dan sainsmetrika untuk kemudian dapat dijadikan sebagai senarai pengembangan ilmu perpustakaan dan informasi. 1.7 Definisi Istilah Kedokteran herbal : bagian dari ilmu kedokteran dan ilmu biologi yang mengkaji khasiat tumbuhan obat untuk digunakan sebagai penyembuh. Asia Tenggara : Kawasan sebelah tenggara benua Asia yang mencakup Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina, Singapura dan Vietnam. 1.8 Kerangka Berfikir Berikut ini penulis sajikan paparan visual dari kerangka berfikir sebagai bingkai penelitian ini. Kerangka berfikir ini penulis bagi dalam tiga tahapan mayor

5 dengan masing-masing di dalamnya terdapat entiti minor pembentuk kerangka ini. Penulis mengharapkan kerangka berfikir ini dapat memberi gambaran visual bagaimana penelitian ini bisa tercetus serta membantu penulis sebagai peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Gambar 1.8 Kerangka Berfikir Penelitian