I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan II.1.M.B-1. (dalam miliar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani,

SKRIPSI. Tugas untuk Mencapai Gelar Sarjana Antropologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, beberapa studi telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mangadakan salah satu program adalahprogram Nasional Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

BAB III GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan. Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pembangunan multidimensi

I. PENDAHULUAN. Dalam sebuah negara yang berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan. intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PINJAMAN BERGULIR PE T U N J U K T E K N I S BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakan yang

Optimalisasi Unit Pengelola Keuangan dalam Perguliran Dana sebagai Modal Usaha

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Efektivitas Dana Perguliran PNPM-MP dalam Mengembangkan Usaha Industri Rumahan di Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan suatu masalah fenomenal yang tidak pernah hentihentinya

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III PINJAMAN BERGULIR DALAM KERANGKA PROGAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 dan sejalan dengan target pencapaian MDGs (Millennium Development

Bab 4. Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir oleh UPK-BKM

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan/ Ketua Tim Pelaksana Pengendali PNPM Mandiri Jakarta, 3 November 2008

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena kemiskinan perdesaan bukan merupakan suatu gejala yang baru.

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) adalah program nasional yang menjadi kerangka dasar dan acuan pelaksanaan program-program pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Tujuan Umum PNPM-MP adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Untuk mengurangi angka kemiskinan akibat krisis ekonomi, pemerintah kemudian menetapkan upaya penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu prioritas pemerintah Indonesia. Salah satu program pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang ada di perkotaan adalah program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri Perkotaan). Pelaksanaan PNPM Mandiri kemudian dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di pedesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi; Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik.

2 Selanjutnya, program PNPM Mandiri Perkotaan diperluas lagi dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya dan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP), yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur pedesaan. Selain itu Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS), serta beberapa program lain telah disatukan menjadi bagian dari PNPM. Program tersebut adalah PNPM Mandiri agribisnis pedesaan, PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan, PNPM Mandiri Pariwisata, dan PNPM Mandiri Perumahan Permukiman. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai departemen/sektor dan pemerintah daerah. Berdasarkan programprogram pengentasan kemiskinan yang telah diuraikan, salah satu program yang masih dijalankan hingga saat ini adalah program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan. Tujuan program pinjaman bergulir adalah untuk membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja. Pinjaman yang diperoleh dari PNPM Mandiri Perkotaan dapat digunakan untuk memulai usaha baru yang tidak bertentangan dengan undang undang, kesusilaan dan kesopanan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010). Program PNPM mandiri perkotaan di alokasikan bagi masyarakat perkotaan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, Akan

3 tetapi program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan belum terlalu berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, berdasarkan data BPS Lampung jumlah penduduk pra sejahtera di Provinsi Lampung pada Maret 2013 mencapai 1,163 juta jiwa atau 14,86% dari total penduduk Lampung sekitar 8 juta jiwa. Program nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Bandar Lampung sejak 2006-2013 ini telah menyalurkan Rp110 miliar. Khusus tahun 2013, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp19,350 miliar. Dana ini berasal dari pemerintah pusat dan pemerintah Bandar Lampung guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di Bandar Lampung khususnya (BPS Lampung, 2013). Salah satu program PNPM-MP untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan memberi bantuan pinjaman dana bergulir yang akan digunakan masyarakat untuk mengembangkan usaha mereka. Penyaluran dana bergulir ini mensyaratkan masyarakat membentuk sebuah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang anggotanya masing-masing telah memiliki usaha perorangan yang termasuk kategori usaha mikro dan kecil. Namun usaha perorangan yang menjadi tujuan utama pemberian bantuan dana bergulir PNPM-MP adalah usaha yang sangat kecil sehingga belum dapat memenuhi tingkat kebutuhan pokok pemiliknya apabila pemenuhan kebutuhan primer tidak terpenuhi sehingga dapat dikatakan sebagai masyarakat miskin. Program pengentasan kemiskinan melalui penyaluran dana bergulir merupakan bentuk pemberian pinjaman jangka pendek kepada pemilik usaha mikro dan kecil anggota KSM. Dana bergulir ini diharapkan dapat membantu peningkatan kinerja

4 usaha sehingga dapat menghasilkan manfaat kepada pemiliknya (Pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010). Dana bergulir atau modal kerja adalah dana yang digunakan untuk pengembangan usaha KSM. Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan KSM berbedabeda disesuaikan dengan SKIM Dana Bergulir PNPM-MP. Rasio likuiditas merupakan indikator yang penting untuk melihat pengelolaan dana bergulir, karena dana tersebut merupakan bagian dari hutang jangka pendek yang harus dikembalikan dalam jangka waktu satu tahun(pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010) Jangka waktu pinjaman 3-12 bulan disesuaikan dengan kondisi usaha peminjam. Diharapkan dengan jangka waktu demikian pembelajaran kepada peminjam tentang pinjaman yang baik akan lebih cepat tercapai. Frekuensi Pinjaman masing-masing peminjam ditetapkan maksimal 4 kali yang bisa dibiayai dari dana BLM. Untuk selanjutnya diharapkan LKM bisa mengupayakan pinjaman untuk pensertifikatan tanah sehingga dapat untuk dijadikan jaminan ke Lembaga Keuangan lain. Disamping itu LKM/BKM diharapkan mengupayakan chaneling atau mencarikan pinjaman ke Lembaga Keuangan lainnya. Angsuran pinjaman maksimal bulanan, tanpa adanya tenggang waktu (grace period), namun apabila pinjaman diberikan untuk sektor pertanian yang hasilnya musiman dimungkinkan angsuran secara musiman dengan bunga dibayar secara bulanan. Yang dimaksud grace period adalah adanya tenggang waktu peminjam tidak diwajibkan membayar, contoh jangka waktu 12 bulan grace period (GP) 3 bulan, maka peminjam sampai dengan bulan ketiga tidak diwajibkan mengangsur

5 (kecuali bayar jasa), baru bulan keempat sampai dengan bulan ke 12 setiap bulan diwajibkan mengangsur sehingga jumlah angsurannya Jumlah pokok pinjaman saat realisasi dibagi 10 ditambah kewajiban jasa selama 12 bulan.setiap angsuran pinjaman harus mencakup jasa dan pokok pinjaman. Apabila terjadi jumlah pembayaran yang tidak mencukupi untuk membayar keseluruhan jumlah angsuran pokok dan jasa, maka prioritas pembayaran dilakukan menurut urutan Jasa Pinjaman, Pokok Pinjaman yang tertunggak, baru untuk pokok saat pembayaran. (Pedoman Teknis Kegiatan Pinjaman Bergulir, 2010). KSM di Bandar Lampung terdiri dari 30 KSM yang masing-masing memiliki kebutuhan dana yang berbeda-beda berdasarkan hasil pengumpulan data dari UPK kota Bandar Lampung diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1. Data Pinjaman,Tingkat Pendapatan dan Perkembangan Volume Produksi KSM Kota Bandar Lampung Rata-rata RatarataTingkat NO Kelurahan Banyaknya Jumlah Tahun KSM Pinjaman Pendapatan (RP) KSM (RP) 1 Pengajaran 5 2010-2013 12.850.000 10.744.140 2 Negeri Olok Gading 5 2010-2013 13.950.000 14.509.800 3 Kangkung 5 2010-2013 13.800.000 10.820.940 4 Bumi Waras 5 2010-2013 15.800.000 12.503.700 5 Gunung Terang 5 2010-2013 13.900.000 13.633.740 6 Sawah Lama 5 2010-2013 13.300.000 12.503.700 Sumber : Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kota Bandar Lampung Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa pinjaman dan tingkat pendapatan KSM selama periode tahun 2010-2013 bila dilihat dari rata-rata pinjaman dan tingkat pendapatan KSM, diketahui Kelurahan Bumi Waras dengan 5 KSM yang memiliki rata-rata jumlah pinjamana paling tinggi dengan rata-rata pinjaman sebesar Rp.15.800.000 dan pendapatan rata-rata KSM sebesar Rp.

6 12.503.700, sementara itu kelurahan dengan pinjaman paling rendah adalah kelurahan pangajaran yang dengan rata-rata pinjaman sebesar Rp.12.850.000 dan pendapatan KSM rata-rata sebesar Rp. 10.744.140 sedangkan jenis usaha yang dilakukan adalah jenis usaha mikro seperti mengolah makanan/ katering, olahan kue, percetakan, bordir dan jahit, warung makan, mie ayam dan bakso, salon. PNPM MP berfungsi sebagai salah satu program yang dilaksanakan oleh pemerintah yang bertujuan memberikan bantuan bagi rakyat miskin atau masyarakat yang membutuhkan dana tambahan untuk modal usaha mereka. Upaya pemerintah dalam pembangunan, baik di desa maupun di kota untuk pemerataan pembangunan ekonomi masyarakat. PNPM-MP dalam penanggulanggan kemiskinan memanfaatkan sebagian dana BLM (bantuan langsung masyarakat) untuk kegiatan pinjaman bergulir yang diberikan kepada masyarakat miskin melalui kelompok swadaya masyarakat (KSM) dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan menumbuhkan kesadaran, kemauan, tanggungjawab dan rasa kebersamaan. Program PNPM MP berupa pinjaman sebagai salah satu program pemerintah dalam upaya membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha kecil/ bagi pemula dalam usahanya merupakan salah satu kebijaksanaan moneter yang penting, karena hal tersebut secara langsung dengan dinamika investasi di berbagai sektor ekonomi. Bank Indonesia telah memperkenalkan berbagai bentuk pengkreditan untuk masyarakat lapisan bawah dengan maksud agar lapisan bawah memperoleh akses yang memadai terhadap sumber dana yang ada.

7 Program pinjaman dana bergulir PNPM-MP sebagai modal kerja sangat erat kaitannya dengan pembangunan daerah yaitu pengembangan usaha masyarakat miskin yang dalam hal ini adalah membantu tingkat pendapatan KSM, maka seharusnya pemerintah daerah dapat memberikan kontribusi yang lebih baik lagi untuk mendukung dan mengembangankan usaha KSM agar terus berkembang, atas latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul: Analisis Pengaruh jumlah Dana Bergulir PNPM- Mandiri Perkotaan Terhadap Tingkat Pendapatan anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Bandar Lampung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi suatu rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh jumlah dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan terhadap tingkat pendapatan anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Bandar Lampung? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini sebagai berikut: Untuk mengetahui pengaruh jumlah dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan terhadap tingkat pendapatan anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Bandar Lampung D. Kerangka Pemikiran Pinjaman dana bergulir, bukanlah satu-satunya sarana untuk meningkatkan pendapatan warga miskin, melainkan sebagai stimulan agar warga miskin mampu untuk berusaha keluar dari persoalannya. Tujuan pinjaman dana bergulir yaitu

8 menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan sebagai proses pembelajaran dalam rangka mengelola pinjaman dan menggunakannya secara benar, sehingga diharapkan dapat tumbuh kepercayaan dari pihak lain untuk dapat mengakses ke lembaga keuangan formal. Bagi masyarakat PNPM-MP telah dirasakan oleh warga ini tidak hanya bantuan yang berdasarkan hanya memberikan bantuan untuk pembangunan fisik dan sosial tetapi juga pembangunan dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakatnya. Berupa pengkreditan untuk modal usaha yang menciptakan keterampilan dan kesempatan kerja bagi masyarakat. Salah satu indikator tercapainya sasaran kegiatan pinjaman bergulir adalah akses pinjaman bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya bagus, terjamin kelanjutannya baik melalui dana BLM, maupun melalui dana hasil channeling dan kebijakan pinjaman yang jelas. Tercapainya salah satu indikator tersebut mewakili bahwa KSM tersebut tidak termasuk peminjam bermasalah dimana KSM telah mampu meningkatkan pendapatan untuk dapat memenuhi hutang jangka pendek atau rasio likuiditasnya sehingga KSM dapat melanjutkan dan menambah pinjamannya. Dalam penelitian ini akan meneliti pengaruh program pinjaman dana bergulir terhadap tingkat pendapatan KSM Kota Bandar Lampung, Apabila ada peningkatan pinjaman berarti KSM telah dapat melunasi hutang jangka pendek dan memanfaatkan bantuan program dengan baik dalam meningkatkan usahanya. Kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

9 Gambar. 1 Kerangka Pemikiran Dana Bergulir Tingkat Pendapatan E. Hipotesis Ada pengaruh positif jumlah dana bergulir PNPM-Mandiri Perkotaan terhadap tingkat pendapatan anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di Bandar Lampung. F. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab yang masing-masing dibagi dalam sub-sub bab sebagai berikut: Bab I : PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, kerangka pemikiran, hipotesis dan sistematika penulisan. Bab II : TINJAUAN PUSTAKA Terdiri dari pengertian PNPM-MP, program dana bergulir, dan KSM Pendapatan. Bab III : METODE PENELITIAN Bagian ini menguraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Menguraikan hasil dan analisis yang terdiri darideskripsi objek penelitian yang berisi gambaran umum objek penelitian KSM Bandar Lampung, analisis data, dan pembahasan.

10 Bab V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN