MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBERIAN GRATIFIKASI KEPADA PIHAK KETIGA

Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) KATA PENGANTAR

MAKSUD DAN TUJUAN, KEBIJAKAN DASAR

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman Pelaporan Pelanggaran. Whistleblowing System (WBS)

MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

WHISTLE BLOWING SYSTEM

KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

Lampiran 5 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk.

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN

SISTEM PELAPO N DUGAAN PELANGGA N WHISTLE BLOWING SYSTEM

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

SURAT KEPUTUSAN TENTANG. PEDOMAN SYSTEM PElAPORAN PElANGGARAN WHlffiE BLOWING SYSTEM (WBS) DllINGKUNGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO)

Sistem Pelaporan Atas Dugaan Penyimpangan atau Pelanggaran (Whistle Blowing System)

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t


PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1. BAB I. PENDAHULUAN 2 1. Latar Belakang 2 2. Maksud dan Tujuan 3 3. Acuan Pedoman 3 4. Ruang Lingkup 4. 5.

P E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014


PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I Ketentuan Umum 4. BAB II Penerimaan Pelaporan Pelanggaran 7

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PELAPORAN PELANGGARAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR :800/126 /SK/SET-1/DLH TENTANG

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN GRATIFIKASI/ HADIAH/ HIBURAN PT Perkebunan Nusantara IX.

SOSIALISASI WHISTLE BLOWING SYSTEM RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH

KEPUTUSAN DIREKSI PT.PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO) No. Kep/Dir/ /XI/2012. Tentang SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN SISTEM PENGADUAN PELANGGARAN (WHISTLE-BLOWING SYSTEM-WBS)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Whistleblower System. Pelaksanaan. Pedoman.

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. HALEYORA POWER BAB I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA. Nomor : Kep/06/KOM/AS/XI/2010 Nomor : Kep/267-AS/XI/2010. Tentang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8/POJK.04/2015 TENTANG SITUS WEB EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN (WISTLEBLOWING SYSTEM) PT MULTI TERMINAL INDONESIA DAFTAR ISI PEDOMAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

PELAPORAN PELANGGARAN MELALUI WHISTLE BLOWING SYSTEM TAHUN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI PT INDOFARMA (Persero) Tbk

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

2 Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembar

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

2 Salah satu pemanfaatan teknologi internet sebagai media penyampaian informasi adalah dengan memanfaatkan Situs Web (website). Hal ini mengingat Situ

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

2 Korupsi di Badan Koordinasi Penanaman Modal sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM PT TASPEN (PERSERO)

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PT Atlas Resources Tbk. Piagam Dewan Komisaris

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

PENGELOLAAN DAN PELAPORAN WHISTLE BLOWING SYSTEM (WBS) DI PT PERTAMINA TRANS KONTINENTAL. Jakarta, 12 Desember 2014

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Good Corporate Governance (GCG) merupakan prinsipprinsip yang mengarahkan dan mengendalikan Perusahaan dalam memberikan pertanggung-jawabannya kepada stakeholders. Prinsip-prinsip tersebut merupakan perangkat standar untuk memperbaiki citra, efisiensi, efektifitas dan tanggung-jawab sosial Perusahaan. Perangkat tersebut juga dapat menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan pengurus Perusahaan melalui supervisi, monitoring dan mekanisme pengambilan keputusan serta penetapan kinerja Perusahaan. Dengan penerapan GCG secara konsisten diharapkan Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kesinambungan usahanya yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi kepada terciptanya kesejahteraan pemegang saham, pengurus Perusahaan, pegawai dan stakeholders lainnya. Penerapan GCG juga dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan organisasi ke depan, meningkatkan legitimasi organisasi yang dikelola dengan terbuka, adil, dan dapat dipertanggungjawabkan yang berlandaskan pada prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Independent dan Fairness serta mengakui dan melindungi hak dan kewajiban para shareholder dan stakeholder lainnya. 1

Sebagai upaya dalam meningkatkan pemahaman dan penerapan GCG oleh setiap Insan INTI maka sosialisasi atas perangkat pendukung GCG perlu dilakukan secara berkesinambungan. Buku Kebijakan Whistle-Blowing System ini yang disampaikan kepada setiap Insan INTI merupakan pedoman yang mengatur perihal pelaporan dugaan berbagai Kecurangan/Pelanggaran serta prosedur pengungkapan kemungkinan adanya Kecurangan/Pelanggaran dalam rangka menjamin pengelolaan Perusahaan yang berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Govervance. Buku Kebijakan Whistle-Blowing System yang disampaikan kepada setiap Insan INTI ini merupakan revisi dari Buku Kebijakan Whistle-Blowing System yang ditetapkan pada tahun 2009. Semoga dengan disampaikannya buku ini kepada setiap Insan INTI, diharapkan pemahaman dan penerapan GCG oleh setiap Insan INTI dapat semakin meningkat sehingga dapat mendukung pertumbuhan kinerja Perusahaan sesuai dengan yang dicita-citakan. 2

MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengatur pelaksanaan WBS serta prosedur pelaporan oleh Whistle-blower dalam rangka mendukung pengelolaan Perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Kebijakan ini bertujuan untuk: a. Memenuhi standar kepatuhan yang telah ditetapkan dan mengikat dalam menjalankan kegiatan seharihari Perusahaan serta untuk menjamin pengelolaan Perusahaan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance; b. Meningkatkan perlindungan terhadap kepentingan dan nama baik Perusahaan dan perlindungan terhadap para pemangku kepentingan. Kebijakan ini berlaku di lingkungan internal Perusahaan, yaitu untuk Insan INTI dan para pemangku kepentingan Perusahaan (stakeholders) lainnya. PRINSIP UTAMA WHISTLE BLOWING SYSTEM Prinsip utama dari WBS adalah bahwa kegiatan Perusahaan harus senantiasa dalam keadaan tertib, bersih dan tidak 3

terpengaruh oleh pihak manapun (independent), serta bertindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk namun tidak terbatas pada Anggaran Dasar dan RUPS yang telah disahkan, yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. KEBIJAKAN DASAR WBS harus senantiasa dilaksanakan secara konsekuen sehingga dapat membantu meningkatkan kinerja Perusahaan secara keseluruhan dalam pengelolaan asset Perusahaan, baik tangible maupun intangible. Untuk melaksanakan WBS dibentuk Tim WBS yang pembentukannya dilakukan melalui Keputusan Direksi. Setiap potensi maupun terjadinya Pelanggaran dan/atau Kecurangan dapat diungkapkan/dilaporkan kepada Tim WBS. Tim WBS dan/atau Direksi memutuskan apakah Pelanggaran dan/atau Kecurangan tersebut dapat dan/atau terbukti dan dapat berakibat merugikan kepentingan Perusahaan atau tidak, baik secara materiil maupun immateriil, langsung maupun tidak langsung. Tindakan atau perbuatan yang dapat dilaporkan adalah antara lain: a. Pencurian dan/atau penggelapan asset Perusahaan; b. Suap/penyuapan dan/atau pemberian/penerimaan hadiah (Gratifikasi); c. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 4

d. Benturan Kepentingan; e. Pelanggaran terhadap peraturan Perusahaan termasuk pelanggaran terhadap Kode Etik Perusahaan, hasil ketetapan RUPS, Anggaran Dasar Perusahaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. Bentuk Kecurangan lainnya. Kegiatan yang berkaitan dengan WBS dicatat dan didokumentasikan secara khusus untuk kepentingan tersebut oleh Sekretaris Tim WBS. PROSEDUR PELAPORAN Pelaporan yang dilakukan oleh Whistle-Blower dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) cara yaitu: a. Melalui surat yang berisikan uraian pelaporan dan bukti-bukti, yang ditujukan langsung kepada "Ketua Tim WBS", dan dimasukkan ke kotak WBS; atau b. Melalui e-mail yang berisikan uraian pelaporan ke gcg_wbs@inti.co.id; atau c. Melalui SMS kepada Ketua Tim WBS, dengan nomor yang akan diinformasikan kemudian. Bukti-bukti sebagaimana dimaksud di atas dapat berupa: a. Bukti tulisan, seperti surat, kwitansi, nota, atau dokumen yang berisi informasi dalam bentuk apapun yang dituangkan di atas kertas atau dalam bentuk data elektronik yang dapat dibaca; b. Bukti audio (rekaman suara); 5

c. Bukti video (rekaman gambar); d. Bukti kesaksian. Dalam hal pelaporan dilakukan melalui e-mail atau SMS, bukti-bukti dimintakan oleh Tim WBS pada tahap proses Evaluasi Kelayakan. Pelaporan dilakukan dengan mencantumkan identitas pelapor yaitu Nama, NIP, Jabatan, dan Divisi/Unit Kerja, untuk memudahkan tindak lanjut. Pelaporan yang disampaikan tanpa identitas tetap diproses, namun demikian dipertimbangkan terlebih dahulu kesungguhan isi laporan, kredibilitas, dan bukti-bukti yang diajukan, serta kemungkinan untuk melakukan konfirmasi pelaporan. Apabila Pelaporan Pelanggaran dan/atau Kecurangan diajukan oleh orang atau badan hukum atau lembaga di luar Perusahaan, maka selain bukti sebagaimana dimaksud di atas juga diserahkan bukti-bukti lainnya yaitu: a. Fotokopi bukti identitas pelapor; atau b. Surat Kuasa dari Whistle-blower di luar Perusahaan kepada penerima kuasa yang menyatakan memberikan kewenangan bertindak untuk dan atas nama yang bersangkutan; atau c. Jika perwakilan Whistle-Blower di luar Perusahaan adalah lembaga atau badan hukum, maka harus melampirkan dokumen yang menyatakan bahwa pihak yang mengajukan Pelaporan Pelanggaran dan/atau Kecurangan berwenang untuk mewakili lembaga atau badan hukum tersebut. 6

Whistle-Blower wajib memberikan indikasi awal yang dapat dipertanggungjawabkan, meliputi: a. Bentuk/uraian Pelanggaran dan/atau Kecurangan yang terjadi dan kerugian (apabila dapat ditentukan) yang ditimbulkan dari Pelanggaran dan/atau Kecurangan tersebut; b. Pihak yang terlibat, yaitu siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas Pelanggaran dan/atau Kecurangan tersebut, termasuk saksi-saksi dan pihak yang diuntungkan atau dirugikan atas Pelanggaran dan/atau Kecurangan tersebut; c. Lokasi Pelanggaran dan/atau Kecurangan, yaitu meliputi nama, tempat, unit kerja atau fungsi terjadinya Pelanggaran dan/atau Kecurangan tersebut; d. Waktu Pelanggaran dan/atau Kecurangan, yaitu periode Pelanggaran dan/atau Kecurangan baik berupa hari, minggu, bulan, tahun atau tanggal tertentu pada saat Pelanggaran dan/atau Kecurangan tersebut terjadi; e. Bagaimana terjadinya Pelanggaran dan/atau Kecurangan tersebut dan apakah terdapat bukti-bukti pendukung telah terjadinya Pelanggaran dan/atau Kecurangan; f. Apakah Pelanggaran dan/atau Kecurangan tersebut pernah dilaporkan kepada pihak lain; g. Apakah Pelanggaran dan/atau Kecurangan tersebut pernah terjadi sebelumnya. 7

EVALUASI KELAYAKAN Pelaporan yang masuk akan dievaluasi kelayakannya oleh Tim WBS dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja. Pada tahap ini Tim WBS melakukan pemeriksaan atas adanya Indikasi Awal atau kesesuaian kriteria Pelaporan dan membuat ringkasannya. Pada Tahap ini Tim WBS dapat meminta bukti atau keterangan tambahan dari Pelapor jika dinilai bukti atau keterangan yang disampaikan sebelumnya dinilai belum cukup. Teknik dan/atau tata cara evaluasi ditetapkan oleh Tim WBS. Apabila di dalam Pelaporan tersebut terdapat Indikasi Awal atau sesuai dengan kriteria Pelaporan dan dapat ditindaklanjuti, maka Tim WBS memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama untuk menindaklanjuti sesuai hasil evaluasi. Berdasarkan laporan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud di atas, Direktur Utama dengan menggunakan Berita Acara sesuai format yang berlaku di Perusahaan ini dapat memutuskan tindak lanjut berupa: a. Menghentikan proses pemeriksaan, jika tidak memenuhi persyaratan Indikasi Awal; atau b. Melanjutkan proses investigasi, jika memenuhi persyaratan Indikasi Awal. 8

Apabila Direktur Utama memutuskan untuk menghentikan proses pemeriksaan maka Tim WBS akan mendokumentasikan data yang telah diperoleh sebagai arsip. Apabila Direktur Utama memutuskan untuk melanjutkan proses investigasi maka Tim WBS akan melakukan investigasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. INVESTIGASI Berdasarkan Keputusan Direktur Utama, Tim WBS melakukan investigasi lebih lanjut atas Indikasi awal adanya tindak Pelanggaran dan/atau Kecurangan. Pada tahap ini Tim WBS dapat meminta bukti atau keterangan tambahan yang diperlukan dari pihak-pihak yang terkait. Teknik dan/atau tata cara investigasi ditetapkan oleh Tim WBS. Seluruh proses Investigasi atas Pelaporan wajib dibuatkan Berita Acara dan/atau laporan serta ditandatangani oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses Investigasi. Proses Investigasi harus didokumentasikan dengan baik, sehingga jika diperlukan untuk peninjauan ulang dapat dengan mudah dilakukan penelaahan kembali atas fakta, 9

bukti, analisa, rekomendasi dan juga keputusan-keputusan penting yang diambil selama proses berlangsung. Laporan hasil Investigasi disertai beberapa bukti pendukung yang merupakan bukti fisik serta bukti non fisik. Laporan Hasil Investigasi tidak berupa opini atau pendapat, tapi berupa kesimpulan akhir mengenai hasil Investigasi yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan tindakan. Laporan Hasil Investigasi Tim WBS harus telah diselesaikan dalam waktu selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak keputusan untuk melakukan Investigasi diterima dari/oleh Tim WBS dan kemudian dilaporkan dan dipresentasikan oleh Tim WBS kepada Direksi. Berdasarkan hasil laporan, Direksi menggunakan Berita Acara memutuskan: a. Menutup permasalahan yang diinvestigasi, jika tidak terbukti benar; atau b. memerintahkan kepada atasan langsung Terlapor untuk melakukan proses penjatuhan hukuman disiplin sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan, jika terbukti terjadi Pelanggaran dan/atau Kecurangan; atau c. Jika dinilai lebih baik bagi Perusahaan, dapat meneruskan kepada penyidik untuk proses lebih lanjut, apabila terbukti terkait dengan tindak pidana; d. Huruf b dan c harus ditetapkan sesuai dengan ketentuan Hukuman Disiplin yang berlaku di Perusahaan. 10

Bila hasil Investigasi mengindikasikan adanya tindakan kriminal, maka Direksi dapat memutuskan untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut melalui jalur hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tim WBS menyampaikan laporan hasil Investigasi secara langsung kepada Dewan Komisaris melalui Komisaris Utama jika terdapat indikasi kuat adanya Pelanggaran dan/atau Kecurangan yang dilakukan oleh anggota Direksi. Komisaris Utama membuat laporan kepada Dewan Komisaris, setelah terlebih dahulu menugaskan Komite Audit untuk mengkaji ulang hasil Investigasi Tim WBS dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya laporan tersebut. Tim WBS dapat menyampaikan laporan hasil investigasi secara langsung kepada Pemegang Saham/Rapat Umum Pemegang Saham jika terdapat indikasi kuat adanya Pelanggaran dan/atau Kecurangan yang dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris. KEWENANGAN UNTUK MENINDAKLANJUTI LAPORAN Rekomendasi Tim WBS ditindaklanjuti oleh: a. Direksi, bila Terlapor adalah Karyawan; b. Dewan Komisaris, bila Terlapor adalah anggota Direksi; 11

c. Rapat Umum Pemegang Saham, bila Terlapor adalah anggota Dewan Komisaris. KEWENANGAN TIM WBS Kewenangan Tim WBS terbatas pada melakukan penerimaan, evaluasi, dan investigasi atas setiap Pelaporan serta membuat laporan yang disampaikan kepada Direktur Utama dan/atau Direksi atau Komisaris Utama/Dewan Komisaris dan Pemegang Saham/RUPS. LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN WHISTLE-BLOWING SYSTEM Tim WBS membuat laporan secara periodik, minimal 3 (tiga) bulan sekali, antara lain meliputi jumlah Pelaporan, kategori Pelaporan dan saluran yang digunakan oleh Pelapor serta menyampaikan laporan tersebut kepada Direksi. Direksi melaporkan penanganan Pelaporan yang ditindaklanjuti maupun tidak dapat ditindaklanjuti kepada Dewan Komisaris minimal 3 (tiga) bulan sekali dan dapat dipublikasikan ke dalam media internal Perusahaan maupun media lainnya. 12

JAMINAN PERLINDUNGAN BAGI WHISTLE-BLOWER Whistle-Blower mendapat jaminan perlindungan dari Tim WBS, terhitung sejak laporan diterima oleh Tim WBS sampai dengan laporan tersebut dinyatakan ditutup dan/atau selesainya proses pengungkapan laporan yang disampaikan. Jaminan perlindungan diberikan kepada Whistle-Blower bertujuan agar yang bersangkutan dapat terhindar dari intimidasi, pemerasan, ancaman dan kekerasan dari seseorang, kelompok maupun institusi yang berbadan hukum. Jaminan perlindungan dapat berupa antara lain: a. Memperoleh perlindungan serta bebas dari ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan, sedang atau telah diberikannya; b. Memberikan pernyataan tanpa tekanan; c. Mendapat penerjemah (bila perlu); d. Mendapatkan informasi dari perkembangan kasus; e. Mendapatkan informasi mengenai putusan pengadilan; f. Memperoleh penggantian biaya transportasi (bila ada) sesuai dengan kebutuhan; g. Mendapat nasihat/bantuan hukum. Selain jaminan perlindungan sebagaimana dimaksud di atas, Perusahaan juga memberikan perlindungan kepada Whistle-Blower yang laporannya terbukti benar atas tindakan sebagai berikut : 13

a. Pemecatan yang tidak adil; b. Penurunan jabatan atau pangkat; c. Catatan yang merugikan dalam file data pribadinya (personal file record). Dalam hal laporan diselesaikan melalui jalur hukum di luar Perusahaan, maka jaminan perlindungan sebagaimana dimaksud di atas tidak berlaku, Whistle-Blower mendapat jaminan perlindungan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. KERAHASIAAN Tim WBS wajib merahasiakan identitas dan seluruh informasi rahasia yang dibuka/dilaporkan oleh Whistle- Blower, kecuali dimungkinkan oleh peraturan perundangundangan yang berlaku. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas berlaku hingga jangka waktu yang tidak terbatas, walaupun laporan dimaksud telah selesai ditindaklanjuti. SANKSI Insan INTI yang terbukti melakukan Pelanggaran dan/atau Kecurangan dikenai sanksi sesuai dengan Peraturan 14

Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PENGHARGAAN Penghargaan diberikan kepada Whistle-Blower apabila materi laporan yang disampaikan, secara signifikan mempengaruhi kepentingan Proses Bisnis Perusahaan. Penghargaan diberikan secara rahasia, setelah kasus yang dilaporkan dinyatakan resmi terbukti dan dinyatakan selesai. 15