KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)
|
|
- Lanny Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)
2 KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)
3 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Umum Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Definisi... 2 BAB II PERATURAN Peraturan Perundangan Terkait di Indonesia Peraturan Internal Perusahaan... 4 BAB III KEBIJAKAN PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN Kebijakan Menerima dan Menyelesaikan Pelaporan Pelanggaran Kebijakan Perlindungan Pelapor Apresiasi Pelapor Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran... 7 BAB IV SISTEM PENGELOLAAN PELAPORAN PELANGGARAN Penerimaan Pelaporan Pelanggaran Proses Penanganan Pelaporan Administrasi Pelaporan Pemantauan Tindak Lanjut Penyampaian Tanggapan Publikasi dan Sosialisasi BAB V PENUTUP LAMPIRAN Lampiran 1. Skema Proses Pengelolaan Pelaporan Pelanggaran Diduga Dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris dan Organ Pendukung Dewan Komisaris. Lampiran 2. Skema Proses Pengelolaan Pelaporan Pelanggaran Diduga Dilakukan oleh Pekerja.
4 BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM PT Perusahaan Perdagangan lndonesia (Persero) memiliki komitmen untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan kinerja yang tinggi dengan tetap patuh terhadap peraturan dan perundang-undangan melalui pelaksanaan praktik bisnis yang bersih dan menjunjung tinggi etika. Dalam upaya untuk senantiasa meningkatkan kepatuhan lnsan Perseroan terhadap peraturan dan standar etika yang berlaku serta mencegah terjadinya tindakan pelanggaran, Perseroan menetapkan kebijakan untuk menerapkan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) di lingkungan Perseroan sehingga Perseroan dapat menjalankan usahanya secara optimal dengan didukung oleh etika dan perilaku bersih dari seluruh lnsan Perseroan. Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) merupakan sistem yang digunakan untuk menampung, mengolah dan menindaklanjuti serta membuat pelaporan atas informasi yang disampaikan oleh pelapor mengenai tindakan pelanggaran yang terjadi di lingkungan Perseroan, yaitu pelanggaran terhadap prinsip-prinsip GCG, Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct), peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dilakukan oleh lnsan Perseroan yang dapat merugikan Perseroan maupun para pemangku kepentingan (Stakeholders). Pelaporan yang diperoleh dari mekanisme Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) ini akan mendapatkan perhatian dan tindak lanjut, termasuk juga pemberian hukuman yang tepat agar dapat memberikan efek jera bagi pelaku pelanggaran dan juga bagi mereka yang berniat melakukan hal tersebut. Pelaporan pelanggaran yang didukung bukti awal yang memadai akan ditindaklanjuti untuk dilakukan investigasi lebih lanjut untuk menetapkan apakah suatu laporan terbukti atau tidak. Hasil investigasi menjadi dasar bagi Manajemen untuk memberikan sanksi terhadap terlapor. Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) menjamin setiap pelapor dapat mengetahui status perkembangan dan tindaklanjut atas laporannya. Melalui Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) maka akan timbul persepsi yang kuat bahwa apabila seseorang melakukan kecurangan, maka potensi untuk dapat terdeteksi dan dilaporkan akan semakin besar. Dengan demikian apabila Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) ini dilaksanakan secara tegas dan konsisten, maka akan dapat mewujudkan lnsan Perseroan yang memiliki kinerja yang tinggi, patuh terhadap hukum, besih dan menjunjung tinggi etika. 2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusunan Kebijakan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) ini adalah menyediakan mekanisme untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya pelanggaran sebagai bagian dari implementasi GCG di tingkat operasional. Sedangkan tujuan penyusunan Kebijakan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) ini adalah: a) Menciptakan iklim usaha yang kondusif, b) Mendorong pelaporan terhadap tindakan yang merugikan perusahaan, c) Mengurangi kerugian yang terjadi melalui mekanisme deteksi dini, d) Memudahkan Manajemen untuk menangani secara efektif laporan l
5 pelanggaran, e) Tersedianya kesempatan untuk menangani masalah pelanggaran secara internal terlebih dahulu, dan f) Meningkatkan reputasi perusahaan. 3. RUANG LINGKUP Kebijakan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) ini berlaku bagi seluruh lnsan Perseroan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan Perseroan (Stakeholders). 4. DEFINISI a. Anggota Dewan Komisaris adalah Anggota dari Dewan Komisaris yang merujuk kepada individu. b. Anggota Direksi atau Direktur adalah Anggota dari Direksi yang merujuk kepada individu. c. Dewan Komisaris adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dan apabila diperlukan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan Perseroan. Dewan Komisaris merupakan keseluruhan anggota Dewan Komisaris sebagai suatu kesatuan Dewan (Board). d. Direksi adalah Organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Direksi merupakan keseluruhan Direktur sebagai satu kesatuan Dewan (Board). e. Insan Perseroan adalah keseluruhan Dewan Komisaris, Direksi dan Pegawai Perseroan. f. Organ Pendukung Dewan Komisaris adalah organ pendukung yang berada di bawah Dewan Komisaris yang terdiri dari Sekretaris Dewan Komisaris dan Komite Dewan Komisaris. g. Pekerja adalah setiap orang yang mempunyai hubungan kerja berdasarkan suatu perjanjian kerja dengan Perseroan dengan mendapat upah baik yang berstatus organik maupun non organik (tidak termasuk Direksi, Dewan Komisaris dan Organ Pendukung Dewan Komisaris). Termasuk istilah Pekerja dalam hal ini adalah Karyawan dan Pegawai. h. Pelanggaran adalah perbuatan yang melanggar prinsip-prinsip GCG, Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct), dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dapat dilaporkan. i. Pelapor adalah lnsan Perseroan dan Stakeholders Perseroan. j. Pelaporan Pelanggaran adalah pengungkapan tindakan pelanggaran atau pengungkapan perbuatan yang melawan hukum, perbuatan tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain yang dapat merugikan Perseroan maupun pemangku kepentingan (stakeholders), yang dilakukan oleh lnsan Perseroan. Pengungkapan ini umumnya dilakukan secara rahasia (confidential). k. Perusahaan atau Perseroan adalah PT Perusahaan Perdagangan lndonesia (Persero). 2
6 l. Stakeholders adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap Perseroan dan pihak-pihak yang terpengaruh secara langsung oleh keputusan strategis dan operasional Perseroan. m. Terlapor adalah orang yang dilaporkanjdiadukan atas adanya indikasijdugaan melakukan pelanggaran prinsip-prinsip GCG, Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct), peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. n. Tim GCG adalah Tim yang bertugas untuk menindaklanjuti pelaporan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh lnsan Perseroan. o. Tindak Pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum dimana larangan tersebut disertai ancaman atau sanksi bagi yang melanggarnya sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). 3
7 BAB II PERATURAN 1. PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT DI INDONESIA a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Pasal 9. b. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. d. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. e. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. f. Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2003 tentang Tata Cara Perlindungan Khusus Bagi Pelapor dan Saksi Tindak Pidana Pencucian Uang. g. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. h. Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), tahun PERATURAN INTERNAL PERUSAHAAN a. Anggaran Dasar PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). b. Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Pedoman GCG) PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). c. Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). d. Board Manual PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). e. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero). f. Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Nomor 59/DK/PT.PPI/XII/2013 dan Nomor 40/DU/SKD/PPI/XII/2013 tentang Kebijakan Sistem Pelaoran Pelanggaran (WhistleblowingSystem) 4
8 BAB III KEBIJAKAN PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN 1. KEBIJAKAN MENERIMA DAN MENYELESAIKAN PELAPORAN PELANGGARAN a. Perseroan wajib menerima pelaporan pelanggaran dari pihak internal maupun eksternal. b. Perseroan wajib menerima dan menyelesaikan pelaporan pelanggaran baik dari pelapor yang mencantumkan identitasnya maupun yang tidak (anonim). c. Perseroan menyediakan 2 (dua) saluran pengelolaan pelaporan pelanggaran sesuai dengan level pelaku pelanggaran, yaitu: 1. Pengelolaan pelaporan pelanggaran melalui jalur Direksi 2. Pengelolaan pelaporan pelanggaran melalui jalur Dewan Komisaris. 2. KEBIJAKAN PERLINDUNGAN PELAPOR a. Perseroan berkewajiban untuk melindungi pelapor. b. Perlindungan terhadap pelapor dimaksudkan untuk mendorong keberanian melaporkan pelanggaran. c. Perlindungan pelapor meliputi: a. Jaminan fasilitas saluran pelaporan (telepon, faximili, surat, ) atau Ombudsman yang independen, bebas dan rahasia. b. Jaminan perlindungan kerahasiaan identitas pelapor dan isi laporan. Perlindungan ini diberikan bila pelapor memberikan identitas serta informasi yang dapat digunakan untuk menghubungi pelapor. Walaupun diperbolehkan, namun penyampaian pelaporan tanpa identitas (anonim), tidak direkomendasikan. Pelaporan secara anonim menyulitkan dilakukannya komunikasi untuk tindak lanjut atas pelaporan. c. Jaminan perlindungan atas tindakan balasan dari terlapor atau Perseroan. Perlindungan dari tekanan, penundaan kenaikan pangkat, pemecatan, gugatan hukum, harta benda, hingga tindakan fisik dan perlakuan yang merugikan lainnya. Perlindungan ini tidak hanya untuk pelapor tetapi juga dapat diperluas hingga ke anggota keluarga pelapor. d. Jaminan kerahasiaan komunikasi/saluran informasi dengan pelapor. lnformasi pelaksanaan tindak lanjut, berupa kapan dan bagaimana serta kepada institusi mana tindak lanjut diserahkan. lnformasi ini disampaikan secara rahasia kepada pelapor yang lengkap identitasnya. d. Perlindungan di atas tidak diberikan kepada pelapor yang terbukti melakukan pelaporan palsu dan/atau fitnah. e. 3. APRESIASI PELAPOR a. Perseroan dapat memberikan penghargaan kepada pelapor atas pelaporan pelanggaran yang dapat dibuktikan sehingga aset/keuangan Perusahaan dapat diselamatkan. b. Penghargaan diberikan melalui kebijakan Direksi. S
9 4. TIM PENGELOLA PELAPORAN PELANGGARAN a. Kewenangan Direksi dan Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran yang Diduga Dilakukan oleh Pekerja 1) Direksi bertanggung jawab atas terlaksananya Kebijakan Pengelolaan Pelaporan Pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Pekerja sebagaimana diatur di dalam Keputusan ini. 2) Direksi menetapkan Tim GCG sebagai Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Pekerja. Tim ini juga disebut sebagai Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran jalur Direksi. 3) Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran jalur Direksi bertugas untuk menindaklanjuti pelaporan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Pekerja Perseroan. b. Kewenangan Dewan Komisaris dan Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran yang Diduga Dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris, dan Organ Pendukung Dewan Komisaris 1) Dewan Komisaris bertanggung jawab atas terlaksananya Kebijakan Pengelolaan Pelaporan Pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris, dan Organ Pendukung Dewan Komisaris, sebagaimana diatur di dalam Keputusan ini. 2) Dewan Komisaris membentuk Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris dan Organ Pendukung Dewan Komisaris, yang beranggotakan perwakilan dari Komite Audit dan pihak lain yang diperlukan sesuai dengan kompetensi dan keahliannya berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. Tim ini juga disebut sebagai Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran jalur Dewan Komisaris. 3) Ketua Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran jalur Dewan Komisaris adalah Ketua Komite Audit. 4) Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran jalur Dewan Komisaris bertugas untuk menindaklanjuti pelaporan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris, dan Organ Pendukung Dewan Komisaris. 6
10 BAB IV SISTEM PENGELOLAAN PELAPORAN PELANGGARAN 1. PENERIMAAN PELAPORAN PELANGGARAN a. Pelaporan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Pekerja ditujukan kepada Direksi. b. Pelaporan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris, dan Organ Pendukung Dewan Komisaris ditujukan kepada Dewan Komisaris. c. Perusahaan menerima setiap pelaporan pelanggaran yang diajukan oleh pihak eksternal (Stakeholders) baik secara lisan maupun tertulis. d. Perseroan dalam hal ini Tim GCG, memberikan penjelasan mengenai kebijakan dan prosedur penyelesaian pelaporan pelanggaran pada saat pihak eksternal (Stakeholders) mengajukan pelaporan pelanggaran. e. Pelaporan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Pekerja sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas dapat dilakukan dengan mekanisme berikut: 1) Disampaikan melalui: PO BOX ) Menyampaikan surat resmi yang ditujukan kepada Direksi dengan cara diantar langsung atau melalui pos ke alamat: Direksi PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) up. Tim Good Corporate Governance (GCG) Wisma ITC Jalan Abdul Muis No. 8 Jakarta f. Pelaporan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris, dan Organ Pendukung Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas dapat dilakukan dengan mekanisme berikut: 1) Disampaikan melalui: PO BOX ) Menyampaikan surat resmi yang ditujukan kepada Dewan Komisaris dengan cara diantar langsung atau melalui pos ke alamat: 7
11 Dewan Komisaris PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) up. Tim Good Corporate Governance (GCG) Wisma ITC Jalan Abdul Muis No. 8 Jakarta g. Pelaporan pelanggaran secara tertulis sebaiknya dilengkapi fotokopi identitas dan bukti pendukung seperti dokumen yang berkaitan dengan tindakan/transaksi yang dilakukan dan/atau pelaporan pelanggaran yang akan disampaikan. h. Pelaporan pelanggaran secara tertulis tanpa identitas (anonim) wajib dilengkapi bukti pendukung seperti dokumen yang berkaitan dengan tindakan/transaksi yang dilakukan dan/atau pelaporan pelanggaran yang akan disampaikan. 2. PROSES PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN a. Tim GCG melakukan verifikasi atas laporan yang masuk berdasarkan catatan Tim. Tim GCG akan memutuskan perlu tidaknya dilakukan investigasi atas pelaporan pelanggaran dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja. b. Apabila hasil verifikasi sebagaimana huruf a di atas menunjukkan bahwa pelaporan tidak benar dan tidak ada bukti maka tidak akan diproses lebih lanjut. c. Apabila hasil verifikasi menunjukkan adanya indikasi pelanggaran yang disertai bukti-bukti yang cukup, maka pelaporan dapat diproses ke tahap investigasi. d. Terkait pelaporan pelanggaran yang melibatkan Pekerja yang memerlukan investigasi, wajib ditindaklanjuti oleh Tim GCG jalur Direksi untuk diinvestigasi. e. Terkait pelaporan pelanggaran yang melibatkan Direksi, Dewan Komisaris, dan Organ Pendukung Dewan Komisaris yang memerlukan investigasi, wajib ditindaklanjuti oleh Tim Pengelola Pelanggaran jalur Dewan Komisaris untuk diinvestigasi. f. Pelaku pelanggaran yang telah terbukti berdasarkan hasil investigasi, akan diproses sesuai dengan peraturan yang berlaku. g. Apabila terjadi pelaporan pelanggaran di tingkat Kantor Cabang, maka peran Kantor Cabang hanya sebatas melakukan proses verifikasi, sedangkan proses selanjutnya ditindaklanjuti oleh Tim GCG. h. Apabila hasil investigasi terbukti adanya pelanggaran yang mengarah ke tindak pidana, maka dapat ditindaklanjuti proses hukum yang berlaku kepada lembaga penegak hukum. i. Skema proses pelaporan pelanggaran sebagaimana terlampir. 3. ADMINISTRASI PELAPORAN a. Seluruh proses pelaporan pelanggaran diadministrasikan secara baik oleh Tim GCG. 8
12 b. Catatan penerimaan pelaporan pelanggaran memuat sekurangnya: 1) Nomor registrasi 2) Tanggal penerimaan 3) Petugas penerima 4) Deskripsi singkat 4. PEMANTAUAN TINDAK LANJUT a. Pemantauan tindak lanjut pelaporan pelanggaran dilakukan oleh Tim GCG. b. Ketua Tim GCG harus menginformasikan pelaporan pelanggaran yang masuk, yang diinvestigasi, dan yang dianggap selesai kepada Direksi setiap saat diperlukan. c. Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran jalur Dewan Komisaris di bawah pimpinan Ketua Komite Audit harus menginformasikan pelaporan pelanggaran yang masuk, yang diinvestigasi, dan yang dianggap selesai kepada Dewan Komisaris setiap saat diperlukan. S. PENYAMPAIAN TANGGAPAN a. Perseroan melalui Tim GCG dapat menginformasikan dan/atau memberikan tanggapan atas status proses penyelesaian pelaporan pelanggaran kepada pihak eksternal (Stakeholders) sebagai pelapor yang meminta penjelasan kepada Perseroan mengenai pelaporan pelanggaran yang diajukannya. b. Untuk pelaporan pelanggaran tanpa identitas (anonim), tidak ada kewajiban Perseroan untuk memberikan tanggapan. 6. PUBLIKASI DAN SOSIALISASI Perusahaan wajib mempublikasikan serta mensosialisasikan Kebijakan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) kepada seluruh lnsan Perseroan maupun Stakeholders di luar Perusahaan melalui berbagai media Perusahaan, seperti: a. Mencetak dan mendistribusikan dokumen kebijakan ini b. Memuat di dalam website Perseroan c. Menyampaikan di dalam forum internal Pekerja 9
13 BAB V PENUTUP Kebijakan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) ini disusun untuk dijadikan pedoman bagi seluruh lnsan Perseroan. Kebijakan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) ini dapat dirubah/direvisi secara berkala untuk disesuaikan dengan kebutuhan Perseroan. Setiap perubahan Kebijakan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Setiap perubahan Kebijakan Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) dinyatakan berlaku sejak ditetapkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi PT Perusahaan Perdagangan lndonesia (Persero). 1
14 Lampiran 1. Skema Proses Pengelolaan Pelaporan Pelanggaran Diduga dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris, dan Organ Pendukung Dewan Komisaris Pelaporan Pelanggaran lnternal (lnsan Perseroan) Eksternal (Stakeholders) ldentitas/non identitas Bukti Pendukung l Pelaporan ll Tanggapan Dewan Komisaris Cq: Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran Komite Audit (Ketua) Pihak lain yang diperlukan 2 Administrasi Memantau 4 Tidak Benar 3 Verifikasi 5 Melaporkan Pelaporan Ditutup Ada lndikasi Pelanggaran 8 Tidak Benar 7 6 lnvestigasi 9 Komite Audit atau Pihak lndependen Terbukti Pelanggaran l0 Diselesaikan Ditangani Dewan Komisaris tanpa melibatkan pihak yang dilaporkan Diproses sesuai peraturan yang berlaku ll
15 Lampiran 2. Skema Proses Pengelolaan Pelaporan Pelanggaran Diduga dilakukan oleh Pekerja Pelaporan Pelanggaran lnternal (lnsan Perseroan) Eksternal (Stakeholders) ldentitas/non identitas Bukti Pendukung l Pelaporan ll Tanggapan Direksi Cq: Tim Pengelola Pelaporan Pelanggaran / Tim GCG lim GCG 2 Administrasi Memantau 4 Tidak Benar 3 Verifikasi Melaporkan 5 Pelaporan Ditutup Ada lndikasi Pelanggaran 8 Tidak Benar 7 6 lnvestigasi 9 Tim GCG atau Pihak lndependen Terbukti Pelanggaran l0 Diselesaikan Ditangani Direksi tanpa melibatkan pihak yang dilaporkan Diproses sesuai peraturan yang berlaku l2
16
KEPUTUSAN BERSAMA. Nomor : Kep/06/KOM/AS/XI/2010 Nomor : Kep/267-AS/XI/2010. Tentang
PT ASABRI (PERSERO) JAKARTA KEPUTUSAN BERSAMA Nomor : Kep/06/KOM/AS/XI/2010 Nomor : Kep/267-AS/XI/2010 Tentang KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENGADUAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING) PT ASABRI (PERSERO) Dewan Komisaris
Lebih terperinciLampiran 5 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN
Lampiran 5 SK No. 00228/HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. TUJUAN DAN MANFAAT... 3 II. PENGERTIAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Maksud dan Tujuan 3. Acuan Pedoman 4. Ruang Lingkup 5. Daftar Istilah BAB II. KEBIJAKAN KEWENANGAN 1. Kebijakan Perusahaan Menerima dan Menyelesaikan
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI 1. BAB I. PENDAHULUAN 2 1. Latar Belakang 2 2. Maksud dan Tujuan 3 3. Acuan Pedoman 3 4. Ruang Lingkup 4. 5.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 BAB I. PENDAHULUAN 2 1. Latar Belakang 2 2. Maksud dan Tujuan 3 3. Acuan Pedoman 3 4. Ruang Lingkup 4 5. Daftar Istilah 4 BAB II. KEBIJAKAN KEWENANGAN 7 1. Kebijakan Perusahaan
Lebih terperinciDaftar Isi Halaman PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I Ketentuan Umum 4 BAB II Penerimaan Pelaporan Pelanggaran 7 BAB III Penanganan dan Penyelesaian 8 Pelaporan Pelanggaran BAB IV Kerahasiaan dan Penghargaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I Ketentuan Umum 4. BAB II Penerimaan Pelaporan Pelanggaran 7
Daftar Isi Halaman PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I Ketentuan Umum 4 BAB II Penerimaan Pelaporan Pelanggaran 7 BAB III Penanganan dan Penyelesaian 8 Pelaporan Pelanggaran BAB IV Kerahasiaan dan Penghargaan
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)
2017 PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT JAMKRIDA RIAU Jl. Jend. Sudirman No. 438 Pekanbaru Phone/Fax : 0761-7871467 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 BAB I. PENDAHULUAN 2 1. Latar
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014
SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN TINDAK LANJUT PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG
Lebih terperinciTENTANG PEDOMAN PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN (WISTLEBLOWING SYSTEM) PT MULTI TERMINAL INDONESIA DAFTAR ISI PEDOMAN
Lampiran Surat Keputusan Direksi Nomor : Tanggal : Januari 2016 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN (WISTLEBLOWING SYSTEM) PT MULTI TERMINAL INDONESIA DAFTAR ISI PEDOMAN DAFTAR ISI 1 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciP e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)
P e d o m a n Whistle Blowing System (WBS) A. LATAR BELAKANG Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip tata kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) secara konsisten dan berkelanjutan.
Lebih terperinciMEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS
MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS JAKARTA 2017 MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN
Lebih terperinciPEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM (WBS)
PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM (WBS) TAHUN 2014 Kata Pengantar Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya, maka sampai saat
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN
PT. INHUTANI I (PERSERO) PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN ARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM FUNGSI : SEKRETARIS PERUSAHAAN NOMOR : JUDUL : SISTEM PELAPORAN Revisi Ke : PELANGGARAN Berlaku TMT : PENDAHULUAN
Lebih terperinciPedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistle Blowing System) KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Dalam upaya mewujudkan visi PT Timah (Persero) Tbk ( Perusahaan ) menjadi Perusahaan pertambangan kelas dunia menuju kehidupan yang berkualitas dengan tetap patuh pada peraturan dan perundang
Lebih terperinciSISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk.
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT INTERMEDIA CAPITAL TBK. (MDIA) A. PENDAHULUAN PT Intermedia Capital
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK
PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM) PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL, TBK 2014 Halaman BAB I PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Dasar Hukum... 1 Ruang Lingkup... 2 Tujuan dan Manfaat...
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PERUM PERUMNAS
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PERUM PERUMNAS BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI Pendahuluan A. Latar Belakang B. Landasan Penyusunan C. Maksud, Tujuan dan Manfaat D. Pengertian
Lebih terperinci2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1189, 2014 LPSK. Dugaan Pelanggaran. System Whistleblowing. PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG WHISTLEBLOWING SYSTEM ATAS DUGAAN
Lebih terperinciSISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM 2014 1 P a g e Bab 1 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Haleyora Power yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PENGADUAN INTERNAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciMAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
KATA PENGANTAR Good Corporate Governance (GCG) merupakan prinsipprinsip yang mengarahkan dan mengendalikan Perusahaan dalam memberikan pertanggung-jawabannya kepada stakeholders. Prinsip-prinsip tersebut
Lebih terperinciSistem Pelaporan Atas Dugaan Penyimpangan atau Pelanggaran (Whistle Blowing System)
Sistem Pelaporan Atas Dugaan Penyimpangan atau Pelanggaran (Whistle Blowing System) Sistem Pelaporan Atas Dugaan Penyimpangan atau Pelanggaran (Whistle Blowing System) adalah sistem yang digunakan untuk
Lebih terperinciSISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM
SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan menerapkan prinsip-prinsip GCG secara
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKSI PT.PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO) No. Kep/Dir/ /XI/2012. Tentang SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)
KEPUTUSAN DIREKSI PT. PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO) No. Kep/Dir/ /XI/2012 Tentang SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM) PT.PENGEMBANGAN PARIWISATA BALI (PERSERO) DIREKSI PT. PENGEMBANGAN
Lebih terperinciWHISTLE BLOWING SYSTEM
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara
Lebih terperinciWhitsleblowing System
Whitsleblowing System A. Ruang Lingkup, Maksud, dan Tujuan Ruang lingkup: 1. Menguraikan segala aspek yang diperlukan untuk membangun dan menerapkan whitsleblowing system sebagai wadah tata kelola pelaporan
Lebih terperinci2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t
No. 110, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Pengaduan Internal. Penanganan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PENGADUAN
Lebih terperinciSISTEM PELAPO N DUGAAN PELANGGA N WHISTLE BLOWING SYSTEM
PELINDO 4 Lokomotif Indonesia Timur SISTEM PELAPO N DUGAAN PELANGGA N WHISTLE BLOWING SYSTEM BAB 1PENDAHULUAN PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang selanjutnya disebut Perseroan menerapkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciPT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman Pelaporan Pelanggaran. Whistleblowing System (WBS)
PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Pedoman Pelaporan Pelanggaran Whistleblowing System (WBS) Pedoman Pelaporan Pelanggaran WHISTLE BLOWING SYSTEM (WBS) PT BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (Persero) Head
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR :800/126 /SK/SET-1/DLH TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DINAS LINGKUNGAN HIDUP Alamat : Jln. Dharma Praja No. 3 Gunung Tinggi Telp / Fax. 0518 6076050 http: //www.dislh.tanahbumbukab.go.id Email : DLH.tanbu@gmail.com Batulicin
Lebih terperinciPEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI
PEDOMAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM... 3 III. MAKSUD DAN TUJUAN... 4 IV. KLASIFIKASI INFORMASI...
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)
PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DAFTAR ISI Daftar Isi 1 Pernyataan Komitmen 3 BAGIAN 1 : PENDAHULUAN 4 A. Latar Belakang 4 B. Maksud, Tujuan dan Manfaat 5 C. Landasan Hukum
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)
KEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) KEBIJAKAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN HADIAH DAN HIBURAN SERTA PENCEGAHAN KORUPSI
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN TENTANG. PEDOMAN SYSTEM PElAPORAN PElANGGARAN WHlffiE BLOWING SYSTEM (WBS) DllINGKUNGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO)
2014 PTPNXIV T PE E E 0) Jalan Urip Sumoharjo Km. 4 - Kotak Pos 1006 M a k a ss a r - 90232 Telp. 444810, 4441'12, 449944 - Fax. (0411 ) 444840, 449886 - Telex. 71641 PTP32 1A E-mail : PTPN-XIV@upandang.wasanlara.netid
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI Desember 2012 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. TUJUAN DAN MANFAAT... 3 III. ISTILAH PENTING... 4 IV. PENGERTIAN GRATIFIKASI...
Lebih terperinciSISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) SK DIREKSI NO KEP/216/072014
SISTEM PELAPORAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) SK DIREKSI NO KEP/216/072014 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang VISI BPJS KETENAGAKERJAAN KOMITMEN MANAJEMEN TERHADAP IMPLEMENTASI TATA KELOLA YG BAIK BUDAYA KETERBUKAAN
Lebih terperinciSISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)
BAB I PENDAHULUAN 1/ 9 A. KETENTUAN UMUM Dalam Sistem Pelaporan Pelanggaran ( Whistle Blowing System ) ini, yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah PT Reska Multi Usaha yang disingkat PT RMU 2. Whistle
Lebih terperinci-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME
Lebih terperinciKEBIJAKAN KLASIFIKASI DAN PENGELOLAAN INFORMASI PERUSAHAAN PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)
KEBIJAKAN KLASIFIKASI DAN PENGELOLAAN INFORMASI PERUSAHAAN PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) KEBIJAKAN KLASIFIKASI DAN PENGELOLAAN INFORMASI PERUSAHAAN PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1198, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Pengaduan Masyarakayt. Penanganan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI
Lebih terperinciLampiran 4 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Lampiran 4 SK No. 00228/HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I. LANDASAN HUKUM... 3 II. PENGERTIAN UMUM...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang State-owned Enterprises (SOE) di Indonesia disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh negara melalui penyertaan
Lebih terperinciMENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER - 13 /MBU/ 10 /2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SISTEM PELAPORAN DUGAAN
Lebih terperinciPERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO)
PERNYATAAN KOMITMEN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO) Dewan Komisaris dan Direksi PT Jasa Raharja (Persero), dengan ini menyatakan bahwa dalam menjalankan tugas, fungsi dan wewenang
Lebih terperinciPEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)
PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DAFTAR ISI Daftar Isi 1 Pernyataan Komitmen 2 BAGIAN 1 : PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang 3 B. Maksud, Tujuan dan Manfaat 4 C. Landasan
Lebih terperinciPELAPORAN PELANGGARAN MELALUI WHISTLE BLOWING SYSTEM TAHUN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus
PELAPORAN PELANGGARAN MELALUI WHISTLE BLOWING SYSTEM TAHUN 2015 A. Latar Belakang PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus menerapkan prinsip-prinsip GCG secara konsisten
Lebih terperinciVisi Menjadi Perusahaan Pelayaran yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan
i Visi Menjadi Perusahaan Pelayaran yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan Tangguh: 1. Pertumbuhan perusahaan maksimal (company s value growth) 2. Center of Excellence usaha pelayaran naisonal : SDM,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.21, 2014 KEMEN PDT. Pengaduan. Penanganan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN
Lebih terperinciSISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) AGENDA 1 PENDAHULUAN 2 ELEMEN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN 3 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL 4 MANUAL PENGELOLAAN 5 SANKSI DAN PENGHARGAAN PENDAHULUAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELAPORAN PELANGGARAN
E8 KEBIJAKAN PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING POLICY) Versi : November 2016 Nama Sub Kebijakan : E8.00 Daftar isi Hal 1. Kebijakan Umum 1.1 Pendahuluan 1 1.2 Tujuan Kebijakan 2 1.3 Ruang Lingkup
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN LAPORAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciPedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 0 PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Dewan Komisaris dan Direksi sebagai organ utama Perseroan dalam melaksanakan tugasnya memiliki peran yang sangat penting,
Lebih terperinciPEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM PT TASPEN (PERSERO)
PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM PT TASPEN (PERSERO) ii Pedoman Whistleblowing System PT TASPEN (Persero) KEPUTUSAN BERSAMA PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI (PERSERO) NOMOR PD 32/DIR/2013 KEP.04/DK
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...
Lebih terperinci2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 103/PMK.09/2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DAN TINDAK LANJUT PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM PENGADUAN PELANGGARAN (WHISTLE-BLOWING SYSTEM-WBS)
1 2 Lampiran : Nomor : KP-012/DEKOM.PerseroBatam/VII/2016 KP-DRU/220/VII/2016 Tanggal : 14 Juli 2016 PEDOMAN SISTEM PENGADUAN PELANGGARAN (WHISTLE-BLOWING SYSTEM-WBS) PT. PENGUSAHAAN DAERAH INDUSTRI PULAU
Lebih terperinciSOSIALISASI WHISTLE BLOWING SYSTEM RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH
SOSIALISASI WHISTLE BLOWING SYSTEM RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH Whistle- blowing Apakah WBS itu?? Surat edaran Mahkamah RI Nomor 4 Tahun 2011 pelapor tindak pidana yang mengetahui dan melaporkan tindak
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN ATAS PENYALAHGUNAAN WEWENANG, PELANGGARAN DAN TINDAK PIDANA KORUPSI LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk
KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFORMASI PT INDOFARMA (Persero) Tbk I. LANDASAN HUKUM 1. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Lebih terperinciBOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Maksud dan Tujuan... 1 3. Referensi... 2 4. Daftar Istilah... 3 BAB II. DEWAN KOMISARIS... 5
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
Sahabat Setia Petani PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI PT. PERTANI (PERSERO) SEKRETARIS PERUSAHAAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PT Pertani (Persero) yang selanjutnya disebut Perusahaan senantiasa
Lebih terperinciPEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN
P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.
Lebih terperinci2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) sebagaimana telah diubah dengan deng
No.1036, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA OMBUDSMAN. Sistem Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran Internal. Pencabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PELAPORAN
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.
Lebih terperinci2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1269,2014 KEMENHUT. Pengaduan. Penyalahgunaan Wewenang. Korupsi. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.63/MENHUT-II/2014 TENTANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...
-1- OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK..../20... TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN NOMOR IX.I.6 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN
Lebih terperinci1ft- "' t-'-. W PETROKIMIA I~'" PT PETROKIMIA GRESIK PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM PD Tan99al Terbitan Revisi No. Copy. 10 Oktober
I~'" W PETROKIMIA GRESIK PT PETROKIMIA GRESIK PEDOMAN PD-02-0015 Tan99al Terbitan Revisi No. Copy 10 Oktober 2017 1 0 Disiapkan oleh : Diperiksa oleh : Disahkan oleh : Staf Madya Tata Kelola Manager TKP
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENANGANAN
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.
PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN PT. PELITA AIR SERVICE PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No. 52-56A Jakarta Pusat 10160 List of Contents LIST OF CONTENTS Page: List of Content i BAB I BAB II BAB III :
Lebih terperinciPT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)
PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER) Tujuan Komite Audit PT. Bank Central Asia, Tbk dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dengan tujuan membantu
Lebih terperinciPEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT
PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT Pasal 1 Tujuan 1. Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.1.5 dengan merujuk pada Lampiran Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku
BAB I PENDAHULUAN PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk (Temas Line) merupakan salah satu perusahaan terbuka di bidang industri pelayaran yang berkembang cukup signifikan. Seiring dengan perkembangan ini Perseroan
Lebih terperinciPT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris
PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
Lebih terperinciPEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI i DAFTAR ISI Daftar Isi i BAGIAN A : PENDAHULUAN 1 I. LATAR BELAKANG 1 II. MAKSUD DAN TUJUAN 1 III. LANDASAN HUKUM 2 IV. PENGERTIAN UMUM 3 BAGIAN B : PENGELOLAAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017 TENTANG LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN DI SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI SUMENEP
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)
PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) DAFTAR ISI Daftar Isi... i I. Pendahuluan... 1 1) Latar Belakang... 1 2) Komitmen Manajemen..1 3)
Lebih terperinci- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DAN WHISTLEBLOWING DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Lebih terperinciPengertian 1/20/2016 5
1/20/2016 Irtama 1 1/20/2016 2 1/20/2016 3 1/20/2016 4 Pengertian Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
Lebih terperinciLampiran 6 SK No. 00228/HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN)
Lampiran 6 SK No. 00228/HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN KEPATUHAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA (LHKPN) DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Pernyataan Komitmen... 2 I.
Lebih terperinciPEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN 2017 DAFTAR ISI Halaman Pernyataan... 1 Pendahuluan... 2 1. Latar Belakang... 2 2. Landasan Penyusunan... 2 3. Tujuan Penyusunan... 3 4. Pengertian... 3 5. Benturan Kepentingan...
Lebih terperinciPT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017
PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017 Daftar Isi I. Pendahuluan... 3 A. Latar Belakang... 3 B. Maksud dan Tujuan... 3 II. Komposisi dan Struktur, Persyaratan Keanggotaan dan Masa kerja... 4 A.
Lebih terperinciP E N A N G A N A N G R A T I F I K A S I. PT Jasa Marga (Persero) Tbk
PEDOMAN PENANGANAN GRATIFIKASI 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1105, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Good Public Governance. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Lebih terperinciPedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk
PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NOMOR : 13.00/KPTS/09/IV/2014 NOMOR : Dekom/SK-02/IV/2014 TENTANG PENGESAHAN DOKUMEN UNTUK IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE
Lebih terperinciPedoman Dan Standard Operational Procedure Laporan Harta Kekayaan Pejabat Perusahaan (LHKPP) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)
Pedoman Dan Standard Operational Procedure Laporan Harta Kekayaan Pejabat Perusahaan (LHKPP) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) PEDOMAN 1 LHKPP - PT Rajawali Nusantara Indonesia tahun 2013 DAFTAR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Whistleblower System. Pelaksanaan. Pedoman.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Whistleblower System. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinci2 Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1846, 2014 BSN. Pelanggaran. Sistem Pelaporan. Pedoman PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM PELAPORAN
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
Lebih terperinciB E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk
PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN CONFLICT OF INTEREST 2011 0 B a b 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG yang selanjutnya disebut Perusahaan atau Perseroan terus melaksanakan penerapan prinsip-prinsip GCG secara
Lebih terperinciPEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN
PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN DASAR HUKUM KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1091, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pelaporan. Pelanggaran. Whistleblowing. Sistem. MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan
Lebih terperinci