BAB I PENDAHULUAN. lahirnya era informasi menuntut pemerintah Indonesia agar mempersiapkan diri
|
|
- Glenna Lesmono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan berkepanjangan yang melanda di negara-negara berkembang seperti Asia dan Indonesia, dengan tuntutan dalam memasuki era globalisasi menghadapi sejumlah perubahan yang semakin kompleks. Upaya pemulihan krisis dan kompetisi dalam segala bidang dan aspek kehidupan serta lahirnya era informasi menuntut pemerintah Indonesia agar mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia adalah semakin meningkatnya kasus-kasus fraud (kecurangan), khususnya yang terjadi di sektor publik dibandingkan dengan sektor swasta (Jumansyah dkk., 2011). Beberapa cara yang dilakukan oleh Pemerintah diantaranya adalah dengan mengeluarkan serangkaian produk hukum untuk menjerat pelaku dengan hukuman yang berat dan memperkuat fungsi pengawasan. Kasus fraud yang terjadi di sektor publik dapat dipahami sebagai tindakan melawan hukum/fraud (kecurangan) berdampak pada kerugian negara. Banyaknya temuan BPK di tahun 2014, terkait dengan kecurangan di sektor pemerintahan terhadap 670 objek temuan dan kasus mengenai compliance senilai Rp.30,87 triliun (Puspasari dan Dewi, 2015). Kemudian, menurut Laporan ICW yang dirilis pada tahun 2014 ditemukan 629 kasus korupsi dengan orang tersangka dan Rp.5,29 triliun (ICW, 2014). Selain itu, menurut Bambang 1
2 2 Widjajanto dalam Laporan Pengukuran Korupsi di Indonesia, praktik fraud (kecurangan) memiliki trend yang meningkat dari tahun ke tahun yang dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini: Gambar 1.1 Survei Integritas Layanan Publik 2014 (Skala 0-10) (Sumber: Berdasarkan Data Survei Integritas Layanan Publik 2014 yang dirilis oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Gambar 1.1 di atas, trend korupsi di Kementerian/Lembaga memiliki kecenderungan yang meningkat khususnya sejak tahun 2012 hingga 2014 terjadi peningkatan sebesar 0,81, hal ini menjadi permasalahan yang harus ditangani secara bersama terkait dengan pemberantasan (penindakan dan pencegahan) fraud. Kecurangan (fraud) secara filosofis dapat dipahami sebagai tindakan melawan hukum yang terjadi di dalam suatu instansi. Tindakan ini menjadi sesuatu yang menakutkan di kalangan pelaku bisnis baik sektor publik maupun sektor privat. Menurut ACFE (dalam Puspasari dan Dewi, 2015) mengidentifikasi bentuk-bentuk fraud, yaitu penyalahgunaan aset, kecurangan dalam laporan
3 3 keuangan dan korupsi. Sedangkan Hermiyetti (2010), mengklasifikasikan terjadinya fraud pada 2 (dua) tingkatan, yaitu fraud pegawai dan fraud manajemen. Fraud yang terjadi di kalangan pegawai disebabkan oleh faktor keadilan organisasi merujuk pada sifat-sifat yang dirasakan pribadi-pribadi seorang pekerja. Produktivitas seorang pekerja merupakan hal yang sangat mempengaruhi fokus atau tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan organisasi, hal ini dikarenakan keadilan organisasi mencakup sejumlah kompensasi yang akan diterima oleh pekerja dalam hubungannya terhadap produktivitas kerja. Menurut Colquitt (2001), keadilan organisasional diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) dimensi yaitu keadilan distributif, keadilan prosedural dan keadilan interaksional, yang memiliki hubungan secara positif terhadap kepuasan kerja (Al-Zu bi, 2010). Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan dalam membangun kepercayaan, kepuasan dan loyalitas yang pada akhirnya dapat mengurangi konflik seperti fraud akibat dari ketidakadilan yang diterima oleh seorang pekerja (Cropanzano et al., 2007). Ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil, maka akan menimbulkan kecemburuan antar pegawai dan mereka akan melakukan perlawanan protes atau membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan (fraud). Akan tetapi, jika keadilan pada pegawai terpenuhi dengan baik maka produktivitas dan hasil kerja pegawai akan meningkat dan menghilangkan motivasi untuk melakukan tindakan yang merugikan. Menurut Dessler (2005), kompensasi pegawai atau karyawan dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) komponen, yaitu: (1) Kompensasi finansial yang dibayar langsung berupa gaji, upah, insentif, dan bonus; (2) Kompensasi finansial yang
4 4 dibayar secara tidak langsung berupa tunjangan; dan (3) Kompensasi non finansial berupa promosi, training, dan fasilitas. Lebih lanjut, keadilan kompensasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku pegawai atau karyawan di tempat kerja, apabila pegawai atau karyawan menerima atau merasakan ketidakadilan maka akan menimbulkan rasa tidak puas dalam diri sehingga dapat memicu terjadinya tindakan fraud (Sulastri dan Simanjuntak, 2014). Pihak manajemen umumnya memiliki banyak informasi mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pihak manajemen sebagai agent memiliki kepentingan dalam memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya dalam berbagai cara dimana memilik banyak informasi mengenai perusahaan dan lingkungan perusahaan, hal ini menimbulkan berbagai macam konflik kepentingan dengan stakeholders (principal) karena adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh agent dan principal (Nasution dan Setiawan, 2007). Ketidakseimbangan informasi atau dikenal dengan asimetri informasi mendorong agent dapat melakukan menyembunyikan informasi yang akan disampaikan kepada principal, khususnya berkaitan dengan kinerja manajemen yang pada akhirnya dapat memiliki kecenderungan terjadinya fraud (kecurangan). Kecurangan akuntansi (fraud) juga dapat mengacu kepada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan menyesatkan pembaca/pengguna laporan keuangan (Wells, 2007), hal ini merupakan suatu ketidakpatuhan atau ketidaktaatan terhadap aturan atau kebijakan akuntansi yang berlaku. Kecurangan akuntansi yang terjadi berdampak pada bangkrutnya
5 5 perusahaan-perusahaan melalui cara manipulasi pembukuan, penggelapan pajak, peniputan sekuritas dan insider trading (Sunarsip, dalam Irianto, 2003). Namun, ketidaktaatan terhadap kebijakan akuntansi menjadi faktor dominan yang menyebabkan terjadinya fraud tersebut, hal ini dikarenakan gagalnya mekanisme good governance dan lemahnya pengaturan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah. Rasionalisasi (rationalization) yang tercakup dalam Fraud Triangle adalah mencari pembenaran sebelum melakukan kejahatan bukan sesudahnya (Tuannakota, 2012), hal ini akan menjadi pertimbangan bagi satu atau beberapa individu yang secara rasional melakukan penipuan (Lou et al., 2009). Sikap atau karakter ini melekat pada pekerja yang memiliki kecenderungan untuk mengikuti peraturan perusahaan dan peraturan-peraturan tersebut akan menjadi moralitas perilaku, bertindak etis agar dapat diterima oleh lingkungan organisasi. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab dalam melakukan berbagai hal. Dalam kaitannya dengan fraud (kecurangan), Albrecht (2004) menyatakan bahwa faktor integritas personal dalam fraud scale mengacu kepada kode etik personal yang dimiliki oleh tiap individu. Di samping itu, pelanggaran terhadap etika, kejujuran dan tanggung jawab merupakan inti dari tindakan kecurangan akuntansi. Lingkungan etis dapat dinilai dengan adanya budaya etis organisasi dan komitmen organisasi yang melekat di dalamnya. Budaya etis organisasi dapat didefinisikan sebagai pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok anggota organisasi, yang secara keseluruhan akan membentuk
6 6 budaya organisasi (organizational culture) (Pristiyanti, 2012). Sedangkan suatu komitmen organisasi secara umum mengacu pada sikap-sikap dan perasaan karyawan dan dihubungkan dengan nilai-nilai serta cara perusahaan itu melakukan berbagai hal, termasuk pula sikap karyawan dalam melakukan tindak kecurangan. (Valentine, dalam Pristiyanti, 2012). Kecurangan akuntansi merupakan kesengajaan untuk melakukan tindakan penghilangan atau penambahan jumlah tertentu sehingga terjadi kesalahan dalam laporan keuangan (Puspasari dan Suwardi, 2012). Dalam sektor pemerintah di Indonesia, 10 (sepuluh) pemetaan dari Area Rawan Korupsi menurut Kejaksaan, KPK dan Kepolisian menunjuk sektor Pengadaan Barang dan Jasa (seperti aktivitas mark-up, manipulasi tender, dll. (Fachrudin, 2015). Menurut Laporan KPK yang diperoleh dari data pengaduan masyarakat sejak tahun menggambarkan modus korupsi pada sektor kesehatan cukup tinggi, yang meliputi: (1) penyelewenggan APBN/APBD sektor kesehatan, Jamkesmas, Jampersal dan Jamkesda; (2) intervensi politik dalam anggaran kesehatan, jaminan kesehatan dan ASKESKIN; (3) Pungli oleh PNS (Dinas Kesehatan) dan pemotongan dana bantuan; (4) kecurangan dalam pengadaan barang/jasa, terutama alat kesehatan; (5) Penyalahgunaan keuangan RSUD; (6) Klaim palsu dan penggelapan dana asuransi kesehatan oleh oknum Puskesmas; dan (7) RSUD Penyalahgunaan fasilitas kesehatan (Puskesmas dan RSUD). Dalam Renstra KPK , kesehatan menjadi salah satu fokus KPK (selain Ketahanan Pangan, Ketahanan Energi, Infrastruktur dan Pendidikan) (KPK, 2013).
7 7 Rumah Sakit Pemerintah adalah salah satu organisasi/instansi non-profitable yang mempunyai fungsi paling vital selain lembaga pendidikan, pelayanan lisensi, penyiaran, badan sosial dan lainnya, karena rumah sakit memberikan pelayanan mutu kesehatan kepada masyarakat. Sejak diterbitkan PP No. 23 Tahun 2005, Rumah sakit Pemerintah telah mengalami perubahan sebagai bentuk Badan Layanan Umum (BLU). Perubahan kelembagaan ini menuntut rumah sakit pemerintah untuk mengelola aspek keuangannya secara transparan, mandiri, akuntabel, bertanggung jawab dan kewajaran. Pengelolaan instrumen rumah sakit Pemerintah yang belum sepenuhnya memadai, menimbulkan beberapa kasus-kasus yang pernah terjadi, seperti fraud yang terjadi atas pengadaan barang berupa CT Scan pada Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwekerto, korupsi dalam pengadaan obat di Dinas Kesehatan Banyumas senilai Rp.300 juta (Kompas, 27 Maret 2007 dalam Mappanyukki, dkk., 2012). Di sisi lain, fraud yang dilakukan oleh pimpinan proyek pada RS. Kanujodso Djati Wibowo dalam kasus pengadaan alat MRI senilai Rp.13,7 miliar (Tempo, 19 Oktober, 2008, dalam Mappanyukki, dkk., 2012). Bentuk fraud di atas, merupakan kasus fraud yang dilakukan oleh pihak internal, yaitu pegawai instansi. Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita disingkat RSAB Harapan Kita yang didirikan pada tanggal 22 Desember 1979, merupakan salah satu rumah sakit Pemerintah yang berstatus BLU dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan sebagai Unit Pelaksanaan Teknis (UPT), dimana memiliki 966 pekerja yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Dengan jumlah pekerja yang sangat besar,
8 8 instansi ini dihadapkan berbagai persoalan khususnya berkaitan dengan adanya potensi tindak kecurangan (fraud) yang dilakukan untuk memperkaya individu dan kelompok yang berujung pada tindakan kejahatan/korupsi. Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian terdahulu, pentingnya penelitian ini dilakukan di lingkungan BLU RSAB Harapan Kita yang memiliki pegawai negeri sipil (PNS) dengan jumlah yang cukup besar dan sangat berpotensi terjadinya praktik kecurangan (fraud) yang dilatarbelakangi oleh faktor keadilan organisasi, adanya asimetris informasi dan ketaatan kebijakan akuntansi yang merujuk pada penelitian Wilopo (2006) dan faktor lainnya seperti budaya etis dan komitmen organisasi yang merujuk pada penelitian Pristiyanti (2012) dan Najahningrum (2013), maka penelitian ini diberi judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraud Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Di BLU RSAB Harapan Kita). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah keadilan distributif berpengaruh terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS)? 2. Apakah keadilan prosedural berpengaruh terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS)? 3. Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS)?
9 9 4. Apakah ketaatan kebijakan akuntansi berpengaruh terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS)? 5. Apakah budaya etis organisasi berpengaruh terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS)? 6. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS)? 1.3 Tujuan dan Kontribusi Penelitian Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh keadilan distributif terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS). 2. Untuk mengetahui pengaruh keadilan prosedural terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS). 3. Untuk mengetahui pengaruh asimetri informasi terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS). 4. Untuk mengetahui pengaruh ketaatan kebijakan akuntansi terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS). 5. Untuk mengetahui pengaruh budaya etis organisasi terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS). 6. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap fraud pegawai negeri sipil (PNS).
10 Kontribusi Penelitian 1. Kontribusi Teori a) Hasil penelitian ini dapat memberikan wacana, masukan serta pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi fraud Pegawai Negeri Sipil. b) Hasil penelitian ini terutama diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menganalisis penerapan sistem kerja pegawai yang adil dan layak sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam meninjau kembali. 2. Kontribusi Praktik a) Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman serta menambah wawasan bagi peneliti tentang faktorfaktor yang mempengaruhi fraud Pegawai Negeri Sipil di lingkungan BLU Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. b) Bagi Instansi Terkait Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan yang bermanfaat bagi instansi tempat penelitian ini dilakukan, serta dapat mencegah fraud yang mungkin dapat dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan RSAB Harapan Kita.
Fenomena korupsi di Timor Leste dibuktikan dengan adanya penyalahgunaan kekuasaan, pemalsuan dokumen tender dengan memberi proyek jutaan dollar
PENDAHULUAN Kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian fakta-fakta yang material untuk mempengaruhi seseorang agar mau mengambil bagian dalam suatu hal yang berharga (Sawyer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat perhatian cukup besar belakangan ini. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencatatan, penghilangan dokumen dan mark-up yang merugikan keuangan atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dunia yang semakin berkembang ini, semakin tinggi tingkat kecurangan yang terjadi di sektor pemerintahan maupun di sektor swasta. Kecurangan terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi telah berkembang di berbagai Negara, termasuk di Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan kerugian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum, melaksanakan good governance, tetapi jika moral tidak berubah dan sikap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik kecurangan akuntansi dalam organisasi hanya bisa dicegah dan dibasmi apabila ada komitmen tinggi untuk tidak melakukan berbagai bentuk kecurangan dari masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa landasan hukum seperti peraturan-peraturan mengenai daerah otonom,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi di institusi pemerintah mulai dibangun dengan dikeluarkannya beberapa landasan hukum seperti peraturan-peraturan mengenai daerah otonom, pengenalan perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan semakin tinggi. Prawira, dkk. (2014) menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecurangan akuntansi telah mendapat perhatian media sebagai dinamika yang sering terjadi di era globalisasi ini. Berkembangnya kompleksitas bisnis, kemajuan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FRAUD PEGAWAI NEGERI SIPIL
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FRAUD PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi Kasus Di BLU RSAB Harapan Kita) TESIS OLEH AFRA OCTARIA 55513110023 PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MERCU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali ditemukan. Hal ini ditandai dengan maraknya kasus-kasus korupsi pejabat pemerintahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan pelanggaran menjadi sesuatu hal yang sudah menjadi suatu hal yang wajar untuk dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintah Daerah saat ini sangat rentan akan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintah Daerah saat ini sangat rentan akan adanya fraud. Jatiningtyas dan Kiswara (2013) menyatakan ada berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbankan. Etika itu sendiri adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan umumnya menerapkan etika yang harus dipatuhi oleh para karyawannya, termasuk perusahaan yang bergerak di bidang perbankan. Etika itu sendiri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kecurangan akuntansi dalam dunia usaha adalah suatu permasalahan yang tidak akan pernah habisnya untuk dibicarakan dan telah menarik banyak perhatian media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan kecurangan akuntansi saat ini telah menarik banyak perhatian media dan menjadi salah satu isu yang menonjol baik di dalam maupun di luar negeri. Kecurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kecurangan atau fraud adalah suatu tindakan kebohongan yang disengaja,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecurangan atau fraud adalah suatu tindakan kebohongan yang disengaja, ketidakbenaran dalam melaporkan aktiva perusahaan atau manipulasi data keuangan bagi keuntungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis seringkali terjadi kecurangan-kecurangan atau tindakan yang menyimpang dari prosedur akuntansi yang benar, dimana kecurangan tersebut disebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Black s Law Dictionary dalam Zulkarnain (2013) mendefinisikan
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian fraud Menurut Black s Law Dictionary dalam Zulkarnain (2013) mendefinisikan fraud (kecurangan) sebagai suatu istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecenderungan Kecurangan Akuntansi atau yang dalam bahasa pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam pemberitaan media yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan dimana berfungsi sebagai produk siap dijual atau produk siap diproses lebih lanjut untuk menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan nasional erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat, karena masyarakat yang sehat merupakan modal dasar dalam pembangunan. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan membawa Indonesia menuju ekonomi pasar bebas setiap organisasi dituntut untuk dapat bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan. Awalnya bersifat terpusat kemudian mulai mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah terjadinya reformasi pada tahun 1998, sistem pemerintahan mengalami perubahan. Awalnya bersifat terpusat kemudian mulai mengalami perubahan menuju sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis pada era globalisasi seperti saat ini semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia bisnis pada era globalisasi seperti saat ini semakin meningkat dan bertambah pesat, globalisasi ini tidak bisa dibendung sehingga mau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Priantara(2013:2) Fraud. VOC mengalami penurunan sehingga dijuluki dengan Vergaan
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Menurut Priantara(2013:2) Fraud di Indonesia diawali dengan Vereenigde Oost indische Campaign (VOC) yang didirikan tahun 1602 dan selama 200 tahun menikmati
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wilopo (2006) kasus fraud (kecurangan) di Indonesia terjadi secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Wilopo (2006) kasus fraud (kecurangan) di Indonesia terjadi secara berulang-ulang, media massa banyak memberitakan hal tersebut sehingga bagi masyarakat kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus memiliki akar dan memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap organisasi bertanggungjawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara tertulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Mewujudkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan
digilib.uns.ac.id 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Triangle Fraud dan Kecurangan Laporan Keuangan Menurut kamus Inggris-Indonesia, fraud diterjemahkan sebagai penipuan, kecurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, keberadaan dan peran auditor yang sangat strategis dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan meningkatkan kompetisi dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kecurangan (Fraud) Menurut Sawyer et al. (2006: 339) kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian
TINJAUAN PUSTAKA Kecurangan (Fraud) Menurut Sawyer et al. (2006: 339) kecurangan merupakan sebuah representasi yang salah atau penyembunyian fakta-fakta yang material untuk mempengaruhi seseorang agar
Lebih terperinciTREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017
TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 217 LATAR BELAKANG 1. Informasi penanganan kasus korupsi yang ditangani oleh aparat penegak hukum tidak dipublikasi secara transparan, khususnya Kepolisian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang besar dalam setiap tindakan manusia. Persaingan di dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era seperti sekarang ini, kasus kecurangan laporan keuangan yang dilakukan oleh berbagai pihak tidak pernah ada habisnya. Perkembangan dunia telah membawa pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksistensinya, dituntut dapat bersaing bahkan berusaha untuk memenangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, dunia bisnis mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam era tersebut, setiap para pelaku bisnis yang ingin mempertahankan eksistensinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Saat ini kejahatan keuangan (finance crime) di Indonesia semakin marak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini kejahatan keuangan (finance crime) di Indonesia semakin marak terjadi. Kejahatan keuangan tersebut muncul karena adanya kesempatan seseorang untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan organisasi atau
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini pimpinan suatu organisasi atau manajemen banyak yang mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan organisasi atau perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai kasus pelanggaran etika di bidang akuntansi yang melibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai kasus pelanggaran etika di bidang akuntansi yang melibatkan orang internal organisasi telah terjadi di dunia. Salah satunya adalah kasus Enron yang terjadi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis pengaruh persepsi tentang
BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis pengaruh persepsi tentang keefektifan pengendalian internal, kesesuaian kompensasi, dan budaya etis organisasi terhadap kecurangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada setiap periode akuntansi, perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan atas informasi keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan zaman. Kecurangan/fraud adalah penipuan kriminal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tindakan kecurangan saat ini terus terjadi. Kecurangan atau yang sering disebut sebagai fraud dilakukan dengan beragam modus dan semakin berkembang seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengoperasikan sistem operasi instansi atau perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraud adalah sebuah perbuatan kecurangan yang melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan keuntungan, baik pribadi maupun kelompok dan sifatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehat (Good Corporate Governance) pada setiap aktivitas bisnis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai lembaga yang menjalankan kegiatan operasional berlandaskan azas kepercayaan, Bank bukan saja dituntut untuk dapat memberikan produk dan layanan terbaik pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepanjang tahun Lembaga Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Tindakan korupsi di Indonesia semakin marak dipublikasikan di media massa maupun media cetak. Jumlah kasus korupsi di Indonesia meningkat 12% di sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instansi selaku pengguna barang atau jasa membutuhkan barang atau jasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi selaku pengguna barang atau jasa membutuhkan barang atau jasa untuk melaksanakan fungsinya dan untuk mencapai kinerjanya. Instansi atau organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perkembangan dunia akuntansi sudah sangat pesat. Namun setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, perkembangan dunia akuntansi sudah sangat pesat. Namun setiap keadaan, selalu mempunyai dua sisi. Kemajuan akuntansi selain membawa manfaat bagi masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang sedang menurun dan kurang optimalnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintahan Indonesia saat ini, menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan informasi seperti saat ini lingkungan bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dan informasi seperti saat ini lingkungan bisnis mengalami perubahan dan persaingan yang sangat ketat. Untuk itu perusahaan dituntut untuk menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpuji dan menimbulkan banyak kerugian bagi pihak pihak yang menggunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecenderungan kecurangan akuntansi merupakan tindakan yang tidak terpuji dan menimbulkan banyak kerugian bagi pihak pihak yang menggunakan jasanya. Perkembangan dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan ekonomi saat ini yang merupakan hasil dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan ekonomi saat ini yang merupakan hasil dari proses pembangunan, telah membuat dunia usaha semakin semarak, kompleks, variatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat cenderung lebih kritis terhadap pelayanan publik. Pemerintah sebagai pelayan publik merupakan subjek sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu tantangan baru bagi para pemeriksa inspektorat atau internal auditor. Profesi internal auditor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan permasalahan studi kasus, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan kecurangan (fraud) mengingat bahwa manajemen senior
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, pemegang saham perseroan memberikan perhatian lebih terhadap persoalan-persoalan kecurangan (fraud) mengingat bahwa manajemen senior perusahaan yang sahamnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada perusahaaan baik yang bergerak di bidang jasa, perdagangan maupun manufaktur yang selalu berhadapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin kompleks menuntut suatu perusahaan untuk melakukan peningkatan produktivitas, daya saing dan keuntungan usaha agar dapat mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain (Tuanakotta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecurangan dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah mereka rintis. Namun, semua organisasi, apapun jenis, bentuk, skala
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era masa kini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang telah sukses dalam pekerjaannya mengendalikan kinerja di dalam sebuah organisasi yang telah
Lebih terperinciKESEJAHTERAAN MASYARAKAT
2 DINAMIKA DEMOKRASI DINAMIKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGA N INTERNAL MASYARAKAT BISNIS ETNIS LINGKUNGAN EKSTERNAL GOOD GOVERNANCE SEKTOR SOSIAL STAKEHOLDERS/L SM PEKERJA PEMERINTAH & POLITISI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan menjadi isu yang menonjol serta penting di mata pemain bisnis dunia. Kecurangan
Lebih terperinciProf. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA.
www.bpkp.go.id PERBAIKAN PENGENDALIAN INTERNAL DI SEKTOR PUBLIK MELALUI PERAN INTERNAL AUDIT DALAM UPAYA PENCEGAHAN FRAUD Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas (sebab-akibat), yaitu jenis penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausalitas (sebab-akibat), yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan cermin kondisi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera. Untuk mewujudkannya perlu secara terus menerus ditingkatkan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau
BABI PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Fraud telah berkembang di berbagai negara termasuk di Indonesia dan umumnya fraud berkaitan dengan korupsi. Rahmawati (2013) menyatakan bahwa tindakan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang mengalami keadaan yang tidak menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1998 menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang usaha perseroan berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. roda perusahaan manajemen akan diawasi oleh fungsi satuan pengawasan internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Operasional perusahaan dijalankan oleh manajemen sesuai pada peraturan dan ketentuan yang berlaku. Pada perusahaan milik negara, dalam menjalankan roda perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang semakin tajam di lingkungan bisnis. Setiap entitas bisnis dipacu untuk selalu melakukan inovasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penyusunan laporan keuangan merupakan proses terpenting dari suatu organisasi untuk mengetahui bagaimana kinerja atau eksistensi suatu organisasi dalam
Lebih terperinciIswan Elmi. Catatan Mengenai Modus Operandi Korupsi Di Sektor Kesehatan Dan Cara Pencegahannya. Deputi Bidang Pencegahan KPK
Catatan Mengenai Modus Operandi Korupsi Di Sektor Kesehatan Dan Cara Pencegahannya Seminar Bulan Mei KAGAMA Kedokteran FK-UGM Yogyakarta, 22 Mei 2013 Iswan Elmi Deputi Bidang Pencegahan KPK Agenda Fraud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan auditing bisa dipahami melalui kebutuhan akuntabilitas ketika pemilik bisnis mempekerjakan manajer untuk mengelola bisnis mereka seperti dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaannya agar berjalan efektif efisien dan ekonomis, dalam pelaksanaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi perusahaan dituntut untuk menjalankan perusahaannya agar berjalan efektif efisien dan ekonomis, dalam pelaksanaannya perusahaan akan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maraknya berbagai kasus fraud yang akhir-akhir ini terjadi di hampir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya berbagai kasus fraud yang akhir-akhir ini terjadi di hampir seluruh Indonesia menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan masyarakat. Salah satu upaya
Lebih terperinciStandar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi pusat perhatian di kalangan pelaku bisnis di seluruh dunia. Di Indonesia pun tindakan kecurangan sepertinya
Lebih terperinciPENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, INTEGRITAS DAN ASIMETRI INFORMASI PADA KECURANGAN AKUNTANSI
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, INTEGRITAS DAN ASIMETRI INFORMASI PADA KECURANGAN AKUNTANSI (Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Klungkung) Skripsi Oleh: Ni Komang Linda Lestari Nim : 1315351027
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemberitaan media akhir-akhir ini mengangkat kembali maraknya kasus
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberitaan media akhir-akhir ini mengangkat kembali maraknya kasus korupsi yang terjadi disejumlah daerah. Korupsisendiri merupakan bagian dari kecurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, permasalahan yang sering dihadapi oleh suatu lembaga pemerintahan salah satunya adalah tindakan KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme). Banyaknya
Lebih terperinciPeta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN
Peta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN Pengantar Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan dilakukan sejak tahun 2014. Pada tahun 2016 diperkirakan terdapat 9.767 puskesmas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dimulai dari Negara-negara berkembang hingga Negara maju pun tidak luput dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraud (kecurangan) hingga saat ini merupakan hal yang sering terjadi saat ini. Dimulai dari Negara-negara berkembang hingga Negara maju pun tidak luput dari aksi ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, penerapan good corporate governance
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam beberapa tahun terakhir ini, penerapan good corporate governance (GCG) menjadi perhatian pemerintah dan menjadi isu penting terutama pada perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan ditentukan oleh bagaimana perusahaan tersebut dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan bisnis perusahaan-perusahaan sangat ketat. Persaingan yang semakin ketat tersebut dan mengglobal, perusahaan dituntut untuk memberikan produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecurangan tersebut menjadi berita utama (Mesmer-Magnus dan. Viswesvaran, 2005). Kasus kecurangan yang menghebohkan dunia pasar
BAB I PENDAHULUAN Bab I menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dalam era globalisasi saat ini sangat menyumbang untuk pertumbuhan pembangunan perekonomian di Indonesia. Salah satunya adalah perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan
Lebih terperinciFakta Korupsi di Sektor Pengadaan Tidak ada korupsi yang ongkosnya semahal korupsi dalam pengadaan barang dan jasa (Donald Strombom, 1998) Bank Dunia
Mencegah Korupsi di Bidang Pengadaan Barang & Jasa Instansi Pemerintah Oleh : Adnan Topan Husodo (Wakil Koordinator ICW) Fakultas Hukum UI, 22 Juni 2010 Fakta Korupsi di Sektor Pengadaan Tidak ada korupsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan terkini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang sedang menurun dan kurang optimalnya dampak dari peraturan-peraturan yang di buat oleh pemerintahan Indonesia saat ini, menjadikan
Lebih terperinciPERTEMUAN 3: FRAUD DAN ERROR
PERTEMUAN 3: FRAUD DAN ERROR A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perbedaan kecurangan (fraud) dan error, unsur-unsur kecurangan, penyebab terjadinya kecurangan. Melalui pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi daerah
Lebih terperinciPENERAPAN ANTIKORUPSI PADA DUNIA BISNIS PERAN KADIN DALAM MEWUJUDKAN PENGUSAHA BERINTEGRITAS
PENERAPAN ANTIKORUPSI PADA DUNIA BISNIS PERAN KADIN DALAM MEWUJUDKAN PENGUSAHA BERINTEGRITAS FAKTOR YANG PALING BERMASALAH DALAM BERBISNIS Sumber: World Economic Forum 2017 PERINGKAT INDEX PERSEPSI KORUPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar. Berdasarkan penelitian Corruption Perception Index (CPI) tahun 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korupsi di Indonesia masih menjadi salah satu persoalan yang paling besar. Berdasarkan penelitian Corruption Perception Index (CPI) tahun 2015 menyatakan bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.268, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI. KPK. Manajemen. SDM. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5374) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jenis fraud (kecurangan) yang terjadi di setiap negara ada kemungkinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jenis fraud (kecurangan) yang terjadi di setiap negara ada kemungkinan berbeda, hal ini karena praktek fraud antara lain sangat dipengaruhi oleh kondisi hukum
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015
SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015 DASAR Peraturan Perundangan: 1. UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Lebih terperinci