Universitas Kristen Satya Wacana

dokumen-dokumen yang mirip
Tesis. Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB) Sebagai Batu Uji/Toetsings Gronden Hakim PTUN Dalam Memutus Sengketa Pertanahan

ASAS KEADILAN DALAM PENGATURAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN DI INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa. berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

I. UMUM

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MENDISKUALIFIKASI PASANGAN CALON PEMILUKADA. (Studi Terhadap Putusan MK Nomor 82/PHPU.D-IX/2011) RIA ARVIANI

PENDAHULUAN. Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945 (UUD Tahun 1945) telah melahirkan sebuah

DR. R. HERLAMBANG P. WIRATRAMAN MAHKAMAH KONSTITUSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2015

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih


EKSISTENSI MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MELAKUKAN UJI KONSTITUSIONAL UNDANG-UNDANG TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR. Skripsi

PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Getasan)

PERBANDINGAN PENGGUNAAN ASAS MUATAN MATERI ANTARA UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 1997 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.

MAHKAMAH KONSTITUSI. R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 19 Juni 2008

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

PERTANYAAN Bagaimanakan kasus Marbury vs Madison Apa alasan John Marshall membatalkan Judiciary Act. Bagaimana pemikiran Yamin tentang Yudisial Review

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MAHKAMAH KONSTITUSI, MAHKAMAH AGUNG, PEMILIHAN KEPALA DAERAH

I. PARA PIHAK A. Pemohon Ir. H. Ami Taher. dan Drs.H. Suhaimi Surah, M.Si, MBA. (Bakal Pasangan Calon)

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

KEKUA U SAAN N KEHAKIMAN

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI

-2- memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dipe

BAB III PERALIHAN KEWENANGAN MAHKAMAH AGUNG KEPADA MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA PEMILUKADA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Info Lengkap di: buku-on-line.com 1 of 14

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH : RANTI SUDERLY

Pemetaan Kedudukan dan Materi Muatan Peraturan Mahkamah Konstitusi. Rudy, dan Reisa Malida

SKRIPSI MUKTI ADHI RAHARJO NIM : PEMBIMBING. M. Haryanto, SH., M.Hum

Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

PENGGELAPAN PAJAK OLEH NOTARIS/PPAT DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN KORBAN KEJAHATAN KORPORASI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENDISTRIBUSIAN MINYAK TANAH SUBSIDI Studi Kasus di Kabupaten Morowali

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEWENANGAN MAHKAMAH KONTITUSI MENGADILI SENGKETA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DALAM PERSPEKTIF NEGARA HUKUM DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

I. PARA PIHAK A. Pemohon Hi IDRUS MT MOPILI, SE. MM. Dan Drs. RISJON KUJIMAN SUNGE, M.Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 1)

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

CALON INDEPENDEN DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN DAERAH

Skripsi. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Salah Satu Syarat

2013, No Mengingat dan tata cara seleksi, pemilihan, dan pengajuan calon hakim konstitusi serta pembentukan majelis kehormatan hakim konstitusi;

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) hukum kenamaan asal Austria, Hans Kelsen ( ). Kelsen menyatakan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius Tabuni, S.E. (Bakal Pasangan Calon)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 69/PUU-XII/2014 Sistem Rekapitulasi Berjenjang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis normatif ( normative legal reserch) yaitu

BEBERAPA MASALAH DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM 1

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

KETIDAKSINKRONAN ANTARA PERDA NO

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XIV/2016 Kewajiban Yang Harus Ditaati Oleh Pelaku Usaha Dalam Melaksanakan Kerjasama Atas Suatu Pekerjaan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 130/PUU-XII/2014 Pengisian Kekosongan Jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PARA PIHAK A. Pemohon H.M. Sukiman Azmy dan H. M. Syamsul Luthfi, S.E., M. Si. (Pasangan Calon Nomor Urut 3)

I. PARA PEMOHON 1. Dr. Andreas Hugo Pareira; 2. H.R. Sunaryo, S.H; 3. Dr. H. Hakim Sorimuda Pohan, selanjutnya disebut Para Pemohon.

ANALISIS YURIDIS KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM PENGUJIAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

I. PENDAHULUAN. Kedaulatan rakyat menjadi landasan berkembangnya demokrasi dan negara republik.

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Susunan Hakim Konstitusi Dalam Psl 24C ayat (3) UUD 1945, MK memiliki 9 orang hakim konstitusi yang ditetapkan o/ Presiden.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5493

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

I. PARA PEMOHON 1. Dr. Andreas Hugo Pareira; 2. H.R. Sunaryo, S.H; 3. Dr. H. Hakim Sorimuda Pohan, selanjutnya disebut Para Pemohon.

Oleh. Imam Asmarudin, SH.,MH. Abstraksi

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 22 ayat (2) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang...

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 78/PUU-XII/2014 Para Pihak dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 132/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kota Serang

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 24/PUU-XII/2014 Pengumuman Hasil Penghitungan Cepat

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

BAB V KESIMPULA DA SARA

1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Kabupaten Kudus

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

I. PEMOHON Serikat Pekerja PT. PLN, selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

I. PARA PIHAK A. Pemohon Alfridel Jinu, SH dan Ude Arnold Pisy (Pasangan Bakal Calon)

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 44/PUU-XIII/2015 Objek Praperadilan

Transkripsi:

Tesis Lingkup dan batas Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Memutus Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (Studi Putusan Pemilukada 2010 di Kota Jayapura; Kabupaten Yapen; dan Kabupaten Kota Waringin Barat) Disusun Oleh Sandhi Bonai 32 2010 002 Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2012

Lingkup dan Batas Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Memutus Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (Studi Putusan Pemilukada 2010 di Kota Jayapura; Kabupaten Yapen; dan Kabupaten Kotawaringin Barat) Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Hukum Disusun Oleh Sandhi Bonai, SH NPM: 32 2010 002 Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2012 i

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Sandhi. Bonai,SH NPM : 32 2010 002 Program studi : Magister Ilmu Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa dalam menulis tesis dengan judul: Lingkup dan batas Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Memutus Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (Studi Putusan Pemilukada 2010 di Kota Jayapura; Kabupaten Yapen; dan Kabupaten Kota Waringin Barat), tidak melakukan tindakan plagiasi atau mengambil alih seluruh atau sebagaian besar karya tulis orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiasi, bersedia dicabut hak saya sebagai mahasiswa atau dicabut kembali gelar yang sudah diberikan dan akibat hukum lainnya. Salatiga, 29 Agustus 2012 Yang membuat pernyataan Sandhi Bonai, SH iii

ABSTRAK Mahkamah Konstitusi adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman yang bersifat mandiri dan sejajar dengan Mahkamah Agung. Secara teoritis Mahkamah Konstitusi berfungsi sebagai pengawal konstitusi, sebagai penafsir konstitusi, pelindung hak konstitusional warga negara, sebagai pelindung hak asasi manusia dan sebagai pengimbang demokrasi. Fungsi fungsi tersebut dietrapkan dalam melaksanakan empat wewenangnya dan satu kewajiban yaitu; menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa tentang hasil pemilihan umum. Sedangkan satu kewajiban yaitu memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD. Landasan kewenangan Mahkamah Konstitusi terkait dengan sengketa Pemilukada terletak pada Pasal 24C UUD 1945. Sejak Pilkada dimasukkan dalam pengertian Pemilu, maka berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penanganan Hasil pemilihan umum Daerah dialihkan dari Mahkamah Agung ke Mahkamah Konstitusi. Dengan adanya pengalihan kewenangan ini, maka pada perkara yang berkaitan langsung dengan hasil rekapitulasi perhitungan suara menjadi kewenangan Mahkamah Konstitusi, ini berarti juga adanya pembagian kewenangan sengketa sengketa yang terjadi pada saat Pemilukada berjalan. Kata kunci: Mahkamah Konstitusi, Sengketa Hasil Pemilukada, Teori Kewenangan. iv

Kata Pengantar Segala puji dan syukur hanya untuk kehadirat Tuhan Yesus dalam ajarannya bahwa segala kekuatan, potensi dan daya hanya bersumber dari Tuhan Yesus semata. Ucap syukur selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yesus karena atas ijin-nya tesis ini akhirnya dapat diselesaikan dengan segala kekurangan yang ada, tiada gading yang tak retak. Tesis ini diberi judul Lingkup dan batas Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Memutus Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah (Studi Putusan Pemilukada 2010 di Kota Jayapura; Kabupaten Yapen; dan Kabupaten Kota Waringin Barat). Tesis ini membahas beberapa putusan Mahkamah Konstitusi tentang sengketa hasil Pemilukada. Dari sekian banyak putusan tentang sengketa hasil Pemilukada, penulis ingin mengkaji tiga diantaranya karena keterbatasan kemampuan yang ada pada penulis. Tesis ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dari sejumlah literatur yang membahas tentang Pemilukada. Tesis ini dibagi kedalam empat bab. Bab pertama, berisi latar belakang permasalahan Mahkamah Konstitusi dalam menangani sengketa hasil Pemilukada. v

Bab kedua berisi uraian teori teori kewenangan yang mendasari Mahkamah Konstitusi dalam memutus perkara perkara Pemilukada. Bab ketiga memuat hasil penelitian yaitu anotasi ketiga putusan yang akan dianalisis dalam penelitian ini, antara lain putusan nomor 197/PHPU.D-VIII/2010 tentang Pemilukadakota Jayapura; Putusan nomor 218/PHPU.D- VIII/2010 tentang pemilukada kabupaten kepulauan Yapen; Putusan nomor 45 /PHPU.D-VIII/2010 tentang Pemilukada Kabupaten kotawaringin barat. Bab keempat berisi analisis ketiga putusan diatas. Ketiga putusan ini diambil karena memiliki permasalahan dalam putusan dan juga pelaksanaannya. Putusan terhadap pemilukada kota Jayapura dan kabupaten Yapen berujung pada pemungutan suara ulang tetapi pihak pihak yang mengajukan permohonan ke Mahkamah Konstitusi maupun objek yang desengketakan berada diluar kewenangan Mahakamah Konstitusi menurut peraturan perundangundangan. Bahkan pada Pemilukada kabupaten kotawaringin barat, Mahkamah Konstitusi menetapkan langsung pemenang Pemilukada. Melalui kajian dalam tesis ini penulis ingin menyampaikan bahwa kehadiran Mahkamah Konstitusi dalam sistem ketatanegaraan sangat penting dan penuh dengan warna yang dinamis. Putusan putusan progresif dari vi

Mahkamah Konstitusi telah memberi andil bagi tegaknya negara hukum yang konstitusional. Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat selesai berkat bantuan dari kedua pembimbing. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu DR. Christina Maya Indah S. SH.,M. yang telah mengkoreksi dan memberi masukan kritis dan tajam yang sangat berarti. Begitu pula kepada bapak Umbu Rauta,SH.,Mhum yang telah memberikan masukan dan juga memberi kebebasan kepada penulis untuk menuangkan pikiran kedalam penelitian ini tanpa takut salah. Penulis juga berterimakasih kepada bapak Dr. Tri Budiyono, SH.,Mhum selaku kepala program studi MIH UKSW yang selalu memberi dorongan untuk menyelesaikan studi. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada ibunda tercinta yang merupakan wanita paling berpengaruh dalam hidup penulis Maria Martha Bonay, SE.,Msi yang telah memberikan semangat untuk penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan juga atas segala doa, upaya dan daya yang tak kenal lelah. Rasa syukur dan terimakasih juga kepada rekan kuliah PPS MIH angkatan 2010 Ade luis, edward, kaka Decky, kaka Laurens, Ari Purnomosidi, Edwin, bapak Jaime Xavier. Teman teman di kota studi salatiga Ronald omron dasem, Arberth rumboirusi, Nancy Rumboirusi, Giordano weyai, kaka Ortis ayomi, Ronaldo roni rumawak, Paul v boseren, Vincent rumawak, David Iponk heipon, To moresby koreri sawor, Claudio rumere. vii

Kepada kekasih tercinta Bina Aleida Saroy yang setia menemani penulis dengan senyuman dan dukungan doa untuk selalu optimis dalam menyelesaikan studi. Kepada semua pihak yang selalu memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis untuk terus berkarya dihaturkan terimakasih. Penulis menyadari, materi dalam tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan. Semoga karya ini menjadi tabungan amal ibadah kepada-mu Yesus Kristus dan bermanfaat bagi almamater UKSW. Amin. Salatiga, 29 Agustus 2012 Sandhi Bonay, SH viii

DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Persetujuan Pembimbing Surat Pernyataan tidak melakukan Plagiasi Abstraksi Kata Pengantar Daftar Isi i ii iii iv v ix Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 20 C. Ruang Lingkup 21 D. Tujuan Penelitian 21 E. Manfaat Penelitian 22 F. Landasan Teori 22 G. Metode Penelitian 26 Bab II Dimensi Teori dan Normatik Tentang Kewenangan A. Teori tentang Kewenangan 34 B. Pembatasan Kekuasaan 41 C. Dasar Teoritis dan Yuridis Kewenangan Mahkamah Konstitusi 1. Dasar Yuridis Kewenangan Mahkamah Konstitusi secara Umum 43 2. Kewenangan Mahkamah Konstitusi secara Khusus dalam Memutus Perselisihan tentang Hasil Pemilihan Umum 48 3. Sumber Kewenangan Mahkamah Konstitusi 52 ix

D. Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 53 E. Lembaga Lembaga Penyelenggara Pemilu 1. Komisi Pemilihan Umum 55 2. Pengawas penyelenggaraan Pemilu 65 F. Tahapan tahapan Pemilukada 68 Bab III Anotasi dan Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Pemilukada A. Anotasi Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Pemilukada 1. Anotasi Putusan Nomor 197/PHPU.D-VIII/2010 tentang Pemilukada Kota Jayapura 71 2. Anotasi Putusan Nomor 218/PHPU.D-VIII/2010 tentang Pemilukada Kabupaten Kepulauan Yapen 74 3. Anotasi Putusan Nomor 45/PHPU.D-VIII/2010 tentang Pemilukada Kabupaten Kotawaringin Barat 78 B. Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi 82 Bab IV Penutup A. Kesimpulan 103 B. Saran 107 Daftar Pustaka 108 x