BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan semakin tinggi. Prawira, dkk. (2014) menyatakan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain (Tuanakotta,

Disusun Oleh: NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kecurangan atau fraud adalah suatu tindakan kebohongan yang disengaja,

BAB I PENDAHULUAN. terpuji dan menimbulkan banyak kerugian bagi pihak pihak yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan penggunaan keuangan negara yang dilakukan pihak-pihak. tertentu. Dengan adanya pengawasan ini, pemerintah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan adalah profesi yang memiliki tujuan fundamental sebagai penyedia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Zainal, 2013). Kecurangan

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintah Daerah saat ini sangat rentan akan

BAB I PENDAHULUAN. membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan bahkan kasus yang terjadi di Indonesia. Dengan munculnya isu-isu

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian intern. Berdasarkan KPMG Fraud Survey 2012 yang dilakukan

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian Ariani et al tentang Analisis Pengaruh Moralitas Individu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya era informasi menuntut pemerintah Indonesia agar mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang selanjutnya data tersebut digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

6. Variabel moralitas manajemen tidak memiliki pengaruh positif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen, dan mark-up yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memerlukan seorang Pemeriksa Keuangan. Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. fenomenal baik di negara berkembang maupun negara maju. Fraud ini hampir

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak terjadi kasus-kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Etika itu sendiri adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan informasi seperti saat ini lingkungan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. umum menyediakan informasi keuangan perusahaan pelapor bagi investor,

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus menjadikan perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya agar berjalan efektif efisien dan ekonomis, dalam pelaksanaannya

1 BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wilopo (2006) kasus fraud (kecurangan) di Indonesia terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. fraud pada perusahaan semakin tinggi. Tindak fraud tersebut berupa pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan. Awalnya bersifat terpusat kemudian mulai mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pencatatan, penghilangan dokumen dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB I. melanggar dimensi moral dan etika bisnis itu sendiri, termasuk profesi. Masalah etika menjadi perhatian yang sangat penting bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori atribusi ini dikembangkan oleh Kelley pada tahun 1967, kemudian dilanjutkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menemukan temuan yang memuat permasalahan, yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan rangkaian dari setiap kegiatan-kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa landasan hukum seperti peraturan-peraturan mengenai daerah otonom,

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis finansial global, diperkirakan telah mempengaruhi pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. hukum, melaksanakan good governance, tetapi jika moral tidak berubah dan sikap

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN sehingga Institut

BABI PENDAHULUAN. penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. meyakini kualitas pekerjaannya. Dalam penyelenggaraanya good governance

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. isu yang strategis untuk dibahas. Salah satu topiknya adalah menyangkut Tindak

Fenomena korupsi di Timor Leste dibuktikan dengan adanya penyalahgunaan kekuasaan, pemalsuan dokumen tender dengan memberi proyek jutaan dollar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar-besaran dalam bidang sosial politik dan ekonomi. Hal inilah

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak ( absolute assurance) mengenai. hasil akhir proses audit yaitu laporan auditor.

BAB I PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini masih menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelewengan dan penyalahgunaan yang terjadi terhadap aset-aset yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. birokrasi pemerintah (Yogi dan M. Ikhsan, 2006). Jika kualitas pelayanan publik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, INTEGRITAS DAN ASIMETRI INFORMASI PADA KECURANGAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Longenecker, Moore & Petty (2001) perusahaan yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

1 BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan (fraud) merupakan bentuk penipuan yangs engaja dilakukan sehingga

Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Sistem Kompensasi, dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecurangan akuntansi telah mendapat perhatian media sebagai dinamika yang sering terjadi di era globalisasi ini. Berkembangnya kompleksitas bisnis, kemajuan tehnologi dan terbukanya peluang usaha menyebabkan risiko terjadinya kecurangan pada perusahaan maupun instansi pemerintahan semakin tinggi. Prawira, dkk. (2014) menyatakan bahwa terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi (KKA) membuat organisasi atau lembaga yang dikelola menjadi rugi. Konsep kecurangan atau fraud dapat dilihat dari bentuk kebijakan yang disengaja dan tindakan yang bertujuan untuk melakukan penipuan atau manipulasi yang dapat merugikan pihak lain (Thoyibatun, 2012). Kecurangan akuntansi (fraud) mengacu kepada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan menyesatkan pembaca/pengguna laporan keuangan. Tujuan ini dilakukan dengan motivasi negatif guna mengambil keuntungan individu atau pihak tertentu (Wells, 2007 dalam Puspasari dan Suwardi, 2012). Beberapa kasus KKA di Indonesia terjadi pada sektor publik maupun sektor swasta yang mempunyai bentuk hampir sama, hanya berbeda dalam hal tempat atau objek. Pada sektor publik, bentuk dari KKA adalah penyimpangan anggaran (Thoyibatun, 2012). 1

2 Selama tahun 2011, Polda Jateng mencatat ada 78 kasus korupsi dengan 86 tersangka. Polda mengklaim telah menyelamatkan kerugian negara sebanyak Rp34.612.637.000,00 Jumlah tersebut naik sekitar 143 persen dari tahun 2010 yang berjumlah 32 kasus. Jumlah tersangka pada tahun lalu hanya 31 orang dengan kerugian negara Rp23.693.274.000,00 (Suara Merdeka, 2011). Pada tahun 2012, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menduga ada penyelewengan penggunaan dana bantuan sosial oleh 12 kementrian. Menurut FITRA penyimpangan dana Bansos terus meningkat yang semula tahun 2010 sebesar Rp2,4 triliun untuk delapan kementrian pada tahun 2012 penyimpangan dana Bansos mencapai Rp31,6 triliun di 12 Kementrian (Vivanews, 2012). Pertengahan tahun 2013, hasil audit Badan Pemerikasaan Keuangan didampingi Direktur Investigasi dan Advokasi Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Indonesia (FITRA) menyatakan bahwa di Jawa tengah ditemukan penyimpangan anggaran sebesar Rp800,6 miliar dengan 4.070 kasus penyimpangan anggaran (Harian Merdeka, 2013). Beberapa kasus kecurangan yang pernah terjadi di Kabupaten Temanggung yaitu (1) kasus korupsi dana bantuan pendidikan untuk putraputri anggota DPRD pada tahun 2004 oleh mantan wakil ketua Dewan Perwakila Rakyat Daerah Kabupaten Temanggung (Suara Merdeka, 2010), (2) kasus 12 camat di temanggung mengembalikan uang 120 juta yang diduga bagian dari korupsi dana pemilu 2004 senilai Rp12,6 miliar (Suara Merdeka, 2005), dan (3) kasus dugaan korupsi dana bantuan program Gerakan Nasional

3 Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) tahun anggaran 2007 sampai saat ini masih disidik oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Temanggung (Suara Merdeka, 2010). Berdasarkan banyaknya kasus KKA yang telah terjadi maka membutuhkan usaha yang maksimal untuk memberantasnya, sehingga hal yang perlu dilakukan adalah menelusuri faktor faktor yang dapat mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi diantaranya adalah moralitas individu, asimetri informasi, efektivitas pengendalian internal (Prawira, dkk., 2014) dan kesesuaian kompensasi (Delfi, dkk., 2015). Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Ariani, dkk. (2014), Thoyibatun (2012) dan Puspasari dan Suwardi (2012) bahwa moralitas individu, asimetri informasi, efektivitas pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) akuntansi. Akan tetapi hasil penelitian Aryanto, dkk. (2013) bertolak belakang dengan hasil penelitian diatas. Hasil penelitian Aryanto, dkk. (2013) menyatakan bahwa sistem pengendalian internal, sistem kompensasi dan asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Beberapa penelitian di bidang etika menggunakan teori perkembangan moral Kohlberg untuk mengetahui kecenderungan individu melakukan suatu tindakan tertentu, terutama berkaitan dengan dilema etika, berdasarkan level

4 penalaran moralnya (Prawira, dkk. 2014). Hasil penelitian Wilopo (2006) menemukan bahwa semakin tinggi level penalaran moral individu akan semakin cenderung tidak berbuat kecurangan akuntansi. Artinya semakin tinggi level penalaran moral individu akan semakin cenderung tidak berbuat kecurangan akuntansi. Asimetri informasi merupakan situasi dimana terjadi ketidakselarasan informasi antara pihak yang memiliki atau menyediakan informasi dengan pihak yang membutuhkan informasi (Wilopo, 2006). Pengelola organisasi lebih banyak mengetahui informasi internal dibandingkan dengan pihak pengguna laporan keuangan, sehingga kondisi tersebut dapat membuat pengelola tertentu lebih leluasa atau berkesempatan untuk memanipulasi laporan keuangan yang disajikan dikarenakan ketidaktahuan pengguna eksternal tentang angka dari laporan keuangan yang sebenarnya (Kusumastuti dan Meiranto, 2012). Dengan adanya ketidakselarasan tersebut, dapat menjadi penyebab salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian Wilopo (2006) yang menyatakan bahwa dengan adanya asimetri informasi informasi yang tinggi, akan memperbesar kecenderungan kecurangan akuntansi. Selain faktor moralitas individu dan asimetri informasi, faktor lain yang menjadi penyebab kecurangan akuntansi adalah pengendalian internal. Pengendalian internal berperan penting dalam organisasi untuk meminimalisir terjadinya kecurangan. Pengendalian internal yang efektif akan menutup peluang terjadinya perilaku yang tidak etis serta

5 kecenderungan untuk berlaku curang (Artini, dkk. 2014). Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wilopo (2006) dan Thoyibatun (2012) yang menyatakan bahwa efektivitas pengendalian internal signifikan terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) Akuntansi. Kesesuaian kompensasi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi, karena kompensasi yang diterima karyawan harus sesuai dengan kontribusi yang diberikan karyawan kepada organisasi (Gibson, dkk., 1997 dalam Delfi, dkk., 2014). Hal ini dapat meminimalkan tindakan karyawan untuk melakukan kecenderungan akuntansi karena perusahaan telah memperhatikan kesejahteraan karyawan melalui pemberian kompensasi yang sesuai dan adil. Kompensasi yang sesuai menjadi bagian yang sangat penting bagi kinerja karyawan serta keberhasilan organisasi (Luthans, 1998 dalam Kusumastuti dan Meiranto, 2012). Berdasarkan hasil penelitian yang berbeda-beda terkait dengan faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian kembali. Peneliti mengembangkan penelitian dari Delfi, dkk. (2014) dan penelitian dari Prawira, dkk. (2014) yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada studi empiris dan variabel independenya. Penelitian ini menggunakan studi empiris BUMD di Kabupaten Temanggung dan menggunakan variabel independen berupa moralitas individu, asimetri informasi dan efektivitas pengendalian internal yang bersumber dari

6 penelitian Prawira, dkk. (2014) serta menambah variabel kesesuaian kompensasi yang bersumber dari penelitian Delfi, dkk. (2014). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menentukan judul PENGARUH KESESUAIAN KOMPENSASI, MORALITAS INDIVIDU, ASIMETRI INFORMASI DAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI (Studi Empiris pada Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Temanggung) B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi? 2. Apakah moralitas individu berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi? 3. Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi? 4. Apakah efektifitas pengendalian internal berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi?

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menguji pengaruh kesesuaian kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. 2. Menguji pengaruh moralitas individu terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. 3. Menguji pengaruh asimetri informasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. 4. Menguji pengaruh efektifitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa yang ingin berkarier di bidang akuntansi, untuk mengetahui lebih jauh mengenai berbagai skandal akuntansi yang terjadi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat membuat mahasiswa lebih mengutamakan etika dalam bertindak, sehingga terhindar dari berbagai skandal yang terjadi di bidang akuntansi ketika mereka telah terjun ke dalam dunia kerja. 2. Manfaat Kebijakan Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah Kabupaten Temanggung untuk dapat mempertahankan dan

8 meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui mengelolaan BUMD semaksimal mungkin. Dengan cara mematuhi semua peraturan daerah yang telah ditetapkan, diharapkan dapat tercapai tujuan dibentuknya BUMD untuk melaksanakan pembangunan daerah melalui pelayanan jasa kepada masyarakat. 3. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pendidik di bidang akuntansi. Pendidik diharapkan dapat mengembangkan konsep pendidikan etika dengan lebih memperhatikan perkembangan moral mahasiswa. Dengan demikian, mereka dapat membentuk perilaku etis mahasiswa sebagai calon akuntan sejak dini. E. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi dengan judul Pengaruh Kesesuaian Kompensasi, Moralitas Individu, Asimetri Informasi dan Efektivitas Pengendalian Internal tersusun dalam lima bab dan setiap bab dibagi menjadi sub-sub bab. Secara garis besar materi pembahasan dari masing-masing bab tersebut dijelaskan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan bagian awal dalam penulisan yang menjadi pengantar untuk menjelaskan mengapa penelitian ini menarik untuk diteliti, apa yang diteliti dan untuk apa penelitian dilakukan. Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang

9 masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori, review penelitian terdahulu yang relevan dan mendukung penelitian, kerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai metode-metode dan variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum hasil penelitian, pengujian kualitas pengumpulan data, hasil pengujian asumsi dan hasil pengujian hipotesis. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan peneliti dan saran bagi penelitian selanjutnya. Saran yang disampaikan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi instansi maupun dunia penelitian dimasa yang akan datang.