BAB 7 KERAMIK Part 2

dokumen-dokumen yang mirip
TIN107 - Material Teknik #11 - Keramik #1 KERAMIK #1. TIN107 Material Teknik

Bab 7 Keramik Part 1

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

Proses Produksi. Pemrosesan Keramik. Tatap Muka

BAB III BAHAN KERAMIK. Bahan keramik merupakan senyawa inorganik dan merupakan logam (non metallic material). Keramik tersusun dari unsur logam

Keramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing

TIN107 Material Teknik. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM

MATERIAL TEKNIK. 2 SKS Ruang B2.3 Jam Dedi Nurcipto, MT

Pengertian Keramik. Teori Keramik

Di dalam penggunaannya sebagai bahan keramik, tanah liat yang tergolong secondary clay kita kenal dengan nama dan jenis sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

BAHAN-BAHAN LISTRIK Dedi Nurcipto, MT.

1. PENDAHULUAN. Perkembangan komposit berlangsung dengan sangat pesat seiring dengan

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);

KERAMIK Mimin Sukarmin, S.Si., M.Pd.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA

Yudy Surya Irawan. Material Baru

TIN107 - Material Teknik #12 - Keramik #2 KERAMIK #2. TIN107 Material Teknik. Gambar Contoh Kaca

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

MATERIAL MANUFAKTUR. Perbedaan sifat menyebabkan perbedaan yang mendasar pada proses manufaktur.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Bahan Listrik. Sifat Listrik Bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB II STUDI PUSTAKA

BENDA, MATERI DAN ZAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

Tembaga 12/3/2013. Tiga fasa materi : padat, cair dan gas. Fase padat. Fase cair. Fase gas. KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Komposisi kimia keramik bervariasi dari senyawa sederhana hingga campuran dari berbagai fasa komplek yang terikat bersamaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUSUNAN ATOM DALAM. 1. Irfa Hambali 2. Rezki Al Khairi. 4. Junedi Ramdoner 5. Priselort D. 7. Venti Nuryati

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

SINTESIS KERAMIK Al 2 TiO 5 DENSITAS TINGGI DENGAN ADITIF MgO

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

Keramik. Ikatan atom pada keramik. Sifat-sifat bahan keramik 04/10/2016. Lukhi mulia s

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

Gambar 4.7. SEM Gelas BG-2 setelah perendaman di dalam SBF Ringer

Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

INTRODUCTION TO MATERIAL

Kimia Terapan dalam Bidang Teknik Sipil

BAHAN DIELEKTRIK. Misal:

Menyiapkan Pasir Cetak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 Hasil dan Pembahasan

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK

Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan

Material Teknik BAB III: Gerakan Atom pada Benda Padat

PROSES MANUFACTURING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

I. PENDAHULUAN. berbeda menjadi material baru yag memiliki sifat yang lebih baik dari material

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

CHAPTER 2. MATTERS & THEIR PHASE BAB 2. ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB IV ANALISA DATA & PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

Materi #7 TIN107 Material Teknik 2013 FASA TRANSFORMASI

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

Material Refraktori Pertemuan 2. Page 1

SIFAT MATERIAL. Dipl. Ing. Soedihono, ST, MT

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

II. KEGIATAN BELAJAR 2 DASAR DASAR PENGECORAN LOGAM. Dasar-dasar pengecoran logam dapat dijelaskan dengan benar

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan.

SMP VIIa. Unsur, Senyawa, dan Campuran. Devi Diyas Sari SMP VIIa

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.1

Transkripsi:

BAB 7 KERAMIK Part 2

PENGERTIAN KERAMIK Keramik adalah bahan yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur anorganik bukan logam. Contoh keramik : silikon oksida, aluminium oksida, kalsiumoksida,magnesium oksida, kalium oksida dan natrium oksida.

KARAKTERISTIK UMUM KERAMIK Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk : Kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah; Tahan korosi; Bersifat isolator listrik yang sangat baik; Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik; Keras dan kuat, namun rapuh; Dua jenis ikatan dapat terjadi dalam keramik, yakni ikatan ionik dan kovalen.sifat keseluruhan material bergantung pada ikatan yang dominan.

*Klasifikasi bahan padatan secara umum.

*Sifat-sifat keramik

BAHAN BAKU KERAMIK Secara umum bahan keramik dapat dibedakan menjadi dua kelas : 1.Kristalin 2.Amorf (non kristalin). Dalam material kristalin terdapat keteraturan jarak dekat maupun jarak jauh, sedang dalam material amorf mungkin keteraturan jarak pendeknya ada, namun pada jarak jauh keteraturannya tidak ada. Beberapa keramik dapat berada dalam kedua bentuk tersebut, misalnya SiO2

1. Bahan Kristal Studi bahan kristalin mempunyai sejarah yang jauh lebih panjang karena kristal lebih mudah dipelajari daripada bahan amorf. Sebuah kristal ideal disusun oleh satuan-satuan struktur yang identik secara berulang-ulang yang tak hingga di dalam ruang. Kristal yang umum kita lihat adalah natrium khlorida, tembaga sulfat hidrat, dan kuarsa. Letak partikel penyusun padatan kristal (ion, atom atau molekul) biasanya dinyatakan dengan kisi, dan letak setiap partikel disebut titik kisi. Satuan pengulangan terkecil kisi disebut dengan sel satuan

Sel satuan digambarkan dengan garis tebal. Jarak antar dua titik sepanjang ketiga sumbu didefiniskan sebagai a, b dan c. Sudut yang dibuat antar dua didefinisikan sebagai α, β danγ.

2.Amorf (Non-Kristal) Susunan partikel dalam padatan amorf sebagian teratur dan sedikit agak miripdengan padatan kristalin. Namun, keteraturan ini, terbatas dan tidak muncul dikeseluruhan padatan. Banyak padatan amorf di sekitar kita seperti: gelas, karet danpolietena memiliki keteraturan sebagian.

CACAT KRISTAL Seperti halnya pada bahan logam, maka pada bahan keramik terjadi juga ketidak sempurnaan pada bangun struktur kristalnya. Jadi dikenal cacat-cacat seperti : 1.CACAT TITIK; 2.CACAT GARIS; 3.CACAT BIDANG.

1.Cacat Titik Cacat disini terjadi pada peristiwa intersial atau subtitusional, yaitu penggantian atom yang satu terhadap yang lain. Contoh : Senyawa keramik pada kesetimbangan NiOMgO atau pada senyawa orthosilikat seperti : (Mg, Fe,) 2 SiO 4, disini ion-ion Mg atau Fe berperan saling subsitusi. 2.Cacat Garis Cacat berbentuk ini dikenal dengan sebutan sangat popular yaitu cacat dislokasi. Cacat seperti ini banyak terjadi pada senyawa-senyawa seperti LiF, Al 2 O 3 dan Kristal MgO.

3. Cacat Bidang Diketahui bahwa keramik dengan susunan kristal yang halus akan memiliki sifatsifat mekanis, lebih menguntungkan di bandingkan dengan Kristal-kristal keramik yang kasar. Kristal keramik yang halus akan menolong mengurangi tegangan pada batas butiran, apabila terjadi ekspansi anisatropi dan berlangsungnya regangan.

PROSES TEKNOLOGI Proses teknologi untuk manufacturing bahan keramik dapat dilaksanakan pembentukan dengan teknik pembentukan berdasarkan 2 macam prinsip dasar, yaitu : TEORI VISKOSITAS PARTIKEL HALUS (POWDER)

Berdasarkan prinsip viskositas, artinya : bahan gelas dengan cara pemanasan dijadikan dalam kondisi Termoplastik agar mudah dibentuk. Disini sangat diperlukan komposisi bahan yang homogen, karena itu oksida-oksida yang terdapat didalam komposisi bahan ini harus lebih dahulu dicairkan agar gas-gas yang terkandung dapat dihilangkan. Apabila terdapat sisa-sisa gelembung, maka akan dapat menimbulkan cacat. Setelah persiapan bahan ini mencapai homogenisasi yang baik, baru dapat dilaksanakan proses lanjut manufacturing dengan teknik tertentu seperti : Teknik penekanan, teknik penarikan, teknik peniupan dan lain-lain.

Sedangkan pada metoda yang berprinsip menggunakan partikel halus, bahan keramik (bukan kaca, gelas), dibuat dalam kondisi hidro plastic menjadi liat dan basah baru kemudian dibentuk dengan memakai cetakan lalu kerja selanjutnya melakukan pembakaran. Yang termasuk pada teknik pembentukan ini adalah : SLIP CASTING EXTRUSION JIGGERING SINTERING

Dengan proses-proses seperti di atas yang berdasarkan teori fiskositas dan teori partikel halus maka selama proses perubahan suhu akan terjadi perubahan berat dan ini sejalan dengan kondisi hidro plastik sehingga berbagai bahan akan bersifat menjadi liat.

APLIKASI BAHAN KERAMIK

Amorphous Ceramics (Glasses) Bahan utamanya adalah Silica (SiO2) Jika didinginkan dengan lambat akan membentuk struktur crystalline. Jika didinginkan secara cepat akan membentuk struktur amorf (non crystalline) terdiri dari rantai Silicon dan atom Oksigen yang berkaitan dan tidak teratur. Salah satu kelompok keramik yang paling familiar, seperti lensa,dan fiberglass.

Refractories Digunakan untuk memberikan perlindungan termal dari bahan lain dalam aplikasi suhu yang sangat tinggi, seperti pembuatan baja (Tm = 1500 C), operasi pengecoran logam, dll. Mereka biasanya terdiri dari alumina (Tm = 2.050 C) dan silika bersama dengan oksida lainnya: MgO (Tm = 2850 C), Fe2O3, TiO2, dll. Refractory Bricks

Pressed Glass Processing Softened Gob Blow Molding Softened glass

Whitewares Barang tembikar Lantai dan dinding ubin saniter Porselen listrik Dekoratif keramik

Proses Manufacturing Keramik