BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai. 1. Implementasi Program PWK Bidang Ekonomi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terkait evaluasi pelaksanaan kebijakan moda

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

Performa Kekuasaan dalam Revitalisasi Pasar Tradisional (Studi Deskriptif di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto)

DAFTAR PUSTAKA. Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik. dan responsibilitas yang diuraikan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tentang Disiplin PNS di BKD Kabupaten Banyumas sudah dilaksanakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. PIPPK di Kecamatan Panyileukan, dapat kita analisa melalui teori implementasi

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. implementasi kebijakan pengelolaan air limbah domestik di Kota Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yakni melindungi

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

ANALISIS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN DI KELURAHAN KOTA BARU KECAMATAN TELUK SEBONG KABUPATEN BINTAN

BAB I PENDAHULUAN. menghabiskan waktu mereka di jalanan baik dalam menghabiskan waktu seharihari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Mengakhiri penelitian ini maka diajukan kesimpulan dan saran-saran yang

PENGARUH MOTIVASI BIDAN TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN REGISTRASI BIDAN DI IBI RANTING KOTA PAMEKASAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KOTA BLITAR SKRIPSI

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

TAHUN NASKAH PUBLIKASI SEPTIAN AGUM GUMELAR NIM : PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni

KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN GRESIK

BAB V PENUTUP. 1. Kebijakan penataan waralaba minimarket tersebut cenderung lebih. tersebut. Kebijakan penataan waralaba selanjutnya yang dilakukan

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB V PENUTUP. Pangan dan Gizi (SKPG) merupakan kebijakan yang bersifat teknis untuk

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2014

BAB IV PENUTUP. menyimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:

Implementasi Kebijakan Penyaluran Hibah Dan Bantuan Sosial Di Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Bontang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tersebut, aktivitas atau perbuatan itu dibedakan menjadi dua

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN, DAN PENGEMIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat yang dilaksanakan pada tingkat daerah. Peran Dinas Tenaga Kerja,

WALIKOTA SURABAYA INSTRUKSI WALIKOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G

BAB V PENUTUP. 1. Menuntaskan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar. siswa tingkat dasar dan menengah

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KOTA TARAKAN

KINERJA PEMERINTAHAN DESA SEBAGAI PENYEDIA PELAYANAN PUBLIK DI DESA WRINGINPITU KECAMATAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG

Silabus. Standar Kompetensi

Antara : KEPALA DPPKA KOTA MOJOKERTO (AGUNG MOELJONO SOEBAGIJO, SH., MH.) Dengan : WALIKOTA MOJOKERTO (Drs. H. MAS UD YUNUS)

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik. Andalas OLEH : ETRIO FERNANDO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap seperti pelayanan perizinan

DAFTAR PUSTAKA UNDANG-UNDANG

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU - ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

EVALUASI DAMPAK PERA NOMOR 7 TAHUN 2010 KOTA TENTANG PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA SEMARANG

IKHTISAR EKSEKUTIF LKIP 2016

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerja Kabupaten Sleman, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Pelaksanaan program ini menggunakan pendekatan bottom up, jadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan proses evaluasi diri

KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

LAPORAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK TAHUN 2015

MALINAU. Desi Natalena S 1

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III PENUTUP. Kabupaten Bantul dalam rangka pengamanan pasir di wilayah pesisir di

DAFTAR PUSTAKA. Anderson, James, L Public Policy Making, Holt, Rinehart and Winston,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Implementasi Kebijakan Publik. a. Konsep Implementasi:

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

OLEH TEDDY ANDRIAN NIM

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR SARANA DAN PRASARANA DI SDN SERA BARAT II KECAMATAN BLUTO KABUPATEN SUMENEP. (Studi Kasus di Daerah Terpencil)

Yusup Hermawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Garut Abstrak

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

A. KESIMPULAN Laporan Kinerja ini menggambarkan penekanan pada Manajemen. pembangunan berbasis kinerja dan perbaikan pelayanan publik, dimana

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penyidikan oleh Polisi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN TA. 2018

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik di Kabupaten Halmahera Utara

Website:

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

INSTRUKSI WALIKOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metoda campuran ( mixed method), yaitu

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA DI KABUPATEN SUMENEP

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN KEUANGAN DINAS SOSIAL KOTA SALATIGAA TAHUN 2017

LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA. Kepala KPPN. Standard dan arah kebijakan

IMPLEMENTASI PROGRAM KOTA LAYAK ANAK DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI KOTA BEKASI

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TAMAN SEBAGAI PELESTARIAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA JAMBI OLEH DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA JAMBI

KATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

PELAKSANAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

Implementasi Kebijakan Penanganan Anak Jalanan di Kota Yogyakarta. Oleh : Ayu Isrovani Pratiwi, Sundarso, Zainal Hidayat

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sepenuhnya berhasil dan menjawab kebutuhan anak-anak di jalanan. Strategi yang

Ditulis oleh Administrator Sabtu, 02 Pebruari :19 - Pemutakhiran Terakhir Sabtu, 02 Pebruari :20

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN ANAK JALANAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN. Tanjungpinang, Agustus 2016 Yang Menyatakan, SRI MARLINA

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Yogyakarta belum berjalan secara optimal, karena pemenuhan hak-hak anak seperti yang diamatkan dalam Perda No 6 Tahun 2011 (pasal 15) belum berjalan secara merata, masih terdapat beberapa hak-hak anak yang tidak terpenuhi. Disamping itu, berdasarkan indikator implementasi masih terdapat beberapa kendala, yaitu dari sisi komunikasi, proses komunikasi yang terjadi dalam implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan belum berjalan dengan baik, dikarenakan penyampaian informasi yang kurang jelas, perbedaan kemampuan implementor dalam menangkap dan memahami informasi yang disampaikan juga berbeda. Kendala dari sisi sumberdaya yaitu ketersediaan Sumber Daya Manusia dalam hal penangananan masalah perlindungan anak jalanan di level dinas masih sangat kurang dan keterbatasan sumber daya anggaran dalam hal kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Yogyakarta menyulitkan petugas lapangan dalam membuat program secara optimal. Sedangkan dari sisi disposisi, kemauan dan kesungguhan para pelaksana dalam melakukan implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan dinilai sudah baik. Dan dari indikator terakhir yaitu struktur birokrasi dapat dikatakan bahwa struktur organisasi pada Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta menggambarkan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara 103

104 yang satu dengan yang lain sehingga hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Sedangkan pada sisi I-PSM dalam melaksanakan aktifitas penanganan anak jalanan ini dibentuk kelompok kerja yang masingmasing mempunyai tugas pokok dan fungsi saling terkait. 2. Hambatan implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Yogyakarta berupa hambatan internal dan hambatan eksternal, dimana hambatan internal terdiri dari keterbatasan SDM dan Sumber Anggaran, sehingga menyebabkan program yang terealisasi masih belum optimal dan belum berani mengadakan program besar bagi anak jalanan, sosialisasi yang dilakukan masih kurang, karena masih banyak masyarakat dan anak jalanan yang belum mengetahui mengenai adanya kebijakan perlindungan anak jalanan. Hambatan internal lainnya yaitu kehidupan anak yang bertahun-tahun di jalanan tidak seimbang dengan pembinaan yang dilaksanakan hanya berkisar dua minggu atau 12 hari dan SOP yang masih dalam taraf pembahasan di tingkat Dinas Sosial Provinsi mengakibatkan masingmasing organisasi memiliki prosedur kerja sendiri sehingga tidak ada keseragaman para pelaksana dalam melaksanakan tupoksinya. Sedangkan hambatan dari eksternal lembaga terdiri dari faktor lokasi, letak strategis Yogyakarta dan mudah dijangkau menyebabkan anak menjadi nyaman berada di Kota Yogyakarta. Faktor lingkungan, anak jalanan yang telah mendapatkan pembinaan saat kembali kepada lingkungannya cenderung kembali hidup di jalan dan melakukan aktivitas ekonomi. Dan faktor

105 keluarga, terdapat orangtua yang mengajak atau membiarkan anaknya melakukan aktifitas ekonomi di jalan seperti mengamen dan mengemis. 3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Yogyakarta yaitu Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta dalam mengatasi hambatan implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan yaitu melakukan pendekatan dengan keluarga serta penyadaran. Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta berkerja sama dengan I-PSM Kota melaksanakan kegiatan pemasangan papan-papan himbauan larangan memberikan bantuan kepada anak jalanan di jalan yang terdapat di berbagai titik strategis yang berada di Kota Yogyakarta, dengan harapan masyarakat dapat membantu program pengentasan anak jalanan. Upaya yang dilakukan oleh RSAD dalam hal perlindungan anak jalanan, yaitu melakukan sosialisasi dengan media, melakukan penjangkauan langsung di jalan, terdapat program kesejahteraan sosial anak (PKSA), dan terdapat juga program Orang Tua Asuh. Dan upaya yang dilakukan oleh I-PSM Kota Yogyakarta dalam mengatasi hambatan implementasi perlindungan anak jalanan di Kota Yogyakarta yaitu sosialisasi dan penguatan kelembagaan di tingkat Kecamatan. I-PSM Kota Yogyakarta melaksanakan roadshow ke 14 Kecamatan bersama tokoh masyarakat, tokoh agama serta aparatur pemerintah guna mensosialisasikan program-program yang dilaksanakan dalam hal penanganan permasalahan anak jalanan.

106 B. Implikasi Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi antara lain masyarakat masih memberi uang atau bantuan di jalan yang mengakibatkan anak menjadi betah di jalanan. Papan himbauan tidak terlalu terasa manfaatnya dikarenakan masih terdapat masyarakat yang memberi bantuan di jalan. SOP yang masih dalam taraf pembahasan berimplikasi tidak adanya sinergitas antar SKPD sehingga penanganan anak jalanan menjadi kurang terarah hal ini yang mengakibabtkan anak jalanan tidak terlindungi dan masih terbaikan. Kemampuan implementor yang berbeda dalam menjalankan tugas berimplikasi implementor menjadi subyektif dikarenakan tidak adanya standarisasi untuk para implementor (pekerja sosial). Keterbatasan SDM dan Sumber Anggaran berimplikasi tidak mampu menjalankan program besar, pembinaan terhadap anak jalanan hanya dilaksanakan berkisar dua minggu sehingga anak jalanan tetap memilih kembali beraktifitas di jalanan. Jadi secara umum implementasi kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Yogyakarta belum berjalan optimal, karena dilihat dari beberapa implikasi tersebut akan semakin banyak anak melakukan aktifitas di jalan dan anak menjadi tidak terlindungi atau terabaikan sehingga perlu dilakukan peningkatan dan perubahan-perubahan dalam menjalankan kebijakan perlindungan anak jalanan di Kota Yogyakarta.

107 C. Saran 1. Sosialisasi langsung mengenai program-program atau kegiatan yang dilaksanakan terkait perlindungan anak jalanan kepada masyarakat perlu dilakukan dan penyelenggaraan sosialisasi pemberian edukasi dan informasi mengenai bahaya dan risiko hidup di jalan. 2. Koordinasi antara instansi terkait dan kejelasan informasi harus ditingkatkan, dan perlu adanya peningkatan dukungan sumber daya anggaran dan peningkatan kapatasitas serta kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan pemasalahan kesejahteraan sosial. 3. Program terhadap anak jalanan bukan sekadar menghapus anak-anak dari jalanan, tetapi harus bisa meningkatkan kualitas hidup mereka dan melindungi mereka dari situasi-situasi yang eksploitatif dan membahayakan, seperti penyelenggaraan kegiatan-kegiatan peningkatan keterampilan hidup (lifeskill) bagi anak, termasuk keterampilan vokasional, personal dan sosial sesuai dengan usia, minat dan kebutuhan anak. 4. Perlu adanya penelitian lanjutan. Penelitian ini masih didasarkan dari hasil wawancara, dokumentasi dan pengamatan yang terbatas waktunya sehingga masih terdapat kelemahan. Perda yang terbilang masih baru, dan kurangnya sosialisasi, SOP yang masih dalam taraf pembahasan sehingga dianjurkan untuk melihat implementasi secara lebih komprehensif dan teliti mengenai pelaksanaan upaya perlindungan anak

108 yang hidup di jalan serta pelaksanaan larangan, ketentuan penyidikan dan ketentuan pidana sesuai dengan Perda No 6 tahun 2011 tentang Perlindungan Anak yang Hidup di Jalan. Selain itu pemerintah dapat bekerja sama dengan organisasi masyarakat lain yang berbasis kewilayahan dalam hal ini peran serta masyarakat pada tingkatan community development yang mengacu pada pemberdayaan kelompok-kelompok masyarakat yang terkait pada anak jalanan secara langsung maupun keluarganya yang dilakukan secara terintegratif dan berkelanjutan sebagai tolak ukur yang memungkinkan untuk menilai dan monitoring sejauh mana perubahan dan perkembangan anak jalanan.

109 DAFTAR PUSTAKA Agus Salim. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta : Tiara Wacana Budi Winarno. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta : Media Pressindo. 2008. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta : Media Pressindo Bungin, Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman Filosofi dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA.. 2010. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana. Denzin, Norman K. 1978. The Research Act: A Theoretical Introduction to Sociological Method. New York: McGraw-Hill. Dunn, William N. 1999. Analisa Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada Press. Joko Widodo. 2010. Analisis Kebijakan Publik, Konsep dan Aplikasi Analisis Kebijakan Publik. Malang : Bayu Media Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Subarsono. 2011. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tangkilisan, H.N.S. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi, Yogyakarta: Lukman Offset. Wahab, Solichin Abdul. 2008. Analisis Kebijaksanaan: dari formulasi ke implementasi kebijaksanaan negara, Jakarta, Bumi Aksara. 1997. Analisis Kebijakan I, Haji Mas Agung, Jakarta Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perlindungan Anak yang Hidup Dijalan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2011. Profil Kesejahteraan Sosial Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Kota Yogyakarta.

110 Dinas Sosial DIY. 2012. Laporan Hasil Pemutakhiran Data PMKS dan PSKS Tahun 2012. B Monda Saragih. 2009. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Penanganan Anak Jalanan di Kota Yogyakarta. Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat Kota Yogyakarta. 2012. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Penanganan Anak Jalanan Berbasis Kewilayahan Kota Yogyakarta. Hlm.4. Febrina Fona. 2012. Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah tentang Pembinaan Anak Jalanan di Kota Makassar. Laporan Penelitian. Diakses dari http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/2065 pada tanggal 5 Februari 2013