Hasil Studi Dan Analisis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hasil Studi Dan Analisis"

Transkripsi

1 Bab V Hasil Studi Dan Analisis V.1 Kasus Awal Kasus Awal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Lapangan X yang memiliki empat buah sumur. Model reservoir dengan empat buah sumur sebagai kasus awal dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar V.1 berikut ini: Gambar V.1 Saturasi Minyak Awal Kasus Awal Block 2 Block 1 Block 3 Fault Gambar V.2 Inisialisasi Model Reservoir Kasus Awal 40

2 Gambar V.3 Cross Section Reservoir Kasus Awal Gambar V.4 Tekanan Reservoir Lapangan Kasus Awal 41

3 Prod2 Prod Prod Prod3 Gambar V.5 Model Jaringan Kasus Awal Pressure= 250 psi Gambar V.6 Informasi Jaringan Kasus Awal 42

4 Tabel V.1 Tabel Informasi Jaringan Kasus Awal Seqmen Distance ( ft ) ID ( in ) F F F F M S Gambar V.7 Laju Alir Well Prod4 Menggunakan Eclipse Setelah Terhubungkan 43

5 Gambar V.8 Laju Alir Well Prod4 Menggunakan Pipesim Setelah Terhubungkan /1/2000 5/15/2001 9/27/2002 2/9/2004 6/23/ /5/2006 3/19/2008 8/1/ /14/2010 Pipesim-FPT Eclipse Gambar V.9 Validasi Hasil Koneksi Eclipse dan Pipesim Menggunakan FPT 44

6 Gambar V.10 BHP Kasus Awal F1 F2 F3 F4 Gambar V.11 Laju Produksi Flowline Kasus Awal 45

7 Tabel V.2 Produksi Minyak Per Tahun Kasus Awal Oil Production Per Year (MSTB) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod , , , , Total 1, ,005 9,104 Field 12,403 Incremental Cumulative Oil Per Well Cumulative Oil (MMSTB) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Gambar V.12 Kumulatif Produksi Kasus Awal 46

8 Oil Production Per Year Oil Production (MMSTB) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Gambar V.13 Produksi Minyak Per Tahun Kasus Awal RF = 12,403 MSTB 96,956 MSTB = % Gambar V.14 Kumulatif Produksi dan Laju Produksi di Sink Kasus Awal 47

9 Tabel V.3 Kumulatif Produksi Minyak Kasus Awal Cumulative Oil Well Blok Cumulative Oil (MMSTB) Prod Prod Prod Prod Field Tabel V.4 Faktor perolehan Minyak Kasus Awal Recovery Factor per Blok Blok RF (%) Blok Blok Blok Field V.2 Menambah Tiga Sumur Baru (Infill Wells) Gambar V.15 Saturasi Minyak Awal Tiga Infill Wells 48

10 Prod1 Prod Prod6 Prod Prod Prod Prod7 Gambar V.16 Model Jaringan Tiga Infill Wells Gambar V.17 Informasi Jaringan Tiga Infill Wells 49

11 Tabel V.5 Tabel Informasi Jaringan Tiga Infill Wells Seqmen Distance ( ft ) ID ( in ) F F F3A F3B F F F F M M S Gambar V.18 Laju Alir Well Prod4 Menggunakan Eclipse dan Pipesim Setelah Terhubungkan 50

12 /1/2000 5/15/2001 9/27/2002 2/9/2004 6/23/ /5/2006 3/19/2008 8/1/ /14/2010 Pipesim-FPT Eclipse Gambar V.19 Validasi Hasil Koneksi Eclipse dan Pipesim Menggunakan FPT Gambar V.20 BHP dan Laju Produksi Tiga Infill Wells 51

13 F4 F5 F6 F7 Gambar V.21 Laju Produksi Flowline Tiga Infill Wells Tabel V.6 Kumulatif Produksi Minyak Tiga Infill Wells Oil Production Per Year (MSTB) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Prod5 Prod6 Prod Total 1, ,645 4, ,448 1,680 Field 12,907 52

14 Incremental Cumulative Oil Per Well Cumulative Oil (MMSTB) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Prod5 Prod6 Prod7 Gambar V.22 Kumulatif Produksi Kasus Awal Tiga Infill Wells Oil Production Per Year Oil Production (MMSTB) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Prod5 Prod6 Prod7 Gambar V.23 Produksi Per Tahun Tiga Infill Wells 53

15 Gambar V.24 Kumulatif Produksi dan Laju Produksi di Sink Tiga Infill Wells Tabel V.7 Kumulatif Produksi Minyak Infill Wells Cumulative Oil Production Per Well Per Blok Well Blok Cumulative Oil (MSTB) Prod1 2 1,198 Prod Prod3 3 1,645 Prod4 2 4,926 Prod Prod6 2 3,448 Prod7 3 1,680 Field 12,907 54

16 Tabel V.8 Faktor Perolehan Minyak Infill Wells Recovery Factor per Blok Blok RF(%) Blok Blok Blok Field 13.3 RF = 12.80% RF = 13.30% Gambar V.25 Perbandingan Kumulatif Produksi Kasus Awal dan Infill Wells Bila dilihat dari hasil RF kedua kasus tersebut, maka diketahui bahwa RF untuk kasus tiga infill wells lebih besar dibandingkan RF kasus awal, namun untuk mengetahui manakah dari kedua kasus tersebut yang memiliki nilai ekonomi proyek yang lebih optimum, maka perlu dilakukan analisis keekonomian. 55

17 V.3 Analisis Keekonomian Analisis keekonomian yang akan dibahas meliputi analisis untuk kasus awal, menambah tiga sumur baru (infill wells), dan optimisasi sistem produksi minyak. V.3.1 Keekonomian Kasus Awal Tabel V.9 Data Keekonomian Kasus Awal Production Well 4 Cost per Well $ 3,000,000 Oil Price per barrel $ 40 Operation Cost per barrel $ 10 Year 10 Total Investasi $ 12,000,000 Modal Capital (%) 100 Modal Non-Capital (%) 0 Tax Rate (T), % 70 MARR 15 Depresiasi per year (%/th) 10 56

18 Tabel V.10 Hasil Perhitungan Keekonomian Kasus Awal Cum Oil Prod Tahun Investasi Per Year (STB) Revenue D UR OC CR Rec TI T CF $ 12,000,000 $(12,000,000) ,526,392 $101,055,672 $1,200,000 $ - $25,263,918 $26,463,918 $26,463,918 $74,591,754 $52,214,228 $ 23,577, ,100,585 $ 84,023,408 $1,200,000 $ - $21,005,852 $22,205,852 $22,205,852 $61,817,556 $43,272,289 $ 19,745, ,987,075 $ 79,483,000 $1,200,000 $ - $19,870,750 $21,070,750 $21,070,750 $58,412,250 $40,888,575 $ 18,723, ,243,656 $ 49,746,240 $1,200,000 $ - $12,436,560 $13,636,560 $13,636,560 $36,109,680 $25,276,776 $ 12,032, ,546,197 $ 61,847,880 $1,200,000 $ - $15,461,970 $16,661,970 $16,661,970 $45,185,910 $31,630,137 $ 14,755, ,473 $ 36,058,920 $1,200,000 $ - $ 9,014,730 $10,214,730 $10,214,730 $25,844,190 $18,090,933 $ 8,953, ,000 $ 17,200,000 $1,200,000 $ - $ 4,300,000 $ 5,500,000 $ 5,500,000 $11,700,000 $ 8,190,000 $ 4,710, ,000 $ 26,120,000 $1,200,000 $ - $ 6,530,000 $ 7,730,000 $ 7,730,000 $18,390,000 $12,873,000 $ 6,717, ,000 $ 20,000,000 $1,200,000 $ - $ 5,000,000 $ 6,200,000 $ 6,200,000 $13,800,000 $ 9,660,000 $ 5,340, ,522 $ 20,580,880 $1,200,000 $ - $ 5,145,220 $ 6,345,220 $ 6,345,220 $14,235,660 $ 9,964,962 $ 5,470,698 57

19 V.3.2 Keekonomian Infill Wells Tabel V.11 Data Keekonomian Infill Wells 4 Production + Infill Well 7 Cost per Well $ 3,000,000 Oil Price per barrel $ 40 Operation Cost per barrel $ 10 Year 10 Total Investasi $ 21,000,000 Modal Capital (%) 100 Modal Non-Capital (%) 0 Tax Rate (T), % 70 MARR 15 Depresiasi per year (%/th) 10 58

20 Tabel V.12 Hasil Perhitungan Keekonomian Infill Wells Cum Oil Prod Tahun Investasi Per Year (STB) Revenue D UR OC CR Rec TI T CF $ 21,000,000 $(21,000,000) $133,407,028 $2,100,000 $ - $33,351,757 $35,451,757 $35,451,757 $97,955,271 $68,568,690 $ 31,486, $ 98,982,384 $2,100,000 $ - $24,745,596 $26,845,596 $26,845,596 $72,136,788 $50,495,752 $ 23,741, $101,803,432 $2,100,000 $ - $25,450,858 $27,550,858 $27,550,858 $74,252,574 $51,976,802 $ 24,375, $ 44,956,000 $2,100,000 $ - $11,239,000 $13,339,000 $13,339,000 $31,617,000 $22,131,900 $ 11,585, $ 56,135,680 $2,100,000 $ - $14,033,920 $16,133,920 $16,133,920 $40,001,760 $28,001,232 $ 14,100, $ 29,504,880 $2,100,000 $ - $ 7,376,220 $ 9,476,220 $ 9,476,220 $20,028,660 $14,020,062 $ 8,108, $ 23,869,440 $2,100,000 $ - $ 5,967,360 $ 8,067,360 $ 8,067,360 $15,802,080 $11,061,456 $ 6,840, $ 14,633,600 $2,100,000 $ - $ 3,658,400 $ 5,758,400 $ 5,758,400 $ 8,875,200 $ 6,212,640 $ 4,762, $ 7,476,680 $2,100,000 $ - $ 1,869,170 $ 3,969,170 $ 3,969,170 $ 3,507,510 $ 2,455,257 $ 3,152, $ 5,511,960 $2,100,000 $ - $ 1,377,990 $ 3,477,990 $ 3,477,990 $ 2,033,970 $ 1,423,779 $ 2,710,191 59

21 Tabel V.13 Hasil Perhitungan Indikator Keuntungan Parameter Base Case (4 Production Well) Infill Well Ket NPV MM$ IRR % B/C POT tahun Berikut ini adalah data hasil simulasi kasus awal dan infill wells: Tabel V.14 Hasil Indikator Keuntungan Kasus Awal dan Infill Wells Perbandingan Np (MMSTB) NPV (MM$) IRR (%) B/C POT (Year) Kasus Awal Infill Wells Berdasarkan hasil dari tabel tersebut, ternyata diketahui bahwa infill wells (menambah tiga sumur baru) hanya dapat meningkatkan kumulatif produksi sedikit. Bila dilihat dari hasil analisis ekonomi, ternyata infill wells tidak memberikan hasil yang optimum dibandingkan dengan kasus awal. Berarti kasus awal (Lapangan X dengan empat sumur) lebih ekonomis dibandingkan dengan kasus infill wells. Maka dipilihlah kasus awal dengan fasilitas sebagai kasus untuk penelitian lebih lanjut. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah memang reservoir hanya memiliki kemampuan kumulatif produksi sebesar 12.4 MMSTB. Oleh sebab itu penulis perlu melakukan studi untuk mengetahui berapa kemampuan kinerja reservoir yang sesungguhnya tanpa adanya fasilitas. V.4 Kinerja Reservoir Tanpa Fasilitas Dalam sub bab ini penulis mencoba untuk melakuan simulasi reservoir tanpa adanya fasilitas untuk mengetahui kemampuan kinerja reservoir yang sesungguhnya tanpa adanya fasilitas. 60

22 16.32 MMSTB Gambar V.26 Kumulatif Produksi dan Tekanan Lapangan X Gambar V.27 Laju Alir Lapangan X Ternyata didapatkan hasil bahwa kemampuan kinerja produksi reservoir tanpa fasilitas adalah sebesar 16.3 MMSTB. Berarti kumulatif produksi tanpa fasilitas lebih besar dibandingkan kumulatif produksi dengan adanya fasilitas produksi yang hanya sebesar 12.4 MMSTB. Berarti adanya fasilitas produksi telah mengurangi kumulatif produksi reservoir. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui permasalahan yang menyebabkan berkurangnya kumulatif produksi karena adanya fasilitas. 61

23 V.5 Bottleneck Indeks Berdasarkan hasil simulasi kasus awal, ternyata didapatkan hasil bahwa kumulatif produksi dengan adanya fasilitas akan berkurang dibandingkan kumulatif produksi dari reservoir, berarti adanya fasilitas pada kasus awal telah menyebabkan berkurangnya kumulatif produksi. Dari hasil tersebut, penulis mencoba untuk mengetahui penyebab permasalahan tersebut dengan cara membuat parameter untuk menetukan masalah bottleneck dengan cara membagi laju alir sumur dengan laju alir maksimum. Qo Qo max = BottleneckIndeks Bottleneck Index vs Time Base Case Bottleneck Index Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Field Gambar V.28 Bottleneck Indeks Kasus Awal Qo vs Time Base Case Qo (STB/day) Jan-00 4-Feb Mar Apr May Jun Jul-06 1-Sep-07 5-Oct-08 9-Nov-09 Time Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Gambar V.29 Laju Alir Produksi Sumur Kasus Awal 62

24 Berdasarkan dari Gambar V.28 Prod1 memiliki nilai bottleneck indeks mulai 0.50 lalu seiring dengan waktu produksi nilai bottleneck indeks menurun sampai menjadi nol (0) pada tahun 2009, sedangkan bila dilihat dari Gambar V.29 sejak tahun 2005 Prod1 sudah tidak dapat mengalir lagi, berarti Prod1 tidak dapat mengalir dikarenakan kemampuan dari sumur Prod1 sudah maksimum sehingga sumur Prod1 sudah tidak bisa mengalir lagi, namun hal tersebut bukan disebabkan karena adanya bottleneck indeks. Berdasarkan dari Gambar V.28 diketahui bahwa Prod2 sejak awal sudah memiliki nilai bottleneck nol (0), sedangkan bila dilihat dari Gambar V.29 Prod2 tidak dapat mengalir sama sekali, berarti nilai bottleneck indeks nol sangat mengganggu produksi di sumur Prod2, adanya bottleneck di sumur Prod2, menyebabkan sumur Prod2 tidak dapat mengalir. Berarti dapat diketahui bahwa kumulatif produksi dengan adanya fasilitas berkurang dibandingkan dengan kumulatif produksi reservoir (tanpa fasilitas) dikarenakan adanya bottleneck indeks yang terjadi di sumur Prod2 menyebabkan kumulatif produksi dengan adanya fasilitas menjadi berkurang. Oleh sebab itu penulis perlu mencoba melakukan penelitian untuk dapat mengatasi bottleneck yang terjadi di sumur Prod2 dengan cara melakukan berbagai macam optimisasi sehingga didapatkan hasil bahwa kumulatif produksi reservoir dengan adanya fasilitas akan sama dengan kumulatif produksi dari reservoir itu sendiri. 63

25 Tabel V.15 Bottleneck Index Sumur untuk Kasus Awal Base Case Average Qo per year Qomax Bottle Neck Parameter (Qo/Qomax) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Prod1 Prod2 Prod3 Prod

26 Tabel V.16 Bottleneck Index Lapangan untuk Kasus Awal Average Qo per year Qomax Bottle Neck Parameter Field Field Field V.6 Optimisasi Sistem Produksi Minyak Penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan melakukan simulasi untuk meningkatkan kumulatif produksi dengan cara melakukan beberapa optimisasi fasilitas produksi. Beberapa optimisasi tersebut diantaranya yaitu dengan cara mengganti choke, mengganti diameter pipa, membuat beberapa jenis optimisasi parallel pipa, dan dengan cara menambah kompresor agar di dapat hasil maksimum. 65

27 Optimisasi 1: Penggunaan Choke ½ in Gambar V.30 Sistem Facilities Optimisasi 1 Tabel V.17 Data Jarak dan ID Sistem Facilities Optimisasi 1 Seqmen Distance ( ft ) ID ( in ) F F F F M S Choke ½ in Incremental Cumulative Oil Per Well Cumulative Oil (mmstb) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Gambar V.31 Incremental Cumulative Oil Per Well Optimisasi 1 66

28 Tabel V.18 Analisis Indikator Keuntungan Optimisasi 1 Indikator Keuntungan Parameter Choke ½ in Ket NPV MM$ IRR % B/C 4.26 POT 0.79 tahun Optimisasi 2: Penggunaan Choke 12 in Gambar V.32 Sistem Fasilitas Optimisasi 2 Tabel V.19 Data Jarak dan ID Sistem Facilities Optimisasi 2 Seqmen Distance ( ft ) ID ( in ) F F F F M S Choke 12 in 67

29 Incremental Cumulative Oil Per Well Cumulative Oil (mmstb) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Gambar V.33 Incremental Cumulative Oil Per Well Optimisasi 2 Tabel V.20 Analisis Indikator Keuntungan Optimisasi 2 Indikator Keuntungan Parameter Choke12 in Ket NPV MM$ IRR % B/C 5.83 POT 0.53 tahun Optimisasi 3: Pompa Gambar V.34 Sistem Fasilitas Optimisasi 3 68

30 Tabel V.21 Data Jarak dan ID Sistem Facilities Optimisasi 3 Seqmen Distance ( ft ) ID ( in ) F F F F M S Pompa 62 hp Incremental Cumulative Oil Per Well Cumulative Oil (mmstb) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Gambar V.35 Incremental Cumulative Oil Per Well Optimisasi 3 Tabel V.22 Analisis Indikator Keuntungan Optimisasi 3 Indikator Keuntungan Parameter Pompa (62 hp) Ket NPV MM$ IRR % B/C 6.89 POT 0.42 tahun 69

31 Optimisasi 4: Paralel Flowline1 Gambar V.36 Sistem Fasilitas Optimisasi 4 Tabel V.23 Data Jarak dan ID Sistem Facilities Optimisasi 4 Seqmen Distance ( ft ) ID ( in ) F F F F F M S

32 Incremental Cumulative Oil Per Well Cumulative Oil (mmstb) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Gambar V.37 Incremental Cumulative Oil Per Well Optimisasi 4 Tabel V.24 Analisis Indikator Keuntungan Optimisasi 4 Indikator Keuntungan Parameter Paralel 1 Ket NPV MM$ IRR % B/C 7.75 POT 0.32 tahun Optimisasi 5: Paralel Flowline2 Gambar V.38 Sistem Facilities Optimisasi 5 71

33 Tabel V.25 Data Jarak dan ID Sistem Facilities Optimisasi 5 Seqmen Distance ( ft ) ID ( in ) F F F F F M M S Incremental Cumulative Oil Per Well Cumulative Oil (mmstb) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Gambar V.39 Incremental Cumulative Oil Per Well Optimisasi 5 Tabel V.26 Analisis Indikator Keuntungan Optimisasi 5 Indikator Keuntungan Parameter Paralel 2 Ket NPV MM$ IRR % B/C 7.93 POT 0.30 tahun 72

34 Optimisasi 6: Paralel Flowline3 Gambar V.40 Sistem Facilities Optimisasi 6 Tabel V.27 Data Jarak dan ID Sistem Facilities Optimisasi 6 Seqmen Distance ( ft ) ID ( in ) F F F F F M M S

35 Incremental Cumulative Oil Per Well Cumulative Oil (mmstb) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Gambar V.41 Incremental Cumulative Oil Per Well Optimisasi 6 Tabel V.28 Analisis Indikator Keuntungan Optimisasi 6 Indikator Keuntungan Parameter Paralel 3 Ket NPV MM$ IRR % B/C 8.18 POT 0.30 tahun Optimisasi 7: Paralel Flowline4 74

36 Gambar V.42 Sistem Facilities Optimisasi 7 Tabel V.29 Data Jarak dan ID Sistem Facilities Optimisasi 7 Seqmen Distance ( ft ) ID ( in ) F F F F F F F F M Incremental Cumulative Oil Per Well Cumulative Oil (mmstb) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Gambar V.43 Incremental Cumulative Oil Per Well Optimisasi 7 Tabel V.30 Analisis Indikator Keuntungan Optimisasi 7 Parameter Paralel 4 Ket NPV MM$ IRR % B/C

37 POT 0.30 tahun Optimisasi 8: Paralel Flowline5 Gambar V.44 Sistem Facilities Optimisasi 8 Tabel V.31 Data Jarak dan ID Sistem Facilities Optimisasi 8 Seqmen Distance ( ft ) ID ( in ) F F F F F F F F M M S

38 2S Incremental Cumulative Oil Per Well Cumulative Oil (mmstb) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 Gambar V.45 Incremental Cumulative Oil Per Well Optimisasi 8 Tabel V.32 Analisis Indikator Keuntungan Optimisasi 8 Indikator Keuntungan Parameter Paralel 5 Ket NPV MM$ IRR % B/C 7.28 POT 0.43 tahun Optimisasi 9: Penggantian ID Flowline 77

39 Gambar V.6 Sistem Facilities Optimisasi 9 Tabel V.33 Data Jarak dan ID Sistem Facilities Optimisasi 9 Seqmen Distance ( ft ) ID ( in ) F F F F M S Incremental Cumulative Oil Per Well Cumulative Oil (mmstb) Year Prod1 Prod2 Prod3 Prod4 78

40 Gambar V.47 Incremental Cumulative Oil Per Well Optimisasi 9 Tabel V.34 Analisis Indikator Keuntungan Optimisasi 9 Indikator Keuntungan Penggantian ID Parameter Flowline Ket NPV MM$ IRR % B/C 8.38 POT 0.27 tahun Berikut ini adalah data hasil simulasi dari beberapa optimisasi yang telah disimulasikan: Tabel V.35 Perbandingan Indikator Keuntungan Hasil Optimisasi Optimisasi Np (MMSTB) NPV (MM$) IRR (%) B/C POT (Year) Kasus Awal Choke ½ in Choke 12 in Compressor Paralel Flowline Paralel Flowline Paralel Flowline Paralel Flowline Paralel Flowline Penggantian ID Berdasarkan hasil optimisasi dari tabel tersebut diatas, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Ternyata didapatkan hasil bahwa perubahan choke tidak akan memberikan perubahan terhadap kasus awal. Ini berarti bahwa dengan perubahan choke sudah tidak bisa memberikan peningkatan produksi. 79

41 Bila dilihat dari hasil simulasi terhadap kumulatif produksi untuk semua sensitiviti, ternyata penggantian ID memberikan nilai kumulatif produksi yang terbesar yaitu MMSTB. Dilihat dari hasil analisis ekonomi Net Present Value (NPV) terhadap semua sensitiviti, ternyata penggantian ID memberikan nilai NPV yang terbesar yaitu MM$. Dari hasil analisis ekonomi Internal Rate Return (IRR) terhadap semua sensitiviti, ternyata penggantian ID memberikan nilai IRR yang terbesar yaitu %. Dari hasil analisis ekonomi Benefit per Cost (B/C) terhadap semua sensitiviti, ternyata penggantian ID memberikan nilai B/C yang terbesar yaitu Dari hasil analisis ekonomi Pay Out Time (POT) terhadap semua sensitiviti, ternyata penggantian ID memberikan nilai POT yang tercepat yaitu 0.27 tahun. Dari seluruh hasil yang ada dibandingkan dengan kasus awal, maka penggantian ID memiliki hasil produksi dan hasil analisis ekonomi yang terbaik, sehingga dapat dikatakan bahwa optimisasiyang paling optimum adalah dengan melakukan penggantian ID seperti yang telah disimulasikan dalam tesis ini. Tabel V.36 Perbandingan Indikator Keuntungan Optimisasi Np (MMSTB) NPV (MM$) IRR (%) B/C POT (Year) Kasus Awal Penggantian ID

ANALISIS BOTTLENECK PADA SISTEM PRODUKSI DI SUATU LAPANGAN MINYAK YANG TERDIRI TIGA RESERVOIR BERBEDA TESIS

ANALISIS BOTTLENECK PADA SISTEM PRODUKSI DI SUATU LAPANGAN MINYAK YANG TERDIRI TIGA RESERVOIR BERBEDA TESIS ANALISIS BOTTLENECK PADA SISTEM PRODUKSI DI SUATU LAPANGAN MINYAK YANG TERDIRI TIGA RESERVOIR BERBEDA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B

BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B Sebelum dilakukan perhitungan keekonomian dari pengusahaan Gas Metana- B sesuai dengan prosedur penelitian yang telah diuraikan pada Bab III, kita harus melakukan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan minyak, maka berbagai cara dilakukan untuk dapat menaikkan produksi minyak, adapun beberapa cara yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Faktor Perolehan, simulasi reservoir, sumur berarah, analisa keekonomian.

Kata Kunci : Faktor Perolehan, simulasi reservoir, sumur berarah, analisa keekonomian. PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN SUMUR BERARAH MELALUI SIMULASI RESERVOIR DAN ANALISA KEEKONOMIAN Jesta* Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc., Ph.D.** Sari Lapangan X merupakan lapangan minyak dengan jenis reservoir

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi

Lebih terperinci

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERUNTUKAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi RINGKASAN... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

Bab III Kajian Kontrak Pengusahaan dan Harga Gas Metana-B

Bab III Kajian Kontrak Pengusahaan dan Harga Gas Metana-B Bab III Kajian Kontrak Pengusahaan dan Harga Gas Metana-B Bab ini membahas pemodelan yang dilakukan untuk pengembangan kontrak dan harga Gas Metana-B di Indonesia dengan melakukan review terhadap model

Lebih terperinci

IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009

IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009 IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA Simposium Nasional IATMI 29 Bandung, 2 5 Desember 29 Implementasi Pilot Waterflooding Lapangan Bunyu Region KTI Bagi Aspek Lingkungan Oleh: Ahmad Syaifuddin Erwin

Lebih terperinci

Bab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus

Bab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus 3 25 2 15 1 5 Minyak Air Gas 15-Jun-94 28-Oct-95 11-Mar-97 24-Jul-98 6-Dec-99 19-Apr-1 1-Sep-2 14-Jan-4 28-May-5 14 12 1 8 6 4 2 Bab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus V.1. Metode Peramalan

Lebih terperinci

PERUBAHAN PROFIT SHARING MENJADI PRODUCTION SHARING PADA CONTRACT PSC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI, DAYA TARIK INVESTOR DAN DEBIROKRATISASI OPERASI

PERUBAHAN PROFIT SHARING MENJADI PRODUCTION SHARING PADA CONTRACT PSC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI, DAYA TARIK INVESTOR DAN DEBIROKRATISASI OPERASI PERUBAHAN PROFIT SHARING MENJADI PRODUCTION SHARING PADA CONTRACT PSC GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI, DAYA TARIK INVESTOR DAN DEBIROKRATISASI OPERASI Rudi Rubiandini R.S, Andrias Darmawan, Herbert Sipahutar

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISIS KEEKONOMIAN PENGEMBANGAN COALBED METHANE (CBM) DI INDONESIA DENGAN BERBAGAI MODEL PRODUCTION SHARING CONTRACT (PSC) BERBASIS JOINT STUDY PADA LAPANGAN CBM X Abstrak Arif Budi Ariyanto, Siti Nuraeni

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI oleh : Unggul Nugroho Edi, MT *) ABSTRAK Dalam penelitian ini digunakan metode simulasi model reservoir,

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan disuatu lokasi lapangan sumur gas Segat di propinsi Riau dan Jakarta. Penelusuran data dilakukan di Jakarta yang merupakan kantor

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR DAN ANALISIS KEEKONOMIAN TUGAS AKHIR. Oleh: IKHWANUSHAFA DJAILANI NIM

OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR DAN ANALISIS KEEKONOMIAN TUGAS AKHIR. Oleh: IKHWANUSHAFA DJAILANI NIM OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR DAN ANALISIS KEEKONOMIAN TUGAS AKHIR Oleh: IKHWANUSHAFA DJAILANI NIM 122417 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL Simulasi reservoir pada reservoir rekah alam dilakukan pada studi ini untuk mengetahui performance dari reservoir dan memprediksi

Lebih terperinci

Poso Nugraha Pulungan , Semester II 2010/2011 1

Poso Nugraha Pulungan , Semester II 2010/2011 1 OPTIMASI TEKNIK PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK PADA STASIUN PENGUMPUL DI LAPANGAN X Poso Nugraha Pulungan * Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc, ph.d. ** Sari Seiring penurunan produksi dari sumur minyak, diperlukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer Pada bab ini akan dijelaskan tentang model yang telah dibuat oleh peneliti sebelumnya kemudian dari model tersebut akan dioptimalisasi

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Pemilihan Electric Submersible Pump Pada Beberapa Vendor

Analisis Ekonomi Pemilihan Electric Submersible Pump Pada Beberapa Vendor Analisis Ekonomi Pemilihan Electric Submersible Pump Pada Beberapa Vendor Economic Analysis of Electric Submersible Pump Selection on Multiple Vendors Muhammad Ariyon Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Lapangan Produksi Penelitian ini dilakukan di lapangan produksi minyak dan gas yang terletak di lepas pantai yang berada di perairan Kepulauan Natuna, dengan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Batasan Masalah dan Asumsi 3.1.1 Langkah Integrasi dengan KPS Lain Telah disampaikan sebelumnya dalam Bab 2, bahwa lapangan X ini dioperasikan oleh KPS B dengan jarak

Lebih terperinci

Bab IV Pembahasan dan Analisa

Bab IV Pembahasan dan Analisa 39 Bab IV Pembahasan dan Analisa IV.1. Evaluasi Ekonomi Dalam hasil perhitungan keekonomian dengan mempergunakan harga minyak dunia pada saat ini sebesar US$ 100 / barrel, menunjukan nilai indikator ekonomi

Lebih terperinci

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi Oleh : Riska Milza Khalida* Dr.Ir. Pudjo Sukarno, M.Sc** Sari Dalam penelitian ini, simulasi dan analisa performa

Lebih terperinci

ANALISIS KEEKONOMIAN ENHANCED OIL RECOVERY SUMUR MIGAS TIDAK PRODUKTIF INDRAMAYU JAWA BARAT ABSTRAK

ANALISIS KEEKONOMIAN ENHANCED OIL RECOVERY SUMUR MIGAS TIDAK PRODUKTIF INDRAMAYU JAWA BARAT ABSTRAK Jurnal ESDM, Volume 5, Nomor 2, Nopember 2013, hal. 80-89 ANALISIS KEEKONOMIAN ENHANCED OIL RECOVERY SUMUR MIGAS TIDAK PRODUKTIF INDRAMAYU JAWA BARAT Idi Amin Akademi Teknik Industri, Jl. Sunu No. 220,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR

Lebih terperinci

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh : RADEN

Lebih terperinci

Optimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y. Universitas Islam Riau

Optimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y. Universitas Islam Riau ISSN 2540-9352 JEEE Vol. 6 No. 2 Tomi Erfando, Novia Rita, Toety Marliaty Optimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y Tomi Erfando 1, Novia Rita 2, Toety Marliaty

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM : PENGEMBANGAN KORELASI KUMULATIF PRODUKSI MINYAK SUMURAN BERDASARKAN DATA PRODUKSI DAN SIFAT FISIK BATUAN LAPANGAN DALAM KONDISI WATER CONING DENGAN BANTUAN SIMULASI RESERVOIR TUGAS AKHIR Oleh: LUSY MARYANTI

Lebih terperinci

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan KOMERSIALITAS 1 Sistem Kontrak Bagi Hasil Kontrak bagi hasil adalah bentuk kerjasama antara pemerintah dan kontraktor untuk melaksanakan usaha eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya migas berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

LONTARA-FIELD DEVELOPMENT OPTIMIZATION USING RESERVOIR SIMULATION Optimasi Pengembangan Lapangan LONTARA dengan Simulasi Reservoir

LONTARA-FIELD DEVELOPMENT OPTIMIZATION USING RESERVOIR SIMULATION Optimasi Pengembangan Lapangan LONTARA dengan Simulasi Reservoir LONTARA-FIELD DEVELOPMENT OPTIMIZATION USING RESERVOIR SIMULATION Optimasi Pengembangan Lapangan LONTARA dengan Simulasi Reservoir Oleh : Sakti Tanripada* SARI Rencana pengembangan lapangan merupakan hal

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

COST & FEE Model Alternatif Kontrak Kerja Sama Migas

COST & FEE Model Alternatif Kontrak Kerja Sama Migas IATMI 2005-39 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. COST & FEE Model Alternatif Kontrak Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009 Makalah Profesional IATMI 08-036 Upaya Peningkatan Produksi Pada Struktur Rantau Zona 600 Yang Sudah Dilakukan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD Fazri Apip Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Kebumian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity.

BAB IV PEMBAHASAN. Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity. BAB IV PEMBAHASAN Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity. Model porositas tunggal digunakan pada primary recovery yang hanya memerlukan nilai porositas dari pori-pori atau

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA Nama : Alif Ammar Nugraha NPM : 10212632 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Budi Sulistyo, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

Optimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

Optimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Optimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Sari Electric Submersible Pump (ESP) merupakan salah satu metode Artificial Lift yang banyak

Lebih terperinci

Keywords: Tight gas reservoir, multilateral well driling optimization, economic model

Keywords: Tight gas reservoir, multilateral well driling optimization, economic model Pengembangan Tight Gas Reservoir dengan Menerapkan Teknologi Multilateral Drilling untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Masyarakat Oleh : Puti Ranu Intan* Pudjo Sukarno** Sari Tight gas reservoir merupakan

Lebih terperinci

METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN

METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER POROSITAS, PERMEABILITAS DAN SATURASI MINYAK SECARA SEMI-ANALITIK TUGAS AKHIR Oleh: YOGA PRATAMA

Lebih terperinci

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Sari Seiring dengan diproduksikannya suatu sumur, maka performa sumur tersebut untuk

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: capital budgeting, net present value, pengambilan keputusan

ABSTRAK. Kata kunci: capital budgeting, net present value, pengambilan keputusan ABSTRAK Dunia usaha selalu dipenuhi dengan persaingan. Setiap perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan bisnis atau usahanya agar mampu bersaing dan dapat bertahan. Ada berbagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TIGHT GAS RESERVOIR MELALUI SUMUR HORIZONTAL UNTUK KEBUTUHAN LISTRIK MASYARAKAT

PENGEMBANGAN TIGHT GAS RESERVOIR MELALUI SUMUR HORIZONTAL UNTUK KEBUTUHAN LISTRIK MASYARAKAT PENGEMBANGAN TIGHT GAS RESERVOIR MELALUI SUMUR HORIZONTAL UNTUK KEBUTUHAN LISTRIK MASYARAKAT Sari Oleh : Dwiyananta Sumarwoto* Pudjo Sukarno** Keberadaan reservoir tight gas kurang menarik minat investor

Lebih terperinci

PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno*

PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno* PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno* Sari Artificial Lift adalah metode pengangkatan Buatan yang bertujuan untuk membantu kemampuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Hasil analisa decline curve dari semua

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING

PENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING PENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING Maria Irmina Widyastuti, 1 I Putu Suarsana, 1 Maman Djumantara 1 )Program

Lebih terperinci

Analisis Bottlenecking dalam Jaringan Perpipaan Lapangan Minyak. Analysis of Bottlenecking Problem in Oil Field Piping Network

Analisis Bottlenecking dalam Jaringan Perpipaan Lapangan Minyak. Analysis of Bottlenecking Problem in Oil Field Piping Network Analisis Bottlenecking dalam Jaringan Perpipaan Lapangan Minyak Analysis of Bottlenecking Problem in Oil Field Piping Network Oleh: Adolf S. P. Manurung* Sari Lapangan X memiliki lima sumur produksi minyak

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI Oleh : Agus Sugiharto, ST. MT *) ABSTRAK Tahapan tahapan dalam memproduksikan minyak dari reservoir

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Makanan ringan pada saat ini sangat digemari oleh seluruh kalangan mulai dari usia muda hingga tua, karena makanan ringan menjadi teman yang sangat pas untuk menemani

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir Bab III Metodologi Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Diagram pada Gambar III.1 berikut ini merupakan diagram alir yang menunjukkan tahapan proses yang dilakukan pada penelitian studi simulasi injeksi

Lebih terperinci

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)

METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) ARR dapat dihitung dengan dua cara : 1. ARR atas dasar Initial Invesment NI ARR = ----------- x 100 % Io dimana : NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan Model Reservoir Menggunakan Simulator Eclipse

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan Model Reservoir Menggunakan Simulator Eclipse Bab III Metodologi Penelitian III.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Pustaka Persiapan Studi Data Pembuatan Model Reservoir Menggunakan Simulator Elipse Pembuatan Model Fasilitas Produksi Menggunakan

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI Abstrak Pradhita Audi Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

STUDY DELIVERABILITY PRODUKSI GAS DI PROVINSI X DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR FORGAS TUGAS AKHIR. Oleh: GILANG PRIAMBODO NIM :

STUDY DELIVERABILITY PRODUKSI GAS DI PROVINSI X DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR FORGAS TUGAS AKHIR. Oleh: GILANG PRIAMBODO NIM : STUDY DELIVERABILITY PRODUKSI GAS DI PROVINSI X DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR TUGAS AKHIR Oleh: GILANG PRIAMBODO NIM : 122 05 059 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. kuantitas terhadap jumlah barang yang diproduksi khususnya dimesin extruder

BAB V ANALISA. kuantitas terhadap jumlah barang yang diproduksi khususnya dimesin extruder BAB V ANALISA 5.1. Analisa Kapasitas Dari kondisi forecast di tahun 2012 menunjukan adanya peningkatan kuantitas terhadap jumlah barang yang diproduksi khususnya dimesin extruder double layer. Dengan adanya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M. Modul ke: Penganggaran Modal Fakultas EKONOMI Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return Program Studi Manajemen 84008 www.mercubuana.ac.id Nurahasan Wiradjegha,

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi

Metode Penilaian Investasi Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai Metode Penilaian Metode periode

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang) ANALISIS CAPITAL BUDGETING UNTUK MENILAI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP (Studi Pada CV. Alfa 99 Malang) Erika Kuncahyani Achmad Husaini Maria Goretti Wi Endang Fakuktas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

Edwil Suzandi; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Sigit Sriyono; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Made Primaryanta; PT.Semberani Persada Oil (SemCo)

Edwil Suzandi; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Sigit Sriyono; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Made Primaryanta; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) IATMI 2005-33 PROSIDING, Simposium Nasional Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2005 Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, 16-18 November 2005. OPTIMASI PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

Renaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1

Renaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1 OPTIMASI DESAIN REKAHAN HIDRAULIK PADA FORMASI BATUAN PASIR TERHADAP GEOMETRI REKAH DENGAN MENGUNAKAN SIMULASI NUMERIK Sari Renaldy Nurdwinanto* Sudjati Rachmat** Dalam proses hydraulic fracturing perencanaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV)

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV) 5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang 5.3.1 Net Present Value (NPV) Usaha penangkapan udang, yang dilakukan oleh nelayan pesisir Delta Mahakam dan sekitarnya yang diproyeksikan dalam lima tahun

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2 ANALISIS PROYEK/INVESTASI Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1 PROYEK ADALAH SUATU RANGKAIAN KEGIATAN YANG MENGGUNAKAN SEJUMLAH SUMBER DAYA UNTU MEMPEROLEH SUATU MANFAAT (BENEFIT). MEMERLUKAN BIAYA (COST),

Lebih terperinci

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22 Sekali lagi dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa perbandigan kurva produksi metode modifikasi Boberg-Lantz dengan data lapangan berpola mendekati. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan kenaikan produksi

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 BAB DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 PERHITUNGAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4.1 Analisis Perbandingan Investasi Softswitch terhadap Circuit Switch Untuk membandingkan antara Investasi dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONTRAK KERJA SAMA PENGELOLAAN SUMUR TUA DI INDONESIA. Oleh : Rizky Sulaksono*

PENGEMBANGAN KONTRAK KERJA SAMA PENGELOLAAN SUMUR TUA DI INDONESIA. Oleh : Rizky Sulaksono* PENGEMBANGAN KONTRAK KERJA SAMA PENGELOLAAN SUMUR TUA DI INDONESIA Oleh : Rizky Sulaksono* Sari Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 01 Tahun 2008, yang dimaksud dengan sumur

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan

Lebih terperinci

STATISTIKA. Tabel dan Grafik

STATISTIKA. Tabel dan Grafik STATISTIKA Organisasi Data Koleksi data statistik perlu disusun (diorganisir) sedemikian hingga dapat dibaca dengan jelas. Salah satu pengorganisasian data statistik adalah dengan: tabel grafik Organisasi

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PERHITUNGAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB 4 PERHITUNGAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Simulasi Berdasarkan raw gas yang berasal dari sumur maka selanjutnya simulasi dengan menggunakan software HYSYS untuk mendapatkan estimasi jumlah / volume

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan hambatan yang dihadapi oleh setiap perusahaan semakin banyak dan

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan hambatan yang dihadapi oleh setiap perusahaan semakin banyak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ekonomi yang dialami dari tahun ke tahun, peluang dan hambatan yang dihadapi oleh setiap perusahaan semakin banyak dan persaingan

Lebih terperinci