BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut James A.F. Stoner (2006, p7), manajemen adalah suatu

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

MASALAH TRANSPORTASI

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Model Transportasi /ZA 1

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BAB VII METODE TRANSPORTASI

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Metode Transportasi. Rudi Susanto

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

PERSOALAN TRANSPORTASI

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

TRANSPORTATION PROBLEM

Metode Transportasi. Muhlis Tahir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

TRANSPORTASI & PENUGASAN

TRANSPORTASI LEAST COST

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penggunaan Metode Transportasi Dalam...( Ni Ketut Kertiasih)

OPERATIONS RESEARCH. Industrial Engineering

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II: LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

Analisis Biaya Distribusi Tas Dengan Menggunakan Metode Transportasi Solusi Awal Pada CV. Nabilah Putri.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

biaya distribusi. Misalkan ada m buah sumber dan n buah tujuan:

EFISIENSI BIAYA TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN METODE NORTH WEST CORNER DAN STEPPING STONE (Studi Kasus Industri Air Minum Kemasan di Lampung)

PERTEMUAN 9 MENENTUKAN SOLUSI FISIBEL BASIS AWAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Manajemen Pengertian Manajemen

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50

BAB II BAHAN RUJUKAN

Model Transportasi 1

ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE NORTH WEST CORNER DAN LEAST COST (STUDI KASUS: PT. COCA COLA AMATIL INDONESIA SURABAYA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

#6 METODE TRANSPORTASI

ANALISIS SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Operations Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFESIENSI BIAYA DISTRIBUSI DENGAN MENERAPKAN METODE TRANSPORTASI PADA PT. GLOBAL MEDIKA ALKESINDO

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

Manajemen Keuangan Agribisnis: KLASIFIKASI BIAYA

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Serangkaian kegiatan yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan menciptakan barang dan jasa terjadi di semua organisasi. Di perusahaan manufaktur, kegiatan produksi yang menciptakan barang biasanya cukup jelas. (Heizer dan Render, Operations Management., 2011:36) Operasi bertanggung jawab untuk memasok produk atau jasa organisasi. Manajer operasi membuat keputusan mengenai fungsi operasi dan hubungannya dengan fungsi lainnya. operasi manajer merencanakan dan mengontrol proses produksi dan interface-nya dalam organisasi dan dengan lingkungan eksternal. (Schroeder., Operations Management., 2007:3) Heizer dan Render (2009:5) menyebutkan bahwa manajemen operasi (MO) dipelajari karena empat alasan: 1. MO adalah satu dari tiga fungsi utama dari setiap organisasi dan berhubungan secara utuh dengan semua fungsi bisnis lainnya.semua organisasi memasarkan (menjual), membiayai (mencatat rugi laba), dan memproduksi (mengoperasikan), maka sangat penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas MO berjalan. Karena itu pula, kita mempelajari bagaimana orang-orang mengorganisasikan diri mereka bagi perusahaan yang produktif. 2. Kita mempelajari MO karena kita ingin mengetahui bagaimana barang dan jasa diproduksi. Fungsi produksi adalah bagian dari masyarakat yang menciptakan produk yang kita gunakan. 3. Kita mempelajari MO untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajer operasi. Dengan memahami apa saja yang dilakukan oleh manajer ini, kita dapat membangun keahlian yang dibutuhkan 9

10 untuk dapat menjadi seorang manajer seperti itu. Hal ini akan membantu Anda untuk menjelajahi kesempatan kerja yang banyak dan menggiurkan di bidang MO. 4. Kita mempelajari MO karena bagian ini merupakan bagian yang paling banyak menghabiskan biaya dalam sebuah organisasi. Sebagian besar pengeluaran perusahaan digunakan untuk fungsi MO. Walaupun demikian, MO memberikan peluang untuk meningkatkan keuntungan dan pelayanan terhadap masyarakat. Pengertian manajemen operasional menurut Daft (2006 : 216) adalah: Bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan tekhnik-tekhnik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi. Operasional berasal dari kata operasi yang mempunyai arti menurut Subagyo (2000:1) ialah kegiatan untuk mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa. Jika menurut Heizer dan Render (2005:4) adalah : Manajemen Operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Sedangkan menurut Subagyo (2000:1) pengertian manajemen operasi adalah Penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien. Menurut Assauri (2004:12) Manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasajasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Operasional berasal dari kata operasi yang mempunyai arti menurut Subagyo (2000:1) ialah kegiatan untuk mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa. Menurut Idris (2000:1) dalam bukunya cara mudah belajar Manajemen Operasi bahwa dari Perkembangan dari konsep manajemen produksi yang menyangkut masalah produksi produk riel.

11 Jadi operasi (operation) merupakan proses transformasi dari input menjadi output yang mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan inputnya. Menurut Herjanto (2007:2), manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Menurut Evans dan Collier (2007:5), manajemen operasional adalah ilmu dan seni untuk memastikan bahwa barang dan jasa diciptakan dan berhasil dikirim ke pelanggan. 2.1.2 Pengertian Efisiensi Efisiensi mengacu untuk mendapatkan hasil output yang maksimal dari jumlah input yang sedikit. Karena manajer berurusan dengan input yang langka, termasuk sumber daya seperti manusia, uang dan peralatan. Maka mereka fokus dengan efisiensi penggunaan sumber daya tersebut. Efisiensi sering disebut sebagai "melakukan hal yang benar" - yaitu, tidak menyia-nyiakan sumber daya. (Robbins dan Mary, 2009:23). Gambar 2.1 Efisiensi dan Efektivias didalam Manajemen Sumber Stephen P. Robin, (2009 :8) Gambar 2.1 Efisiensi dan efektifitas didalam Manajemen 2.1.3 Pengertian Biaya Menurut Horngren dan Foster (2006:21), biaya sebagai sumberdaya yang dikorbankan untuk mencapai suatu sasaran atau

12 tujuan tertentu. Menurut Mulyadi (2005:13), Biaya digolongkan sebagai berikut; 1. Menurut Objek Pengeluaran. Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran, misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut biaya telepon. 2. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan, biaya dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (1). Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. (2). Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll. (3). Biaya Administrasi dan Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dll. 3. Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai. Ada 2 golongan, yaitu: (1). Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. (2). Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. 4. Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan, biaya dibagi menjadi 4, yaitu (1). Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu, contohnya; gaji direktur produksi. (2). Biaya Variabel

13 (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. (3). Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan. (4). Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 5. Menurut Jangka Waktu Manfaatnya, biaya dibagi 2 bagian, yaitu; (1). Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang. (2). Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure), pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi 2.1.4 Pengertian Distribusi Pengertian saluran distribusi menurut Kotler dan Keller (2009:49) adalah organisasi-organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Mereka adalah perangkat jalur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, yang berkulminasi pada pembeli dan penggunaan oleh pemakai akhir. Menurut Alma (2007:49) saluran distribusi merupakan lembaga yang saling terkait untuk menjadi produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Menurut Tjiptono (2008:285) saluran distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kekonsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperluas (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan). Menurut Kotler dan Amstrong (2010:5), saluran distribusi

14 (saluran pemasaran) adalah suatu perangkat organisasi yang saling tergantung dalam menyediakan satu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. 2.1.4.1 Tingkat Saluran Distribusi Kotler dan Keller (2009:456) membagi tingkat saluran menjadi empat: saluran tingkat nol, saluran tingkat satu, saluran tingkat dua, dan saluran tingkat tiga. a) Saluran tingkat nol (zero-level channel) atau disebut juga saluran pemasaran langsung (direct marketing channel), bisa dikatakan pada tingkat ini produsen yang memproduksi barang tidak membutuhkan perantara untuk menjual produk. Produsenlah yang langsung menjual produknya kepada pelanggan akhir. Contohnya adalah penjualan dari pintu ke pintu, pemasaran lewat telepon, penjualan lewat internet, penjualan lewat TV, pesanan surat, arisan, dan toko milik produsen. b) Saluran tingkat satu, produsen menyalurkan produknya ke satu perantara penjualan seperti pengecer. Setelah itu, pengecer akan menyalurkan produk kepada pelanggan akhir. c) Saluran tingkat dua, pada tingkat ini ada dua perantara yang dilewati produk agar dapat mencapai pelanggan akhir. Biasanya dua perantara ini adalah pedagang grosir dan pengecer. d) Tingkat terakhir adalah saluran tingkat tiga, ada tiga perantara yaitu pedagang grosir yang menjual produk kepada pedagang besar, dan kemudian menjual kembali ke pengecer. Ketika tingkat saluran semakin banyak, produsen akan semakin sulit untuk mendapat informasi penggunaan akhir dan penerapan kendali produk. 2.1.5 Permodelan Transportasi

15 Menurut Taha (2007:191) Model transportasi adalah kelas khusus dari program linear yang berhubungan dengan pengiriman komoditas dari sumber (misalnya pabrik) ke tujuan (misalnya, gudang). Tujuannya adalah untuk menentukan jadwal pengiriman yang meminimalkan biaya pengiriman keseluruhan sementara memuaskan penawaran dan permintaan batas. Penerapan model transportasi dapat diperluas ke area lain dari operasi, termasuk pengendalian persediaan, penjadwalan kerja, dan penempatan personel. Menurut Heizer dan Render (2011:750), permodelan transportasi adalah suatu prosedur berulang untuk memecahkan permasalahan meminimasi biaya pengiriman produk dari beberapa sumber ke beberapa tujuan. Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang dan atau jasa dari beberapa tempat asal (sumber) ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan permasalahan biaya transportasi agar biaya tersebut optimum. Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi barang dari beberapa titik supply ke sejumlah titik permintaan. Biasanya telah diberikan kapasitas barang di setiap sumber dan permintaan barang di setiap tujuan. Masalah transportasi juga dapat digunakan ketika perusahaan mencoba untuk mengambil keputusan dimana akan dibuka fasilitas baru, sebelum membuka gudang, perusahaan atau kantor pemasaran, sangat baik sekali untuk mendapatkan sejumlah tempat alternatif. Keputusan keuangan yang baik berhubungan dengan lokasi juga dapat meminimalisasi biaya transportasi dan produksi secara keseluruhan. Masalah transportasi berhubungan dengan pendistribusian barang-barang dari beberapa sumber (sources) ke beberapa tujuan (destinations). Biasanya, memiliki sejumlah kapasitas barang dari masing-masing sumber dan sejumlah kapasitas kebutuhan barang dari masing-masing daerah tujuan.

16 Sasaran transportasi adalah mengalokasikan produk yang ada pada sumber asal sedemikian rupa hingga terpenuhi semua kebutuhan pada tempat tujuan. Sedangkan tujuan utama dari persoalan transportasi adalah untuk mencapai biaya yang serendah-rendahnya (minimum) atau mencapai jumlah laba yang sebesar-besarnya (maksimal). Persoalan transportasi terdapat pada pemilihan rute dalam jaringan distribusi produk antara pusat industri dan distribusi gudang atau antara distribusi gudang regional dan distribusi pengeluaran lokal. Dalam menggunakan metode transportasi, pihak manajemen mencari rute distribusi yang akan mengoptimumkan tujuan tertentu, misalnya tujuan meminimumkan total biaya transportasi, memaksimalkan laba, atau meminimumkan waktu yang digunakan. 2.1.5.1 Jenis-Jenis Metode Transportasi Metode untuk memudahkan perusahaan dalam menentukan pengalokasian produk adalah menggunakan metode transportasi. Metode transportasi dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Metode North West Corner a) Menurut Siswanto (2006:274), Metode Sudut Barat Laut (North West Corner Method) adalah sebuah metode untuk menyusun tabel awal dengan cara mengalokasikan distribusi mulai dari sel yang terletak pada sudut kiri atas. Itulah sebabnya dinamakan metode Barat Laut. b) Menurut Mulyono (2007:117), Metode North West Corner adalah metode paling sederhana diantara keempat metode yang telah disebutkan untuk mencari solusi awal. Langkah-langkahnya dapat diringkas sebagai berikut: 1) Mulai pada pojok barat laut tabel dan dialokasikan sebanyak mungkin pada tabel bagian sudut kiri atas tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan (artinya X11

17 ditetapkan sama dengan yang terkecil di antara nilai S1 dan D1) 2) Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 dan atau permintaan pada tujuan 1. Akibatnya, tak ada lagi barang yang dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang telah dihabiskan dan kemudian baris atau kolom itu dihilangkan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin ke kotak di dekatnya pada baris atau kolom yang tak dihilangkan. Jika kolom maupun baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke kotak berikutnya. 3) Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah dipenuhi. c) Menurut Render dan Heizer (2011:752), Aturan North West Corner mengharuskan perhitungan dimulai pada bagian kiri atas (northwestcorner) tabel dan mengalokasikan unit pada rute pengiriman sebagai berikut: 1) Habiskan pasokan (kapasitas pabrik) pada setiap baris 2) Habiskan kebutuhan (permintaan gudang) dari setiap kolom 3) Pastikan bahwa semua permintaan dan pasokan telah terpenuhi 2. Metode Least Cost a) Menurut Render dan Heizer (2011:753), Metode Least Cost adalah metode yang membuat alokasi berdasarkan kepada biaya yang terendah. Metode ini merupakan sebuah pendekatan yang sederhana, yang menggunakan langkah-langkah berikut: 1) Identifikasi sel dengan biaya yang paling rendah. Pilih salah satu jika terdapat biaya sama.

18 2) Alokasikan unit sebanyak mungkin untuk sel tersebut tanpa melebihi pasokan atau permintaan. Kemudian coret kolom atau baris itu (atau keduanya) yang sudah penuh terisi. 3) Dapatkan sel dengan biaya yang paling rendah dari sisa sel (yang belum dicoret). 4) Ulangi langkah ke 2 dan 3 sampai semua unit habis dialokasikan. b) Menurut Mulyono (2007:118), Metode Least Cost berusaha mencapai tujuan minimisasi biaya dengan alokasi sistematik kepada kotak-kotak sesuai dengan besarnya biaya transpor per unit. Prosedur metode ini adalah: 1) Pilih variabel Xij (kotak) dengan biaya transpor (Cij) terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin. Untuk Cij terkecil Xij = minimum (Si, Dj). Ini akan menghabiskan baris I atau kolom j. 2) Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi atau tidak dihilangkan), pilih nilai Cij terkecil dan alokasikan sebanyak mungkin. 3) Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi. Mulai pada pojok barat laut tabel dan dialokasikan sebanyak mungkin pada tabel bagian sudut kiri atas tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan (artinya X11 ditetapkan sama dengan yang terkecil di antara nilai S1 dan D1) 4) Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 dan atau permintaan pada tujuan 1. Akibatnya, tak ada lagi barang yang dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang telah dihabiskan dan kemudian baris atau kolom itu dihilangkan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin ke

19 kotak di dekatnya pada baris atau kolom yang tak dihilangkan. Jika kolom maupun baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal ke kotak berikutnya. 5) Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah dipenuhi. c) Menurut Render dan Heizer (2006:633), Aturan North West Corner mengharuskan perhitungan dimulai pada bagian kiri atas (northwestcorner) tabel dan mengalokasikan unit pada rute pengiriman sebagai berikut: 1) Habiskan pasokan (kapasitas pabrik) pada setiap baris 2) Habiskan kebutuhan (permintaan gudang) dari setiap kolom 3) Pastikan bahwa semua permintaan dan pasokan telah terpenuhi 3. Metode Vogel s Approximation (VAM) VAM merupakan versi perbaikan dari metode biaya terendah yang umumnya, namun tidak selalu, menghasilkan solusi awal yang baik. a. Langkah 1 Untuk setiap baris (kolom), menentukan ukuran penalti dengan mengurangi terkecil unsur satuan biaya dalam baris (kolom) dari yang terkecil berikutnya elemen biaya satuan pada baris yang sama (kolom). b. Langkah 2 Mengidentifikasi baris atau kolom dengan hukuman terbesar. Memutuskan hubungan sewenang-wenang. Alokasikan sebanyak mungkin ke variabel dengan unit biaya setidaknya dalam baris atau coloum yang dipilih. Sesuaikan penawaran dan permintaan, dan

20 mencoret baris puas atau kolom. Jika baris dan kolom puas secara bersamaan, hanya satu dari dua yang dicoret, dan baris yang tersisa (kolom) ditugaskan nol pasokan (demand). c. Langkah 3 1) Jika tepat satu baris atau kolom dengan nol pasokan atau permintaan tetap un-dicoret, berhenti. 2) Jika salah satu baris (kolom) dengan suplai positif (demand) tetap uncrossed keluar, menentukan variabel dasar pada baris (kolom) dengan metode biaya terendah berhenti 3) Jika semua uncrossed keluar baris dan kolom telah (yang tersisa) nol penawaran dan permintaan, menentukan variabel dasar nol dengan metode yang paling murah, berhenti. d. Jika tidak, pergi ke langkah.

21 2.2 Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

22