INTEGRATED SOLUTION TO OPTIMIZE ASSET AND INCREASE GAS SALES EAST MUSI FIELD Oleh : Azis Rochmanudin *), Gunung Sardjono Hadi **) dan Nengah Suabdi ***) *) Pertamina EP Region Sumatra **) Pertamina EP Jakarta ***) Pertamina EP Region Sumatra ABSTRAK Struktur Musi merupakan salah satu struktur penghasil minyak & gas yang cukup potensial di Pertamina EP Region Sumatera, khususnya Area / Lapangan Pendopo. Struktur Musi terbagi menjadi dua tutupan, yaitu Musi Timur dan Musi Barat. Saat ini Struktur Musi Timur menghasilkan produksi minyak rata-rata sebesar 788 BOPD dan 54 MMSCFD gas jual yang dikirim ke Palembang. Produksi masih dapat ditingkatkan dengan upaya Reparasi, KUPL dan Bor Infill. Upaya meningkatkan produksi gas selain tergantung pada kebutuhan market juga berhubungan erat dengan kemampuan fasilitas produksi yang tersedia. Tulisan ini akan membahas upaya meningkatkan produksi gas baik dari sisi well by well serta group yang dikaitkan dengan fasilitas atas tanah dan kondisi lapangan sekitar (Musi Barat, eks. PPGS). Dari sisi bawah tanah terdapat beberapa sumur shut-in dengan potensi gas yang cukup besar. Sedangkan dari sisi atas tanah adalah terbatas oleh kapasitas trunkline yang saat ini sebesar 60 MMSCFD dan akan dicoba disimulasi untuk meningkatkan kapasitas alirnya dari 60 MMSCFD menjadi 100 MMSCFD dengan membuat jumper ke fasilitas Musi Barat yang dijadwalkan selesai tahun 2007 ini. PENDAHULUAN RESERVOIR Formasi penghasil utama gas di struktur Musi Timur adalah Formasi Baturaja (BRF) dimana batuan reservoirnya berupa batugamping terumbu dengan ketebalan berkisar antara (40 100) m. Sedangkan dari data hasil pengukuran tekanan diperkirakan decline tekanan sebesar 8 psi/tahun (grafik decline tekanan dapat dilihat pada gambar 1.). Dari analisa log pada formasi ini terdapat oil rim di bagian bawah formasi baturaja yang relatif tipis berkisar antara 2 3 meter. Di beberapa sumur, oil rim ini menjadi target untuk memproduksikan minyak. Sejalan waktu dengan terproduksinya minyak, terjadi peningkatan kadar air yang kemudian sumur dishut-in. Sumursumur dengan pola produksi seperti ini dan mempunyai log dengan zona gas yang tebal yang akan dicoba untuk dibuka zona gasnya sebagai upaya meningkatkan produksi gas sekaligus upaya mengoptimalkan asset dari sumur shut-in sehingga penambahan sumur gas baru dapat diminimalkan. PRODUKSI GAS SALES Produksi gas sales lapangan Musi Timur dialirkan melalui trunkline gas ukuran 12 sepanjang ± 37 km menuju Teras yang selanjutnya bergabung dengan produksi gas dari lapangan-lapangan lain sebelum menuju ke konsumen. (seperti terlihat pada skema gambar 4.). Sesuai sifat gas yang compressible, produksi gas sales bervariasi sangat tergantung
pada kapasitas pipa trunkline maupun besar tekanan jaringan trunkline yang dilewatinya. Pada kondisi ideal dimana tekanan jaringan stabil dan tidak ada masalah dengan fasilitas surface maupun konsumen, maka tekanan normal gas di Musi Timur adalah sebesar 760 psi dan tekanan jaringan di Teras adalah sebesar 600 psi, sehingga didapat kapasitas trunkline 12 Musi-Teras adalah sebesar ± 60, 21 MMSCF. (performance produksi gas HP dan gas sales dapat dilihat pada gambar 2.) KONDISI LAPANGAN SEKITAR Musi Barat adalah lapangan gas yang hanya berjarak ± 7 km disebelah barat lapangan Musi Timur. Gas dari lapangan ini dialirkan tersendiri melalui trunkline 28 sepanjang ± 116 km menuju Benuang yang selanjutnya dikirim ke konsumen tersendiri. Perhitungan kapasitas alir pipa dengan menggunakan persamaan Weymouth pada tekanan upstream sebesar 760 psi dan downstream sebesar 600 psi didapat harga kapasitas trunkline sebesar ± 325 MMSCF. ANALISA DAN UPAYA PENINGKATAN JUMLAH GAS SALES titik future connection disepanjang trunkline 28 sebagai cadangan/back-up tie-in bila dilakukan pengembangan pada lapanganlapangan yang dilewati trunkline tersebut. Adapun titik jumper yang dipilih adalah yang terdekat dengan Musi Timur dengan pertimbangan yang paling mudah dan ekonomis untuk saat ini. Hasil survey lapangan, jarak titik jumper terdekat adalah ± 2,3 km. Dengan tekanan upstream sebesar 760 psi dan downstream sebesar 725 psi pada trunkline ukuran 12 (ukuran pipa yang tersedia) didapat perkiraan kapasitas pipa jumper sebesar ± 95 MMSCF. Kapasitas ini bila dijumlahkan dengan kapasitas trunkline existing mencukupi jumlah gas maksimum saat ini yang mampu diproduksikan dari lapangan Musi Timur yang mana dibatasi juga oleh kapasitas fasilitas produksi gas HP di SP Musi Timur sebesar 130 MMSCFD. Adapun perhitungan kapasitas pipa didapat dengan menggunakan persamaan Weymouth sebagai berikut : Q gas = 1.11 2.67 Pups Pdown L SG Z T pipe 2 2 Untuk peningkatan gas sales dilakukan dengan upaya sebagai berikut: 1. Memanfaatkan Trunkline gas 28 Musi Barat Dengan telah selesainya proyek pengembangan lapangan Musi Barat yang dilakukan oleh PPGS, dan kemudian diserahkan ke Region Sumatra, maka Region Sumatra berkesempatan untuk lebih mengintegrasikan fasilitasnya guna menambah keuntungan bagi perusahaan. Salah satu keuntungan tersebut adalah dengan mengatasi terbatasnya kapasitas trunkline gas Musi Timur (existing) dengan menghubungkan jaringan gas Musi Timur ke Musi Barat melalui jumper pipa 12. Jumper ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas gas sales dari Musi Timur. Terdapat beberapa 2. Melakukan reparasi sumur-sumur shut-in di Musi Timur Dari sisi well by well serta guna pengoptimasian asset existing terdapat sekitar 9 (sembilan) sumur shut-in yang berdasar log analysis masih mempunyai potensi gas yang cukup menjanjikan. Selain itu juga terdapat sekitar 2 (dua) sumur yang saat ini mempunyai trend kenaikan kadar air sehingga perlu dilakukan reparasi untuk membuka zona gas yang potensial. Sebagai bahan analisa, tulisan ini akan membahas satu sumur (sumur x ) yang pada awal produksinya dibuka di zona minyak yang kemudian sejalan waktu terjadi kenaikan air hingga 100%. Sumur ini kemudian dilakukan reparasi dengan
menutup zona minyak dan membuka zona gas. Sumur x dibor pada tahun 1975 dimana didapat top lapisan BRF di ± 833 m dan bottom lapisan BRF di ± 895 m. Zona oil rim ini pernah diproduksikan secara Natural Flow dari tahun 1980 hingga 1999 dengan kumulatif produksi sebesar 1,12 MMBBL, kemudian sumur mati. Pada Nopember 2002 dilakukan reparasi dengan membuka interval sedikit diatas GOC yang kemudian diproduksikan dengan hasil air 100%. Diperkirakan minyak sudah terkuras. Pada bulan September 2003 dilakukan reparasi dengan menutup zona terbuka dan membuka zona gas (BRF atas), dimana hingga saat ini sumur tersebut mampu berproduksi gas HP sebesar ± 5,7 MMSCFD. (log sumur x, log sumur-sumur shut-in serta performance produksi sumur x dapat dilihat pada gambar 3, 5, 6, 7 dan 8). Berdasar dari hasil reparasi di sumur x, maka upaya selanjutnya untuk pengembangan lapangan Musi Timur, akan dilakukan Reparasi maupun Infill Drilling dengan target utama gas dan meninggalkan sementara oil rim yang tersisa. Upaya reparasi apabila diterapkan pada sumursumur shut-in yang mempunyai tipe log yang hampir mirip sumur x, dengan target rata-rata produksi gas sebesar 3 MMSCFD/sumur maka dari reparasi ke sembilan sumur shut-in diperkirakan didapat tambahan produksi gas HP sebesar 27 MMSCFD. 3. Upaya mengoptimalisasi asset dan menambah jumlah gas sales dari struktur Musi Timur dapat dilakukan dengan cara: Segi surface : Menghubungkan jaringan trunkline gas Musi Timur dengan Musi Barat dimana didapat perkiraan penambahan kapasitas trunkline gas sebesar ± 95 MMSCFD Segi subsurface : Melakukan reparasi pada 9 (sembilan) sumur shut-in di Musi Timur dengan perkiraan tambahan produksi sebesar 27 MMSCFD. 4. Dalam upaya peningkatan produksi gas di Musi Timur, perlu dipertimbangkan pengembangan fasilitas surface yang sejalan dengan rencana pengembangan subsurface kedepan. DAFTAR SIMBOL Qgas : Laju alir gas, mmscf : Diameter pipa, in Pups : Tekanan upstream, psi Pdown : Tekanan downstream, psi Lpipe : Panjang pipa, ft SGgas : Specific gravity gas Z : Faktor kompresibilitas gas T : Temperatur, o K DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN 1. Produksi gas Musi Timur masih dapat ditingkatkan namun saat ini terkendala oleh kapasitas trunkline gas yang hanya ± 60 MMSCFD. 2. Sifat gas yang compressible memerlukan penanganan secara integrated baik dari sumur-sumur penghasil gas maupun segi jaringan trunkline gas., Buku Pedoman Kerja Teknik Produksi, Teknik Reservoir dan Teknik Penilaian Formasi, Pertamina-LAPI ITB, 2004 Pirson, S. J., Handbook of Well Log Analysis for Oil and Gas Formation Evaluation, Prentice Hall Inc,. Englewood Cliffs, NJ, 1963
1500 1300 PRESSURE, PSI 1100 900 700 500 Feb-74 Feb-76 Feb-78 Feb-80 Feb-82 Feb-84 Feb-86 Feb-88 Feb-90 Feb-92 Feb-94 Feb-96 Feb-98 Feb-00 Feb-02 Feb-04 Feb-06 BULAN-TAHUN GAMBAR 1. SEJARAH TEKANAN RESERVOIR LAPANGAN MUSI TIMUR
80 70 60 MMSCF 50 40 30 20 INSTALL KOMPRESSOR 10 0 1/1/2001 5/16/2002 9/28/2003 2/9/2005 6/24/2006 DATE Mtr. Gas Vol. HP Mtr. Gas Vol. LP TOTAL GAMBAR 2. PERFORMANCE PRODUKSI GAS HP DAN GAS SALES MUSI TIMUR 300 REP, GOC REP, ZONA GAS 8 250 7 6 200 5 BBL 150 100 50 4 3 2 1 MMSCF 0 1/1/2002 5/16/2003 9/27/2004 2/9/2006 6/24/2007 DATE GROSS, bbl NETT, bbl GAS, mmscf 0 GAMBAR 3. SEJARAH PRODUKSI SUMUR X
-L Proceeding Simposium Nasional IATMI MUSI BARAT P: 760 PSIG DHP MSI-TIMUR 28 46 km SOPA TERAS RAMBUTAN P= 620 P= 555 BETUNG P= 500 6-15 km -L 28-27 km 28-23 km 28-20 km SM BK T Gunung Kemala Prabumulih Barat MTU 28 24 km PRABUMULIH -L TO EXISTING (ADD) 24-10,1 km BENUANG TO PRABUMULIH 32-10 km 12-10 km LIMAU Q : 200 10-24 km 12-10,1 km DHP CBY 6-15 km SM TPS PUSRI 6 7 km 22 SP.Y 14-58,3 km 20-58,3 km 14-50 km 14-50 km LBK TUNDAN P. LAYANG 8 NOTE : S : COMPRESSOR SUCTION (PSIG) : DEHYDRATION PLANT DHP D : COMPRESSOR DISCHARGE (PSIG) : SCADA ( / SM / MTU ) P : GAS PRESSURE (PSIG) Q : FLOWGAS (MMSCFD) BHP : BRAKE HORSEPOWER (HP) : CONDENSATE HANDLING FACILITY : PIG LAUNCHER / RECEIVER : EXIST. FIELD : STATION (FUTURE CONSTRUCTION) : PPG - STASIUN KOMPRESOR GAS : PPG - STASIUN PENYERAHAN GAS : TIE IN FOR FUTURE CONNECTION TO EXISTING TRANSMISSION LINE : CO2 REMOVAL PAGARDEW A PRABUMENA NG 4-5 km MERBAU DHP 14-23 km TASIM 32-35 km 6-3 km 4-18.3 km BRG-TIKA- PEMAAT 8 10.5 km SM SPG. PAGARDEWA 6-6 km ASD KARANGDEW A : PPG - NEW GAS TRANSMISSION : NEW FIELD GAS PIPELINE (FUTURE CONST) : EXISTING GAS PIPELINE CILEGON / JABAR GAMBAR 4. SKEMA TRUNKLINE GAS
GAMBAR 5. LOG SUMUR X
SUMUR X ZONA TERBUKA GAMBAR 6. LOG-LOG SUMUR SHUT-IN
GAS ZONE (TESTED) ± 7 mmscfd ZONA TERBUKA GAMBAR 7. LOG-LOG SUMUR SHUT-IN (LANJUTAN)
ZONA TERBUKA GAMBAR 8. LOG-LOG SUMUR SHUT-IN (LANJUTAN)