Penyusunan RPKPS dengan strategi student-centered learning Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada
Lima Pilar Utama RPKPS: 1. Materi lebih didekatkan pada persoalan nyata 2. Integrasi antardisiplin ilmu 3. Memiliki perspektif internasional, berbasis keunggulan nasional 4. Pemanfaatan optimal Teknologi Informasi 5. Berbagai inovasi yang membuka akses peningkatan kreativitas dan kepemimpinan
RPKPS Terencana, Berkembang, Learning oriented Kebiasaan, Monoton, Teaching oriented GBPP & SAP format RPKPS kandungan minimal
Contoh Format RPKPS berisi: 1. Nama Mata Ajaran 2. Kode/SKS 3. Prasyarat 4. Status Mata Ajaran (Wajib/Pilihan) 5. Deskripsi Singkat Mata Ajaran 6. Tujuan Pembelajaran/Learning Objectives (TIU) 7. Materi Pembelajaran 8. Learning Outcomes (TIK) 9. Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (termasuk pemilihan Metode Pembelajaran & ICT) 10. Monitoring, Evaluasi, dan Student Assessment 11. Daftar Pustaka (Sumber Informasi)
Hal-hal penting dalam penyusunan RPKPS Struktur / kerangka RPKPS: RAISE Materi yang dikandungnya bersifat: Relevan Berbasis kompetensi Kontekstual Terpadu Rancangan pembelajaran mingguan (operasional): Kuliah Penugasan individual / kelompok / kelas: harus ada umpan balik! Seminar / diskusi panel Collaborative learning Case-based learning dll. Karakteristika mahasiswa yang erat kaitannya dengan filosofi SCL Adult learner Constructivism
Relevansi Tinjauan umum tentang lingkup bahasan yang sesuai dengan dunia nyata dunia kerja profesi yang akan dihadapi / dihayati oleh para lulusan Tinjauan khusus tentang lingkup bahasan yang sesuai dengan perkembangan iptek masa kini dan masa depan Tanpa meninggalkan aspek masa lalu, terlebih yang bersifat monumental Dengan demikian koherensi materi tampak jelas
Profil lulusan Performance Mengacu pada visi institusi Memberi gambaran terhadap kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik Feedback dari stakeholders
Kompetensi lulusan Hard skills Soft skills Kompetensi yang mengacu kepada: Profil lulusan Perkembangan iptek Tuntutan komunitas / societal needs Tuntutan stakeholders Tuntutan pofesi / professional needs Tuntutan ilmiah / vision & scientific needs Diuraikan dalam kalimat yang operasional, rasional, terukur Taksonomi Bloom: Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Berkreasi
Kontekstual Masalah yang sering dijumpai di lapangan kerja: minds on & hands on Bersifat praktis, tidak terlalu teoritis, tetapi menantang mahasiswa untuk mencari dan menemukan landasan teori yang ada explorer not receiver Mencari dan menemukan konsep berdasarkan konteks yang dipelajari Menarik untuk dibahas, baik secara individual maupun kelompok Mendorong munculnya motivasi internal untuk active learning, interactive learning & self-directed learning Sebagai sumber inspirasi untuk life-long learning
Materi terpadu Bukan sebagai kombinasi antara beberapa mata kuliah, baik secara horisontal maupun vertikal (sebagai kue lapis ) Beberapa mata kuliah manjing ajur ajer dalam setiap permasalahan yang akan dibahas oleh para mahasiswa bersama dosen proporsi kontribusi materi bergantung pada tujuan pembelajaran yang harus dicapai mahasiswa Ada kearifan di dalam team teaching Mahasiswa ditantang / didorong untuk mencari informasi yang lebih maju / dalam / banyak thinking beyond the classroom, thinking outside the box
Kuliah Sebagai pengantar tentang materi yang akan dibahas mahasiswa Sebagai informasi terkini dengan karakteristika: menarik untuk dikaji sesuai dengan perkembangan iptek, hankam dll Bersifat nasional (kasus TKI), regional (kasus Ambalat), maupun internasional ( narkotika) Sebagai klarifikasi atas pertanyaan mahasiswa Materi dasar (mis. definisi, konsep) dimasukkan ke dalam pokok bahasan yang akan didiskusikan oleh para mahasiswa dengan didampingi fasilitator
Penugasan Jenis penugasan harus tercantum secara jelas, dengan tujuan pembelajaran yang jelas pula Setiap jenis penugasan harus diikuti pelaporan (presentasi dan diskusi) oleh mahasiswa Harus ada umpan balik kepada para mahasiswa Harus menyediakan waktu (peluang) bagi mahasiswa untuk mengemukakan pendapatnya Penilaian (assessment) sesuai dengan proses pembelajaran dan ranah / domain kompetensi Contoh model SCL: collaborative learning, cooperative learning, case-based learning, problem-based learning
Seminar / diskusi panel Aktor utama adalah mahasiswa Dosen sebagai fasilitator ( sutradara ) Tersedia waktu untuk itu (terstruktur): disiapkan dalam rencana pembelajaran mingguan Bila perlu menghadirkan pakar / expert untuk memberi tambahan wawasan / klarifikasi tentang pokok bahasan yang sedang didiskusikan Learning environment harus nyaman Semangat berbagi pendapat / sharing
Karakteristika mahasiswa Adult learners Gaya berpikir Gaya belajar
Adult learners Problem-centered: pemecahan masalah sesuai dengan profesinya Results-oriented: mengharapkan hasil yang spesifik Self-directed: tidak bergantung pada pihak lain, mandiri Skeptical: mencoba terlebih dahulu sebelum menerimanya sebagai pengetahuan yang baru Mencari hal-hal baru yang berhubungan dengan kebutuhan nyata Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pembelajaran
Adult learners Telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan sebelumnya (prior knowledge) Telah memiliki nilai, kepercayaan, dan pendapat Minta dianggap sebagaimana orang dewasa Lebih tertarik secara langsung kepada how-to daripada survey types of course Memiliki berbagai variasi gaya belajar
Gaya berpikir Reflective thinkers: Memandang informasi baru secara subyektif Menghubungkan informasi baru dengan pengalaman masa lampau Sering kali mengajukan pertanyaan mengapa? Merenungkan kembali tentang apa yang sedang dipelajarinya
Gaya berpikir Creative thinkers: Senang bermain dengan informasi baru Selalu bertanya mengapa? Senang menciptakan troubleshooters Menciptakan solusi atau penyelesaian masalah
Gaya berpikir Practical thinkers: Menginginkan informasi faktual tanpa tambahan nice-to-know Mencari / memilih cara yang paling sederhana atau paling efisien untuk mengerjakan tugasnya Tidak merasa puas sampai dia mengerti bagaimana caranya mengaplikasikan informasi baru tadi dalam dunia kerjanya
Gaya berpikir Conceptual thinkers: Menerima informasi baru setelah melihat gambaran informasi tadi secara menyeluruh Ingin tahu bagaimana sesuatu itu dapat terjadi, bukan sekedar hasil akhir Mempelajari konsep yang dipresentasikan tetapi juga ingin tahu konsep-konsep lainnya yang mungkin berkaitan tetapi belum tampak dalam presentasi
Gaya belajar Visual learners: Informasi baru: diproses secara baik bila disampaikan dengan ilustrasi visual atau dengan demonstrasi Gambar, ilustrasi, pencitraan, demonstrasi
Gaya belajar Auditory learners: Informasi baru: diproses secara baik apabila disampaikan dengan bicara / secara oral Kuliah, diskusi Kinesthetic learners Informasi baru: dapat dipahami melalui manipulasi atau perabaan Menulis/mencatat, memeriksa obyek, berpartisipasi dalam aktivitas
Gaya belajar Environmental learners: Informasi baru: diproses dengan baik bila dipresentasikan dalam situasi yang dinikmatinya (suasana psikologik, suhu ruang, cahaya, tempat duduk dsb) Sangat cocok untuk distance learners: dapat menerima dan menikmati informasi dari ruang kerjanya sendiri
Hakekat SCL Mahasiswa memiliki peluang dan / atau keleluasaan untuk mengembangkan segenap kapasitas dan kemampuannya sebagai pembelajar sepanjang hayat (ngangsu kawruh: cipta, karsa, rasa dan karya), melalui aktivitas: mengeksplorasi bidang yang diminatinya membangun pengetahuan serta mencapai kompetensinya secara aktif, interaktif, mandiri dan bertanggung jawab, pembelajaran yang bersifat kolaboratif, kooperatif dan kontekstual, belajar beyond the classroom serta difasilitasi oleh dosen (sebagai mitra pembelajaran) yang menerapkan Patrap Tri Loka secara utuh.
Kampus : tempat Siswa Belajar
Bukan Tempat Dosen Mengajar