BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyiar radio, presenter TV, negosiator dan masih banyak lagi.

Hubungan antara Kredibilitas Staf Pengajar Dj Arie School dengan Keterampilan Siswa Berkomunikasi

05FIKOM PSIKOLOGI KOMUNIKASI PSIKOLOGI KOMUNIKATOR

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Tidak diragukan lagi bahwa pendidikan sangat dibutuhkan setiap manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Ilmu Komunikasi

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

KOMUNIKASI BISNIS DALAM ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan ini salah

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

Interpersonal Communication Skill

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap perilakunya seseorang perlu mencari tahu penyebab internal baik fisik,

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB II LANDASAN TEORI. Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

APLIKASI KOMUNIKASI NON-VERBAL DI DALAM KELAS

Session 5 Pengantar Komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan. melalui isyarat, simbol, tanpa menggunakan kata-kata.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Interpersonal Communication Skill

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. tahu, ingin maju dan berkembang, maka salah satu sarananya adalah komunikasi.

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

Komunikasi dan Etika Profesi

Materi Minggu 1. Komunikasi

ETIKA BERKOMUNIKASI. ALREFI, M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Psikologi Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING ( KIP/K ) RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang

PERSIAPAN UNTUK PUBLIC SPEAKING

05FIKOM. Pengantar Ilmu Komunikasi. Prinsip-prinsip Atau Dalil Dalam Komunikasi. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas

Kata Kunci: komunikasi interpersonal, implikasi, sikap individu

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

Komunikasi Non-Verbal Pustakawan sebagai Penyaji Informasi. Sri Andayani Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk

METODE KOMUNIKASI TUGAS. Kecakapan Antar Personil. Disusun Oleh : Muhammad Fathurrozak ( ) KELAS 4P45

BENTUK DASAR KOMUNIKASI. mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini persaingan perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan yang bermakna dari individu satu kepada individu lainnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia banyak didukung dari beberapa faktor,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menggunakan jasa spa. Membuat setiap perusahaan yang

HAKIKAT PESAN DALAM KOMUNIKASI Danus Ardiansah 5F31 B

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Bahasa Indonesia. Berbicara Untuk Keperluan Akademik. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi?

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

DASAR KOMUNIKASI DAN PERAN PEMIMPIN KRISTEN DI DALAMNYA

Wish a does do wrong? Next do wrong, a does the seek. Been she gear & awake is so she had & Or a die crew booty smooth & Law leer, band or a key cut

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan hasil studi pustaka, peneliti menentukan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti. Peneliti diharuskan untuk mempelajari penelitian dahulu sebagai bahan acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian Hubungan antara kredibilitas staf pengajar Dj Arie School dengan keterampilan siswa berkomunikasi. Berikut adalah hasil penelitian yang dijadikan bahan referensi. Nuli Hendyani (1999) dalam penelitian ini meneliti hubungan antara kredibilitas komunikator pada kegiatan rabuan puskaji unisba dengan minat peserta mendalami agama Islam. Dalam penelitian ini menggunakan teori kredibilitas yaitu Expertise (Keahlian), Trustworthiness (dapat dipercaya), Dinamisme, Sosiabilitas (Status), teknik pengumpulan sampel dengan random sampling (pengambilan secara acak) pada dosen Unisba yaitu fakultas Syari ah, Ushuluddin, Tarbiyah, Hukum, Psikologi, MIPA, Teknik, Komunikasi dan Ekonomi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah Goodman s dan Kruskal s Gamma, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kredibilitas mempunyai pengaruh yang sangat kuat, ini dibuktikan dengan H1 diterima dan Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Kredibilitas komunikator berpengaruh dominan terhadap minat peserta mendalami agama Islam. 13

14 Anwar Hilmie (2002) dalam penelitiannya meneliti hubungan antara kredibilitas front liner dengan pemahaman informasi pada pelanggan bisnis non- Mac (non major account customer) PT. Telekomunikasi Tbk. Dalam penelitian ini menggunakan teori kredibilitas yaitu, Expertise (Keahlian), Trustworthiness (dapat dipercaya). Cara mengumpulkan data dengan angket, wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah Goodman s dan Kruskal s Gamma yang menghasilkan bahwa kredibilitas mempunyai pengaruh yang sangat dalam kegiatan pelayanan kepada pelanggan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Sejenis No Nama Metode Perbedaan dengan penelitian penulis 1 Nuli Handayani (1999) Korelasional 1. Variabel Y yang berbeda, Nuli handayani variabel Y adalah Minat Peserta mendalami agama Islam sedangkan penulis variabel Y yaitu Keterampilan siswa berkomunikasi 2. Instasi yang diteliti Nuli Handayani yaitu Universitas Islam Bandung, sedangkan instansi yang penulis teliti adalah Dj Arie School. 3. Sampel yang diteliti Nuli Handayani adalah peserta rabuan puskaji unisba, sedangkan sampel yang 2 Anwar Hilmie (2002) Korelasional penulis teliti adalah siswa Dj Arie School 1. Variabel X untuk kredibilitas yang digunakan Anwar Hilmie hanya sampai Expertise (Keahlian), Trustworthiness (dapat dipercaya), sedangkan penulis dalam variabel X menambahkan Dinamisme dan status 2. Variabel Y berbeda, Anwar Hilmie meneliti variabel Y adalah Pemahaman Informasi pada pelanggan bisnis sedangkan penulis variabel Y adalah Keterampilan siswa berkomunikasi 3. Sampel yang diteliti Anwar Hilmie adalah pelanggan bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sedangkan yang penulis teliti adalah siswa Dj Arie School 4. Instansi yang Anwar Hilmie teliti adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sedangkan instansi yang penulis teliti adalah Dj Arie School.

15 2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Pengertian Kredibilitas Komunikasi sebagai sebuah kesatuan, di mana setiap komponen saling terikat satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Komunikator adalah salah satu komponen yang berfungsi menyampaikan pesan dalam bentuk mengutarakan pikiran dan perasaan untuk membuat komunikan menjadi tahu, berubah sikap, pendapat dan perilakunya. Komunikan sebagai sasaran akan mempersepsi dan mengkaji semua hal yang disampaikan dan berkaitan dengan diri komunikator itu. Penulis mengambil contoh sederhana : Bagaimana pendapat kita dengan seorang penceramah di mesjid yang memakai anting dan berambut gondrong? dari contoh tersebut, bahwa sangat jelas dalam keefektifan komunikasi akan berkurang bahkan menjadi kontradikrif, salah satu faktor yang penting pada diri komunikator adalah faktor kredibilitas. Kredibilitas yaitu seperangkat persepsi komunikate tentang sifat sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung dua hal: (1) kredibilitas adalah presepsi komunikate; jadi tidak inheren dalam diri komunikator. (2) kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator yang selanjutnya disebut dengan komponen-komponen komunikator yaitu keahlian dan dapat dipercaya (Rakhmat, 2012:257). Komunikan yang menjadi sasaran akan mengkaji siapa komunikator yang menyampaikan informasi. Jika ternyata informasi yang diutarakan tidak sesuai dengan diri komunikator dan betapapun tingginya teknik komunikasi yang dilakukan hasinya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Jadi kredibilitas berubah tergantung pada komunikan, topik yang dibahas dan situasi.

16 Kredibilitas itu masalah persepsi, kredibilitas berubah-ubah bergantung pada pelaku persepsi (komunikate). Ketika seorang komunikator berkomunikasi, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, komunikan akan juga memperhatikan apa yang ia katakan. Aristoteles dalam Rakhmat (2003 : 262) menjelaskan bahawa karakter komunikator ini sebagai ethos. Ethos terdiri dari pikiran baik, akhlak yang baik dan maksud yang baik (good sense, good moral, good will).sebuah proses komunikasi harus meliputi paling sedikit tiga komponen yaitu komunikator, pesan dan komunikan. Keefektifan komunikasi tidak saja ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi, tetapi juga dalam diri seorang komunikator, tidak mudah menjadi seorang komunikator, perlu perencanaan yang matang dan terstruktur agar pesan dapat tersampaikan dengan jelas kepada komunikan. Tentunya, seorang komunikator haruslah memiliki ethos yang baik, karena apabila komunikator tidak memiliki ethos yang baik maka komunikasi yang dilakukannya kemungkinan tidak akan mencapai hasil yang diharapkan. Dalam penelitiannya Hovland dan Weiss yang dikutip oleh Rakhmat menyebut ethos ini kredibilitas yang terdiri dari dua unsur : keahian dan dapat dipercaya. Credibility terdiri dari 2 unsur yaitu Expertise (Keahlian) dan Trustworthiness (dapat dipercaya). Keahlian ialah kesan yang dibentuk komunikate tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap berpengalaman atau terlatih, sedangkan kepercayaan adalah kesan komunikate tentang komunikator yang berkitan dengan wataknya, komunikator dinilai jujur, tulus, bermoral, adil, sopan dan etis (Rakhmat, 2012:256-260).

17 Selain keahlian (Expertness), dan kedapatdipercayaan (Trustworthiness) seperti yang telah dikemukakan di atas, juga terdapat komponen lain, Kotler, Annatol dan Applbaum (1978) dalam Rakhmat (2000.260) menambahkan beberapa komponen lagi yaitu (1) Dinamisme dan (2) Sosiabilitas Komunikator memiliki dinamisme, bila ia dipandang, bersemangat, aktif, tegas. Sosiabilitas adalah kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang periang dan mudah bergaul. Selanjutnya, melalui hasil penelitian dari Kelman dan Hovland yang dikutip oleh Rakhmat, dikemukakan mengenai kredibilitas seorang komunikator sebagai berikut : Pada satu kelompok dikatakan bahwa pembicara adalah hakim yang banyak menulis naskah kenakalan remaja (kredibilitas tinggi); daripada kelompok lain dilukiskan pembicara sebagai pengedar narkotik (kredibilitas rendah). Keduanya berbicara tentang perlakuan yang lebih ringan terhadap remaja yang nakal. Segera setelah berkomunikasi, sikap subjek dukur. Hasilnya menunjukan bahwa subjek cenderung lebih setuju pada komunikator yang berkredibilitas tinggi (Rakhmat, 2012 : 258-259) Dari pernyataan di atas, jelaslah bahwa seorang komunikator yang memiliki kredibilitas yang tinggi dalam melakukan penyampaian pesan dapat lebih diterima oleh komunikan, dibandingkan dengan komunikator yang memiliki kredibilitas rendah. Komunikator yang dapat dipercaya oleh komunikannya adalah mereka yang memiliki keterampilan, pengetahuan, kejujuran dan kemampuan, serta mudah bergaul dengan komunikannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang komunikator dalam menyampaikan isi pesannya harus memiliki kredibilitas tinggi, karena berbagai sikap komunikator tersebut langsung didengar

18 langsung oleh komunikannya. Seorang komunikator yang berkredibilitas tinggi harus mampu pula membuat suasana yang interaktif dan mendukung, sehingga akan terhindar dari berbagai perasaan komunikan yang negatif terhadap diri komunikator. 2.2.2 Komunikasi kelompok Dalam proses belajar, terkandung unsur unsur yang mendukungnya. Unsur unsur tersebut antara lain adalah orang yang mau belajar, pihak yang membantu menyebabkan belajar dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kedua hal tersebut, termasuk pula didalamnya unsur komunikasi. Faktor komunikasi ini dinilai sanggup menyentuh segala aspek yang terjadi dalam proses belajar. Orang yang ingin belakar tanpa bekomunikasi tidak mungkin dapat melaksanakan keinginannya, bahkan proses belajar itu sendiri merupakan sebuah proses komunikasi. Pada prosesnya, pendidikan adalah komunikasi dalam artikata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen, yaitu pengajar sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikan. Pada tingkat apapun, proses komunikasi antara pengajar dan siswa pada hakekatnya sama. Perbedaannya hanyalah jenis pesan yang disampaikan kepada siswa. Pada umumnya proses belajar mengajar berlangsung secara tatap muka (face to face), dan oleh karena kelompoknya relatif kecil, maka komunikasi antara pengajar dan siswa termasuk komunikasi kelompok, namun sewaktu waktu menjadi komunikasi intrapersonal. Di sinilah terjadi komunikasi dua arah apabila siswa bersifat responsif, mentengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan.

19 Tanggapan dari komunikator atau komunikan langsung terjadi, sehingga komunikan dapat menyerap isi pesan yang disampaikan komunikator secara langsung dan jelas. Komunikasi kelompok ini menimbulkan interaksi, yaitu interaksi edukatif karena dapat menumbuh kembangkan potensi yang ada pada diri komunikan. Jika siswa hanya pasif maka meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung satu arah dan komunikasi tersebut tidak efektif. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untu mencapai tujuan bersama (adanya saling ketergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda. Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil (small-group communication), jadi bersifat tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi kelompok masih bsa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya (Mulyana, 2010 : 82). Komunikasi kelompok dibedakan menjadi kelompok kecil dan besar a. Komunikasi kelompok kecil (small group communication) Suatu situasi kelompok kecil (small group communication) apabila situasi komunikasi seperti itu dapat diubah menjadi komunikasi antar persona dengan setiap komunikan. Dengan kata lain, perkataan anata komunikator dengan setiap komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab.

20 Menurut Bales mengenai definisi kelompok kecil yaitu: Sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face tto face meeting), di mana setiap peserta mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainnya yang cukup kentara. Sehinggia dia baik pada saat timbulnya pertanyaan maupun sesudahnya, dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perorangan. (Effendy 2008 : 8-9). b. Komunikasi kelompok besar (Large group communication) Suatu komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok besar jika diantara komunikator dan komunikan sukar terjadi komunikasidinilai sebagai komunikasi kelompok besar jika antara komunikator dan komunikan sukar terjadi komunikasi antar personal. Kelompok besar (Large group) adalah kelompok komunikasi yang karena jumlahnya yang banyak, dalam suatu situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal (Effendy 2008 : 8-9). 2.2.3 Teori S-O-R sebagai penghubung antara variabel X dan Y Belajar bukan hanya terjadi dalam dialogis saja. Setiap pengajar mempunyai kecenderungan ingin memberi motivasi yang bermacam macam, bisa berupa nasihat, semangat dan dorongan bagi siswa untuk berlatih dan berbuat sesuatu demi kebaikannya dan masyarakat. Teori S-O-R menitikberatkan pada penyebab sikap yang dapat mengubah dan tergantung pada kualitas rangsang yang berkomnikasi dengan organisme. Karakteristik dari komunikator (sumber) menentukan keberhasilan tentang

21 perubahan sikap seperti kredibilitasnya, kepemimpinannya atau gaya komunikasinya. Menurut Hovland, Janis dan Kelley (1953) bahwa proses dari perubahan sikap adalah serupa dengan proses belajar. Dalam mempelajari sikap yang baru, ada tiga variabel penting yang dapat menunjang proses belajar tersebut, ialah perhatian, pengertian dan penerimaan. Ketiga variabel ini dapat digambarkan sebagai berikut: Stimulus Perhatian Pemahaman Respons (Perubahan Sikap) Penerimaan Sumber: Azwar (2011:63) Gambar 2.1 Teori S-O-R Proses tersebut memnggambarkan perubahan sikap dan bergantung pada proses yang terjadi pada individu 1. Stimulus diberikan pada organisasi dapat diterima atau ditolak, maka pada proses selanjutnya terhenti. Ini berarti bahwa stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi organisme.

22 2. Jika stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus. Kemampuan dari organisme inilah yang dapat melanjutkan ke proses berkutnya. 3. Selanjutnya organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan untuk perubahan sikap. Stimulus awal lebih kecil dari stimulus kedua berartu bahwa stimuus yang diberikan dapat meyakinkan organisme atau komunikan dan akhirnya dapat secara efektif merubah sikap. Dalam teori ini Robert Baron dan Dnn Byrne dalam Azwar (2011:64) mengemukakan bahwa 1. Para ahli yang berkompeten akan lebih persuasif dibandingkan dengn orang yang bukan ahli (Hovland & Weiss, 1951). Suatu pesan peruasif akan lebih efektif apabila kita mengetahui bahwa penyampai pesan adalah orang yang ahli di bidangnya. 2. Komunikator yang populer dan menarik akan lebih efektif daripada komunikator yang kurang populer dan tidak menarik (Kiesler & Kiesler, 1969). 2.2.4 Proses belajar mengajar sebagai komunikasi Proses belajar mengajar sudah tentu merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan di antara pengajar dan siswa di mana komponen komunikan yang ada di dalamnya adalah, pengajar sebagai komunikator, pesan komunikasi yang disampaikan adalah stimulus dan siswanya adalah komunikan. Dalam pelaksanaan perkuliahan di Dj Arie School sudah tentu komunikasi terjadi secara dua arah, yaitu adanya umpan depan dan umpan balik. Umpan depan (stimulus) yang dberikan trainer kepada siswa, dan setelah sampai kepada siswa (komunikan) maka pesan tadi diolah dan diberi makna.

23 2.2.5 Keterampilan Berkomunikasi Dalam kehidupan sehari hari manusia tidak bisa lepas dari komunikasi. Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam setiap hubungan antara sesama manusia, hal tersebut menunjukan bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah bisa hidup sendiri. Manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan perlu mengadakan hubungan dengan yang lainnya. Maka dari itu, komunikasi merupakan media untuk menyampaikan pesan kedalam kehidupan manusia. Keterampilan berkomunikasi memang menjadi hal yang sangat dibutuhkan manusia di zaman globalisasi ini, keahlian dalam berbicara, mendengar dan mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi nonverbal dari komunikan dan mampu memecahkan masalah secara konstruktif. John W. Santrock menjelaskan bahwa ada tiga aspek utama dalam berkomunikasi Mengelola kelas dan memecahkan konflik secara konstruktif membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik. Tiga aspek utama dari komunikasi adalah keterampilan berbicara,mendengar dan komunikasi nonverbal. Keterampilan berbicara meliputi kejelasan pesan yang disampaikan kepada komunikan dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan audience, keterampilan mendengar berarti memberikan perhatian penuh pada pembicara, memfokuskan diri pada isi intelektual dan emosional dari pesan, dan komunikasi nonverbal menyangkut expresi dan gerak tubuh pada saat berbicara (Santrock, 2011:580). 2.2.5.1 Keterampilan Berbicara Keterampilan berbicara bagaimana komunikator dapat menyampaikan pesan yang tepat kepada komunikan, menggunakan tata bahasa dengan benar, berbicara dengan tempo yang tepat dan tidak menyampaikan hal hal yang kabur. Kebanyakan orang sering takut untuk berbicara di depan umum karena

24 keterampilan berbicara memang tidak dapat diperoleh langsung dengan mudah, tetapi harus melewati tahap tahap latihan terlebih dahulu untuk menumbuhkan percaya diri. Keterampilan berbicara merupakan alat bantu manusia sebagai makhluk sosial dalam memperlancar pergaulan dan hubungan, melahirkan ide, isi hati, perasaan, inisiatif, kreativitas, menambah pergaulan dan menyampaikan sebuah informasi. Kelancaran berbicara seseorang berbeda beda, dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : pengetahuan, intelegensia, pengalaman dan faktor biologis. Berbicara merupakan salah satu bentuk ekspresi verbal yang dapat dikatakan efektif, apabila yang dibicarakannya itu mudah, cepat dan tepat dimengerti oleh pendengarnya. Suatu pembicaraan yang tidak tentu arahnya dan bertele tele, bukanlah merupakan cara bicara yang efektif. Karena itulah seorang pembicara yang baik adalah yang dapat mempengaruhi khalayaknya tidak hanya dengan ekspresi verbal, tetapi juga perlu dibarengi dengan sikap nonverbal ketika ia berbicara. 2.2.5.2 Kemampuan Mendengarkan Mendengar adalah keahlian penting dalam menjalin dan menjaga hubungan, jika seorang murid adalah pendengar yang baik, mereka akan mendapat banyak manfaat dari pengajaran yang diberikan komunikator. Menurut Mulyana (2010,161) definisi mendengarkan yang sesuai adalah Proses selektif untuk memperhatikan, mendengar, memahami dan mengingat simbol-simbol pendengar. Proses mendengarkan merupakan aspek terpenting dalam kegiatan

25 komunikasi. Pendengar yang baik akan mendengar secara aktif, mereka tidak sekadar menyerap informasi secara pasif, mendengar aktif berati memberikan perhatian penuh pada pembicara, memfokuskan diri pada isi intelektual dan emosional dari pesan (Santrock 2011:580) Dengan demikian dapat diketahui mendengarkan dalam arti sempit terbatas pada komunikasi lisan sedangkan mendengarkan dalam arti luas dapat terjadi untuk setiap bentuk komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. 2.2.5.3 Tinjauan tentang komunikasi Nonverbal Definisi komunikasi nonverbal, yaitu komunikasi tanpa kata merupakan suatu penyederhanaan berlebihan (over simplification), karena kata yang berbentuk tulisan telah dianggap verbal meskipun tidak memiliki unsur suara (Mulyana, 2010 ; 112). Komunikasi antar manusia umumnya dapat dilakukan dengan dua cara baik verbal maupun nonverbal dan keduanya saling berhubugan untuk memperjelas pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Bahasa tubuh adalah salah satu faktor penting dalam berkomunikasi, meskipun pada prakteknya masih banyak orang yang mengabaikan kemampuan komunikasi nonverbal ini. Gesture, gerakan tubuh, gerakan kepala, ekspresi wajah dan kontak mata adalah perilaku perilaku yang sangat mendukung untuk memperkuat makna pesan yang ingin disampaikan. Gestures merupakan bentuk perilaku nonverbal pada gerak tangan, bahu, jari-jari. Kita sering menggunakan gerakan anggota tubuh secara sadar maupun tidak sadar untuk menekankan suatu pesan yang ingin disampaikan.

26 Komunikasi nonverbal menjalankan enam fungsi penting dalam komunikasi yaitu 1. Untuk menekankan 2. Untuk melengkapi 3. Untuk menunjukan kontradiksi 4. Untuk mengatur 5. Untuk mengulangi 6. Untuk menggantukan (Devito, 2011 ;194) Komunikasi nonverbal dapat memungkinkan kita untuk menonjolkan atau beberapa bagian dari pesan verbal. Misalnya saja anda mungkin mengedipkan mata atau tersenyum untuk menekankan kata atau maksud tertentu. Komunikasi nonverbal pun dapat melengkapi dan memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal, seperti menggelengkan kepala ketika menceritakan kebohongan seseorang. Selain itu pesan nonverbal dapat menunjukan kontradiksi yang di mana kita dapat secara sengaja mempertentangkan pesan verbal kita dengan gerakan nonverbal. Lalu yang disebut mengatur pesan verbal yaitu kita dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan untuk mengatur arus pesan verbal, seperti menmbuat gerakan tangan yang menunjukan bahwa komunikator ingin menunjukan sesuatu yang berhubungan dengan pesan verbal. Pesan verbal pun dapat diperkuat dengan caran mengulangi kata yang ingin diucapkan oleh komunikator, misal apa benar? dengan mengangkat alis mata. Komunikasi nonverbal pun dapat menggantikan sebuah pesan yang ingin disampaikan secara verbal, misalnya kata oke dengan tangan anda tanpa

27 mengatakan apa apa atau mengatakan tidak dengan menggelengkan kepala komunikator. Wajah seseorang mengungkapkan emosi dan perhatian mereka, karena seseorang pun berkomunikasi melalui tatapan mata, gerak mulut dan senyum. Ekspresi wajah meliputi raut wajah yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara emosional atau bereaksi pada suatu pesan, karena raut wajah seseorang selalu menyatakan hati dan perasaannya. Wajah ibarat sutu cermin pikiran, dan perasaan. Pernyataan wajah menjadi masalah ketika (1) ekspresi wajah tidak merupakan tanda perasaan atau (2) ekspersi wajah yang dinyatakan tidak seluruhnya/tidak secara total merupakan tanda pikiran dan perasaan (Liliweri, 1994: 145).Upaya membangun komunikasi yang efektif tidak terlepas dari kemampuan seseorang memahami isyarat nonverbal dan sebuah presentasi akan sangat baik ketika komunikator tersebut menyampaikan pesan nya lewat expresi dan gesture yang benar sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik pada komunikan. Senyum pada saat presetasi ataupun sedang berkomunikasi menunjukkan kesan ramah dan menyenangkan secara nonverbal, sehingga tersenyum pada saat berkomunikasi sangat dianjurkan ketika berkomunikasi kepada orang lain. Kontak mata menunjukan bahwa orang memandang orang lain di saat percakapan sekitar 50% - 60%. Bagi pembicara digunakan 40% dan bagi pendengar kira kira 70% penglihatan. Kontak mata berfungsi untuk mencari umpan balik kepada komunikan, dan dapat menginformasikan pihak lain untuk berbicara (DeVito, 2011:210). Kontak mata sangat diperlukan dalam melakukan

28 sebuah komunikasi, komunikan akan merasa diperhatikan ketika komunikator memandang langsung ke arah mata, begitupun sebaliknya. Komunikasi nonverbal lebih dapat dipercaya, sebagai contoh ada seorang mahasiswa yang berusaha membujuk dosennya bahwa dia mempunyai alasan yang tepat tidak menyerahkan makalah tepat waktu pada waktu yang ditentukan. Dia menjelaskan makalah tersebut sudah lama dikerjakan tetapi pada saat hampir siap mengetiknya, laptopnya rusak dan tidak dapat digunakan hingga tidak selesai pada waktunya. Melalui percakapan terebut mahasiswa tersebut kelihatan berbicara gugup, tidak berani mengadakan kontak mata dengan dosennya dan tersenyum pada saat yang tidak tepat. Berdasarkan tingkah laku mahasiswa tersebut sang dosen berkesimpulan bahwa dia berbohong dan menolak untuk menerima makalah mahasiswa tersebut. Pada kasus ini, manusia akan lebih percaya pada pesan nonvebal dari pesan verbal yang disampaikan orang lain.