PEMBAHASAN KERANGKA PENDANAAN BILATERAL MEETING

dokumen-dokumen yang mirip
PENDANAAN PROGRAM PRIORITAS DAN RKP 2017

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI E-MUSRENBANG

Keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Mekanisme Pembahasan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEDOMAN SERIAL MULTILATERAL MEETING II

RANCANGAN AWAL RKP 2016 DAN PAGU INDIKATIF DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN Jakarta, 15 April 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

MANAJEMEN KEUANGAN BANDI. 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH MELALUI PENGEMBANGAN APLIKASI e-musrenbang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Arsip Nasional Republik Indonesia

No Presiden. Untuk pengalaman Indonesia, terlihat sekali bahwa perlu adanya integrasi dan sinergi perencanaan dan penganggaran. Banyak fakta m

Multilateral Meeting II dalam Rangka Penyusunan RKP 2017 PN REFORMASI FISKAL

No.860, 2014 BAPPENAS. Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga Penelaahan. Penyusunan. Pedoman.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RPJMD PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

Mekanisme Pembahasan Multilateral Meeting II, Bilateral Meeting II dan Musrenbangnas dalam Rangka Penyusunan RKP 2017

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga tentang Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun ; Mengingat

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

PENYEMPURNAAN ARSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

RENJA K/L TAHUN 2016

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

RPJMN dan RENSTRA BPOM

KERANGKA PRIORITAS NASIONAL

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 2. Peraturan Presiden Nomor

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

SOSIALISASI USULAN APBN TAHUN 2OI8 DALAM APLIKASI E-MUSRENBANG BAPPENAS 2O17. KEPALA BAPPEDA KABUPATEN KAMPAR Ir. AZWAN, M.Si

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

BAB I P E N D A H U L U A N

ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. SIKLUS ABPN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

Forum Perangkat Daerah dan Rakortek Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2017 Palangkaraya, 20 Maret Pada Acara S U M A T E R A K A L I M A N T A N

RENCANA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2015 OLEH :

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

RENCANA KERJA (RENJA) BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG NO 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN ANGGARAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PPN/ KEPALA BAPPENAS NOMOR 1 TAHUN 2011 TANGGAL 31 JANUARI 2011 TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU

Revisi ke 07 Tanggal : 28 Oktober 2015

R a p a t K O N R E G 2017 J a k a r t a, 9 J u n i TEMA : Memacu Investasi Dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan Dan Pemerataan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PENUTUP. sebelumnya bahwa penulis menarik kesimpulan dalam penelitian tentang peran

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBAHASAN KERANGKA PENDANAAN BILATERAL MEETING KEDEPUTIAN BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 22 Februari 2016

DASAR HUKUM UU 17/2003 tentang Keuangan Negara Pasal 12 ayat 2 Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara. UU 25 /2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 4 ayat 3 RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program /Lembaga, lintas /Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Pasal 6 ayat 1 dan 2 Renstra-KL memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi /Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Renja-KL disusun dengan berpedoman pada Renstra-KL dan mengacu pada prioritas pembangunan Nasional dan pagu indikatif, serta memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Pasal 25 ayat 1 RKP menjadi pedoman penyusunan RAPBN 2

BILATERAL MEETING Pertemuan Bappenas K/L dengan tujuan menuangkan hasil kesepakatan Multilateral Meeting dalam bentuk penugasan dan pagu masing-masing K/L Fokus pembahasan pada prioritas nasional, untuk / lainnya menggunakan koridor Norma dan Standar Perencanaan Output : openajaman penugasan Nasional (target dan pendanaannya) overifikasi kegiatan diluar prioritas ohal hal yang penting dan mendesak untuk didanai (contoh: Asian Games, 100 prioritas Presiden dan lainnya ) 3

MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (FORM B) (1/4) PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN / Lembaga Sasaran Indikator Lokasi Target 2017 Alokasi (Juta Rp.) Ket Pemanfaatan Lahan Tidur (Optimasi Lahan) Pengembangan Prasarana dan Sarana Perluasan dan Perlindungan Lahan Memanfaatkan 10.000 ha lahan tidur untuk pertanian. Untuk padi =. Ha Untuk Jagung =... Ha Lainnya = Ha Termanfaatkan nya 10.000 ha bekas lahan tidur untuk pertanian. Penyederhanaan Nomenklatur Kabupaten A, B, C, D Koordinat : 10.000 ha Pencetakan Sawah Baru Pengembangan Prasarana dan Sarana Rumah dari kebijakan (Hanya muncul di dokumen terkait penganggaran) Perluasan dan Perlindungan Lahan Tercetaknya 266.700 Ha Sawah Baru Tercetaknya Kabupaten A, 266,700 Ha B,C,D Sawah Baru, Koordinat : A yang B. dibuktikan C. D. dengan lokasi yang jelas, ada dukungan irigasi sehingga Sawah tersebut dapat dimanfaatkan. 266.700 Ha Menjadi alat ukur kinerja oleh Presiden/Kabinet, untuk itu perlu sasaran yang konkret 4

MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (FORM B) (2/4) PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN / Lembaga Sasaran Indikator Lokasi Target 2017 Alokasi (Juta Rp.) Ket Pencetakan Sawah Baru Pengembangan Prasarana dan Sarana Perluasan dan Perlindungan Lahan Terlindunginya x 000 Terlindunginya x 000 Kabupaten A, Ha Lahan Irigasi Teknis dari Konversi untuk Penggunaan lain. Ha Lahan Irigasi Teknis dari Konversi untuk Penggunaan lain. Terbitnya x buah Perda yang melindungi Lahan Irigasi Teknis B, C, D Koordinat : 10.000 ha Penyederhanaan Nomenklatur Penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian Pengembangan Prasarana dan Sarana Rumah dari kebijakan (Hanya muncul di dokumen terkait penganggaran) Pengelolaan Sistem Pengawasan Alat Mesin Memberikan subsidi x % atas harga Alsintan, sehingga Petani/Kelompok Tani membeli Alsintan, menggunakan dan merawatnya. Tersalurnya 7.300 Unit Alsintan kepada Petani atau Kelompok Tani dengan subsidi x % dari harga Menjadi alat ukur kinerja oleh Presiden/Kabinet, untuk itu perlu sasaran yang konkret Kab A Unit; Kab B Unit ; Kab. C.Unit 7.300 unit 5

MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (FORM B) (3/4) PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN Penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian / Lembaga Sasaran Indikator Lokasi Pengembangan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Sistem Pengawasan Alat Mesin Terbangunnya sistem Pengelolaan dan Pemeliharaan Alsintan x 000 unit yang sudah disalurkan kpd Petani/Kel.Tani sehinga Alsintan tsb bermanfaat yang berkesinambungan Terbangunnya Sistem Pengelolaan dan Pemeliharaan x 000 unit Alsintan ex pemberian Pemerintah (koperasi, Kel. Tani, Bengkel Bersama, dan lainnya) Kabupaten A, B, C, D Target 2017 x 000 unit Alokasi (Juta Rp.) Ket Penyederhanaan Nomenklatur Penyaluran subsidi benih dan pupuk Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Tersalurkannya 00) Ton Benih Padi Unggul Tersalurkannya 00) Ton Benih Padi Unggul menjelang musim tanam Seluruh Indonesia dengan pembagian perlokasi sbb:... 00) ton benih padi Rumah dari kebijakan (Hanya muncul di dokumen terkait penganggaran) Menjadi alat ukur kinerja oleh Presiden/Kabinet, untuk itu perlu sasaran yang konkret 6

MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (FORM B) (4/4) PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN Penyaluran subsidi benih dan pupuk Rehabilitasi Jaringan Irigasi; Pembangunan Waduk; Pembangunan embung / Lembaga Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Sasaran Indikator Lokasi Fasilitasi Pupuk dan Pestisida Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Rumah dari kebijakan (Hanya muncul di dokumen terkait penganggaran) Pengelolaan Waduk, Pengelolaan Sumber Embung, Situ Serta Daya Air Bangunan Penampung Air Lainnya Tersalurnya 9,55 juta Ton Pupuk Bersubsidi buah Waduk yang dibangun dan buah Waduk yang terpelihara Tersalurnya 9,55 juta Ton Pupuk Bersubsidi yang terdiri dari :.. Ton Pupuk Urea Ton Pupuk TSP... Ton Pupuk ZA Ton Pupuk Organik Penyederhanaan Nomenklatur Terbangunnya buah Waduk dan terpeliharanya. buah Waduk Menjadi alat ukur kinerja oleh Presiden/Kabinet, untuk itu perlu sasaran yang konkret Seluruh Indonesia dengan pembagian perlokasi sbb: Pembangunan Waduk baru, dengan lokasi sbb:... Pemeliharaan Waduk eksisting, dengan lokasi sbb:... Target 2017 9,55 Ton Pupuk... buah embung baru... buah embung dipelihara Alokasi (Juta Rp.) Ket Rehabilitasi Jaringan Irigasi; Pembangunan Waduk; Pembangunan embung Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pengelolaan Waduk, Terbangun dan Pengelolaan Sumber Embung, Situ Serta terpeliharanya,,, Daya Air Bangunan Penampung Air Lainnya buah Embung Terbangunnya buah Embung dan terpeliharanya. buah Embung Pembangunan Embung dengan lokasi sbb:... Pemeliharaan Embung, dengan lokasi sbb:... 7

URUTAN KERJA PEMBAHASAN KEGIATAN PRIORITAS 1. VERIFIKASI NORMA DAN STANDAR NORMA 1) Pembangunan bersifat holistik komprehensif memperhatikan seluruh dimensi terkait; 2) Pembangunan untuk manusia dan masyarakat, harus memberdayakan masyarakat untuk menjadi mandiri dan tidak justru menyebabkan menjadi masyarakat yang lemah (entitled society); 3) Pembangunan tidak menciptakan ketimpangan yang makin melebar; 4) Pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan ekosistem; 5) Pembangunan harus mendorong tumbuh berkembangnya swasta dan tidak justru mematikan usaha yang sudah berjalan STANDAR 1) Standar Nomenklatur dan 2) Standar Pendanaan o Identifikasi sumber pembiayaan yang berasal dari swasta, KPS, BUMN/BUMD, serta APBN/APBD sesuai dengan kewenangannya o Dalam rangka percepatan kegiatan/proyek dimungkinkan langsung dilaksanakan BUMN 3) Standar Pemanfaatan : telaah keterkaitan kegiatan yang diusulkan dengan dampak bagi pencapaian sasaran pembangunan 4) Standar Kesiapan Pelaksanaan, a.l. : o Kesiapan Dokumen Detail Engineering Design (DED) o Kesiapan Lahan 2. PENAJAMAN TARGET DAN KEBUTUHAN PENDANAAN Identifikasi target dan alokasi tahun 2016 Identifikasi target dan kebutuhan alokasi tahun 2017 (termasuk forward estimates nya) 3. MEMBERIKAN CATATAN PEMBAHASAN, JIKA TERDAPAT : Ketidaksesuaian dengan Norma dan Standar misal jika telah merupakan kewenangan daerah maka diusulkan untuk dialihkan pada DAK Terdapat potensi efisiensi dari pagu APBN 2016, contoh adanya kegiatan yang telah selesai atau terdapat penilaian kapasitas pelaksanaan Adanya usulan tambahan pendanaan yang mendesak diluar kegiatan prioritas hasil Multilateral (kegiatan, sasaran, target dan kebutuhan pendanaan) serta Hal hal yang penting dan mendesak untuk didanai (contoh: Asian Games, 100 prioritas Presiden dan lainnya ) 8

URUTAN KERJA PEMBAHASAN KEGIATAN DILUAR PRIORITAS NASIONAL 1. VERIFIKASI NORMA DAN STANDAR NORMA 1) Pembangunan bersifat holistik komprehensif memperhatikan seluruh dimensi terkait; 2) Pembangunan untuk manusia dan masyarakat, harus memberdayakan masyarakat untuk menjadi mandiri dan tidak justru menyebabkan menjadi masyarakat yang lemah (entitled society); 3) Pembangunan tidak menciptakan ketimpangan yang makin melebar; 4) Pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan ekosistem; 5) Pembangunan harus mendorong tumbuh berkembangnya swasta dan tidak justru mematikan usaha yang sudah berjalan Verifikasi kesesuaian Norma dilakukan pada kegiatan diluar prioritas tersebut, jika sebuah program hanya terdiri dari kegiatan diluar prioritas, maka verifikasi dilakukan pada tingkat program 2. DAPAT MENGGUNAKAN SASARAN DAN INDIKATOR YANG TELAH ADA STANDAR 1) Standar Nomenklatur dan 2) Standar Pendanaan o Identifikasi sumber pembiayaan yang berasal dari swasta, KPS, BUMN/BUMD, serta APBN/APBD sesuai dengan kewenangannya o Dalam rangka percepatan kegiatan/proyek dimungkinkan langsung dilaksanakan BUMN 3) Standar Pemanfaatan : o Catatan umum pendanaan program o Untuk kegiatan diluar prioritas yang menjadi bagian program prioritas juga ditelaah secara umum 3. MEMBERIKAN CATATAN PEMBAHASAN, JIKA TERDAPAT : /kegiatan yang tidak sesuai dengan norma untuk kemudian diusulkan untuk berlanjut atau tidak lanjut Ada kebutuhan mendesak lainnya Hal lainnya yang dianggap perlu 9

CONTOH Badan Standardisasi Nasional / Sasaran Indikator Kinerja Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BSN Tercapainya pengelolaan dan pengendalian anggaran yang akuntabel, SDM yang profesional, dan organisasi yang efektif Opini BPK atas Laporan Keuangan WTP Penilaian PMPRB 80 Penyelesaian reorganisasi BSN 100 Nilai LAKIP 74 Nilai kepatuhan layanan publik 865 Persentase SDM yang sesuai kebutuhan organisasi 100 Target Alokasi (Rp. Miliar) 2016 2017 2016 2017 Sarana dan Prasarana Aparatur BSN Tercapainya pengelolaan dan pengendalian anggaran yang akuntabel, SDM yang profesional, dan organisasi yang efektif Persentase penyediaan sarana dan prasarana perkantoran sesuai kebutuhan 80% Pengembangan Standardisasi Nasional Meningkatnya jumlah SNI yang memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan Meningkatnya penerapan standar dan akreditasi Tersedianya peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian Melindungi keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat, pelestarian fungsi lingkungan hidup Meningkatkan daya saing produk nasional di pasar domestik Meningkatkan akses produk nasional ke pasar global Meningkatnya Budaya Mutu melalui peningkatan sistem informasi dan edukasi di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Persentase PT/SPT yang telah memenuhi ketentuan pedoman standardisasi nasional 40% Jumlah industri/organisasi yang mendapat fasilitasi penerapan standar/sni Jumlah dokumen peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian 472 industri 8 dokumen Tingkat persepsi terhadap keamanan dan keselamatan produk bertanda SNI 7 Tingkat persepsi publik terhadap daya saing produk bertanda SNI di pasar domestik 7 Tingkat persepsi terhadap daya saing penerap standar di pasar global 7 Meningkatnya Budaya Mutu melalui peningkatan sistem informasi dan edukasi di 7 bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Tingkat persepsi publik tarhadap layanan jasa standardisasi dan penilaian kesesuaian 7 10

PENUTUP Fokus pembahasan pada prioritas nasional, untuk / lainnya menggunakan koridor Norma dan Standar Perencanaan prioritas dilakukan pembahasan dengan mendalam /kegiatan lainnya dilakukan hanya dengan koridor tertentu (verifikasi norma dan standar dengan penjelasan yang diperlukan) Implementasi Money Follow alokasi diarahkan pada (berikut ) Untuk kegiatan yang mendesak namun diluar pembahasan Multilateral dapat diajukan melalui catatan pembahasan 11

TERIMA KASIH 12