BAB II CHAIN SURVEYING (UKUR RANTAI)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENGUKURAN JARAK LANGSUNG

Kerja Lapangan (Field work)

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

BAB III PERALATAN UKUR TANAH DAN SYARAT PENGGUNAANNYA

Tacheometry. System dari tacheometry Dapat dikalsifikasikan 1. Stadia system pengamatan horisontal Pengamatan miring 2.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MENDATAR, MIRING, DAN TERHALANG

PENGENALAN MACAM-MACAM PENGUKURAN SITUASI

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.2 Tujuan

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH

Sri Rahaju dan Sri Wilarso Budi R

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

Pengukuran Diameter dan Tinggi Pohon

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011

BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS


Metode Ilmu Ukur Tanah

Pengertian Garis Kontur, Peraturan, & Cara PembuatanDEFINISI, GEOGRAFI, IPS ON FEBRUARY 23, 2016 NO COMMENTS

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

BAB I. Laporan Praktikum 1

Pembahasan Matematika SMP IX

PENGUKURAN WATERPASS

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI

Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on:

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2007/2008

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB I PENGANTAR. Universitas Gadjah Mada 1

JAWABAN SOAL POST-TEST. No Keterangan Skor 1. Ada diketahui :

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

Kompetensi Dasar. Indikator

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

TUJUAN INSTRUKSIONAL

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

4. VISUALISASI DAN GAMBAR SKET

PENGGUNAAN TURUNAN IKA ARFIANI, S.T.

BAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar.

KONTUR.

pelajari? Kata Kunci: Kaleng-kaleng ruang apakah itu berbentuk bidang yang yang tabung. tabung. tabung. volumenya ditentukan.

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P2 UTAMA

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

SURVEI HIDROGRAFI. Tahapan Perencanaan Survei Bathymetri. Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang

PAKET 4. Paket : 4. No Soal Jawaban 1 Luas Segiempat PQRS pada gambar di bawah ini adalah. A. 120 cm 2 B. 216 cm 2 C. 324 cm 2 D. 336 cm 2 E.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah

Contoh soal : Hitung Beda Tinggi dan Jarak Psw-Titik Horisontal apabila diketahui : TITIK A BA= 1,691 BT = 1,480 BB = 1,296 ta = 1,530 Z = 90'51'02"

Modul 10 Garis Kontur

Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur

BAB IV. GEOMETRI Langkah-langkah membuat kerangka kubus

METODA-METODA PENGUKURAN

MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP KABUPATEN PURWOREJO Sekretariat: Jl. Jendral Sudirman 8 Purworejo Telepon/Fax (0275)


TEKNIK PENEBANGAN KAYU

1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala

METRIG (MEJA TRIGONOMETRI)

PENGERTIAN PHYTAGORAS

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

3.1. Sub Kompetensi Uraian Materi MODUL 3 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

PENGUKURAN POLIGOON. by Salmani, ST.,MS.,MT.

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

PERTEMUAN 7 ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN

MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP KABUPATEN PURWOREJO Sekretariat: Jl. Jendral Sudirman 8 Purworejo Telepon/Fax (0275)

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN

PENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 3 : METODE PENGUKURAN JARAK

SOAL PREDIKSI MATEMATIKA TAHUN

PENGUKURAN POLIGOON. by Salmani, ST.,MT.,MS. POLYGON

Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pemakai buku ini sangat kami harapkan untuk penyempurnaan bahan ajar ini. Cisarua, Maret 2009

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Blog kumpulan soal uan, snmptn, cpns, stan, dan ujian lainnya di sertai dengan kumpulan rumus dan latihan soal lengkap

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 12 : METODE PENGUKURAN VOLUME

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10

TACHIMETRI. Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu pemetaan detil. lengkap (situasi) yaitu pengukuran dengan menggunakan prinsip

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

Hak Cipta pada Pusat Berbagi Ilmu Pendidikan PUSBILDIK

English as Medium of Instruction

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II CHAIN SURVEYING (UKUR RANTAI) 1. Metode melaksanakan pengukuran garis (linear) Ada 3 metode yang pokok : a. Pengukuran langsung ( by direct measurement), dengan menggunakan alat ukurrantai, pita ukur dari baja, penggukur, jalan; b. dengan alat optik (by optical means tacheometry) yaitu menggunakan alat-alat optik seperti : theodolite, waterpass, plancet; c. dengan prinsip-prinsip sinar/gelombang radio (by electro-distance measurement) = EDM 2. Pengukuran langsung Metode pengukuran langsung yang dilaksanaan sangat tergantung pada ketelitian yang diperiukan. Akan membuang waktu dan biaya apabila kita meiaksanakan pengukuran teliti, tetapi hanya sedikit ketelitian yang kita perlukan, sebaliknya ketelitian yang kita perlukan, sebaliknya tidak ada gunakanya mencoba dan mencapai ketelitian tinggi dengan hanya menggunakan alat ukur rantai atau pita ukur dad bahan plastik. Pita ukur dari baja biasanyanya Iebih tinggi ketelitiannya dibandingkan dengan pita dab plastik. 3. Ranging Rods (Yallon = tongkat) Kalau mengukur jarak antara dua titik, maka panjang jarak yang lurus yang kita kehendaki. Hal tersebut tidak sulit diukur apabila jarak yang kita ukur kurang (lebih pendek) dari pita ukur yang kita pakai untuk mengukur. lain halnya bila jarak yang diukur tersebut, panjangnya melampaui pita ukur yang kita pakai, di sini perlu sekali dibantu oleh sejumlah ranging rods untuk mengontrol posisi dari pita ukur agar tetap pada gans lurus. Ranging rods biasanya terbuat dari besi atau kayu yang dicat dengan warna merah dan putih, diseling tiap 25 cm, panjang yalon biasanya antara 2-2.5 m, dapat berbentuk segitiga, segiempat, atau bulat dengan diameter 30 cm dan runcing di ujung bawahnya. Proses peletakan ranging rods pada garis lurus anatar dua titik tersebut disebut me " ranging" (membanjar = meluruskan garis ukur)

4. Me "ranging" dengan math (meluruskan dengan math) a. Tancapkan yalon pada tiap ujung dad garis ukur antara dua titik misalnya titik Aft dengan kedudukan vertikal. b. Dengan sedikit membungkuk badan di belakang di A untuk mendapatkan garis pandangan yang rendah, mengincar kedua sisi yalon-yalon tersebut c. Dengan pertolongan seorang pembantu peganglah sebuah yalon dan Ietakkan kira-kira pada garis AB sejauh panjang pita ukur dan diletakkan vertikal dengan ibu jail dan telunjuk. d. Dengan mengincar sisi yalon di A, instruksikan pada pembantu, bergerak ke kanan atau ke kiri, sampai tiga yalon tersebut segaris dan baru yalon ditancapkan. e. Dengan cam yang sama dilakukan lagi beberapa ranging, kalau jarak Ab demikian panjang. 5. Chaining = chain = rantai Istilah chaining adalah proses pengukuran langsung suatu jarak lurus, walaupun tidak perlu dengan rantai. Ada 3 macam rantai yang digunakan : a. GUnter's chain panjang 66 feet dibagi 100 mata rantai b. Engineer's chain : panjang 100 feet dibagi 100 mata rantai c. Matric chain : panjang 20 m di bagi 100 mata rantai panjang 30 m dibagi 150 mata rantai Dewasa ini alat ukur yang dipakai : a. Pita ukur (meatlint) dibuat dad kain diberi benang tembaga dimasukkan dalam minyak cat yang masak. Panjangnya 10, 15, 20 sampai 30 meter Tidak begitu balk, karena tidak tahan lembab dan lekas terpengaruh cuaca b. Pegas Ukur dibuat dad pita Baja, panjang 20-30 m c. Rantai ukur (meetveer) Banyak digunakan di hutan atau dilapangan yang banyak tumbuh-tumbuhan.

Mengukur jarak pada permukaan yang miring/berlereng Prinsipnya sama dengan caraa pengukuran pada daerah yang datar, hanya pada permukaan yang miring dilakukan dengan step chaining. Apabila masih dimungkinkan dicari dengan merentang pegas ukur dad A ke titik I, dan harus horisontal betul dengan bantuan waterpass hi = beda tinggi titik A dan I Dn (=AB) = Dl + D2 + D3 + D4 dan beda tinggi masing-masing titik dapat dihitung. Apabila sulit dilakukan dapat ditempuh dengan menghitung jarak miring dad masing masing titik.

Dari titik A, pengamat mengincar ke titik I setinggi mata pengamat A, dengan abney level dapat diukur kemiringan kereng (a), kemudian jarak miring diukur, dengan demikian jarak datar Al dapat dicari karena sudut kemiringan (a) diketahui, salah satu sisi yaitu jarak miring teruku, sehingga sisi yang lain dapat dicari (jarak datar), h dapat diukur pula. demikian pula unruk titik-titik yang lain diukur dengan cara yang sama. Kalau semua titik dapat diketahui tingginya, beda tinggi dapat dicari dan jarak datar diketahui, daerah tersebut dapat dibuat profilnya. Sumber-sumber kesalahan pada pengukuran jarak Iangsung 1. Pegas ukur kurang direntangkan secara horisontal 2. Adanya angin yang meniup pegas ukur 3. Pelurusan (ranging) kurang benar 4. Panjang pegas ukur yang tidak ebnar 5. Kesalahan menghitung jumlah rentangan 6. Kesalahan recorder (pencatat) 7. Kesalahan menghitung kemiringan Prinsip daripada chain surveying (ukur rantai) Chain surveying adalah proses dad pemetaan suatu daerah, hanya dengan menggunakan pengukuran-pengukuran linear, yaitu dengan garis-garis ukur. Walaupun metode ini merupakan bentuk pengukuran kuno, tetapi metod eini masih tetap dipakai dalam survei-survei kecil. Pelaksanaannya sering digunakan dalam survei detail dan bahkan dijadikan dasar dalam survei-survei yang lebih modern, karena itu pengetahuan dasar tentang metode ini perlu diketahui. Prinsip pokoknya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Ambiilah sebagai contoh daerah yang akan dipetakan dibatasi oleh 3 buah batas garis lurus AB, BC dan CA. Jika tiga sisi ini diukur pengukuran yang sederhana ini akan diplotkan ke dalam peta sebagai berikut : a. Garis AB, misalnya digambar pada kertas dengan sudah diskalakan, dan dianggap sebagai base line (garis basis-basis dasar). b. Panjang garis Ac dimasukkan juga dalam kertas gambar dengan skala yang sama yang merupakan busur dengan jari-jari AC

c. Dengan skala yag sama pula panjang garis BC digambarkan berupa busur dengan jari-jari BC; d. titik C akan dihasilkan oleh perpotongan busur AB dan BC dna titik A, B dan C telah di plot dalam peta dalam posisi relatif yang sama dengan di lapangan. 2. Apabila daerah yang akan digambarkan dibatasi oelh lebih dari tiga sisi yang lurus, sedapat mungkin pemetaan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga daerah terseut dapat diplot dengan prinsip segitiga. Misalnya daerah yang berupa empat persegi salah satu diagonalnya juga diukur. kemudian diagonal ini yang mula-mula digambar dalam peta sesudah diskalakan. Dengan demikian dua segitiga akan tergambar pada kedua belah sisi dari diagonal tersebut. check atau proff lines Disamping gads basis, check lines ini juga harus diukur Offsets Sebegitu jauh prinsip chain surveying hanya digunakan untuk daerah-daerahh yang batasnya berupa batas lurus. Karena kebanyakan batas-batas yang kita kenal banyak yang tidak teratur, metode pengukuran posisi-posisi dari batas-batas itu, pertama adalah membuat jaring-jaring segitiga yang dapat digambar dan dicheck Dari garis-garis ukur ini yaitu sisi-sisi segitiga garis offset dibuat dari titik-titik obyek yang diukur garis offset ini tegak lurus terhadap garis ukur.

Cara membuat gads tegak lurus terhadap gads ukur dapat dilakukan dengann beberapa cara : 1. mengirakan dengan mataa garis tegak lurus yang dibuat oleh 2 pita ukur; 2. dengan memutar pegas ukur pada offset sehingga mencapai jarak yang terpendek.

3. dengan prinsip perbandingan garis 3 : 4 : 5 (phytagoras) dari titik A ditarik/diukur jarak 3 m pada garis ukur (1) misalnya didapat titik B. Dari B dan A dipotong jarak 4 m dan 5 m sehingga didapt A'. Akhirnya didapt A'A garis ukur (1); 4. dengan alat optical square (kaca sudut) 5. dengan penggaris segitiga Prosedur dalam pengukurann garis offset Kenampakan yang akan dipetakan ada tiga bentuk dan prosedur offsetting masing- seperti tepi-tepi masing sebagai berikut : 1. Kenampakan yang tidak terartur (irregular features) dibagi jadi garis patah-patah sungai 2. Kenampakan yang lures (straight features) Seperti pagar tembok, pagar kawat dan lain-lain, hanya ujung-ujung sajaa yang digambar offsetnya

3. Kenampakan yang melengkung (curved features) Offset diambil dan diukur pada interval yang terdapat lengkungan seperti jalan kereta api, jalan raya. Ketelitian Pengukuran Untuk menggambarkan ketelitian dalam plotting jarak pada peta sampai 0,2 mm, maka jarak yang masih mungkin diukur di lapangan akan sangat tergantung kepada skala petanya. Tabel di bawah ini menunjukkan jarak berapa minimal yang masih dapat diukur pada tiap-tiap pengukuran dengan skala peta yang dikehendaki. Skala Jarak yang sudah Dalam praktek tak dapat diplotkan mengukur sampai (dalam meter) (dalam meter) 1: 5.000 1, 00 1,00 1: 2.500 1: 2.000 1: 2.250 1: 1.000 0,50 0,50 0,40 0,10 0,25 0,10 0,20 0,10

1: : 500 0,20 0,10 1: 200 0,04 0,01 1: : 100 0,02 0,01 1: : 50 0,01 0,01 Sumber : Buku Land surveying Karangan Ramsay JP. Wilson halaman 37 Pandang maksimum dari offset Hal ini t ergantung kepada beberapa hal, yaitu : 1. Ketelitian yang diperlukan dalam memasukkan suatu kenampakan pada peta. Misalnya, siudut suatu bangunan seharusnya lebih tepat daripaa gerumbul pohon yang tidak teratur 2. Metode untuk membuat offset 3. Skala dari peta yang akan dibuat Maksimum panjang offset dapat diperhitungkan. Pada umumnya offset diperkirakan tetapi apabila garis tegak lurus tersebut kurang teliti, maksimum panjang tidak boleh lebih dari Offset yang diperkirakan dad garis tegak lurus sebenarnya biasanya berkisar antara 2, maka makin panjang offseting makin besar jarak kesalahannya dari garis offset. Kalau jarak offset tersebut kecil, kesalahan tidak begitu dipengaruhi, tetapi offset yang panjang dapat menyebabkan kesalahan yang besar pula. Dapat diperkirakan/diperhitungkan : Contoh : Dalam suatu survey dengan chain surveying garis-garis offset tegak lurus pada garis ukur, diperkirakan hanya dijamin sampai ketelitian 2, maka makin panjang offsetnya makin besar jarak kesalahannya dan garis offset. Kalau jarak offset tersebut kecil, kesalahan tidak begitu dipengaruhi, tetapi offset yang panjang dapat menyebabkan kesalahan yang besar pula. Dapat diperkirakan/diperhitungkan sebagai berikut :

Contoh : Jawab : Dalam suatu survei dengan chain surveying garis-garis offset tegak lurus pada garis ukur, diperkirakan hanya dijamin sampai ketelitian 2, Berapa maksimum panjang offset yang diperbolehkan, Mika hasil pengukuran tersbut akan dipetakan dengan skala 1 : 500. Pada skala 1 : 500, untuk ketelitian jarak yang mungkin masih tergambar sebesar 0.2 mm. Batasas jarak 0,2 mm dalam peta = 500 x 0,2 mm dalam peta = 500 x 0,2 mm = 100 mm = 10 cm = 0,1 m 100 mm Sin 2 = --------------- X