BAB I PENDAHULUAN. yaitu tujuan kurikulum (Rahmat, 2011:51). Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DALAM PEMBELAJARAN TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF PANTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUWAWA ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMPLB TUNANETRA

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNANETRA

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMPLB TUNARUNGU

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

56. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAN SASTRA KOREA SMA/MA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS DRAMA MENJADI TEKS CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMK MULTI KARYA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB TUNANETRA

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

a. Judul Modul Bagian ini berisi nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk Umum

KOMPETENSI INTI 4 (PENGETAHUAN) dalam ranah konkret konseptual, dan prosedural) 4.1 Menguraikan makna teks iklan

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. bahasa Indonesia (Permendikbud, No 60 tahun 2014).

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 menempatkan bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

KISI-KISI UJIAN AKHIR SEKOLAH SMP N I GONDANGLEGI TAHUN PELAJARAN 2015 /2016 MENGACU PADA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

MONITORING DAN EVALUASI PELATIHAN GURU/KEPALA SEKOLAH/PENGAWAS SEKOLAH KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. budaya-akademis. Selain itu, Mahsun (2014:97) berpendapat:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

STANDAR NASIONAL KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pendidikan memang memegang peranan yang sangat penting dalam

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SDLB TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan landasan bagi peneliti dalam pengambilan masalah. Kemudian masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di setiap

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs

: Bahasa Indonesia. Kelas VII Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Perkembangan tersebut pada satu sisi berdampak positif, tetapi di sisi

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

55. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAN SASTRA JEPANG SMA/MA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam meniti karir misalnya, dapat juga ditentukan oleh terampil

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia,

H. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMALB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tujuan kurikulum (Rahmat, 2011:51). Tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Hadirnya kurikulum 2013 pada saat ini, telah membawa pencerahan terhadap wajah pendidikan di Indonesia umumnya dan penggunaan bahasa Indonesia khususnya sebagai bahasa pengantar pendidikan yang sekaligus berfungsi sebagai pembawa wahana ilmu pengetahuan ke bidang-bidang ilmu pengetahuan lainnya. Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi, diharapkan dapat menjadi masyarakat yang bermartabat, memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga bisa bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan global. Hal ini dimungkinkan, kalau implementasi kurikulum 2013 betul-betul dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dalam

implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Dalam kurikulum 2013 bahasa Indonesia mulai menempati posisi sebagai bahasa pembawa wahana ilmu pengetahuan. Konsep tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran, dan tematik dalam suatu mata pelajaran telah memfungsikan bahasa Indonesia sebagai penghantar ilmu pengetahuan antarmata pelajaran. Dalam hal membangun wawasan, pengembangan tema dan menghubungkan satu tema dengan tema yang lain antar mata pelajaran, bahasa Indonesia telah mampu berfungsi sebagai bahasa penyalur ilmu pengetahuan. Kurikulum 2013 memiliki kompetensi (KI) yang terdiri atas domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi inti sikap ini menyangkut konsep kebahasaan tentang nilai, norma kultural, serta konteks sosial yang menjadi dasar terbentuknya register (bahasa sebagai teks), dan untuk kompetensi inti pegetahuan dan keterampilan menyangkut konsep kebahasaan yang berhubungan dengan proses sosial (genre) dan register (bahasa sebagai teks). Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kurikulum 2013 terdapat beberapa KI yang dijabarkan dalam KD. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak

langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Adapun Kompetensi Inti (KI 3) yang dilakukan pembelajarannya oleh guru adalah Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi Dasar yang dilakukan pembelajarannya oleh guru adalah KD 3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan. Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran teks tanggapan deskriptif, dengan subtemanya ini adalah pantun dari tema Pengenalan Budaya Indonesia dan cara pelaksanaanya dengan berbalas pantun. Berbalas Pantun adalah pemecahan masalah yang terjadi dalam konteks hubungan sosial dengan cara bermain peran. Dalam kegiatan bermain peran, siswa dapat berperan sebagai tokoh yang ada dalam scenario. Sedangkan guru bimbingan merencanakan, menstruktur, memfasilitasi dan memonitor jalannya bermain peran tersebut kemudian membimbing untuk menindaklanjuti proses pembelajaran. Pembelajaran teks tanggapan deskripsi merupakan pembelajaran teks yang berisi gambaran sifat-sifat benda yang dideskripsikan. Dengan kalimat deskripsi, pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan sendiri tentang hal yang disampaikan dalam suatu teks. Untuk mencapai KI dan KD ini maka tentunya membutuhkan suatu model. Salah satu model yang dapat dilaksanakan adalah model role playing. Hal ini

berdasarkan hakikat pembelajaran bahasa Indonesia yaitu belajar sambil bermain. Menurut Sagala (2012: 213) role playing atau dikenal juga dengan model sosiodrama adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial. Melalui bermain peran siswa dapat meningkatkan kemampuan untuk mengenal perasaan dirinya sendiri dan perasaan orang lain, mereka memperoleh cara berperilaku baru dalam hubungan sosial. Model pembelajaran role playing merupakan model pembelajaran yang baik untuk digunakan dalam rangka meningkatkan kemampuan bahasa dan sastra Indonesia bagi siswa. Dalam role playing, siswa dituntut dapat menjadi pribadi yang imajinatif, mempunyai prakarsa, mempunyai minat luas, mandiri dalam berfikir, ingin tahu, penuh energi dan percaya diri. Namun kenyataan yang peneliti dapatkan selama PPL di SMP Negeri 2 Suwawa, pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kurikulum 2013 masih tetap didominasi oleh metode ceramah. Pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah saintifik. Akan tetapi selama pelaksanaan PPL pembelajaran khususnya bahasa Indonesia terkadang pendekatan itu belum terlaksana dengan baik sehingga kemampuan siswa memahami pantun masih rendah. Oleh sebab itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah model pembelajaran role playing. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan identifikasi masalah sebagai berikut : 1) Metode yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah metode saintifik akan tetapi terkadang metode itu belum terlaksana dengan baik, sehingga diperlukan model, strategi, atau teknik yang lain. 2) Pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 selama peneliti PPL belum ada yang melaksanakan model role playing. 3) Kemampuan siswa memahami pantun masih rendah. 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model role playing dalam pembelajaran pantun. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dibahas pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimanakah penerapan model role playing dalam pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa? 2) Faktor-faktor apa saja yang menghambat guru dalam menerapkan model role playing dalam pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa?

3) Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi permasalahan pada penerapan model role playing dalam pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa? 1.5 Tujuan Penelitian 1) Mendeskripsikan pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun melalui model role playing pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa 2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang menghambat guru dalam menerapkan model role playing pada pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa 3) Memperoleh solusi yang tepat dalam mengatasi kendala yang dialami guru dalam menerapkan model role playing pada pembelajaran teks tanggapan deskriptif pantun pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Suwawa 1.6 Manfaat Penelitian 1) Sekolah Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia. 2) Guru Penelitian ini menjadi bahan evaluasi guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 3) Siswa

Dengan adanya penelitian ini siswa akan lebih semangat belajar dan mereka akan lebih terbuka untuk mengekspresikan pengetahuan dan perasaan mereka di depan umum. 4) Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan wawasan pengetahuan dalam hal penelitian.