Menyiapkan Pasir Cetak
|
|
- Ivan Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Menyiapkan Pasir Cetak Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
2 BAB 4 PASIR CETAK A. SUB KOMPETENSI Penyiapan pasir cetak pada proses pengecoran logam dapat dipahami dan dijelaskan dengan benar. B. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu menjelaskan dengan benar Penyiapan pasir cetak pada pengecoran logam. C. URAIAN MATERI 1. Syarat Pasir Cetak Pasir cetak yang baik digunakan untuk membuat cetakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Surdia & Chijiiwa, 1976): a. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan cetakan dan memiliki kekuatan yang sesuai sehingga tidak rusak jika dipindah-pindah letaknya dan mampu menahan logam cair saat dituang kedalam rongga cetak. b. Permeabilitas pasir yang sesuai. Permeabilitas berhubungan erat dengan keadaan permukaan coran. Permeabilitas menentukan seberapa besar kemampuan pasir cetak mengalirkan gas-gas dari cetakan atau logam cair mampu dilepaskan selama penuangan. Permeabilitas yang rendah menyebabkan kulit coran lebih halus karena gelembung udara terjebak didalam cetakan dan mengahasikan cacat permukaan pada coran. c. Distribusi ukuran besar butir pasir sesuai. Hal ini terkait dengan dua hal diatas agar terpenuhi sifat mampu bentuk yang baik dan mudahnya gas-gas keluar dari dalam rongga cetakan. d. Tahan terhadap tingginya suhu logam cair selama penuangan. Pasir dan bahan pengikat harus tahan suhu tinggi sehingga dinding dalam rongga cetakan tidak rontok saat penuangan logam cair. 1
3 e. Perbandingan komposisi yang sesuai antara bahan baku pasir dengan bahan pengikat atau tambah lainnya. f. Pasir harus dapat digunakan berulang-ulang sehingga lebih ekonomis. 2. Macam Pasir Pasir cetak yang umum digunakan adalah pasir gunung, pasir pantai, pasir sungai dan pasir silika (pasir kuarsa) (Surdia & Chijiiwa, 1976). Beberapa dari pasir tersebut ada yang langsung dapat dipakai tetapi ada yang harus dipecah-pecah dulu sehingga ukuran butirannya sesuai. Jika kadar tanah liatnya kurang mencukupi biasanya ditambahkan bahan pengikat seperti bentonit, ter, grafit maupun resin (furan maupun fenol) sehingga daya ikatnya lebih baik. Pasir gunung yang umumnya mengandung lempung dan kebanyakan dapat dipakai setelah dicampur air. Pasir dengan kadar lempung % dapat dipakai begitu saja. Pasir dari daerah Juwana, Pati dan dari daerah Ceper, Klaten adalah contoh pasir yang langsung dapat dipakai. Pasir pantai diambil dari pantai dan pasir kali diambil dari kali. Pasir pantai, pasir kali, pasir silika alam, dan pasir silika buatan tidak melekat dengan sendirinya, oleh karena itu dibutuhkan pengikat untuk mengikat butir-butirnya satu sama lain dan baru dipakai setelah pencampuran. 3. Susunan Pasir Cetak a. Bahan baku pasir Pasir cetak yang paling lazim dipergunakan adalah pasir gunung berasal dari gunung berwarna cenderung hitam, pasir pantai berasal dari pantai laut berwarna coklat agak kehitaman, pasir sungai berasal dari sungai berwarna kehitaman, dan pasir silika berasal dari persediaan alam berwarna kekuningan. Dalam praktiknya bahan-bahan pasir dipilih dengan ukuran yang sesuai sehingga dapat langsung dipakai begitu saja. Bentuk butir pasir ada yang bulat, sebagian bersudut, bersudut, dan berkristal. (Gambar 4.1.). Pasir dengan butiran bulat baik digunakan sebagai bahan pasir cetak, karena diperlukan jumlah bahan pengikat yang sedikit untuk memperoleh kekuatan dan permeabilitas yang sesuai, serta memiliki sifat alir yang baik sekali. Sebaliknya pasir 2
4 berbutir kristal kurang baik karena ketahanan api dan permeabilitasnya buruk. Pasir cetak umumnya terdiri atas butiran-butiran dengan ukran berviriasi. Butiran pasir yang baik adalag sedemikian rupa sehingga dua pertiga dari butir-butir psir dengan ukuran dari toga mesh berurutan dan sisanya dari ukran mesh berikutnya. Jadi pasir dengan ukuran butiran beragam adalah lebih baik. Gambar 4.1. Bentuk butir-butir pasir cetak (Surdia & Chijiiwa, 1976) b. Bahan tambah Selain pasir sebagai bahan baku dalam jumlah banyak dibutuhkan (sampai 85 %) pada pembuatan cetakan, juga dibutuhkan bahan tambah lain (Tiwan, 2010). Tanah liat/lempung dengan ukuran butir antara 0,005 mm s.d 0,02 mm ditambahkan sebagai pengikat pasir dengan jumlah maksimum 16%. Bentonit sejenis tanah liat sangat baik digunakan sebagai pengikat pasir silika mencapai ±10%. Biasanya campuran pasir cetak ditambah pula bahan pengikat tambahan seperti; air (1,5 8 %), tetes gula (8 10 %), dekstrin/kanji (±1%), semen (±10%), resin (4-7%), dan atau tepung grafit (±1%). Tidak ada ketentuan pasti mengenai komposisi campuran pasir cetak, dikarenakan banyak variabel lain yang sangat berkaitan satu dan lainnya. 4. Sifat-sifat Pasir Cetak a. Pasir cetak basah Sifat pasir cetak dalam keadaan basah berkaitan dengan kemudahan pembuatan cetakan (Surdia & Chijiiwa, 1976). Sifat pasir cetak basah sangat dipengaruhi bahan pengikat dan kadar air. Pada pembuatan cetakan, kadar air harus tepat agar cetakan 3
5 tidak mudah pecah. Kadar air di dalam pasir cetak berpengaruh pada permeabilitas cetakan. Pengaruh kadar air dan kadar lempung pada pasir cetak dapat dilihat pada Gambar 4.2. Demkian juga pada cetakan pasir dengan pengikat bentonit. Pengaruh kadar air dan bentonit terhadap kekuatan pasir cetak dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.2. Pengaruh kadar air dan kadar lempung terhadap kekuatan pasir cetak (Surdia & Chijiiwa, 1976) Gambar 4.3. Pengaruh kadar air dan bentonit pada kekuatan pasir cetak (Surdia & Chijiiwa, 1976) b. Pasir cetak kering Sifat pasir cetak kering berkiatan dengan kekuatan pasir cetak setelah cetakan dikeringkan (Surdia & Chijiiwa, 1976). Hal ini perlu diketahui untuk mennentukan kekuatan pasir cetak setelah kering. Sifat-sifat ini dipengauhi oleh komposisi cetakan saat dibuat. Dalam kasus ini kadar air dan bahan pengikat akan mempengaruhi 4
6 kekuatan pasir cetak saat kering. Pengaruh kadar air dan bahan pengikat terhadap kekuatan pasir cetak dalam keadaan kering dapat dilihat pada gambar 4.2 dan 4.3. c. Penguatan oleh udara Perubahan kekuatan pasir cetak selama pengeringan dari kondisi pasir cetak basah menjadi kering disebut sifat penguatan oleh udara (Surdia & Chijiiwa, 1976). Penguatan ini disebabkan oleh penguapan pada permukaan cetakan dan pergerakan air dalam pasir cetak. Penguapan air pada permukaan akan menaikkan kekerasasn permukaan yang tergantung komposisi pasir, pemadatan, dan kondisi disekitar cetakan (suhu udara luar, kelemababan dan sebagainya). d. Sifat-sifat panas Karakteristik pasir cetak terhadap suhu tinggi dari cairan logam saat dituangkan disebut sebagai sifat-sifat panas pasir cetak. Karakteristik ini meliputi: kekuatan panas, pemuaian pasir dan perubahan bentuk pasir cetak saat dikenai logam cair. Gambar 4.4. memperlihatkan karakteristik pemuaian panas pasir cetak, sedang Gambar 4.5 memeprlihatkan krakterisitik kekuatan tekan panas dan deformasi panas pasir cetak. Gambar 4.4. karakterisitik pemuaian panas pasir cetak (Surdia & Chijiiwa, 1976) e. Sifat-sifat sisa Sifat-sifat sisa pasir cetak berkaitan dengan sifat pasir setelah penuangan. Pasir cetak yang baik memiliki sifat mampu ambruk yang baik sada saat pembongkaran 5
7 cetakan. Sifat mampu ambruk yang baik ini dibutuhkan agar mudah membersihkan sisa-sisa pasir cetak dari coran setelah proses penuangan. Kemudahan membersihkan sisa pasir dari coran menjadikan pasir tidak tercecer kemana-mana sehingga mudah dikumpulkan dan dapat diaur ulang untuk digunakan lagi. Gambar 4.5. krakterisitik kekuatan tekan panas dan deformasi panas pasir cetak (Surdia & Chijiiwa, 1976) 5. Komposisi Pasir Cetak Terdapat banyak jenis-jenis pasir yang dapat dipakai untuk membuat cetakan pasir. Jenis-jenis pasir yang akan dijelaskan berikut adalah pasir cetak yang umum digunakan industri-industri pengecoran logam di Ceper, Klaten, Jawa Tengah. a. Pasir greensand Cetakan ini dibuat dari pasir silica SiO2 yang dicampurkan dengan bahan aditif antar lain: bentonit, coal dust, dan lain lain. Kompisisi campurannya adalah (Logam Ceper, Pasir cetak dalam Pengecoran Logam, 2014): 1) Bahan dasar: pasir kuarsa : 80 % - 90 % 2) Bahan pengikat: bentonit 8 % 3) Air: 4 % - 5 % b. Pasir cetak CO2 proses Pasir cetak ini juga disebut sebagai cetakan pasir kering karena kadar air yang terdapat dalam cetakan tersebut sedikit (Logam Ceper, Pasir cetak dalam Pengecoran 6
8 Logam, 2014). Pasir cetak CO2 proses adalah suatu metode pembuatan pasir cetak dengan cara mengalirkan gas CO2 pada suatu pasir cetak dengan komposisi tertentu. Proses pembuatan cetakan dengan cara ini mudah dan tidak memerlukan proses pengeringan untuk mengeraskannya. Pasir yang digunakan dalam proses ini adalah pasir silika dengan kadar lempung rendah. Bahan-bahan tambahnya meliputi: air kaca (water glass) dan gas C02. Kedua bahan tambah tersebut merupakan reaktan dalam proses pengerasan dan dapat dicampur dengan gula tetes. Gula tetes adalah salah satu zat organik sampingan dari proses pembuatan gula, untuk mempermudah pembongkaran cetakan. Komposisi pasir cetak dalam pembuatan pasir CO2 proses adalah: 1) Pasir silika ±90 %. 2) Air kaca/water glass 3 6 % dengan syarat air kaca memilki perbandingan molekul SiO2 dan Na2O kurang dari 2,5 % dan air yang bebas dibawahs 50 % serta mempunyai viskositas tendah. 3) Gula tetes ± 4,5 % Cara pembuatan pasir CO2 proses adalah sebagai berikut: Campurkan pasir s!lika, air kaca dan gula tetes selama 5 menit. Campuran diisolasi dari udara luar dalam suatu wadah/bejana. Masukkan olahan pasir ke dalam cetakan dan padatkan dengan tangan tanpa bantuan alat. Pengerasan cetakan dilakukan dengan mengalirkan gas CO2. Gambar 4.6 memperlihatkan ilustrasi pembuatan cetakan pasir CO2 proses. Gambar 4.6. pembuatan inti pasir dengan CO2 proses (Surdia & Chijiiwa, 1976) c. Pasir cetak semen proses Pasir cetak semen proses adalah pasir cetak yang berkomposisikan pasir silika SiO2 dan semen sebagai pengikatnya. Bahan aditif lain seperti gula tetes ditambahkan 7
9 sebagai bahan yang dapat memudahkan pembongkaran cetakan. Kompisisi campurannya adalah (Logam Ceper, Pasir cetak dalam Pengecoran Logam, 2014): 1) Pasir silika. 2) Semen: 6-12%. 3) Air: 4-8%. 4) Gula tetes: 3-5% d. Pasir furan Pasir cetak dengan pengikat resin furan atau fenol. Kompisisi pasir ini adalah (Logam Ceper, Pasir cetak dalam Pengecoran Logam, 2014): 1) Pasir kuarsa: 90 %. 2) Resin Furan atau Fenol: 0,8-1,2 %. 3) Pengeras (hardener): a) Resin furan: asam fosfat (H3P04) b) Fenol: biasanya Asam Tolualsulfon (PTS) Pasir cetak akan segera mengeras dengan sendirinya jika resin bertemu dengan pengeras, oleh karena itu biasanya pengeras dicampurkan dengan cara ditaburkan setelah campuran pasir cetak dan resin dimasukkan ke dalam rangka cetak. Jika pengeras telah dicampurkan ke dalam adukan pasir dan resin, maka pasir cetak harus segera dimasukkan ke dalam rangka cetak sebelum pasir mengeras. 6. Penyiapan Pasir Cetak Cetakan pasir umumnya dibuat dari pasir baru atau pasir daur ulang (Tiwan, 2010). Sebelum dipakai dalam pembuatan cetakan, pasir perlu disiapkan lebih dahulu. Pasir cetak disiapkan dengan perlakuan-perlakuan: penggilingan pasir, penyampuran pasir, pengayaan pasir, pemisahan dari sisa coran, dan pendinginan. a. Penggilingan pasir Pasir alam atau pasir sisa pengecoran masih berbentuk gumpalan-gumpalan. Pasri yang masih menggumpal dihancurkan menjadi butiran pisah melalui perlakuan penggilingan. Proses ini dilakukan menggunakan alat bantu mesin giling. Penggilingan dilakukan sampai semua butiran pasir terpisah. Contoh mesin penggiling pasir tampak pada Gambar
10 Gambar 4.7. Mesin penggiling pasir b. Penyampuran pasir Kualitas pasir cetak biasanya dijaga dengan cara menyampur pasir sisa dengan pasir baru. Penyampuran pasir dilakukan dengan mesin penyampur pasir seperti terlihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.8. Mesin pencampur pasir (Surdia & Chijiiwa, 1976). Gambar 4.9. Mesin pengayak pasir (Surdia & Chijiiwa, 1976). c. Pengayakan pasir Pasir cetak perlu di ayak untuk memisahkan gumpalan-gumpalan pasir yang masih tersisa serta kotoran-kotoran yang terdapat dalam pasir cetak. Mesin pengayak pasir dapat dilihat pada gambar
11 d. Pemisahan dari coran sisa Pada pasir cetak sisa biasanya banyak terdpat serpihan-serpihan logam sisa pengecoran. Serpihan-serpihan ini perlu dipisahkan untuk menjaga kulitas pasir cetak. Pada pasir cetak sisa pengecoran baja cor atau besi cor pemisahan serpihan-serpihan logam dilakukan menggunakan mesin pemisah magnet. e. Pendinginan pasir Pendinginan pasir dilakukan pada pasir cetak sisa yang suhunya masih relatit tinggi. Proses pendinginan dilakukan dengan mengangin-anginkan pasir cetak sehingga didinginkan oleh udara. Mesin pendingin pasir cetak dapat dilihat pada gambar Gambar Alat pendingin pasir tegak (Surdia & Chijiiwa, 1976) 10
12 DAFTAR PUSTAKA Bibliography Wikipedia. (2016, Januari 7). Retrieved Juli 26, 2016, from Wikipedia.org: Amshori, N. C. (2014). Metalurgi. Retrieved Juli 24, 2016, from Pola Pengecoran: Callister, Jr., W. D. (2001). Fundamentals of Materials Science adn Engineering. New York: John Wiley & Sons, Inc. hestyawan, R. (n.d.). Retrieved Juli 22, 2016, from Logam Ceper. (2014, Agustus 18). Aluminium dalam Pengecoran. Retrieved Juli 19, 2016, from logamceper.com: Logam Ceper. (2014, Agustus 18). Pasir cetak dalam Pengecoran Logam. Retrieved April 16, 2016, from logamceper.com: Logam Ceper. (2014, Agustus 19). Tembaga dalam Pengecoran. Retrieved Juli 19, 2016, from logamceper.com: Ngatiman. (2016). Modul Pengecoran Logam Aluminium. Yogyakarta: Pendidikan Teknik Mesin, FT UNY. Smith, W. F. (1990). Principles of Materials Science and Engineering. Singapore: McGraw-Hill. Supendi, V. (2012). Pola. Retrieved Juli 24, 2016, from Jejak Metalurgis: Surdia, T., & Chijiiwa, K. (1976).. Jakarta: PT. PRADNYA PARAMITA. Tiwan. (2010). Modul Ilmu Bahan Teknik. Yogyakarta: FT UNY. 11
V. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian pasir cetak.
V. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK A. Sub Kompetensi Pasir cetak dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian
Lebih terperinciMembuat Cetakan Pasir dan Inti
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Membuat Cetakan Pasir dan Inti Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciMODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM
MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Membuat Pola Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengecoran logam adalah salah satu teknik produksi manufaktur, teknologi pengecoran pun semakin menunjukan perkembangan sesuai dengan kebutuhan industri logam itu sendiri
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD SEBAGAI BAHAN ADITIF DALAM PEMBUATAN CETAKAN PENGECORAN LOGAM
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD SEBAGAI BAHAN ADITIF DALAM PEMBUATAN CETAKAN PENGECORAN LOGAM Yusuf Umardani Jurusan Teknik
Lebih terperinciMerencanakan Pembuatan Pola
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Merencanakan Pembuatan Pola Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat, yang kemudian mempengaruhi meningkatnya kebutuhan proses produksi yang sebagian besar menggunakan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si Oleh: Poppy Puspitasari, Tuwoso, Eky Aristiyanto
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 21 PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si Oleh: Poppy Puspitasari 1), Tuwoso 2), Eky Aristiyanto
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGECORAN LOGAM
BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand
Lebih terperinciPengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 6, No.1, November 2014 1 Pengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium Widi Widayat 1, Aris Budiyono 2 1,2. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
Minggu Pokok Bahasan 1 I. Pendahuluan sejarah dari teknologi pengecoran, teknik pembuatan coran, bahanbahan yang biasa digunakan untuk produk coran di tiap industri, serta mengetahui pentingnya teknologi
Lebih terperinciPengaruh Jenis Pasir Cetak dengan Zat Pengikat Bentonit Terhadap Sifat Permeabilitas dan Kekuatan Tekan Basah Cetakan Pasir (Sand Casting)
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 4 No.2. Oktober 2010 (132-138) Pengaruh Jenis Pasir Cetak dengan Zat Pengikat Bentonit Terhadap Sifat Permeabilitas dan Kekuatan Tekan Basah Cetakan Pasir (Sand Casting)
Lebih terperinciStudi Penambahan Gula Tetes Pada Cetakan Pasir Terhadap Kuantitas Cacat Blow-hole
Studi Penambahan Gula Tetes Pada Cetakan Pasir Terhadap Kuantitas Cacat Blow-hole Tedy Purbowo Alumni Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra Soejono Tjitro Dosen Fakultas
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR
ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR Latar belakang Pengecoran logam Hasil pengecoran aluminium
Lebih terperinciXI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar
XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA A. Sub Kompetensi Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu
Lebih terperinciSera Desiana - Pengaruh Variasi Waterglass terhadap Kadar Air dan Kadar Lempung...
PENGARUH VARIASI WATERGLASS TERHADAP KADAR AIR DAN KADAR LEMPUNG PADA PASIR CETAK Sera Desiana, Danar Susilo Wijayanto, dan Budi Harjanto Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik
Lebih terperinciMODUL PDTM PENGECORAN LOGAM
MODUL PDTM PENGECORAN LOGAM OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 TIM PDTM SMK PGRI 1 NGAWI 1 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Judul modul ini adalah Modul Pengecoran.
Lebih terperinciMEMPERSIAPKAN DAN MENCAMPUR PASIR UNTUK CETAKAN PENGECORAN LOGAM
KODE MODUL M4.4 A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN MEMPERSIAPKAN DAN MENCAMPUR PASIR UNTUK CETAKAN PENGECORAN LOGAM BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM
Lebih terperinciKomposisi Distribusi Butir Pasir Cetak terhadap Tingkat
Komposisi Distribusi Butir Pasir Cetak terhadap Tingkat (Slamet) KOMPOSISI DISTRIBUSI BUTIR PASIR CETAK TERHADAP TINGKAT PRODUKTIFITAS AKIBAT CACAT PRODUK COR (Studi Kasus di IKM Budi Jaya Logam Kecamatan
Lebih terperinciMetal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material
Metal Casting Processes Teknik Pembentukan Material Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini proses pengecoran sudah sangat luas aplikasinya di bidang industri, pengecoran adalah proses pembentukan logam dengan cara memasukan logam cair kedalam cetakan
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK VIBRATING SCREEN PADA IKM COR DI JUWANA KABUPATEN PATI. Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus
Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 PERANCANGAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK VIBRATING SCREEN PADA IKM COR DI JUWANA KABUPATEN PATI Heru Sulistiawan 1, Sugeng Slamet 2 1 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengecoran logam merupakan bagian dari industri hulu dalam bidang manufaktur, terdiri dari proses mencairkan logam yang kemudian cairan logam tersebut dicorkan ke dalam
Lebih terperinciBAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN
BAB V PROSES PENGECORAN Bertitik tolak pada cara kerja proses ini, maka proses pembuatan jenis ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Proses penuangan. 2. Proses pencetakan. Proses penuangan adalah proses
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR
INDUSTRI INOVATIF Vol. 6, No., Maret 06: 38-44 ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR ) Aladin Eko Purkuncoro, )
Lebih terperinciProses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A
Proses Manufaktur (TIN 105) 1 Suatu proses penuangan logam cair ke dlm cetakan kemudian membiarkannya menjadi beku. Tahapan proses pengecoran logam (dengan cetakan pasir) : Bahan baku pola Pasir Persiapan
Lebih terperinciPEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING
PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING URZA RAHMANDA, EDDY WIDYONO Jurusan D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya
Lebih terperinciMENGOPERASIKAN MESIN CETAK DAN MESIN INTI
KODE MODUL M4.6A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN MENGOPERASIKAN MESIN CETAK DAN MESIN INTI BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN
Lebih terperinciDwi Hartono., Budi H., S.T., M.Eng., Herman S., S.Pd., M.T., M.Pd.
PENGARUH VARIASI JENIS BENTONIT TERHADAP TINGKAT PERMEABILITAS DAN KEKUATAN TEKAN PADA CETAKAN PASIR GREEN SAND Dwi Hartono., Budi H., S.T., M.Eng., Herman S., S.Pd., M.T., M.Pd. Prodi. Pend. Teknik Mesin,
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM
ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM Indreswari Suroso 1) 1) Program Studi Aeronautika, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta
Lebih terperinciPemanfaatan Pasir Sungai Rokan Sebagai Pasir Cetak Pengecoran Logam Aluminium Kaleng Minuman Bekas
Pemanfaatan Pasir Sungai Rokan Sebagai Pasir Cetak Pengecoran Logam Aluminium Kaleng Minuman Bekas Dedy Masnur 1, Warman Fatra 2 Casting and Solidification Technology Group Laboratorium Pengujian Bahan,
Lebih terperinciBESI COR. 4.1 Struktur besi cor
BESI COR Pendahuluan Besi cor adalah bahan yang sangat penting dan dipergunakan sebagai bahan coran lebih dari 80%. Besi cor merupakan paduan besi dan karbon dengan kadar 2 %s/d 4,1% dan sejumlah kecil
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK. Abstrak
Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 21 ISSN : 1979-5858 ANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK Eko Edy Susanto Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi pada proyek pembangunan jalan adalah terjadinya penurunan tanah timbunan jalan, sehingga terjadi kerusakan pada aspal. Terjadinya penurunan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai Studi Pustaka Identifikasi masalah Rencana Kerja dan Desain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pengecoran casting adalah salah satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGECORAN KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA
KONSTRUKSI CORAN DAN PERANCANGAN POLA Arianto Leman S., MT Disampaikan dalam : PELATIHAN PENGEMBANGAN RINTISAN PENGECORAN SKALA MINI BAGI GURU-GURU SMK DI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciVARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK
VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK Bambang Suharnadi Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM suharnadi@ugm.ac.id Nugroho Santoso Program
Lebih terperinciBAB 2 PROSES PENGECORAN
BAB 2 PROSES PENGECORAN 2.1. Pendahuluan Proses pengecoran melalui beberapa tahap : pembutan cetakan, persiapan dan peleburan logam, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembersihan coran dan proses
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN
Fakultas Program Studi Kelompok Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot Semester Mata Kuliah Prasarat RENCANA PEMBELAJARAN Teknik Teknik Mesin Mata Kuliah Keahlian Berkarya Teknik Peng Logam
Lebih terperinciStandard Operating Procedure Pengolahan Pasir
CV. KEMBAR JAYA Halaman 1 dari 3 Standard Operating Procedure Pengolahan Pasir 1.1 Pendahuluan Pasir cetak memerlukan sifat mampu bentuk, permeabilitas yang sesuai, distribusi ukuran butir pasir sesuai,
Lebih terperinciL.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.
L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati ANALISIS PENGARUH MODEL SISTEM SALURAN DENGAN POLA STYROFOAM TERHADAP SIFAT FISIS DAN KEKERASAN PRODUK PULI PADA PROSES PENGECORAN ALUMINIUM DAUR ULANG Jurusan Teknik
Lebih terperinciGemilang Tegar K., Budi H., S. T., M. Eng., Herman S., S.Pd., M.Pd., M.T.
STUDI PENAMBAHAN BENTONIT PADA PASIR CETAK BASAH TERHADAP PERMEABILITAS DAN KEKUATAN TEKAN Gemilang Tegar K., Budi H., S. T., M. Eng., Herman S., S.Pd., M.Pd., M.T. Prodi. Pend. Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan cetakan pasir dan pencampuran abu sekam padi
50 III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan cetakan pasir dan pencampuran abu sekam padi dilakukan di PT. Tanjung, Tanjung
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KAYU MERANTI TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 1-6 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KAYU MERANTI TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 Achmad Rifqi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-80 Studi Eksperimental Pengaruh Model Sistem Saluran dan Variasi Temperatur Tuang terhadap Prosentase Porositas, Kekerasan dan
Lebih terperinciREDESAIN DAPUR KRUSIBEL DAN PENGGUNAANNYA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PEMAKAIAN PASIR RESIN PADA CETAKAN CENTRIFUGAL CASTING
REDESAIN DAPUR KRUSIBEL DAN PENGGUNAANNYA UNTUK MENGETAHUI PENGARUH PEMAKAIAN PASIR RESIN PADA CETAKAN CENTRIFUGAL CASTING Eko Wahyono 1, Agus Yulianto 2, Agung Setyo Darmawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan dapat di jadikan literatur untuk penyusunan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ishaq Maulana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan bahan dasar velg racing sepeda motor bekas kemudian velg tersebut diremelting dan diberikan penambahan Si sebesar 2%,4%,6%, dan 8%. Pengujian yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% Pengecoran suhu cetakan 250 C Pengecoran
Lebih terperinciPengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro
PENGARUH TEMPERATUR BAHAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADA PROSES SEMI SOLID CASTING PADUAN ALUMINIUM DAUR ULANG M. Chambali, H. Purwanto, S. M. B. Respati Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciGambar 1 Sistem Saluran
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen gating system! Sistem saluran (gating system) didefinisikan sebagai jalan masuk atau saluran bagi logam cair yang dituangkan dari ladel
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke-8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi
STUDI PEMBUATAN BALL MILL DARI SCRAP BAJA KARBON RENDAH METODE GRAVITY CASTING CETAKAN PASIR DAN PENGARUH TEMPERATUR QUENCHING TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN STRUKTUR MIKRO Sumpena (1), Wartono (2) (1)
Lebih terperinciPengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron)
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Pengaruh Kuat Medan Magnet Terhadap Shrinkage dalam Pengecoran Besi Cor Kelabu (Gray Cast Iron) *Yusuf Umardani a, Yurianto a, Rezka
Lebih terperinciBab III Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian III.1 Flowchart Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian ini dijelaskan pada flowchart Gambar III.1. Hasil Uji Struktur Mikro dan Uji Keras Hasil Uji Struktur Mikro dan Uji Keras
Lebih terperinciPENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 2, OKTOBER 2015 1 PENGARUH MODEL SISTEM SALURAN PADA PROSES PENGECORAN LOGAM Al-Si DENGAN PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL SALURAN DAN CAWAN TUANG UNTUK MENGATASI CACAT POROSITAS PRODUK COR DI IKM BUDI JAYA LOGAM JUWANA KABUPATEN PATI
D.10 PENERAPAN MODEL SALURAN DAN CAWAN TUANG UNTUK MENGATASI CACAT POROSITAS PRODUK COR DI IKM BUDI JAYA LOGAM JUWANA KABUPATEN PATI Sugeng Slamet, Taufiq Hidayat Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciIII. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.
III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI A. Sub Kompetensi Pembuatan pola dan inti dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan
Lebih terperinciBAB 3. PENGECORAN LOGAM
BAB 3. PENGECORAN LOGAM Kompetensi Sub Kompetensi : Menguasai ketrampilan pembentukan material melalui proses pengecoran : Menguasai pembentukan komponen dari aluminiun melalui pengecoran langsung DASAR
Lebih terperinciK. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.
K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl Menoreh Tengah X/22 Semarang e-mail: roziqinuwh@gmail.com helmy_uwh@yahoo.co.id i.syafaat@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Rockwool. Dalam studi kali ini, material rockwool sebelum digunakan sebagai bahan isolasi termal dalam tungku peleburan logam ialah dengan cara membakar
Lebih terperinciSTUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING
STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING Sumpena Program Studi Teknik Mesin Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta Email: sumpenast@yahoo.co.id Abstrak Proses akhir
Lebih terperinciKONTRAK KULIAH PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
KONTRAK KULIAH PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG Nama Mata Kuliah/SKS Kode Mata Kuliah Kelompok Mata Kuliah Semester Hari Pertemuan/Jam Tempat Kuliah Dosen :
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi
Lebih terperinciPENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API
TUGAS AKHIR PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API Disusun : Adi Pria Yuana NIM : D 200.04.0003 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciPENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM
D.14. Pengaruh Model Saluran Tuang Pada Cetakan Pasir Terhadap Hasil Cor Logam. (Sugeng Slamet) PENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM Sugeng Slamet 1), Taufiq Hidayat
Lebih terperincikekuatan ikatan yang baik dalam pasir cetak tersebut. B. METODE PENELITIAN
PENGARUH PENAMBAHAN BENTONIT PADA ABU VULKANIK SEBAGAI PASIR CETAK TERHADAP PERMEABILITAS DAN KEKUATAN TEKAN UNTUK SUPLEMEN MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH TEKNIK PENGECORAN Adib Multahada, Budi Harjanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengecoran logam merupakan suatu proses pembuatan benda yang dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari pembuatan pola, cetakan, proses peleburan, menuang, membongkar
Lebih terperinciBATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH
BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak
Lebih terperinciPOTENSI PASIR LOKAL TANJUNG BINTANG PADA ALUMINIUM SAND CASTING TERHADAP POROSITAS PRODUK HASIL COR ALUMINIUM
POTENSI PASIR LOKAL TANJUNG BINTANG PADA ALUMINIUM SAND CASTING TERHADAP POROSITAS PRODUK HASIL COR ALUMINIUM Yusup Hendronursito *1, Yogi Prayanda 2 1 Balai Penelitian Teknologi Mineral LIPI, Jl. Ir.
Lebih terperinciPOTENSI PASIR LOKAL TANJUNG BINTANG PADA ALUMINIUM SAND CASTING TERHADAP POROSITAS PRODUK HASIL COR ALUMINIUM
POTENSI PASIR LOKAL TANJUNG BINTANG PADA ALUMINIUM SAND CASTING TERHADAP POROSITAS PRODUK HASIL COR ALUMINIUM Yusup Hendronursito 1, Yogi Prayanda 2 1 Balai Penelitian Teknologi Mineral LIPI, Jl. Ir. Sutami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama
Lebih terperinciBAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan
BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Penambahan Abu Serbuk Kayu Meranti Terhadap Karakteristik Pasir Cetak dan Cacat Porositas Hasil Pengecoran Aluminium 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 Analisa Pengaruh Penambahan Abu Serbuk Kayu Meranti Terhadap Karakteristik Pasir Cetak dan Cacat Porositas Hasil Pengecoran Aluminium 6061 Arfiansyah
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR II LABORATORIUM PENGECORAN LOGAM KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN MALANG 2017 PL I PENGUJIAN
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP Koos Sardjono, Eri Diniardi, Piki Noviadi Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Dalam
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan
Lebih terperinciPROSES MANUFACTURING
PROSES MANUFACTURING Proses Pengerjaan Logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa.
Lebih terperinci: MES 313 (2 SKS TEORI + 1 SKS PRAKTIK)
MATAKULIAH KODE MATAKULIAH SEMESTER PROGRAM STUDI DOSEN PENGAMPU : BAHAN TEKNIK LANJUT : MES 313 (2 SKS TEORI + 1 SKS PRAKTIK) : GANJIL : PEND.TEKNIK MESIN : Tiwan I. DESKRIPSI MATAKULIAH Matakuliah ini
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 Nurhadi
Lebih terperinciHUBUNGAN VARIASI JENIS PASIR CETAK TERHADAP SIFAT MEKANIK BESI COR KELABU
HUBUNGAN VARIASI JENIS PASIR CETAK TERHADAP SIFAT MEKANIK BESI COR KELABU Dody Ariawan 1, Wahyu Purwo Raharjo 2, Saiful Azam 3 Abstract : The research is to investigate the correlation between variation
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn
ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn Teguh Raharjo, Wayan Sujana Jutusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi dustri Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL
TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL Disusun untuk memenuhi dan syarat guna memperoleh gelar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Produksi Teknik Mesin Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada rentang waktu pada bulan September
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN
ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta INTISARI Setiap logam akan mengalami perubahan fasa selama proses pengecoran,
Lebih terperinciPENGANTAR MATERIAL TEKNIK
#1 PENGANTAR MATERIAL TEKNIK Kontrak Perkuliahan Kode Mata Kuliah : TIN-107 Nama Mata Kuliah : Material Teknik Nama Dosen : Taufiqur Rachman E-mail : taufiqur.rahman@esaunggul.ac.id Pokok Bahasan 1. Pengantar
Lebih terperinciTUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN
TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN Disusun Oleh Nama Anggota : Rahmad Trio Rifaldo (061530202139) Tris Pankini (061530200826) M Fikri Pangidoan Harahap (061530200820) Kelas : 3ME Dosen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Beton Beton dibentuk oleh pengerasan campuran semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil), udara dan kadang-kadang campuran tambahan lainnya. Campuran yang
Lebih terperinciDalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan
Lebih terperinciRedesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting
TUGAS AKHIR Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting Disusun : EKO WAHYONO NIM : D 200 030 124 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciProgram studi Teknik mesin Fakultas Teknik - Universitas Muria Kudus
41 KARAKTERISASI PASIR SILIKA BEKAS INTI COR MELALUI PROSES DAUR ULANG DENGAN PENGIKAT SENYAWA RESIN ALAMI (Studi kasus : Produk Manifold di IKM Budi Jaya Logam Juwana ). Sugeng Slamet 1) Qomaruddin 2)
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.
PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA Idris Prasojo 23411466 Teknik Mesin Dr.-Ing. Mohamad Yamin Latar Belakang Berkembangnya teknologi pada industri kereta api. Beragam
Lebih terperinciBAB 7 KERAMIK Part 2
BAB 7 KERAMIK Part 2 PENGERTIAN KERAMIK Keramik adalah bahan yang terbentuk dari hasil senyawa (compound) antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-unsur
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:
37 III. METODE PENELITIAN III.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan abu sekam di Politeknik Negeri Lampung pada tanggal 11 Desember hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karbon, dimana suhu cairnya yang rendah (1200 ). Besi cor. biasanya mengandung silicon sekitar 1% - 3%. Hal ini disebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Besi cor adalah paduan eutektik yang mengandung besi dan karbon, dimana suhu cairnya yang rendah (1200 ). Besi cor biasanya mengandung silicon sekitar 1% -
Lebih terperinciPENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT
PENENTUAN TEMPERATUR OPTIMUM PADA PENGECORAN INVESTMENT CASTING DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN TANAH LIAT Prima Eko Susanto 1, Hendra Suherman 1, Iqbal 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.0 Hari Subiyanto 1), Subowo 2), Gathot D.W 3), Syamsul Hadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini banyak kita jumpai berbagai macam industri yang berkembang, baik industri kecil, besar, atau menengah. Diantara bermacam-macam
Lebih terperinci