BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISA SENSITIVITAS MODEL SIMULASI

BAB III ANALISA TRANSIEN TEKANAN UJI SUMUR INJEKSI

BAB II LANDASAN TEORI UJI SUMUR DRAWDOWN DAN BUILD UP

EVALUASI METODE METODE ANALISA TRANSIEN TEKANAN PADA SUMUR INJEKSI. Thesis DODI SETIAWAN NIM :

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

Total skin factor, s d : damage skin. s c+θ : skin karena partial completion dan slanted well. s p : skin karena perforation

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin

ANALISA UJI TUTUP (PRESSURE BUILDUP TEST) DENGAN MENGGUNAKAN SOLUSI PERSAMAAN DIFUSI ALIRAN SATU FASE

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

PERAMALAN KURVA IPR UNTUK SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR EDGE WATER DRIVE

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

STUDI TENTANG PENGARUH KONDUKTIVITAS EFEKTIF REKAHAN TAK BERDIMENSI TERHADAP RADIUS INVESTIGASI PADA SUMUR REKAH VERTIKAL

OPTIMASI LAJU PRODUKSI PADA SUMUR GAS X-01 DAN SUMUR GAS X-02 PADAA LAPANGAN Y BERDASARKAN DATAA UJI DELIVERABILITY SKRIPSI

PERAMALAN PRODUKTIVITAS SUMUR SATU FASA PADA RESERVOIR DENGAN BOTTOM-WATER

DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT

KURVA IPR SUMUR MULTI-LATERAL PADA RESERVOIR BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT TUGAS AKHIR. Oleh: FRANKY DANIEL SAMOSIR NIM

KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X

PENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR.

PERAMALAN PRODUKTIVITAS SUMUR SATU FASA PADA RESERVOIR DENGAN BOTTOM-WATER

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA PRESSURE BUILD UP TEST PADA SUMUR X LAPANGAN Y DENGAN METODE HORNER MANUAL DAN ECRIN 4.

BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI

PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

PRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER AND STANDING METHODS TO GET PRODUCTIVITY CONDITION OF SGC-X WELL PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI

ANALISIS DATA UJI PRESSURE BUILD-UP

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

Oleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana**

Gambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN. memperbesar jari-jari pengurasan sumur sehingga seakan-akan lubang

BAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah:

Sistem Sumur Dual Gas Lift

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

STUDI PENDESAKAN UAP UNTUK MINYAK BERAT DENGAN PROSES STEAM ASSISTED GRAVITY DRAINAGE

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS DENGAN ANALISIS NODAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TEORI DASAR II.1. Model Reservoir Rekah Alam

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB III SIFAT FISIK BATUAN RESERVOIR

STUDI KARAKTERISTIK SUMUR DAN RESERVOIR YANG MEMPENGARUHI ALOKASI PRODUKSI

BAB II TEORI DASAR. Di dalam ilmu kebumian, permeabilitas (biasanya bersimbol κ atau k)

Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.

ANALISA PRESSURE BUILD-UP TEST DENGAN MENGGUNAKAN METODE HORNER MANUAL UNTUK PENENTUAN KERUSAKAN FORMASI PADA SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI

ISBN

ANALISA PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOIR, KERUSAKAN FORMASI, DAN DELIVERABILITAS GAS PADA SUMUR AST-1

Bab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus

STUDI SIMULASI INJEKSI LEAN GAS KE DALAM RESERVOIR X UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN MINYAK TESIS

Prabumulih KM 32,Indralaya, 30662, Indonesia Pertamina EP Asset 1 Field Rantau, Aceh Tamiang, Indonesia

Rizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1

Studi Kasus dan Analisa Simulasi

PENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT

I. PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

Perencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada

PERAMALAN IPR UNTUK TEKANAN RESERVOIR DI ATAS TEKANAN BUBBLE POINT PADA RESERVOIR BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT. Oleh: Dody Irawan Z

Berikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar 3.18).

OFFSHORE, Volume 1 No. 2 Desember 2017 :33 38; e -ISSN :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

(Gambar III.6). Peta tuning ini secara kualitatif digunakan sebagai data pendukung untuk membantu interpretasi sebaran fasies secara lateral.

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR GAS BERTEKANAN TINGGI

PERKEMBANGAN FAKTOR SKIN YANG TERGANTUNG PADA LAJU ALIR DAN WAKTU UNTUK SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT

HASIL PEMODELAN DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

HALAMAN PENGESAHAN...

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1)

BAB III STUDI PENGARUH PERUBAHAN VARIABEL TERHADAP KONSEKUENSI KEGAGALAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGGUNAAN MATERIAL BALANCE KING, SEIDLE, DAN JENSEN-SMITH DALAM MENENTUKAN GAS IN PLACE DAN PREDIKSI LAJU ALIR RESERVOIR COALBED METHANE

Aplikasi Kurva Derivative Dalam Penentuan Batas Reservoir Pada Sistem Reservoir Lensa. Formerly with Energy Lab, Sejong University

BAB IV PEMODELAN PETROFISIKA RESERVOIR

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA PRESSURE BUILD UP DAN INTERFERENCE TEST PADA SUMUR ALPHA DAN BETA LAPANGAN X

Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi

KELAKUAN PRODUKSI SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR REKAH ALAMI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

EVALUASI PENGGUNAAN INJEKSI AIR UNTUK PRESSURE MAINTENANCE PADA RESERVOIR LAPANGAN MINYAK

STRATEGI MENGATASI KEHETEROGENITASAN DENGAN INJEKSI SURFAKTAN PADA POLA FIVE SPOT UNTUK MENINGKATKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK TUGAS AKHIR

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Kesalahan pembulatan Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya pembulatan angka-angka di belakang koma. Adanya pembulatan ini menjadikan hasil

Evaluasi Formasi dan Estimasi Permeabilitas Pada Reservoir Karbonat Menggunakan Carman Kozceny, Single Transformasi dan Persamaan Timur

PENGGUNAAN DYNAMIC NODAL SYSTEM ANALYSIS PADA SUMUR GAS X-3 Application of Dynamic Nodal System Analysis on Gas Well X-3

Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot

Bab 4 Simulasi Kasus dan Penyelesaian Numerik

PERSAMAAN KORELASI USULAN UNTUK MERAMALKAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK SUMUR HORIZONTAL PADA RESERVOIR TIPE REKAH ALAMI BERTENAGA DORONG GAS TERLARUT

EVALUASI KEBERHASILAN PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR R LAPANGAN X

Bab 3 MODEL MATEMATIKA INJEKSI SURFACTANT POLYMER 1-D

Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

ANALISIS FALLOFF TEST INJECTION PADA SUMUR R LAPANGAN SP DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ECRIN

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

Prosiding Matematika ISSN:

TEOREMA FUNDAMENTAL PADA KALKULUS VEKTOR

MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Transkripsi:

BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN Untuk memperoleh keyakinan terhadap model yang akan digunakan dalam simulasi untuk menggunakan metode metode analisa uji sumur injeksi seperti yang dijelaskan pada Bab III, perlu dilakukan validasi model reservoir dengan data dari suatu lapangan. 4.4 Lapangan 4.1.1 Data lapangan Diperoleh data lapangan dari suatu reservoir dengan parameter parameter sebagai berikut : Waktu injeksi (t i ), jam 72 Laju injeksi air (q i ), STB/hari 576 Kedalaman sumur (D), ft 4288 Jari - jari sumur (r w ), ft 0.35 Tebal lapisan (h), ft 43 Porositas (φ) 0.18 Faktor Volume Formasi (BBw), RB/STB 1.0278 Kompresibilitas total (Ct), psi -1 6.71 x 10-6 Viskositas air (μ w ), cp 0.40 Saturasi air connate (S wc ) 0.18 setelah dilakukan injeksi dengan laju sebesar q i dalam waktu, t i, sumur ditutup selama 72 jam, diperoleh data tekanan dasar sumur seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1. 50

Gambar 4.1 General Plot BHP data lapangan Dan plot log - log selisih tekanan dan turunan tekanannya, terhadap waktu penutupan sumur (Δt) ditunjukkan pada Gambar 4.2 Gambar 4.2 Plot log log selisih tekanan dan turunan tekanan terhadap waktu dari data lapangan 51

4.1.2 Pengolahan Data Lapangan Plot antara tekanan dasar sumur pada saat ditutup (Pws) sebagai fungsi log waktu penutupan sumur (Δt), seperti pada Gambar 4.3 Gambar 4.3 Plot semilog data lapangan Dari Gambar 4.3 di atas, diperoleh kemiringan garis lurus setelah efek wellbore storage dianggap sudah hilang, m, sebesar 120 psi/skala log. Dengan menggunakan Persamaan 2.8 didapat permeabilitas formasi 52

Sedangkan faktor skin ditentukan dengan Persamaan 2.9 P 1jam adalah tekanan dasar sumur pada waktu penutupan 1 (satu) jam yaitu sebesar 2130 psi, Pws (Δt=0) adalah tekanan dasar sumur ketika sumur pertama kali ditutup yaitu sebesar 2625 psi, sehingga faktor skin formasi tersebut Untuk menentukan volume pori, dengan memplotkan antara P ws vs Δt, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.4 Gambar 4.4 Plot P ws vs Δt data lapangan Dari Gambar 4.4 didapatkan kemiringan garis lurus pada periode semi steady state (β L ) sebesar 1.57 psi/jam, sehingga volume pori reservoir tersebut sesuai dengan Persamaan 2.27 53

4.1.3 Analisa Data Lapangan Dari Gambar 4.2, terlihat bahwa efek wellbore storage cukup berarti sampai pada waktu penutupan 0.3 jam, sehingga analisa uji sumur pada periode transien sebaiknya dilakukan mulai pada waktu 3 jam (1 skala log setelah efek wellbore storage dianggap hilang). Dari hasil pengolahan data lapangan tersebut, didapatkan permeabilitas formasi (k) yang cukup kecil sebesar 7.46 md yang menandakan reservoir tersebut tidak terlalu bagus untuk mengalirkan fluida. Hal ini cukup ditolong oleh adanya perbaikan di sekitar sumur (meskipun dalam kuantitas yang kecil) yang ditandai oleh faktor skin yang negatif (S = - 0.86) sehingga pada awal awal sumur ditutup, penurunan tekanan cukup besar dari 2625 psi sampai ke keadaan tekanan yang menurun secara stabil di sekitar 2150 psi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. 54

4.5 Validasi Model Simulasi 4.5.1 Model Sistem Model sistem yang akan dipakai dalam simulasi menggunakan asumsi - asumsi sebagai berikut Model berbentuk radial silindris, seperti pada Gambar 4.5 Sumur r f1 Zona r e Zona Gambar 4.5 Model sistem Reservoir homogen isotropik, kecuali pada daerah sekitar lubang bor (untuk membuat efek wellbore storage dan faktor skin) Reservoir hanya terdiri dari dua zona radial konsentrik saja, yaitu zona 1 (didominasi oleh air yang diinjeksikan) berjari jari r f1 dan zona 2 (didominasi oleh air yang mengisi volume pori reservoir) berjari jari r e Air bersifat tak termampatkan (incompressible) atau sedikit termampatkan (slightly compressible) Permeabilitas, viskositas dan kompresibilitas tetap dan aliran laminar, sehingga hukum Darcy berlaku 55

Selain asumsi asumsi tersebut, parameter parameter reservoir pada data lapangan, juga digunakan sebagai input, yaitu Waktu injeksi (t i ), jam 72 Laju injeksi air (q i ), STB/hari 576 Kedalaman sumur (D), ft 4288 Jari - jari sumur (r w ), ft 0.35 Tebal lapisan (h), ft 43 Porositas (φ) 0.18 Faktor Volume Formasi (BBw), RB/STB 1.0278 Kompresibilitas total (Ct), psi -1 6.71 x 10-6 Viskositas air (μ w ), cp 0.40 Saturasi air connate (S wc ) 0.18 dilengkapi juga dari hasil analisa uji sumur data lapangan Permeabilitas formasi (k), md 7.46 Faktor skin (S) - 0.86 Akan tetapi sayangnya kurva permeabilitas relatif lapangan tersebut tidak tersedia, sehingga digunakan kurva permeabilitas yang dibangun dari korelasi Persamaan Corey 5 sebagai berikut (4.1) (4.2) dengan (4.3) Dimana juga diasumsikan S or = 0 dan K rw, maks = 0.3, sehingga didapat kurva permeabilitas relatif 56

Gambar 4.6 Kurva permeabilitas relatif model simulasi 4.5.2 Respon Tekanan Dasar Sumur Setelah dilakukan injeksi air selama waktu, t i, dengan laju yang konstan sebesar, q i, pada model reservoir seperti pada Gambar 4.5, didapat respon tekanan dasar sumur sebagai fungsi waktu seperti ditunjukkan pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 Gambar 4.7 General Plot model simulasi 57

Gambar 4.8 Plot log log selisih tekanan dan turunan tekanan terhadap waktu data model simulasi 4.5.3 Pengolahan Data Model Simulasi Plot semilog (P ws vs log Δt) dan plot (P ws vs Δt) data dari simulasi model reservoir pada Gambar 4.5 ditunjukkan pada Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 Gambar 4.9 Plot semilog data model simulasi 58

Dari Gambar 4.9, diperoleh kemiringan garis lurus setelah efek wellbore storage dianggap sudah hilang, m, sebesar 110 psi/skala log. Dengan menggunakan Persamaan 2.8 didapat permeabilitas formasi Sedangkan faktor skin ditentukan dengan Persamaan 2.9 P 1jam adalah tekanan dasar sumur pada waktu penutupan 1 (satu) jam yaitu sebesar 2230 psi, Pws (Δt=0) adalah tekanan dasar sumur ketika sumur pertama kali ditutup yaitu sebesar 2900 psi, sehingga faktor skin formasi tersebut Gambar 4.10 Plot (P ws vs Δt) data model simulasi 59

Untuk menentukan volume pori, dengan memperhatikan plot antara P ws vs Δt, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.10. Dari Gambar 4.10 di atas, didapat kemiringan garis lurus pada periode semi steady state (β L ) sebesar 1.1 psi/jam, sehingga volume pori reservoir tersebut sesuai dengan Persamaan 2.27 4.5.4 Analisa Model Simulasi Validasi model simulasi dengan data lapangan ditunjukkan dengan kurva respon tekanan type curve memberikan kecocokan yang sangat bagus seperti pada Gambar 4.11. Gambar 4.11 Perbandingan plot log log selisih tekanan dan turunan tekanan terhadap waktu data model simulasi dengan data lapangan 60

Akan tetapi, hal ini tidak terlalu diperkuat dengan hasil pengolahan data. Hanya permeabilitas formasi yang memberikan hasil yang mendekati hasil dari data lapangan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Perbandingan hasil pengolahan data lapangan dan simulasi Lapangan Simulasi k, md 7.46 8.14 S -0.86 1.27 VP, MM Res Bbl 2.34 3.28 Nilai skin lebih besar dari input karena kompensasi dari nilai permeabilitas formasi yang sedikit lebih besar untuk mempertahankan profil respon tekanan dasar sumur. Volume pori yang jauh lebih besar terjadi karena tekanan di periode semi steady state pada model simulasi lebih stabil daripada lapangan. Akan tetapi, secara umum model reservoir yang diajukan dalam simulasi ini dapat digunakan lebih lanjut untuk dilakukan sensitivitas parameter yang mempengaruhi respon tekanan dasar sumur pada saat dilakukan uji sumur injeksi air. 4.6 Penggunaan Metode Analitik untuk Pengolahan Data Metode metode analitik pada Bab III yang langsung dapat digunakan untuk uji sumur dengan mobility ratio (M) = 1, hanya metode HRM. Sedangkan metode MKG dan Brown tidak dapat dipakai dalam menganalisa uji sumur dengan mobility ratio (M) = 1 karena tidak adanya garis lurus kedua dalam plot semilog tekanan dan waktu. Karena data lapangan dan validasi model simulasi ini mempunyai nilai (M) = 1, sehingga hanya metode HRM yang dipakai di sini. Untuk metode metode lain dipakai pada. 61

4.6.1 Pengolahan data lapangan dengan metode HRM 4.6.1.1 Penentuan tekanan ekuivalen (P e ) Tekanan ekuivalen ini didapat dengan cara coba coba (trial and error) dengan memplotkan antara (P ws P e ) dengan waktu tutup sumur (Δt) dalam satuan detik, sampai didapat suatu garis lurus, seperti pada Gambar 4.12 b 1 = 200 Gambar 4.12 Plot log (P ws P e ) sebagai fungsi Δt Dari Gambar 4.12, didapat nilai P e = 1830 psi dan nilai b 1 = 200 psi 4.6.1.2 Penentuan nilai β 1 Nilai β 1 adalah kemiringan garis lurus pada Gambar 4.11, yaitu sebesar 62

4.6.1.3 Penentuan nilai C 1, C 2, C 3 dan θ Untuk menghitung parameter parameter ini, ada beberapa asumsi tambahan yang digunakan, yaitu Tekanan di wellhead dianggap tidak ada, P h = 0 Diameter tubing sama dengan diameter sumur, d t = 2 x r w Densitas air, ρ w = 1 gr / cc sehingga C 1 sesuai dengan persamaan 3.21 C 2 sesuai dengan persamaan 3.22 C 3 sesuai dengan persamaan 3.23 dan θ sesuai dengan persamaan 3.24 4.6.1.4 Penentuan nilai f(θ) Nilai f(θ) diperoleh dengan menggunakan plot θ vs f(θ) (Gambar 3.3). Akan tetapi nilai parameter parameter C 1, C 2, C 3 dan θ adalah kecil 5, sehingga bisa didekati dengan f(θ) = f(0) =181 63

4.6.1.5 Penentuan nilai permeabilitas dan skin Sesuai dengan persamaan 3.15 yang dimodifikasi, nilai permeabilitas dapat ditentukan yaitu Sedangkan faktor skin ditentukan dengan Persamaan 3.16 dan diasumsikan bahwa S gi = 0.01 dan S gr = 0 sehingga 4.6.2 Pengolahan data simulasi dengan metode HRM 4.6.2.1 Penentuan tekanan ekuivalen (P e ) Tekanan ekuivalen ini didapat dengan cara coba coba (trial and error) dengan memplotkan antara (P ws P e ) dengan waktu tutup sumur (Δt) dalam satuan detik, sampai didapat suatu garis lurus, seperti pada Gambar 4.13 64

b 1 = 110 Gambar 4.13 Plot log (P ws P e ) sebagai fungsi Δt Dari Gambar 4.13, didapat nilai P e = 1830 psi dan nilai b 1 = 110 psi 4.6.2.2 Penentuan nilai β 1 Nilai β 1 adalah kemiringan garis lurus pada Gambar 4.13, yaitu sebesar 4.6.2.3 Penentuan nilai C 1, C 2, C 3 dan θ C 1 sesuai dengan persamaan 3.21 C 2 sesuai dengan persamaan 3.22, 65

C 3 sesuai dengan persamaan 3.23, dan θ sesuai dengan persamaan 3.24, 4.6.2.4 Penentuan nilai f(θ) Nilai f(θ) diperoleh dengan menggunakan plot θ vs f(θ) (Gambar 3.3). Akan tetapi nilai parameter parameter C 1, C 2, C 3 dan θ adalah kecil 5, sehingga bisa didekati dengan f(θ) = f(0) =181 4.6.2.5 Penentuan nilai permeabilitas dan skin Sesuai dengan persamaan 3.15 yang dimodifikasi, nilai permeabilitas dapat ditentukan yaitu Sedangkan faktor skin ditentukan dengan Persamaan 3.16 dan diasumsikan bahwa S gi = 0.01 dan S gr = 0 sehingga 66

4.6.3 Analisa terhadap metode analitik Pengolahan data lapangan dan data hasil simulasi untuk validasi dengan menggunakan metode konvensional satu fasa dan metode metode analitik yang diajukan HRM 2 mendapatkan hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3. Pada tabel tabel ini juga dicantumkan hasil dari metode MKG dan Brown yang didapat dengan cara yang sama dengan metode konvensional Tabel 4.2 Hasil pengolahan data lapangan Konvensional HRM MKG Brown Permeabilitas, md 7.46 6.16 7.46 7.46 Skin -0.86-0.06-0.86-0.86 Tabel 4.3 Hasil pengolahan data simulasi Konvensional HRM MKG Brown Permeabilitas, md 8.14 11.50 8.14 8.14 Skin 1.27 6.68 1.27 1.27 Dari Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa metode MKG dan Brown mendapatkan hasil yang sama dengan hasil yang diperoleh dari metode konvensional. Hal ini karena metode MKG dan Brown didasarkan pada metode konvensional dengan mempergunakan kemiringan garis lurus pertama pada plot semilog antara tekanan dengan waktu. Dan karena pada kasus ini cairan yang diinjeksikan maupun yang terkandung dalam reservoir hanya satu fasa yaitu air, maka garis lurus kedua pada plot semilog, yang juga dipakai dalam metode MKG dan Brown, tidak ada. Sedangkan metode HRM pada modelnya memerlukan asumsi bahwa reservoir tidak seluruhnya terisi cairan saja tetapi juga mengandung gas seperti sudah dijelaskan pada Sub Bab 3.1 sehingga hasil pengolahan datanya cukup berbeda dengan metode konvensional. Selain itu prosedur untuk menentukan tekanan ekuivalen adalah coba coba (trial and error), di mana garis lurus yang didapat belum tentu hasil yang baik berpengaruh pada perhitungan perhitungan selanjutnya. 67