SURVEI KREDIT PERBANKAN

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV

KONDISI TRIWULAN II-2007

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN II I II III IV I II III IV I II III IV I II

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

Grafik 3. Pertumbuhan Per Jenis Kredit Konsumsi. Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis Kredit (%) 3.0. (%, yoy)

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF

No. Jenis Kredit Rincian Kredit

No. Jenis Kredit Rincian Kredit

Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF

(%, SBT) (%, qtq)

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)

(%, SBT) (%, qtq)

% yoy. Jan*

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN SUMSEL TRIWULAN I 2008 TETAP EKSPANSIF

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

Perkembangan Uang Beredar (M2)

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

abungan, baik dalam rupiah giro valuta

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

meningkat % (yoy) Feb'15

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

3 KAS 4 GIRO PADA BANK INDONESIA 5 GIRO PADA BANK LAIN. MAR' 2009 MAR' 2008 ( Juta Rp ) ( Juta Rp ) Valuta Asing Rupiah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BI Rate KMK KK KI. Tahun BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

BAB 5 SUKU BUNGA A. Pengertian Suku Bunga B. Faktor yang mempengaruhi suku bunga

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara

Distribusi Simpanan Bank Umum. September 2012

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Nega

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

Pasal I Angka 1 Pasal 3 Huruf a Contoh perhitungan GWM Primer dalam Rupiah:

2017, No Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (L

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Huruf a Perhitungan pemenuhan GWM Primer secara harian dilakukan berdasarkan posisi s

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

Distribusi Simpanan Bank Umum. Mei 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

P u s d a l i s b a n g B a p p e d a J a w a B a r a t

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

Distribusi Simpanan Bank Umum. Agustus 2016

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

Transkripsi:

SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan IV-5 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan IV-5 menurun tajam, namun pada triwulan I-6 diperkirakan membaik Suku bunga dana dan kredit pada triwulan IV-5 dan perkiraan triwulan I-6 masih tinggi Total Permintaan Kredit Total permintaan kredit menurun tajam Hasil survei pada triwulan IV-5 mengindikasikan bahwa permintaan kredit masyarakat terhadap perbankan menurun tajam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secara neto masih menunjukkan angka positif, yaitu dari 64,6% menjadi 24,5%. Berdasarkan kelompok bank, penurunan permintaan kredit terjadi pada semua kelompok bank dengan penurunan tertinggi terjadi pada kelompok bank kecil yang ditunjukkan oleh angka neto negatif sebesar 1,6%. Untuk triwulan I-6, permintaan kredit diperkirakan akan meningkat dengan angka neto lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, yaitu dari 24,5% menjadi 49,3%. 1 6 - Grafik 1 Permintaan Kredit - Tw. II-5 Tw. III-5 Tw. IV-5 Perkiraan Tw. I-6 Permintaan Kredit Baru Permintaan kredit baru juga mengindikasikan penurunan Dari total permintaan kredit di atas, permintaan kredit baru selama triwulan IV-5 juga mengalami penurunan yang sangat signifikan dari triwulan sebelumnya yaitu dari 64,8% menjadi 17,1%. Tingginya tingkat suku bunga kredit merupakan faktor utama penyebab penurunan permintaan kredit baru. Penurunan permintaan Metodologi Survei Kredit Perbankan dilaksanakan secara triwulanan terhadap bank-bank umum yang berkantor pusat di Jakarta. Pengiriman dan pengumpulan kuesioner dilakukan dengan menggunakan surat dan faksimili. Metode pengolahan data dengan menggunakan metode saldo bersih (net balance), yakni menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban menurun (dalam laporan ini menggunakan istilah angka neto ). Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 1

kredit baru tersebut terjadi pada semua kelompok dengan angka neto terkecil sebesar -16,2% terjadi pada kelompok bank menengah. Grafik 2 Permintaan Kredit Baru 1 6 - - Tw. II-5 Tw. III-5 Tw. IV-5 Perkiraan Tw. I-6 Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan kredit baru sebagian besar dalam bentuk kredit modal kerja (69,%) diikuti oleh kredit konsumsi (26,2%) dan kredit investasi (4,8%). Sebagian besar permintaan kredit konsumsi tersebut masih berupa kredit kendaraan bermotor (42,4%) dan kredit properti/perumahan (39,4%). Berdasarkan angka nominal kredit, permintaan kredit baru terbesar adalah kredit diatas Rp. 5 miliar (39,%), diikuti oleh kredit menengah (>Rp5 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 24,4%, kredit kecil (>Rp5 juta s.d. Rp5 juta) sebesar 19,5%, dan kredit mikro (s.d. Rp5 juta) sebesar 17,1%. Grafik 3 Permintaan Kredit Baru Menurut Jenis Penggunaan 1 6 I II III IV I II III IV I* (perkiraan) 4 5 6 KMK KI KK Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 2

1 Grafik 4 Permintaan Kredit Baru Menurut Kredit Konsumsi 6 I II III IV I II III IV I* (perkiraan) 4 5 6 Permintaan kredit baru diperkirakan akan naik pada triwulan mendatang Properti Kendaraan Bermotor Kartu Kredit Lainnya Pada triwulan I-6, permintaan kredit baru diperkirakan akan naik dengan angka neto sebesar 49,3%. Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya kebutuhan nasabah untuk pembiayaan serta situasi ekonomi yang diperkirakan akan lebih baik. Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan kredit baru diperkirakan masih akan didominasi oleh kredit modal kerja. Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi masih berupa kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan angka nominal kredit, dominasi permintaan kredit baru mengalami pergeseran dari triwulan sebelumnya, yaitu dari kredit di atas 5 miliar menjadi kredit menengah (>Rp5 juta s.d. Rp5 miliar). Permintaan Tambahan atas Fasilitas Kredit yang Sudah Ada Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada juga menunjukkan penurunan Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada pada triwulan IV-5 juga menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari angka neto 37,5% menjadi 22,7%. Tingginya tingkat suku bunga kredit disampaikan oleh banyak responden sebagai faktor penyebab utama menurunnya permohonan tambahan falisitas kredit. Grafik 5 Permohonan Tambahan atas Fasilitas Kredit 1 6 - - Tw. II-5 Tw. III-5 Tw. IV-5 Perkiraan Tw. I-6 Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 3

Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada terutama dalam bentuk kredit modal kerja (78,%), diikuti oleh kredit konsumsi (17,1%) dan kredit investasi (4,9%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi tersebut merupakan kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Sementara itu berdasarkan angka nominal kredit, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada didominasi oleh kredit menengah (>Rp5 juta s.d. Rp5 miliar) dan kredit di atas Rp.5 miliar dengan persentase yang sama yaitu sebesar 36,6%. Permintaan tambahan atas fasilitas kredit akan meningkat pada Triwulan I-6 Permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada tersebut diperkirakan akan meningkat pada triwulan I-6, yang ditunjukkan oleh angka neto positif sebesar 56,9%. Peningkatan diperkirakan akan terjadi pada semua kelompok bank. Berdasarkan jenis penggunaannya, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada diperkirakan masih akan didominasi dalam bentuk kredit modal kerja (78,%), diikuti oleh kredit konsumsi (14,6%) dan kredit investasi (7,3%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi merupakan permintaan kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan angka nominal kredit, permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada terbesar adalah kredit menengah (>Rp5 juta s.d. Rp5 miliar) dan kredit di atas Rp.5 miliar dengan persentase yang sama yaitu sebesar 34,1%. Persetujuan Pemberian Kredit Baru Pemberian persetujuan kredit juga menurun Sejalan dengan adanya permintaan kredit baru yang menurun, maka hasil survei juga memperlihatkan bahwa persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan IV-5 juga menurun, yang ditunjukkan oleh angka neto dari 47,5% menjadi 33,2%. Penurunan persetujuan pemberian kredit baru ini sejalan dengan tingginya resiko usaha nasabah serta kondisi ekonomi yang kurang memadai. Grafik 6 Pemberian Persetujuan Kredit Baru 1 6 - - Tw. II-5 Tw. III-5 Tw. IV-5 Perkiraan Tw. I-6 Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja (KMK) masih menjadi prioritas utama pemberian kredit baru (73,2%), diikuti kredit konsumsi (22,%) dan kredit investasi (4,9%). Pemberian kredit konsumsi terutama disalurkan untuk kredit properti/perumahan dan kendaraan bermotor. Berdasarkan sektor ekonomi, persetujuan pemberian kredit baru terutama diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran (39,5%). Berdasarkan angka nominal kredit, persetujuan pemberian kredit Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 4

Survei Kredit Perankan baru terbesar terjadi pada kredit menengah (>Rp5 juta s.d. Rp 5 miliar) sebesar 34,1%, diikuti kredit diatas Rp.5 miliar sebesar 29,3%, kredit kecil (>Rp5 juta s.d. Rp5 juta) sebesar 22,% dan kredit mikro (s.d. Rp5 juta) sebesar 14,6%. Pemberian kredit baru diperkirakan akan meningkat pada triwulan I-6 Pada triwulan I-6 persetujuan pemberian kredit baru diperkirakan akan meningkat dengan angka neto lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, yaitu dari 33,2% menjadi 59,3%. Rasio kecukupan modal bank, membaiknya prospek usaha nasabah serta membaiknya kondisi ekonomi menjadi pendorong meningkatnya pemberian kredit baru. Berdasarkan kelompok bank, peningkatan terjadi pada semua kelompok bank. Berdasarkan jenis penggunaannya, perkiraan persetujuan pemberian kredit baru terutama dalam bentuk kredit modal kerja (73,2%), diikuti oleh kredit konsumsi (22,%) dan kredit investasi (4,9%). Sementara itu, sebagian besar kredit konsumsi diperkirakan masih disalurkan pada kredit properti/perumahan dan kredit kendaraan bermotor. Berdasarkan sektor ekonomi, persetujuan pemberian kredit baru diperkirakan sebagian besar masih diberikan pada sektor perdagangan, hotel & restoran (23,7%) dan sektor industri pengolahan (15,8%). Berdasarkan angka nominal kredit, persetujuan pemberian kredit baru sebagian besar diperkirakan masih terjadi pada kredit menengah (>Rp5 juta s.d. Rp5 miliar) sebesar 32,5%, diikuti oleh kredit kecil (>Rp5 juta s.d. Rp5 juta) sebesar 3,%, kredit diatas Rp.5 miliar (25,%), dan kredit mikro (s.d. Rp5 juta) sebesar 12,5%. 1 Grafik 7 Persetujuan Kredit Baru Menurut Jenis Penggunaan 6 I II III IV I II III IV I * (perkiraan) 4 5 6 Kredit Modal Kerja (KMK) Kredit Investasi (KI) Kredit Konsumsi (KK) Grafik 8 Persetujuan Pemberian Kredit Baru Menurut Kredit Konsumsi 1 6 I II III IV I II III IV I* (perkiraan) 4 5 6 Properti Kendaraan Bermotor Kartu Kredit Lainnya Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 5

Perkiraan Dana Pihak Ketiga Dana pihak ketiga triwulan I-6 diperkirakan meningkat terutama berupa deposito Pada triwulan I-6, responden memperkirakan akan terjadi peningkatan dana pihak ketiga, meskipun secara angka neto melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 86,2% menjadi sebesar 75,9%. Perkembangan dana pihak ketiga terutama dalam bentuk deposito (76,7%), giro (13,3%) dan tabungan (1,%). Tingginya suku bunga dana, tingginya insentif di luar tingkat suku bunga serta meningkatnya fasilitas & pelayanan jasa perbankan diperkirakan menjadi faktor pendorong peningkatan dana pihak ketiga. Perkiraan Penempatan Dana Pemberian kredit, pembelian SBI dan obligasi pemerintah masih menjadi alternatif utama penempatan dana bank Pilihan utama sebagian besar responden dalam menempatkan dananya pada triwulan I-6 diperkirakan dalam bentuk pemberian kredit (79,1%), diikuti dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar 11,6% dan pembelian obligasi pemerintah (7,%). Alasan utama penempatan dana dalam bentuk pemberian kredit adalah karena return yang lebih baik dan meningkatnya prospek usaha nasabah. Sementara itu, tingkat keuntungan yang cukup baik dengan risiko yang relatif rendah masih menjadi pendorong responden untuk menempatkan dananya dalam bentuk SBI dan obligasi pemerintah. Suku Bunga Dana Cost of funds mengalami peningkatan Cost of loanable funds juga meningkat Tingkat suku bunga dana (cost of funds) pada bank responden secara ratarata sederhana (simple average) baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan IV-5 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I-6, peningkatan tingkat suku bunga dana baik dalam rupiah maupun valas diperkirakan masih terus berlanjut sejalan dengan peningkatan suku bunga SBI. Tingkat suku bunga dana dalam rupiah diperkirakan akan berada pada kisaran 7,15% - 12,63% dan dalam valas berada dalam kisaran 2,11% - 4,37%. Peningkatan juga terjadi pada suku bunga cost of loanable funds. Pada triwulan IV-5, cost of loanable funds dalam rupiah berada dalam kisaran 9,27% - 16,38% dan dalam valas berada dalam kisaran 2,46% - 6,8%. Pada triwulan I-6, peningkatan cost of loanable funds baik dalam rupiah maupun valas diperkirakan masih terus berlanjut. Tabel 1 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Dana (Rupiah dan Valas) SUKU BUNGA DANA Tw. III-5 Tw. IV-5 Perkiraan Tw. I-6 Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Seluruh Bank A. Dalam Rupiah : 1. Cost of funds 6,96% 5,27% -8,65% 9,2% 6,62% -11,79% 9,89% 7,15% -12,63% 2. Cost of Loanable funds 9,99% 7,26% -12,73% 12,82% 9,27% -16,38% 13,63% 9,94% -17,32% B. Dalam Valas : 1. Cost of funds 2,59%,83% -4,35% 3,3% 2,2% - 4,4% 3,24% 2,11% -4,37% 2. Cost of Loanable funds 3,9% 1,77% -6,3% 4,27% 2,46% - 6,8% 4,64% 2,73% -6,56% Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 6

Suku Bunga Kredit Suku bunga kredit dalam rupiah dan valas juga meningkat Sejalan dengan peningkatan suku bunga dana, tingkat suku bunga kredit baik dalam rupiah maupun valas pada triwulan IV-5 juga meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan suku bunga kredit tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan I-6. Tabel 2 Perkembangan Rata-rata Suku Bunga Kredit (Rupiah dan Valas) JENIS KREDIT Tw. III-5 Tw. IV-5 Perkiraan Tw. I-6 Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Sekuruh Bank A. Dalam Rupiah : 1. Kredit Modal Kerja 14,36% 11,28% - 17,44% 17,44% 14,73% -,15% 18,8% 15,45% -,72% 2. Kredit Investasi 15,44% 12,94% - 17,94% 17,53% 14,82% -,24% 18,9% 15,33% -,85% 3. Kredit Konsumsi 15,87% 11,38% -,36% 18,66% 13,65% - 23,67% 19,51% 14,% - 25,1% B. Forex : 1. Kredit Modal Kerja 7,41% 4,48% - 1,34% 7,86% 5,63% - 1,9% 8,2% 6,3% - 1,37% 2. Kredit Investasi 7,86% 5,14% - 1,57% 8,6% 6,3% - 1,1% 8,34% 6,31% - 1,36% 3. Kredit Konsumsi 7,53% 4,45% - 1,62% 8,31% 5,74% - 1,62% 8,42% 5,83% - 11,% Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 7