Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2 ISSN STUDI PEMBENTUKAN PROSES TITIK MELALUI PENDEKATAN UKURAN MENGHITUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, yang menjadi perhatian seringkali bukan

BAB II PROSES MENGHITUNG DAN PROSES TITIK. acak X, dengan A menyatakan indeks parameter. Jika proses didefinisikan

STUDI MEMBANGUN PROSES TITIK (POINT PROCESSES) DAN PENDEKATANNYA MELALUI PROSES POISSON

DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

BAB III PROSES POISSON MAJEMUK

Pengantar Proses Stokastik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik

Proses Titik Self-Exciting dan Penerapannya pada Data Gempa Bumi di Jawa

Pengantar Proses Stokastik

Estimasi Hazard Rate Temporal Point Process

Pengantar Proses Stokastik

Penggabungan dan Pemecahan. Proses Poisson Independen

PEMODELAN KELAHIRAN MURNI DAN KEMATIAN MURNI DENGAN DUA JENIS KELAMIN DENGAN PROSES STOKASTIK

PROSES POISSON MAJEMUK. 1. Pendahuluan

POISSON PROSES NON-HOMOGEN. Abdurrahman Valid Fuady, Hasih Pratiwi, dan Supriyadi Wibowo Program Studi Matematika FMIPA UNS

(a) 32 (b) 36 (c) 40 (d) 44

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI

MA4181 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 5 Proses Poisson

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

Estimasi Parameter Model Epidemic Type Aftershock Sequence (ETAS) Spasial untuk Gempa Bumi di Pulau Jawa

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT PROVINSI

Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok

BABAK PENYISIHAN SELEKSI TINGKAT PROVINSI BIDANG KOMPETISI

Pengantar Proses Stokastik

Catatan Kuliah. MA5181 Proses Stokastik

PROSES POISSON MAJEMUK DAN PENERAPANNYA PADA PENENTUAN EKSPEKTASI JUMLAH PENJUALAN SAHAM PT SRI REJEKI ISMAN TBK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

Pemodelan Data Curah Hujan Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

Catatan Kuliah MA4181 Pengantar Proses Stokastik Precise and Stochastic. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

PENENTUAN KLASIFIKASI STATE PADA RANTAI MARKOV DENGAN MENGGUNAKAN NILAI EIGEN DARI MATRIKS PELUANG TRANSISI

MA4081 PENGANTAR PROSES STOKASTIK Bab 4 Proses Po

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

RANCANGAN KURIKULUM PROGRAM DOKTOR STATISTIKA (STK) DALAM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)

SANGGAR 16 SMA JAKARTA TIMUR

Pembahasan Matematika SMP IX

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

Model Linked Stress Release pada Data Gempa Bumi di Pulau Sumatra

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN APLIKASI PROSES POISSON PERIODIK (STUDI KASUS: ANTRIAN NASABAH BANK BRI)

BATAS ATAS RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF DENGAN KONEKTIVITAS 3

Minggu 1 Review Peubah Acak; Karakteristik Time Series. Minggu 4-6 Model Moving Average (MA), Autoregressive (AR)

PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

BABAK PENYISIHAN SELEKSI TINGKAT PROVINSI BIDANG KOMPETISI

HIMPUNAN KUBIK ASIKLIK DAN KUBUS DASAR

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Abstrak

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

III. METODE PENELITIAN

Permutasi dan Kombinasi

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Integral Baire-1 Stieltjes, Henstock-Stieltjes dan Riemann-Stieltjes. The Stieltjes Integrals of Baire-1, Henstock and Riemann

MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP KABUPATEN PURWOREJO Sekretariat: Jl. Jendral Sudirman 8 Purworejo Telepon/Fax (0275)

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

2. Di antara bilangan-bilangan berikut, hanya ada satu yang habis membagi , yaitu. c. 1 d.

RAINBOW CONNECTION PADA BEBERAPA GRAF

ULANGAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

Model Data Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan

PENENTUAN PROBABILITAS ABSORPSI DAN EKSPEKTASI DURASI PADA MASALAH KEBANGKRUTAN PENJUDI

OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT PROVINSI TAHUN 2013 BIDANG STUDI MATEMATIKA WAKTU : 150 MENIT

UAN MATEMATIKA SMP 2007/2008 C3 P13

KISI-KISI SOAL OLIMPIADE MATEMATIA VEKTOR NASIONAL (OMVN) 2015 HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Pembahasan Uji Coba KMNR 12 Kelas 9 SMP Versi Mr. Oes

PENERAPAN PROSES POISSON NON-HOMOGEN UNTUK MENENTUKAN DISTRIBUSI PROBABILITAS KEDATANGAN NASABAH DI BNI BANJARBARU

Teorema Titik Tetap Pada Ruang Ultrametrik Diskrit

Minggu 1 Review Peubah Acak dan Fungsi Distribusi. Minggu 4-5 Analisis Model MA, AR, ARMA. Minggu 6-7 Model Diagnostik dan Forecasting

HOMOLOGI DARI HIMPUNAN KUBIK YANG DIREDUKSI (ELEMENTARY COLLAPSE)

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

Penentuan Probabilitas Absorpsi dan Ekspektasi Durasi pada Masalah Kebangkrutan Penjudi

Rantai Markov Diskrit (Discrete Markov Chain)

Struktur Kristal Logam dan Keramik

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

Fuzzy Pattern Recognition. Logika Fuzzy

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS

MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP KABUPATEN PURWOREJO Sekretariat: Jl. Jendral Sudirman 8 Purworejo Telepon/Fax (0275)

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

Materi Bahasan. Materi 2 Informasi Geografis & Representasinya dalam SIG. Data & Informasi Data Spasial & Non Spasial Representasi Data Spasial

ANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN

Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung

Mela Arnani, Isnandar Slamet, Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB III DARI MODEL ANTRIAN M/M/1 DENGAN POLA KEDATANGAN BERKELOMPOK KONSTAN. 3.1 Model Antrian M/M/1 Dengan Pola Kedatangan Berkelompok Acak

Minggu 4-5 Analisis Model MA, AR, ARMA. Minggu 6-7 Model Diagnostik dan Forecasting. Minggu 8-9 Analisi Model ARI, IMA, ARIMA

Oleh: Isna Kamalia Al Hamzany Dosen Pembimbing : Dra. Laksmi Prita W, M.Si. Dra. Nur Asiyah, M.Si

Transkripsi:

STUDI PEMBENTUKAN PROSES TITIK MELALUI PENDEKATAN UKURAN MENGHITUNG Rini Cahyandari Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SGD Bandung email: rcahyandari@yahoo.com ABSTRAK Proses titik didefinisikan sebagai koleksi acak dari titik-titik yang terletak pada suatu daerah tertentu, dimana pembentukan proses ini dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, salah satunya melalui ukuran menghitung. Dari segi matematika, jika dikaitkan dengan masalah perhitungan, proses Poisson merupakan contoh trivial dari proses titik. Karenanya, proses Poisson didefinisikan sebagai proses titik sederhana, dimana banyaknya kejadian pada suatu himpunan mengikuti distribusi Poisson dan banyaknya kejadian pada himpunan yang saling lepas adalah saling bebas. Berkaitan dengan pendekatan ukuran menghitung, prosedur perhitungan banyaknya titik dapat dilakukan melalui dua cara partisi himpunan, yaitu partisi dengan bentuk sebangun indeks parameter waktu, bidang dan ruang, yang diterapkan pada data pohon pinus berdaun panjang di hutan Wade Tract Georgia, dan partisi menggunakan konsep pengemasan bola (sphere packing). Aplikasi dari proses titik yang dibentuk melalui pendekatan ukuran menghitung dapat ditemukan di beberapa bidang, yaitu 1) bidang asuransi, khususnya pada pembuatan tabel kehidupan, dimana titik dari proses didefinisikan sebagai waktu individu meninggal 2) bidang fisika, untuk menghitung populasi partikel akibat benturan dua buah partikel utama, dimana titik dari proses didefinisikan sebagai partikel yang diidentifikasi berdasarkan kekuatan energi yang dimiliki 3) bidang demografi yang mempelajari perubahan populasi, dimana titik dari proses dapat didefinisikan sebagai kejadian kematian, kelahiran, migrasi dan emigrasi. Keywords: proses titik, ukuran menghitung, proses Poisson, partisi himpunan dengan bentuk sebangun, pengemasan bola 1. PENDAHULUAN tetapi seberapa sering (banyaknya) peristiwa tersebut terjadi pada suatu Dalam kehidupan sehari-hari, yang menjadi perhatian seringkali bukan bagaimana suatu peristiwa itu terjadi, interval waktu atau area tertentu. Misal banyaknya gempa yang terjadi selama interval waktu 30 menit, banyaknya rumah 191

yang roboh akibat banjir atau longsor, banyaknya pohon pinus dengan diameter tertentu yang tersebar di sebuah hutan, banyaknya spesies tertentu yang habis terbakar di sebuah hutan yang rawan sebagai koleksi acak dari titik-titik yang terletak pada suatu area tertentu [5]. Titiktitik dari proses bisa dinyatakan sebagai kejadian, waktu kejadian, lokasi kejadian maupun keduanya. kebakaran, dan lain sebagainya. Dalam proses stokastik, pengamatan di atas dapat dikategorikan sebagai proses menghitung. Ruang keadaan dan indeks parameter dari proses menghitung ini masing-masing adalah himpunan bulat non negatif dan himpunan bagian dari d dengan d 1. Selanjutnya, masalah perhitungan ini umumnya dianalisis melalui proses stokastik Poisson. Secara analisis, membentuk proses titik dapat dilakukan melalui 4 (empat) pendekatan, yaitu pendekatan ukuran menghitung, fungsi tangga, barisan titik, dan barisan interval. Pada studi ini, pendekatan ukuran menghitung akan dibahas lebih dalam, karena ukuran menghitung merupakan pendekatan paling sistematis jika ruang dimensi proses diperluas [1]. Meskipun demikian, dalam praktek seringkali ditemukan peristiwa yang terjadi secara bersamaan, seperti gempa bumi, dengan titik lokasi gempa yang saling berdekatan atau bertetangga. Sehingga, proses Poisson tidak sesuai lagi digunakan untuk menganalisis keadaan seperti ini. Dari segi matematika, jika dikaitkan dengan masalah perhitungan, proses Poisson merupakan contoh trivial dari proses titik. Karenanya, proses Poisson didefinisikan sebagai proses titik sederhana 1, dimana banyaknya kejadian Alasan ini yang mendasari suatu kajian tentang proses titik, dimana didefinisikan 1 Proses titik disebut sederhana (simple) jika semua titik dari proses berbeda, atau t i t j untuk i j 192

pada suatu himpunan mengikuti distribusi 2. PROSES MENGHITUNG Poisson dan banyaknya kejadian pada himpunan yang saling lepas adalah saling bebas [5]. Proses stokastik {N(A), A d, d 1} disebut proses menghitung jika N(A) menyatakan banyaknya (number) kejadian Untuk dapat menjelaskan prosedur pembentukan proses titik secara lebih sederhana, maka pada studi ini, diambil proses yang didefinisikan di dengan beberapa batasan, diantaranya: 1) hasil proses menghitung pada himpunan tertutup dan terbatas bernilai bulat nonnegatif dan hingga 2) proses menghitung memiliki yang terjadi pada sembarang himpunan A, di mana bisa berupa: 1. Interval waktu, mengingat ukurannya berupa panjang interval waktu. Misalkan himpunan A = [0,t] yang diilustrasikan pada Gambar 1, maka himpunan A bisa dinyatakan dengan A = {x 0 x t}. sifat kenaikan bebas. Aplikasi dari proses titik yang dibentuk melalui pendekatan ukuran menghitung dapat ditemukan di beberapa bidang, yaitu bidang asuransi pada pembuatan table kehidupan, bidang fisika pada kejadian benturan dua buah partikel fisik, dan bidang demografi pada perubahan populasi Gambar 1 Partisi Himpunan A = [0,t] akibat beberapa faktor seperti kematian, kelahiran, migrasi dan emigrasi. 2. Himpunan di 2. Misal segiempat, segitiga, lingkaran, atau ellips, seperti 193

diilustrasikan pada Gambar 2. Himpunan A dari Gambar 2(a) dan 2(e) masing-masing bisa dinyatakan dengan A = { (x,y) a x b, c y d } dan A = { (x,y) (x-a) 2 + (y-b) 2 r }. Gambar 2 Partisi Himpunan A di 2 3. Himpunan di 3. Misal bola dan kubus, seperti diilustrasikan pada Gambar 3. Himpunan A dari Gambar 3(a) bisa dinyatakan dengan A = {(x, y, z) (x-a) 2 + (y-b) 2 + (z-c) 2 r }. 194

2. N(t) bernilai bulat 3. Jika s < t, maka N(s) N(t) 4. Untuk s < t, maka N(t) - N(s) akan menyatakan banyaknya kejadian yang terjadi dalam interval (s,t] 3. PROSES POISSON Definisi 1: Proses menghitung N ( t), t 0 dapat dikatakan sebagai proses Poisson homogen dengan laju, jika: (i) N(0) = 0 (ii) Proses memiliki kenaikan bebas Gambar 3 Partisi Himpunan A di 3 (iii) Banyaknya kejadian pada sebuah interval yang panjangnya t Proses menghitung yang umum digunakan adalah proses dengan indeks parameter A berdistribusi Poisson dengan rataan. Sehingga untuk semua s,t 0 seperti Gambar 1 di atas. Jadi, proses menghitung N[0,t] didefinisikan tidak lain sebagai banyaknya kejadian yang terjadi selama waktu t [3]. Untuk penyederhanaan, N[0,t] cukup ditulis dengan N(t). Proses menghitung N(t) ini akan memenuhi 4 sifat, yaitu: 1. N(t) 0 di mana Definisi 2: Proses menghitung N ( t), t 0 dapat dikatakan sebagai proses Poisson homogen dengan laju, jika: 195

(i) N(0) = 0 (ii) Proses memiliki kenaikan bebas dan stasioner (iii) P N ( h) 1 h o( h) (iv) P N ( h) 2 o( h) Gambar 4 Titik-titik Kedatangan dalam Antrian 4. PROSES TITIK Gambar di atas mengilustrasikan proses Perdefinisi, proses titik adalah koleksi acak dari titik-titik yang terletak pada suatu daerah tertentu [5]. Berdasarkan daerah titik bergantung waktu, di mana titiknya merepresentasikan waktu kedatangan dalam suatu antrian. definisinya, maka proses titik dibagi menjadi dua, yaitu: 4.1 Proses Titik pada Ruang Dimensi Satu Pada umumnya, indeks parameter proses adalah waktu, di mana titiknya menyatakan waktu dari suatu kejadian. Proses ini dikenal dengan istilah proses titik bergantung waktu (temporal point processes). Proses titik ini, biasanya dipakai pada permasalahan antrian 4.2 Proses Titik pada Ruang Dimensi Lebih dari Satu 4.2.1 Proses Titik Bergantung Lokasi (Spatial Point Processes) Proses ini umumnya diamati berdasarkan lokasi, di mana titiknya menyatakan lokasi dari suatu kejadian. Proses titik ini, dipakai pada permasalahan kehutanan, misal lokasi pohon yang terbakar, pada masalah gempa bumi, misal pusat (epicenter) dari gempa dan lain sebagainya. Ambil contoh dalam 196

masalah gempa bumi, maka titik dari proses dinyatakan dengan pasangan (x,y) di mana x menyatakan garis bujur (longitude) dan y menyatakan garis lintang mana t menyatakan waktu dari kejadian dan z menyatakan lokasi dari kejadian, yaitu pasangan (x,y) dengan x garis bujur dan y garis lintang. (latitude). Gambar 5 Titik Lokasi Gempa Bumi Gambar 6 Titik Waktu dan Lokasi Gempa Bumi 4.2.2 Proses Titik Bergantung Waktu dan Lokasi (Spatial Temporal Point Processes) Proses titik dengan indeks parameter berupa pasangan waktu dan lokasi. Proses titik ini, dipakai pada permasalahan seperti proses titik bergantung lokasi. Tetapi bedanya, titik dari proses ini menyatakan waktu dan lokasi dari kejadian. Ambil contoh masalah gempa bumi, maka titik dari proses menyatakan pasangan (t,z) di 5. PROSES TITIK MELALUI PENDEKATAN UKURAN MENGHITUNG Membangun proses titik melalui empat pendekatan lebih mudah jika prosesnya didefinisikan pada ruang berdimensi 1 dan indeks parameternya berupa waktu. Akan tetapi, jika dimensinya diperluas, hanya ukuran menghitung yang menjadi 197

pendekatan paling mudah untuk dikaji dan diambil contoh nyatanya. Didefinisikan himpunan A = [0,t], maka salah satu bentuk partisinya diilustrasikan seperti Gambar 1. Partisi interval A berupa Dalam literatur, proses menghitung yang sering dibahas adalah proses dengan indeks parameter A seperti Gambar 1 di atas. Jadi, proses menghitung N[0,t] didefinisikan tidak lain sebagai banyaknya subinterval A i yang saling lepas untuk i = 1,2,3,4. Selanjutnya, dapat dihitung N(A 1 ) = 2 kejadian, N(A 2 ) = 1 kejadian, N(A 3 ) = tidak ada kejadian, dan N(A 4 ) = 1 kejadian. Sehingga N(A) = 4 kejadian. kejadian yang terjadi selama waktu t [3]. Untuk penyederhanaan, N[0,t] cukup ditulis dengan N(t). Proses menghitung N(t) ini akan memenuhi 4 sifat, yaitu: 1. N(t) 0 2. N(t) bernilai bulat 3. Jika s < t, maka N(s) N(t) 4. Untuk s < t, maka N(t) - N(s) akan menyatakan banyaknya kejadian yang terjadi dalam interval (s,t] 5.1.2 Partisi Himpunan dengan Bentuk Sebangun (Indeks Parameter Bidang) Didefinisikan himpunan A sebagai segiempat, segitiga, lingkaran, dan ellips. Ilustrasi dari partisi himpunan A ini dapat dilihat pada Gambar 2, di mana partisi himpunan A berupa himpunan yang sebangun dengan panjang sisinya lebih pendek. Perhitungan banyaknya kejadian 5.1 Partisi Himpunan pada himpunan A berupa penjumlahan dari banyaknya kejadian di setiap partisi 5.1.1 Partisi Himpunan dengan sebangunnya. Bentuk Sebangun (Indeks Parameter Waktu) 198

5.1.3 Partisi Himpunan dengan Bentuk Sebangun (Indeks Parameter Ruang) Didefinisikan himpunan A sebagai bola dan kubus yang diilustrasikan pada Gambar 3, di mana partisi himpunan A yang didefinisikan sebagai bola berupa bola-bola baru yang lebih kecil jari-jarinya. Sedangkan, partisi himpunan A yang didefinisikan sebagai kubus berupa kubus-kubus baru yang panjang sisinya lebih pendek. Perhitungan banyaknya kejadian pada himpunan A dilakukan dengan cara menjumlahkan banyaknya kejadian pada masing-masing partisinya. Gambar 7 Susunan Bola pada Sebuah Kotak Bentuk susunan dalam pengemasan bola yang memiliki kepadatan maksimal adalah bentuk susunan cubic close packing 2 (atau face centred cubic) dan hexagonal closes packing. 5.1.4 Partisi Himpunan Menggunakan Konsep Pengemasan Bola (Sphere Packing) Secara matematika, permasalahan pengemasan bola adalah permasalahan mengisi sebuah ruang dengan cara menyusun bola-bola identik yang saling lepas sehingga mendapatkan susunan yang maksimal. 2 Salah satu contoh dari cubic close packing adalah susunan bola dalam bentuk piramida 199

5.2 Aplikasi Proses Titik Beberapa aplikasi dari proses titik melalui pendekatan ukuran menghitung di beberapa bidang ilmu, diantaranya: Gambar 8 Gambar 9 Cubic Close Packing Hexagonal Closes Packing 1) Bidang Asuransi Khususnya pada pembuatan tabel kehidupan, di mana tabelnya memuat daftar dari banyaknya individu yang bertahan hidup pada usia tertentu, dengan asumsi jumlah individu awal dari suatu populasi diberikan. Misalkan individu awal dari suatu populasi diasumsikan sebanyak 100.000 orang. Dalam interval waktu satu tahun, individu yang bertahan hidup sebanyak 99.721 orang, maka Dengan cara yang sama seperti pada partisi himpunan dengan bentuk yang sebangun, perhitungan banyaknya kejadian menggunakan cara partisi ini dilakukan dengan menjumlahkan hasil perhitungan banyaknya yang meninggal adalah 279 orang. Jadi, di sini himpunan A didefinisikan sebagai interval waktu satu tahun dan kejadiannya didefinisikan sebagai individu yang meninggal. banyaknya kejadian di masing-masing partisinya. 2) Bidang Fisika 200

Misalkan 2 (dua) buah partikel fisik berbenturan, menghasilkan jejak dan foto dan kejadiannya didefinisikan sebagai jenis partikel hasil benturan. partikel-partikel lainnya, sebut partikel w dan partikel z, yang direkam dalam bentuk foto. 3) Bidang Demografi Demografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan populasi terhadap beberapa faktor, diantaranya kelahiran, kematian, migrasi dan emigrasi. Jadi, di sini himpunan A didefinisikan sebagai interval waktu pengamatan dan kejadiannya bisa didefinisikan sebagai populasi maupun faktor yang mempengaruhinya. Gambar 10 Foto Jejak dan Partikel Hasil 5.3 Studi Kasus Benturan Studi kasus dilakukan dengan mengambil Titik-titik pada Gambar 10 menyatakan partikel, di mana identifikasi jenis partikel berdasarkan kekuatan energi yang dimilikinya. Sedangkan, bentuk lingkaran yang semakin lama semakin mengecil menyatakan jejak partikelnya. Berdasarkan hasil foto, jumlah dari jenis partikel data pohon pinus berdaun panjang yang tersebar di hutan Wade Tract, Thomas County, Georgia. Luas hutan yang diambil sebagai lokasi pengamatan sebesar empat hektar, di mana tersebar 584 pohon pinus berdaun panjang dengan diameter lebih dari 2 dbh. Setiap pohon terletak di tertentu bisa dihitung. Jadi, di sini koordinat yang berbeda-beda, seperti yang himpunan A didefinisikan sebagai sebuah diilustrasikan oleh Gambar berikut ini: 201

hektar. Konsep partisi menggunakan bentuk yang sebangun. 2. Klasifikasikan pohon pinus sesuai dengan koordinat setiap sublokasi 3. Hitung jumlah pohon pinus yang tersebar pada masing-masing sublokasi Hasil yang diperoleh dari langkah-langkah di atas adalah: Gambar 11 Peta Penyebaran Pohon Pinus Berdaun Panjang dengan Diameter Lebih dari 2 dbh di Lokasi Hutan Wade Tract Tabel 1 Empat Sublokasi Hutan Hasil Partisi: di mana setiap lingkaran pada Gambar 11 di atas, memuat koordinat (satuan meter) dari pohon pinus. Sebagai penyederhanaan perhitungan, data pohon pinus yang diambil untuk dianalisis memiliki diameter dan diilustrasikan oleh Gambar 12 berikut ini: 2-10 dbh. Adapun prosedur perhitungannya dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Partisi lokasi hutan menjadi empat sublokasi, di mana masing-masing sublokasi memiliki luas sebesar satu 202

Gambar 12 Empat Sublokasi Hutan Hasil Partisi hutan seluas empat hektar adalah 190 pohon/empat hektar. Dengan kata lain, proporsi pohon pinus yang tersebar di area Jumlah pohon pinus di masing-masing hutan tersebut adalah 32.53 %. sublokasi sebagai berikut: Tabel 2 Jumlah Pohon Pinus di Setiap Sublokasi Hasil yang berbeda bisa diperoleh, yaitu dengan melakukan partisi lokasi hutan sekecil mungkin, seperti yang diilustrasikan melalui Gambar 13 berikut ini: Tabel 3 Intensitas Pohon Pinus di Setiap Sublokasi Gambar 13 Partisi Lokasi Hutan yang Diperkecil Berdasarkan Tabel 3, intensitas pohon pinus di sublokasi I adalah 6 pohon/hektar, disublokasi II adalah 46 pohon/hektar, disublokasi III adalah 72 pohon/hektar dan disublokasi IV adalah 66 pohon/hektar. Sehingga, intensitas pohon pinus di lokasi Semakin diperkecil partisinya, maka banyaknya pohon pinus yang tersebar pada sublokasi tersebut kemungkinan hanya ada satu pohon ataupun tidak ada sama sekali. Artinya intensitas untuk masing-masing 203

sublokasi juga berbeda-beda. Karenanya, contoh proses menghitung pohon pinus yang paling mudah untuk kasus yang [5] Schoenberg F.P. 2000. Point Processes, Lecture Notes. UCLA Department of Statistics diperlihatkan melalui Gambar 13 adalah proses Poisson nonhomogen. DAFTAR PUSTAKA [1] Daley D.J and Vere-Jones D. 2003. An Introduction to the Theory of Point Processes. Springer. USA. [2] Griffiths D. 1987. Introduction to Elementary Particles. John Wiley & Sons, Inc. USA. [3] Ross S. 1996. Stochastic Processes: 2 nd Edition. John Wiley & Sons, Inc. USA. [4] Sokal R.R and Rohlf F.J (1981). Biometry: 2 nd Edition. W.H. Freeman and Company. USA. 204