BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan alokasi dana ke dalam berbagai bentuk kesempatan. investasi, memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya akan dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis pada saat ini sedang melaju pesat. Hal ini disebabkan

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan. Universitas Kristen Maranatha

Kinerja BNI Semester I Kredit Tumbuh Double Digit & Laba Bersih Meningkat 46,7%

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sebagian kawasan Asia Tenggara pada

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana

AGUS KURNIAWAN( ) & SUSILOWATI DYAH KUSUMANINGTYAS SE. MM.

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan akan berisi profil perusahaan, struktur organisasi perusahaan,

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai

2015 PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan mengalami masalah pada tahun Kendati. kerja keras para bankir berhasil meningkatkan kredit hingga tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

Mempertahankan Soliditas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan keuangan selalu

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar melemah diluar batas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. Perlambatan ekonomi dunia, saat ini telah dirasakan di beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

PERKEMBANGAN TERKINI

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

Analisis Hubungan Antar Variabel Input dan Output

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Boks 3 Memperkuat Daya Saing dan Kelembagaan Bank Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan yang semakin kompetitif pada industri

Transkripsi:

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia yang mempunyai tujuan untuk menjadi regional champion bank, tantangan yang dihadapi Bank Mandiri dalam mencapai visi dan tujuannnya adalah bagaimana organisasi ini dapat mengidentifikasi, mengembangkan, dan menangkap peluang bisnis yang ada. Pemikiran inilah yang menjadi dasar dalam penelitian proyek akhir ini. Sebagai bank terbesar di Indonesia yang 67,68% sahamnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, semakin ketatnya persaingan dengan masuknya bankbank asing, pemberlakuan kebijakan moneter baru oleh Bank Indonesia, serta kredit bermasalah yang dimiliki oleh Bank Mandiri menciptakan tantangan baru bagi organisasi ini. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Bank Mandiri haruslah menjadi organisasi yang lincah dalam melihat, mengembangkan, dan menangkap peluang. Karena itu, diperlukan budaya perusahaan yang mendukung terciptanya organisasi yang lincah tersebut. Budaya perusahaan yang dimaksud di sini adalah budaya corporate entrepreneurship. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana budaya yang dimiliki oleh PT. Bank Mandiri, Tbk. mencerminkan penerapan budaya entrepreneurship di dalam perusahaan. Penelitian ini juga akan meneliti sejauh mana perilaku para manajemen dalam kaitannya dengan pelaksanaan budaya entrepreneurship. Dari hasil penelitian diharapkan didapat sumbang saran yang berguna bagi proses perbaikan di PT. Bank Mandiri, Tbk. Skema pemikiran konseptual yang melandasi penelitian ini tergambar sebagai berikut: 17

Regulasi Pemerintah Bertambahnya Persaingan Bank Mandiri Rendahnya Inovasi Birokrasi Perusahaan Corporate Entrepreneurship Gambar 2.1 Skema Peta Pemikiran Konseptual 2.2 Analisis Situasi Bisnis Masalah operasional yang cukup memprihatinkan yang dihadapi oleh PT. Bank Mandiri pada tahun 2005 memaksa perusahaan ini untuk melakukan perubahan. Fokus strategi organisasi pun kemudian ditetapkan untuk menghadapi tantangan yang ada. Rencana transformasi lima tahun ditetapkan agar Bank Mandiri dapat menjadi dominant specialist bank pada tahun 2010. Upaya transformasi Bank Mandiri ini dibagi menjadi tiga tahap: tahap pertama Back on track yang berfokus pada pembenahan dan pembangunan dasar dasarpertumbuhan di masa datang; Kedua adalah tahap Building momentum dimana diharapkan Bank Mandiri dapat tumbuh signifikan di semua segmen; dan ketiga adalah Shaping the end game dimana organisasi ini mengantisipasi Bank memiliki peranan aktif dalam proses konsolidasi Sektor Perbankan Indonesia. Program Transformasi 5 tahun tersebut akan dijalankan sesuai empat tema berikut ini: 18

1. Membangun organisasi dengan budaya berbasis kinerja. 2. Memperbaiki kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan segmen yang dilayani. 3. Mengembangkan aliansi strategis internal maupun eksternal. 4. Memperkuat Manajemen Risiko dan Operasi dan peningkatan kualitas aktiva produktif. Strategi 5 tahun untuk menjadi Dominant Multi Specialist Bank di Indonesia tersebut diharapkan dapat mengantar Bank Mandiri sebagai regional champion bank di kawasan Asia Tenggara dengan kapitalisasi pasar setidaknya USD 10 miliar. 2.2.1 Analisis Lingkungan Makro Sebagai suatu perusahaan terbuka yang berada dalam suatu lingkungan, Bank Mandiri tidak dapat melepaskan diri dari faktor faktor eksternal yang mempengaruhinya. Sebagai contoh, induatri perbankan di Indonesia tidak dapat melepaskan diri dari peraturan peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Selain itu, ada pula faktor faktor eksternal lain yang mempengaruhi organisasi ini antara lain: kondisi perkonomian nasional, tingkat persaingan antar bank, kondisi sosial budaya masyarakat tempatnya berada, dan lain lain. Faktor faktor eksternal yang berpengaruh itu yang akan dijelaskan pada subbab subbab selanjutnya. 2.2.1.1 Analisis Lingkungan Politik dan Regulasi Kondisi sektor perbankan Nasional di tahun 2006 mengalami perkembangan yang positif, tercermin dari penurunan tingkat bunga yang cukup siginifikan. Menurunnya suku bunga terutama di semester kedua 2006, serta indikator makro ekonomi lainnya yang terus membaik telah membangkitkan harapan 19

bahwa sektor perbankan dapat meningkatkan peranan aktif fungsi intermediasinya. Didorong pertumbuhan kredit yang kuat pada kuartal terakhir, kredit perbankan dapat tumbuh 14,3% selama setahun. Begitu juga kinerja perbankan yang menunjukkan peningkatan laba dan penguatan balance sheet, tercermin dalam Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin atau NIM) meningkat dari 5,63% menjadi 5,80% tahun 2006. Dalam rangka untuk lebih meningkatkan fungsi intermediasi perbankan, pada bulan Oktober 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Paket Kebijakan yang terdiri dari 14 (empat belas) Peraturan Bank Indonesia. Dari dari 14 peraturan tersebut terdapat 11 peraturan yang dimaksudkan untuk meningkatkan peranan intermediasi perbankan. Sementara itu, Bank Indonesia juga mengeluarkan beberapa kebijakan untuk membangun sektor perbankan sesuai dengan Arsitektur Perbankan Indonesia yang dimaksudkan untuk menciptakan industri perbankan yang lebih sehat dan kuat, termasuk di dalamnya untuk mempercepat konsolidasi perbankan melalui Peraturan Bank I ndonesia: 1. No. 8/16/PBI/2006 tentang kepemilikan tunggal pada perbankan Indonesia. 2. No. 8/17/PBI/2006 tentang insentif dalam rangka konsolidasi perbankan. 3. No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan No.8/14/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Peraturan lainnya yang mempengaruhi persaingan di sektor perbankan adalah pengurangan program penjaminan simpanan yang dilakukan secara bertahap semenjak diberlakukannya Undang undang RI No. 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di tahun 2004. Undang undang ini mengamanatkan bahwa jumlah maksimum yang dijamin akan secara bertahap dikurangi menjadi sebesar Rp 100 juta untuk setiap nasabah pada satu bank. Pengurangan 20

jumlah yang dijamin di tahap akhir ini akan efektif mulai berlaku pada tanggal 22 Maret 2007, dimana maksimum penjaminan sebesar Rp 100 juta berlaku untuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan atau bentuk lain yang dipersamakan dan tercatat di bank tanpa membedakan kepemilikan. Sebagai bank milik pemerintah yang umumnya dipersepsikan relatif lebih aman, berkurangnya jumlah simpanan yang dijamin akan memberi peluang bagi Bank Mandiri untuk bisa terus meningkatkan dana masyarakat yang dihimpun. Peraturan lain yang cukup memberi angin segar bagi dunia perbankan, khususnya bagi bank bank BUMN adalah adanya peraturan pemerintah mengenai kesamaan perlakuan dalam penyelesaian piutang dan kredit. Salah satu hambatan penyelesaian NPL adalah keterbatasan pilihan untuk menyelesaikan permasalahan NPL sesuai dengan mekanisme penyelesaian piutang Negara seperti yang selama ini dihadapi BUMN. Menyadari kesulitan yang dihadapi oleh para BUMN, khususnya Bank BUMN dalam menyelesaikan piutang yang termasuk kredit, maka pada tanggal 6 Oktober 2006 pemerintah mengeluarkan PP No. 33/2006 sebagai revisi atas PP No. 14/2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah. PP No. 33/2006 mengatur bahwa penyelesaian piutang perusahaan negara/daerah dilakukan sesuai dengan peraturan dan regulasi perseroan terbatas dan BUMN. (Undang undang No. 1 tahun 1995 dan Undang undang No. 19 tahun 2003). Dalam Peraturan Pemerintah tersebut kembali ditegaskan bahwa piutang BUMN (termasuk didalamnya Bank Mandiri) adalah bukan termasuk piutang negara, oleh karena itu piutang BUMN penyelesaiannya dapat dilakukan sesuai perundang undangan perseroan terbatas. Peraturan pemerintah tersebut juga mendapat konfirmasi melalui pendapat dari Mahkamah Agung. Setelah diterbitkannya Peraturan Pemerintah tersebut, pada tanggal 9 Oktober 2006, Menteri Keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 21

87/2006 mengenai pengurusan piutang perusahaan negara/daerah. Kedua regulasi ini diharapkan dapat mempercepat resolusi atas masalah masalah NPL di BUMN. 2.2.1.2 Analisis Lingkungan Ekonomi Kenaikan dan tidak stabilnya harga minyak dunia masih mengancam terjadinya perlambatan ekonomi dunia. Bukan tidak mungkin Pemerintah Indonesia kembali dipaksa untuk merestrukturisasi subsidi bahan bakar minyak domestik seperti yang perbah dilakukannya pada pertengahan tahun 2005. Bila hal tersebut terjadi, bukan tidak mungkin tingkat inflasi yang sempat menurun kembali naik. Untuk mengatatasi hal tersebut, kebijakan moneter diperkirakan akan dijalankan dengan lebih hati hati. Selain itu, kebijakan moneter di beberapa negara pun masih menunjukkan siklus kebijakan moneter yang ketat dengan pertimbangan adanya ketidakpastian dari fluktuasi harga minyak dunia dan meningkatnya ketidakseimbangan global. 2.2.1.3 Analisis Lingkungan Sosial Budaya Masyarakat memiliki kesadaran yang makin tinggi untuk menabung dan menjadikan bank sebagai mitra usaha. Hal tersebut dapat terlihat dari semakin bertambahnya jumlah dana yang dihimpun dan jumlah kredit yang diberikan oleh sektor perbankan di Indonesia. Hal ini tentu saja berarti masih adanya kesempatan bagi Bank Mandiri untuk memperluas pasarnya. Pertumbuhan penduduk yang diiringi perbaikan kondisi ekonomi pun dapat berarti bertambahnya nasabah potensial bagi sektor perbankan di Indonesia. 22

Selain itu, perkembangan teknologi memungkinkan adanya peningkatan dalam layanan jasa yang diberikan oleh sektor perbankan. Sebagai contoh, kemajuan teknologi informasi memungkinkan terjadi sistem on line yang bukan saja memberikan kemudahan bagi nasabah yang dapat melakukan transaksi on line, tetapi juga kemudahan bagi bank yang menggunakan sistem tersebut karena dapat memantau transaksi secara real time. 2.2.2 Analisis Situasi Internal PT. Bank Mandiri sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia memiliki beberapa kekuatan dalam menjalankan usahanya, di antaranya adalah: Jaringan yang luas Bank Mandiri melakukan dengan penambahan 17 kantor baru di tahun 2006 sehingga jumlah cabang mencapai 924 outlet untuk melayani nasabah reguler, sedangkan untuk nasabah segmen mass affluent dan affluent dilayani melalui 25 outlet prioritas dan 17 priority lounge yang tersebar di 17 kota besar di Indonesia. Pengembangan jaringan cabang diikuti pula dengan penambahan jumlah ATM menjadi 2.800 unit, 2 Cash Deposit Machine (CDM), 17.362 merchant EDC dan kerjasama dengan ATM Bersama dan ATM Link untuk memperluas jangkauan pelayanan menjadi 13.714 ATM. Tim manajemen yang berpengalaman Dewan direksi yang merupakan pengelola Bank Mandiri memiliki spesialisasi di bidang yang jabatannya mereka pegang kini ditambah lagi pengalaman mereka di bidang tersebut rata rata di atas 15 tahun. Brand yang dikenal luas oleh masyarakat Bank Mandiri berhasil memperoleh 15,2% pangsa pasar pihak ketiga pada tahun 2006. 23

Selain kekuatan yang disebutkan di atas, Bank Mandiri pun memiliki permasalahan operasional yang harus dihadapi di antaranya: 1. Nonperforming loans (NPL) dan risiko kredit yang tinggi didominasi oleh portofolio kredit Corporate sebagai akibat dari kelemahan dalam sistem dan sumber daya manusia terkait dengan kredit. 2. Governance, risk management dan sistem pengendalian operasional perusahaan masih belum berjalan dengan baik 3. Adanya kekhawatiran nasabah dan pegawai bahwa kredit bermasalah dapat dikaitkan langsung dengan indikasi korupsi. 4. Profitabilitas (laba, ROE, ROA, NIM) yang rendah karena besarnya porsi obligasi rekap yang mempunyai yield rendah, tingginya NPL, tingginya Cost of Funds, dan rendahnya fee based income, di lain pihak Cost to Income Ratio cenderung meningkat. 5. Corporate values, performance culture, dan accountability belum terbangun dengan baik dalam organisasi. 6. Consumer dan Commercial sales model, branch network dan electronic channel belum optimal. 7. Besarnya NPL kemungkinan akan menghambat pertumbuhan, sehingga dikhawatirkan target pertumbuhan earning asset tidak tercapai. 2.2.3. Analisis SWOT Perusahaan Analisis SWOT merupakan analisis yang dilakukan untuk menganalisa kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunities), dan ancaman (threat) yang dimiliki oleh suatu organisasi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui faktor faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki perusahaan yang dapat membuat faktor faktor eksternal yang melingkupinya menjadi kesempatan atau ancaman bagi organisasi tersebut. Berikut ini adalah SWOT matrix dari Bank Mandiri: 24

Tabel 2.1 Matriks SWOT dari PT. Bank Mandiri Tbk. Kekuatan/Strength Jaringan yang luas Tim manajemen yang solid dan berpengalaman Brand equity yang tinggi Bank yang memiliki asset terbesar di Indonesia Kelemahan/Weakness NPL dan risiko kredit yang tinggi Corporate values, performance culture, dan accountability yang belum terbangun dengan baik Birokrasi perusahaan yang cenderung kaku Rendahnya inovasi layanan Ancaman/Threat Masuknya pesaing baru dalm industri, baik dari luar negeri maupun domestik Munculnya instrumen instrumen keuangan baru yang menawarkan fitur yang lebih menarik dari produk produk yang ditawarkan Bank Mandiri Kesempatan/Opportunities Peraturan Pemerintah yang mendukung penyelesaian NPL Kebutuhan akan jasa perbankan yang terus meningkat Ekonomi Indonesia yang mulai membaik sejak krisis tahun 1998 Adanya kesempatan untuk mulai merambah ke luar negeri, khususnya ke negara negara Asia Tenggara 2.3 Akar Masalah Semakin ketatnya persaingan memaksa Bank Mandiri untuk terus melakukan inovasi dalam menjalankan usahanya. Apalagi, bank ini mempunyai tujuan untuk menjadi dominant multi specialist bank yang mampu menyediakan the most extensive product dan the most convenient access bagi para nasabahnya hingga mampu menguasai 20% 30% di setiap segmen yang dimasuki. Untuk mencapai tujuan tersebut, inovasi harus terus menerus dilakukan hingga Bank Mandiri memiliki keunggulan yang dapat mengantarnya menjadi salah satu regional champion bank di kawasan Asia Tenggara. 25

Sejalan dengan yang telah dikemukakan di atas maka Bank Mandiri memerlukan suatu budaya perusahaan yang dapat mendorong inovasi dalam perusahaan hingga Bank Mandiri bukan hanya dapat mengidentifikasi dan mengembangkan kesempatan bisnis yang ada, tetapi juga dapat menangkap kesempatan bisnis tersebut. Budaya yang dimaksud di sini adalah budaya corporate entrepreneurship yang mampu mendorong dan menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi terciptanya inovasi. 26