Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR

Rumah Pemotongan Hewan yang Higienis di Balikpapan BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

Pengaruh Harga Jual dan Volume Penjualan Terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Potong Hewan yang telah dibangun merupakan satu-satunya RPH

JIIP Volume 2 Nomor 2, Desember 2016, h

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.6/Mei 2017; ISSN X,

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

PENDAHULUAN Latar Belakang

HASBULLAH NPM

KARYA TULIS ILMIAH. PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERILAKU BUANG AIR BESAR DI SUNGAI Di Desa Temon Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN PETERNAKAN BURUNG PUYUH DI KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA SKRIPSI ANDI ARHAM ANWAR I

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM

UJI BEBAN KERJA ALAT PENGGILING TULANG SAPI

Oleh: Mayang Sari 1, Sidharta Adyatma 2, Ellyn Normelani 2

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

PERAN MODAL SOSIAL PADA LEMBAGA PEMASARAN SAPI POTONG DI KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS. Riska Eldiana, Syahdar Baba, Agustina Abdullah

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler pada Rumah Tangga di Perumahan Bereng Kalingu I di Kelurahan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR

POTENSI BEBAN PENCEMAR (PBP) AIR ASAL LIMBAH PETERNAKAN DI KOTA BANJARMASIN. Danang Biyatmoko

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

BAB III METODE PENELITIAN

PENYULUHAN PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK MENJADI PUPUK KANDANG (ORGANIK) DAN PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

Pengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten. Sidoarjo.

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI KELURAHAN KENANGA KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

KARYA TULIS ILMIAH PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG LABELING KAMPUNG IDIOT DESA KARANGPATIHAN. Oleh: FEBRIAN RAHMADANI NIM:

Brian Yogaswara C. Erlis Saputra

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

PEMETAAN SISTEM SANITASI KRITERIA PEMILIHAN LOKASI

Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

IV. METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Lingkungan merupakan

PENCEMARAN AIR OLEH LIMBAH TAHU DI TUKAD BADUNG DENPASAR TERKAIT PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BALI

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM GERAKAN MULTI AKTIVITAS AGRIBISNIS (GEMAR) DI DESA SANDINGTAMAN, KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB IV PENUTUP. 1. Pengelolaan Limbah Rumah Potong Lubuk Buaya Padang. temukan bahwa pengelolaan limbah RPH terbagi atas 3 macam yaitu:

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

BAGI HASIL KEMITRAAN AYAM PEDAGING PADA PT. X DI KABUPATEN MAROS, PROPINSI SULAWESI SELATAN

Study Self Purification

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

III. METODE PENELITIAN

Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak Limbah... Indri A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

BAB III METODE PENELITIAN. Jalan Raya Puncak Km 83 simpang kawasan wisata Taman Safari Indonesia, Gambar 3.1 Lokasi Prioritas Hotel & Resort

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI FUNGSIONAL UMUM DI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA TAHU DAN LIMBAH CAIR DI DESA PURWOGONDO KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PENERAPAN SUMUR RESAPAN (Studi Kasus Di Kecamatan Mampang Prapatan Provinsi DKI Jakarta)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Peningkatan kebutuhan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI JAWA BREBES (JABRES) DI KABUPATEN BREBES

PENDAHULUAN. Latar Belakang. mengubah pengetahuan (cognitive), sikap (affective) dan tindakan

PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH. Lintang of Central Aceh Regency)

Rasnah B. Halim. T. Rasyid, M. Aminawar

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR DOSEN

Data Dinas Peternakan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. menunjukkan bahwa konsumsi daging di DKI Jakarta pada tahun 2000

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

Profil Ternak Ruminansia Potong di Kabupaten Barito Selatan

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU

Zainul Ikhwan 1) 1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

PENENTUAN DAERAH PRIORITAS PELAYANAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR

OLEH : EKA WIDYA RITA PANJAITAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH RESTORAN DI KECAMATAN SIDOARJO

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Membeli Daging Ayam Boiler di Kabupaten Bangli

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK PADA PENYULUHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK TERNAK DOMBA

Transkripsi:

Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Muhammad Aminawar, Sitti Nurani Sirajuddin, Rahmayani Sila Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin E-Mail : maminawar@yahoo.co.id Alumni Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Rumah Potong Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Dilaksanakan pada bulan Oktober 0 sampai bulan Februari 0 di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi masyarakat yang bermukim pada jarak sampai KM dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) tersebut sebanyak 0 orang. Berhubung karena jumlah populasi yang cukup besar yaitu 0 orang, maka pada penelitian ini dilakukan penarikan sampel dengan menggunakan rumus Slovin dan menghasilkan responden sebanyak 7 orang. Analisa data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan skala likert sebagai skala pengukuran yaitu sangat mengganggu (), cukup mengganggu (), tidak mengganggu (). Untuk mengukur variabel persepsi masyarakat terhadap keberadaan RPH digunakan sub variabel bau, limbah, dan pencemaran air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap keberadaan Rumah Potong Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang adalah cukup mengganggu, artinya masyarakat keberatan dengan adanya Rumah Potong Hewan (RPH) yang berada di dekat pemukiman karena limbah dari RPH langsung dialirkan ke sungai dan sebagian ditumpuk di sekitar RPH sehingga menimbulkan bau serta mencemari air dan lingkungan sekitar. Kata kunci : Persepsi Masyarakat, Rumah Potong Hewan (RPH) ABSTRACT This study aims to determine the existence of Public Perception Against Slaughterhouse (RPH) in the Village District Kambiolangi Alla Enrekang District. Conducted in October 0 to February 0 in the Village District Kambiolangi Alla Enrekang District. This research is descriptive quantitative research. The population of people who live at a distance of to KM from abattoirs ( slaughterhouses ) that as many as 0 people. Because because the population is large enough that 0 people, then the sampling study was conducted using Slovin formula and produce as many as 7 respondents. Analysis of the data used is descriptive statistics using a Likert scale of measurement that is very disturbing (), is quite disturbing (), does not interfere with (). to gauge public perception of the existence of variables used RPH sub-variables odor, waste, and water pollution. The results showed that the public perception of the existence of Slaughter House ( RPH ) in the Village District Kambiolangi Alla Enrekang District is quite disturbing meaning people objected to the Slaughter House (RPH) for the nearby settlement of slaughterhouse waste directly into river and some stacked around RPH so cause odor and pollutes the water and the surrounding environment. Key words : Public Perception, Slaughter House (RPH)

PENDAHULUAN Kebutuhan masyarakat terhadap produk industri peternakan semakin meningkat (termasuk produk industri hasil pertanian dalam hal ini khususnya peternakan). Daging adalah salah satu produk industri peternakan yang dihasilkan dari usaha pemotongan hewan. Seiring semakin banyaknya permintaan masyarakat terhadap daging yang sehat khususnya daging sapi sebagai sumber utama protein hewani terus meningkat. Hal ini menyebabkan intensitas pemotongan juga meningkat. Oleh karena itu, keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sangat diperlukan, yang dalam pelaksanaannya harus dapat menjaga kualitas baik dari tingkat kebersihannya, kesehatannya, ataupun kehalalan daging untuk dikonsumsi. Berdasarkan hal tersebut, maka pemerintah mendirikan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena tingginya permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga memberi keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak masyarakat perdesaan di Indonesia. Namun demikian, sebagaimana usaha lainnya, usaha peternakan juga menghasilkan limbah yang dapat menjadi sumber pencemaran. Oleh karena itu, seiring dengan kebijakan otonomi maka pengembangan usaha peternakan yang dapat meminimalkan limbah peternakan perlu dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk menjaga kenyamanan permukiman masyarakatnya. Salah satu upaya ke arah itu adalah memanfaatkan limbah peternakan sehingga dapat memberi nilai tambah bagi usaha tersebut. Berkembangnya kemajuan teknologi dalam pembangunan peternakan diantaranya dalam industri pemotongan ternak akan membawa dampak positif dan negatif baik lingkungan maupun manusia, tumbuh pesatnya industri juga berarti makin banyak limbah yang dikeluarkan dan mengakibatkan permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitar. Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sebagai tempat usaha pemotongan hewan dalam penyediaan daging sehat seharusnya memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan sanitasi baik dalam lingkungan RPH maupun lingkungan disekitarnya. Menurut Lestari (994), bahwa perancangan bangunan RPH yang berkualitas sebaiknya sesuai dengan standar yang telah ditentukan dan sebaiknya sesuai dengan Instalasi Standar Internasional dan menjamin produk sehat dan halal. RPH dengan standar internasional biasanya dilengkapai dengan peralatan modern dan canggih, rapi, bersih dan sistematis, menunjang perkembangan ruangan dan modular sistem. Produk sehat dan halal dapat dijamin dengan RPH yang memiliki sarana untuk pemeriksaan kesehatan hewan potong, memiliki sarana menjaga kebersihan, dan mematuhi kode etik dan tata cara pemotongan hewan secara tepat. Selain itu juga harus bersahabat dengan alam, yaitu lokasi sebaiknya di luar kota dan jauh dari pemukiman dan memiliki saluran pembuangan dan pengolahan limbah yang sesuai dengan AMDAL. RPH di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang merupakan satusatunya RPH yang ada di daerah Kecamatan Alla sehingga RPH ini memiliki aktivitas pemotongan yang cukup besar setiap bulannya. Hal ini dikarenakan RPH ini harus memenuhi permintaan daging di daerah Kecamatan Alla dan sekitarnya, khususnya para pedagang makanan misalnya penjual coto, penjual nasu cemba, dan penjual bakso. Adapun data tingkat pemotongan di RPH tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. Data Pemotongan Ternak Sapi per Bulan Rumah Pemotongan Hewan di Kelurahan Kambiolangi, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang. No. Bulan Jumlah Pemotongan per Bulan (Ekor) Januari 6 Februari 7 Maret 4 April 8 5 Mei 0 6 Juni 4 7 Juli 8 Agustus 9 September 6 0 Oktober 6 Nopember 4 Desember 9 Jumlah 04 Sumber : Data Sekunder yang Telah Diolah, 0. Berdasarkan data pada tabel, jumlah pemotongan paling banyak terjadi pada bulan Juni yaitu sebanyak 4 jumlah pemotongan. Hal ini disebabkan karena banyaknya acara pernikahan yang terjadi pada bulan tersebut menurut karyawan yang ada di RPH tersebut, sedangkan jumlah pemotongan yang paling sedikit yaitu pada bulan Maret sebanyak jumlah pemotongan. RPH di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang merupakan rumah pemotongan hewan yang cukup besar. Hal ini dibuktikan dari jumlah pemotongan yang terjadi setiap bulannya pada rumah pemotongan hewan tersebut. Tetapi yang menjadi masalah pada RPH tersebut adalah limbah yang dihasilkan seperti limbah padat seperti feces, dan limbah cair (urine + darah) yang dihasilkan dari pemotongan tersebut dibuang di sekitar RPH bahkan saluran pembuangan dari RPH tersebut dibuang ke sungai, sehingga menimbulkan keresahan dari masyarakat yang tinggal di sekitar RPH. Dengan adanya pembuangan limbah di Rumah Pemotongan Hewan tersebut, maka menimbulkan beberapa persepsi di masyarakat yang berada di sekitar Rumah Pemotongan Hewan tersebut. Persepsi adalah proses pengolahan informasi dari lingkungan yang berupa stimulus yang diterima melalui alat indera dan diteruskan ke otak untuk diseleksi, diorganisasikan sehingga menimbulkan penafsiran atau penginterpretasian yang berupa penilaian dari penginderaan atau pengalaman sebelumnya. Dimana persepsi merupakan hasil interaksi antara dunia luar individu (lingkungan) dengan pengalaman individu yang sudah diinternalisasi dengan sistem sensorik alat indera sebagai penghubung, dan diinterpretasikan oleh sistem saraf di otak (Aditya, 007). Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlu diketahui bagaimana persepsi masyarakat yang tinggal di sekitar RPH mengenai keberadaan RPH tersebut. Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, Maka dilakukan penelitian mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember 0 hingga Februari 0 di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang, dengan pertimbangan bahwa adanya beberapa keluhan dari sebagian anggota masyarakat terhadap keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang

menjelaskan atau menggambarkan suatu fenomena, dalam hal ini persepsi masyarakat terhadap keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat yang berada di sekitar RPH dari jarak sampai KM yaitu sebanyak 0 orang, sedangkan sampel yang digunakan adalah sebanyak 7 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk sumber data meliputi data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan masyarakat sekitar RPH, sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak atau instansi terkait. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik deskriptif dalam hal ini tabel distribusi frekuensi. Pada penelitian ini digunakan skala likert yang membantu peneliti untuk mengkuantitatifkan data kualitatif dalam hal ini persepsi. HASIL DAN PEMBAHASAN Bau Indikator bau dapat dilihat dari : - Aroma - Bau pada waktu kemarau - Bau pada waktu musim hujan - Bau sangat menyengat - Bau yang tidak mudah hilang Hasil penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dari sub variabel bau, dapat dilihat pada tabel. Pada tabel, total skor untuk sub variabel bau diperoleh 85 skor dengan kategori cukup mengganggu artinya masyarakat keberatan dengan adanya rumah pemotongan hewan tersebut, tapi tetap dapat memahami keberadaan RPH yang berada pada interval (08 4) yang berarti bahwa masyarakat cukup terganggu dengan adanya bau yang ditimbulkan oleh rumah pemotongan hewan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarma dalam Rachman (0) yang menyatakan bahwa tanggapan seseorang terhadap bau yang tercium tergantung individu seseorang, dimana bau yang ditimbulkan RPH tersebut berasal dari limbah padat (feses), limbah cair (urine + darah), dan sisa pakan. 4

Tabel. Penilaian Persepsi Masyarakat Tentang Bau Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang No. Kategori Skor Frekuensi Persentase (orang) (%) Bobot Aroma Cukup Tidak 4 7,8 9,7,4 4 Jumlah 7 00 76 Bau Pada Waktu Kemarau Cukup Tidak 5 40,54 9,7 9,7 45 Jumlah 7 00 78 Bau Pada Waktu Musim Hujan Cukup Tidak 5 0 40,54 7,08,4 45 0 Jumlah 7 00 77 4 Bau Sangat Menyengat Cukup Tidak 6 9 4, 4,,4 48 8 Jumlah 7 00 78 5 Bau Tidak Mudah Hilang Cukup Tidak 5 9 40,54 4, 5, 45 8 Jumlah 7 00 76 Total 85 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 0. 5

Limbah Indikator limbah dapat dilihat dari : - Langsung dibuang / dialirkan ke sungai - Ditumpuk Hasil penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dari sub variabel limbah, dapat dilihat pada tabel. Tabel. Penilaian Persepsi Masyarakat Tentang Limbah Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang No. Kategori Skor Frekuensi Persentase (orang) (%) Bobot Langsung dialirkan ke sungai Cukup 4 9,7 5,,4 8 Tidak Jumlah 7 00 7 Ditumpuk Cukup Tidak 0 6 7,0 9,7 4,4 0 6 Jumlah 7 00 68 Total 4 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 0. Pada tabel, total skor untuk sub variabel limbah diperoleh 4 skor dengan kategori cukup mengganggu artinya masyarakat keberatan dengan adanya rumah pemotongan hewan tersebut, tapi tetap dapat memahami keberadaan RPH yang berada pada interval ( 7) yang berarti bahwa masyarakat cukup terganggu dengan adanya pengolahan limbah dari RPH karena fesesnya hanya dibiarkan di saluran pembuangan saja atau langsung dibuang di sungai. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusnoputranto (995) yang menyatakan bahwa limbah ternak adalah suatu sumber daya yang bila tak dimanfaatkan dengan baik, dapat menimbulkan masalah bagi peternak itu sendiri maupun terhadap lingkungan. Semua limbah peternakan adalah bahan yang dapat diperbaharui (renewable), tak akan habis selama ternak ada. Bila limbah peternakan tidak dikelola dengan baik, maka akan mencemari atau memperburuk kondisi lingkungan setempat. Pencemaran Air Indikator limbah dapat dilihat dari : - Air berbau 6

- Air yang tercemar / keruh Hasil penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dari sub variabel pencemaran air, dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Penilaian Persepsi Masyarakat Tentang Pencemaran Air Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang No. Kategori Skor Frekuensi Persentase (orang) (%) Bobot Air Berbau Cukup Tidak 0 6 7,0 9,7 4,4 0 6 Jumlah 7 00 68 Air Tercemar / Keruh Cukup Tidak 0 5 7,0,4 40,54 0 4 5 Jumlah 7 00 69 Total 7 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 0. Pada tabel 4, total skor untuk sub variabel pencemaran air diperoleh 7 skor dengan kategori cukup mengganggu artinya masyarakat keberatan dengan adanya rumah pemotongan hewan tersebut, tapi tetap dapat memahami keberadaan RPH yang berada pada interval ( 7) yang berarti bahwa masyarakat cukup terganggu dengan adanya pencemaran air karena limbah yang dihasilkan oleh rumah pemotongan hewan tersebut langsung dialirkan ke sungai. Hal ini sesuai dengan pendapat Lahamma (006) yang menyatakan bahwa harusnya ada pengolahan limbah yang benar agar tidak mengganggu warga dan limbah tersebut sebaiknya diolah agar tidak mencemari lingkungan. KESIMPULAN Persepsi masyarakat terhadap keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kelurahan Kambiolangi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang adalah cukup mengganggu, artinya bahwa masyarakat keberatan dengan adanya Rumah Pemotongan Hewan (RPH) tersebut. Tetapi tetap dapat memahami keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) tersebut karena hanya satusatunya RPH yang ada di Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang dan dapat memenuhi kebutuhan / permintaan akan daging di seluruh Kecamatan Alla dan sekitarnya. 7

DAFTAR PUSTAKA Kusnoputranto, H., 995. Limbah Industri dan B- Dampaknya Terhadap Kualitas Lingkungan dan Upaya Pengelolaannya. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Mulawarman, Samarinda. Lahamma, A., 006. Persepsi Peternak Tentang Limbah Pertanian dalam Pemanfaatannya Sebagai Pakan Ternak Sapi di Kecamatan Sukamaju Luwu Utara. Universitas Hasanuddin, Makassar. Lestari, P.T.B.A., 994. Rumah Pemotongan Hewan Ruminansia Indonesia. PT. Bina Aneka Lestari, Jakarta. Rachman, M., 0. Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Peternakan Babi di Kampung Katimbang Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Universitas Hasanuddin, Makassar. 8