PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. BIDANG KEGIATAN: PKM Artikel Ilmiah

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

Bab 3. Budidaya pembenihan ikan konsumsi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PELUANG BISNIS YANG MENJANJIKAN

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

I PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA IKAN KOI Cyprinus carpio DI KELOMPOK PETANI KOI SUMBER HARAPAN, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

Meningkatkan Wirausaha Budidaya Ikan. Lele Sangkuriang. (Lingkungan Bisnis)

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Peracikan dan Pemberian Pakan

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

III. BAHAN DAN METODE

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

LEMBAR PENGESAHAN. 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

KEWIRAUSAHAAN PEMIJAHAN LELE SANGKURIANG DI KELURAHAN BUGEL KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA

Daftar Hasil Wawancara. Adapun daftar pertanyaan dan jawaban ata pertanyaan sebagai berikut:

IV. METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

1.Abstrak. 2.Isi/jenis

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

Pematangan Gonad di kolam tanah

Handajani H 1, Sri Dwi Hastuti 2 & Ganjar Adhy Wirawan 3 ABSTRAK PENDAHULUAN

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan 5.2 Lokasi

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN KERAPU KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG, BALI. Oleh: NI WAYAN NARITA SUGAMA A

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

BAB I PENDAHULUAN. Prospek perikanan dan budidaya sidat memiliki peluang baik untuk

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

I. PENDAHULUAN. Lele (Clarias) merupakan salah satu dari berbagai jenis ikan yang sudah banyak

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. BAHAN DAN METODE 2.1Prosedur Persiapan Wadah Persiapan dan Pemeliharaan Induk Pencampuran dan Pemberian Pakan

BUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROPOSAL USAHA BUDIDAYA IKAN LELE OLEH KELOMPOK: MINA TANI NUSANTARA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Transkripsi:

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PELATIHAN PEMBENIHAN IKAN LELE Clarias sp. SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SITU GEDE KECAMATAN BOGOR BARAT KOTA BOGOR BIDANG KEGIATAN: PKM Artikel Ilmiah Diusulkan Oleh : Galuh Budi Widiyantara C14051753 2005 Adi Witjaksono C14050509 2005 Ide Permatasari C14060395 2006 INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan : Pelatihan Pembenihan Ikan Lele Clarias sp. Sebagai Alternatif Tambahan Pendapatan Keluarga di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor 2. Bidang Kegiatan : ( x ) PKM AI ( ) PKM GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang 5. Dosen Pendamping Bogor, 5 Maret 2009 Menyetujui, Ketua Departemen Budidaya Perairan Ketua Pelaksana Dr. Ir. Odang Carman NIP. 131 578 847 Galuh Budi Widiyantara NIM. C14051753 Wakil Rektor Bidang Akademik & Kemahasiswaan Dosen Pendamping Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S. Dr. Alimuddin NIP. 131 473 999 NIP. 132 133 953 ii

PELATIHAN PEMBENIHAN IKAN LELE Clarias sp. SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SITU GEDE KECAMATAN BOGOR BARAT KOTA BOGOR Galuh Budi Widiyantara, Adi Witjaksono, Ide Permatasari Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK Ikan lele merupakan ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi. Produksi ikan lele semakin meningkat. Peningkatan produsi ikan lele sebagai ikan konsumsi menyebabkan kebutuhan benih meningkat. Peluang usaha produksi benih masih cukup besar. Peningkatan usaha yang terkait dengan teknis pembenihan belum dikuasai dengan baik oleh masyarakat. Desa Situ gede merupakan daerah yang potensial untuk pelaksanaan program pembenihan lele. Selain karena kondisi geografis yang mendukung, warga di desa tersebut membutuhkan solusi permasalahan ekonomi keluarga. Kegiatan ini bertujuan memberikan gambaran usaha kepada warga dalam mencari tambahan pendapatan keluarga dan menguasai keterampilan teknis dalam pembenihan lele. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 hingga Desember 2008 di desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Bogor. Pelaksanaan dimulai dari tahap persiapan, pengadaan kelengkapan produksi, produksi, pemasaran, penyuluhan, dan evaluasi kegiatan. Tahap persiapan dilakukan dengan pembinaan tim pelaksana, survey lokasi, dan survey pasar. Kelengkapan produksi meliputi pembelian bahan dan pembuatan sarana prosuksi. Tahap produksi terdiri dari pemeliharaan induk, pemijahan lele, pemeliharaan larva, pendederan, dan pemanenan. Kegiatan ini mengalami berbagai kendala namun dapat terselesaikan dengan baik. Respon warga terhadap kegiatan ini cukup baik. Proses produksi berjalan lancar. Pemasaran dan penyuluhan terlaksana tanpa kendala berarti. Program pelatihan pembenihan dapat menjadi alternatif tambahan pendapatan keluarga karena kegiatan tersebut dapat menghasilkan keuntungan. Warga memiliki keterampilan teknis dalam pembenihan. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Kata kunci: pembenihan, lele, pendapatan, masyarakat PENDAHULUAN Ikan lele merupakan salah satu ikan air tawar yang terkenal terutama di Pulau Jawa. Ikan lele merupakan ikan konsumsi, berbadan panjang, licin, dan memiliki kumis sebagai alat peraba untuk mencari makanan. Rasa daging lele khas, lunak, lezat, dan gurih. Ikan lele sangat digemari oleh masyarakat. Kandungan gizinya tinggi, dalam 100 gram daging lele mengandung 18,2 gram protein. Berdasarkan data produksi ikan lele di Indonesia sebagai ikan konsumsi mengalami peningkatan dari tahun 2004 yaitu 50.761 ton, 67.529 ton, dan 75.124 3

ton (BPS, 2007). Produksi ikan lele yang terus mengalami peningkatan masih memiliki peluang usaha yang besar. Usaha pembesaran lele membutuhkan benih. Jumlah benih yang dibutuhkan tidak sedikit karena pada tahap pembesaran perlu diperhitungkan risiko kematian. Kebutuhan benih pun meningkat seiring dengan bertambahnya kebutuhan ikan lele sebagai ikan konsumsi. Peningkatan usaha budidaya lele terkait dengan perkembangan aspek teknis pembenihan yang merupakan tahap awal kegiatan budidaya. Pemahaman mengenai teknis pembenihan belum dikuasai sepenuhnya oleh masyarakat sehingga dibutuhkan suatu bentuk pelatihan kepada masyarakat. Pembenihan dapat dilakukan walaupun di lahan yang tidak luas. Keuntungan dari pembenihan cukup besar sedangkan biaya operasional kecil. Desa Situ Gede merupakan salah satu daerah yang terletak di Kota Bogor, Jawa Barat. Lokasinya berdekatan dengan kampus Institut Pertanian Bogor. Desa Situ Gede memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan pembenihan ikan lele. Banyak lahan yang belum digunakan untuk produksi. Sumber air pun mudah didapatkan. Penduduk desa rata-rata bekerja sebagai petani atau peternak. Penghasilan sebagai petani atau peternak tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini merupakan satu alasan warga Desa Situgede berupaya mencari tambahan pendapatan. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran usaha pembenihan ikan lele kepada masyarakat di Desa Situ Gede melaliu kegiatan pembenihan ikan lele sehingga dapat digunakan sebagai alternatif tambahan pendapatan keluarga serta memiliki keterampilan teknis dalam pembenihan ikan lele. METODE Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan pengembangan masayarakat ini dilaksanakan tanggal 20 Agustus 2008 sampai dengan 5 Desember 2008 di Bogor. Kegiatan meliputi persiapan, pengadaan kelengkapan produksi, produksi, pemasaran, penyuluhan, dan evaluasi kegiatan. Jadwal Kegiatan dapat dilihat pada tabel 1. 4

Tabel 1. Waktu dan Tem pat Pelaksanaan Kegiatan No Waktu Kegiatan Temp at 1 Agustus 2008 Persiapan a. pembinaan tim pelaksana Kampus IPB b. penyusunan dan pembagian kerja tim Kampus IPB pelaksana c.survey&sosialisasi kepada masyarakat Desa Situ Gede 2 September 2008 Pengadaan Kelengkapan Produksi a. pembangunan fasilitas utama Desa Situ Gede b. pengadaan sarana produksi Bogor 3 September 2008- Produksi November 2008 a. pemeliharaan induk Desa Situ Gede b. pemijahan induk Desa Situ Gede c. pemeliharaan larva Desa Situ Gede d. pendederan Desa Situ Gede e. pemanenan Desa Situ Gede 4 November 2008 (pascapanen) Pemasaran Bogor 5 November 2008 Penyuluhan Desa Situ Gede 6 Desember Evaluasi Kampus IPB Metode Pelaksanaan Persiapan Sebelum kegiatan dilaksanakan, tim pelaksana dibina agar memiliki kemampuan dan keter ampilan yang siap diterapkan saat turun ke lapangan. Pembinaan dilakukan beberapa tahap, yaitu persiapan materi pemb enihan dan pelatihan teknik produksi. Pembinaan dilaksanakan di ruang k uliah dan laboratorium lapangan Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Peri kanan dan Ilmu kelautan Institut P ertanian Bogor. Penyusunan dan pembagian kerja bertujuan untuk mengefektifk an sumber daya pada saat pelaksanaan kegiatan. Kerja sama yang baik antar a nggota tim sangat penting karena program ini melibatkan masyarakat. Berikut ini adalah struktur tim pelaksana 5

Gambar 1. Struktur Tim Pelaksana Survey lokasi bertjuan untuk mencari lokasi yang sesuai dengan kegiatan dan menentukan masyarakat sasaran. Setelah itu, dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sasaran. Sosialisasi dilaksanakan dengan komunikasi langsung kepada masyarakat sasaran. Sosialisasi berupa pemberitahuan mengenai kegiatan program pelatihan yang akan dilaksanakan di Desa Situ Gede. Pengadaan kelengkapan produksi Pengadaan kelengkapan produksi terdiri dari pembangunan fasilitas utama dan pengadaan sarana produksi. Fasilitas utama yang dibangun adalah wadah pemeliharaan induk berdimensi 1,5 x 1 x 1m, wadah pemijahan dan wadah pemeliharaan larva berdimensi 4 x 1 x 0,5m. Sedangkan wadah pendederan berdimensi 6 x 4 x 1m hanya diperbaiki konstruksinya. Setiap wadah diisi air dengan ketinggian 25cm. Pengadaan sarana produksi meliputi pembelian bahan-bahan pembuatan wadah (semen, pasir, batu bata, dan lain-lain), perlengkapan pemijahan (kakaban, syringe, ovaprim, dan akuabides), ember, seser, induk, dan pakan. Produksi Tahap produksi terdiri dari pemeliharaan induk lele, pemijahan lele, pemeliharaan larva, dan pemanenan larva. Induk lele dengan bobot 2 kilogram dipelihara di wadah pemeliharaan induk hingga matang gonad. Induk jantan dan betina dipelihara di wadah terpisah. Selama pemeliharaan, induk lele diberi pakan komersil dengan kadar protein 30%. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pukul 06.00 dan pukul 18.00. Induk lele jantan disuntikkan ovaprim dengan dosis 0,5ml/kg bobot induk yang diencerkan hingga 1ml. Induk betina disuntikkan ovaprim dengan dosis 0,2 ml/kg bobot induk yang diencerkan hingga 1ml. Ovaprim disuntikkan di punggung ikan dekat sirip. Tujuan penyuntikan adalah merangsang pemijahan pada ikan lele. Setiap pasang induk dipijahkan di masing-masing kolam pemijahan yang telah dilengkapi kakaban. Induk memijah dalam waktu satu malam. Induk yang telah memijah ditandai dengan telur yang menempel di kakaban. Kemudian induk lele dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk. Telur yang berasal dari induk ditetaskan di kolam pemijahan. Kolam tersebut diberi methylen blue agar tidak terserang jamur. Telur yang telah menetas dan menjadi larva dipelihara di kolam pembenihan hingga berumur 15 hari. Selama pemeliharaan, larva diberi pakan berupa cacing sutera. Pemberian pakan dilakukan secara ad libitum yaitu pakan disediakan di dalam wadah. Setelah 15 hari pemeliharaan, larva dipindahkan ke kolam pendederan. Pemeliharaan larva di kolam pendederan dilakukan selama 15 hari hingga menjadi benih berukuran 10-12cm. Selama pemeliharaan, lele diberi pakan komersil 3 kali sehari ad satiation (sampai kenyang) yaitu pukul 07.00, pukul 12.00, dan pukul 17.00. Saat pemanenan, dilakukan sortir dan penghitungan jumlah benih. Benih yang telah dipanen kemudian dikemas dalam plastik lalu ditambahkan oksigen. 6

Pemasaran Pemasaran sangat penting dalam tahap budidaya terkait dengan proses produksi selanjutnya. Su rvey pasar dilakukan setiap minggu pada bulan November 2008. Hal ini bertujua n untuk memantau perkembangan pasar dan mengetahui permintaan pembeli. B enih dipasarkan ke Parung, Cibanteng, dan beberapa tempat pembesaran ikan lele di Bogor. Penyuluhan Penyuluhan dila ksanakan tanggal 20 November 2008 di Kantor Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Semua kegiatan yang telah dilakukan oleh masya rakat sasaran disampaikan kepada peserta penyuluhan. Penyuluhan dihadiri ole h mahasiswa sebagai tim pelaksana, dosen pembimbing, tim monitoring dari LPP M IPB, dan masyarakat Desa Situ Gede Evaluasi Evaluasi dilaksa nakan setelah program selesai untuk membahas kendala yang dihadapi dan tingkat keberhasilan program. Tingkat keberhasila n program dinilai dari pelaksanaan setiap tahap dalam kegiatan ini dan pencapaian tujuan. HASIL DAN PEMBA HASAN Proses produksi berjalan baik walaupun terdapat berbagai kendala. Kelengkapan bahan, sarana, dan prasarana dipenuhi oleh tim pelaksana. Selain itu, tim pelaksana memb antu perbaikan kolam pendederan (gambar 3) dan pembangunan kolam pemijahan (gambar 2). Proses produksi mulai dari pemeliharaan induk hin gga pemanenan dilakukan oleh masyarakat sasaran. Tim pelaksana selalu aktif mengontrol jalannya produksi minimal 2 kali dalam seminggu dan memban tu memecahkan masalah yang muncul pada saat kegiatan berlangsung. Produksi b erhasil dilaksanakan sebanyak dua siklus. Gambar 2. Pembuatan kolam pemijahan Gambar 3. Perbaikan kola m pendederan 7

Kendala yang dihadapi oleh petani dalam proses produksi ad alah terjadi kematian induk lele sehingga kegiatan tertunda karena harus mencari induk baru. Masalah tersebut dapat segera dipecahkan, tim pelaksana mengganti i nduk yang baru. Pengadaan induk berasal dari Balai Budidaya Air Tawar Sukabum i. Penggunaan ovaprim (gambar 4) mempercepat proses pemijahan sehingga mempersingkat waktu produksi. Penyuntikan dibantu oleh tim pelaksana karena belum banyak masyarak at yang mengetahui teknik penyuntikan ikan. Penyuntikan intramuskular ( gambar 5) merupakan salah satu teknik penyuntikan yang mudah dan tidak berisiko sehingga dapat diterapkan langsung oleh petani. Gambar 4. Perlengkapa n penyuntikan Gambar 5. Penyuntikan ovaprim Kegiatan produk si benih dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan. Kualitas air merupakan paramet er penting dalam proses pemijahan. Suhu me mpengaruhi penetasan telur. Menuru t Khairuman (2007) suhu yang baik untuk pen etasan telur berkisar antara 25-31ºC. Jika suhu di luar kisaran normal maka tingka t penetasan telur menjadi rendah dan telur menjamur. Hal ini terjadi pada saat pemijahan siklus pertama. Tingka t penetasan telur sangat rendah sehingga produktivitas rendah. Pada pemijaha n berikutnya, wadah pemeliharaan larva diberi methylen blue untuk mengurangi pertumbuhan jamur dan selalu dilakukan p engecekan suhu. Suhu terukur berkisar 28-31ºC. Pembenihan lele sulit menghasilkan produk dengan ukuran se ragam. Hal ini dapat menurunkan kualitas produk pembenihan terkait dengan permintaan pasar. Oleh karena itu, dilakukan sampling setiap minggu pada saat pemeliharaan larva dan pendederan untuk memantau pertumbuhan ikan lele dan dilakukan grading untuk menjaga keseragaman ukuran benih. Penentuan wakt u panen sangat penting karena mempengar uhi ukuran benih yang akan dijual. Jika ukuran ikan kurang atau lebih dari permintaan pembeli maka produk tidak diterima. Pengemasan pro duk juga tidak kalah penting karena menentuk an kondisi benih hingga tiba di tempat tujuan. Gambar 6 menunjukkan pengemasan benih untuk distribusi jarak dekat. Pemasaran lele tidak menemukan kend ala berarti karena survey pasar dilakukan secara rutin setiap minggu pada saa t produksi berlangsung. Hasil penjualan benih merupakan keuntungan yang dapat dijadikan alternatif tambahan pen dapatan keluarga. 8

G ambar 6. Pengemasan hasil panen Kegiatan ini mendapat respon positif dari masyarakat dan dis ambut baik oleh kepala desa Situ Gede. Walaupun masyarakat yang hadir pada saat penyuluhan hanya dua belas orang namun tidak mengurangi antusiasme masyarakat. Hal ini terb ukti dari banyaknya pertanyaan yang disampai kan kepada tim pelaksana. Tim pelaksana menyampaikan materi pembenihan da n manfaat yang didapat dari kegi atan tersebut sehingga masyarakat tertarik melaksanakan kegiatan pembenihan. Gambar 7. Suasana Pen yuluhan Gambar 8. Penyampaian s ambutan oleh kepala desa Kegiatan ini tida k hanya memberi manfaat bagi masyarakat sas aran tetapi juga masyarakat lain d i sekitar Desa Situgede karena mereka dapat mencontoh langsung kegiatan pe mbenihan. Manfaat yang diperoleh adalah mendapat pengetahuan cara mem produksi benih lele yang baik dan berkualitas serta dapat mempraktikan langsung di lapangan. Program ini telah memberi gamb aran usaha bagi masyarakat sehing ga mudah memperoleh tambahan pendapatan. Masyarakat menguasai keterampila n baru yang dapat digunakan sebagai modal u saha dalam jangka panjang. Kegiat an pembenihan merupakan salah satu cara pem berdayaan masyarakat sehingga m ereka menjadi lebih produktif. Manfaat lain nya adalah mahasiswa dapat menga plikasikan ilmu yang telah didapat dari kegiata n belajar di kampus sehingga me ningkatkan keterampilan teknis dalam produksi dan membantu memecahka n masalah ekonomi yang muncul di kalangan masyarakat sehingga tercipta hubungan yang sinergis antara mahasiswa dengan ma syarakat. 9

Program ini berhasil terlaksana dengan baik karena tujuan kegiatan telah tercapai. Semua tahapan telah dilaksanakan secara sistematis mulai dari persiapan hingga tahap penyuluhan. Warga yang dipilih sebagai percontohan pembenihan dapat merasakan hasil produksi dan menjalankan produksi berikutnya. Penyuluhan terselenggara tanpa hambatan. Hasil yang tercapai yaitu warga mampu memproduksi benih lele setiap siklus sebanyak 100.000 per induk dan memperoleh pendapatan 500.000 rupiah per siklus. Kegiatan pembenihan lele masih berlangsung sampai sekarang. di daerah sasaran (Situ Gede). Pasar diperluas hingga Sumatera dan Kalimantan. Pengembangan produksi masih terus dilakukan di Bogor dan sekitarnya. KESIMPULAN Pembenihan merupakan proses produksi yang mudah dan memerlukan waktu singkat. Keuntungan yang dihasilkan dapat menjadi alternatif untuk memperoleh tambahan pendapatan keluarga. Kegiatan pembenihan merupakan solusi dari masalah ekonomi keluarga di daerah sasaran. Masyarakat dan tim pelaksana dapat bekerja sama dengan baik dan mendapat manfaat dari kegiatan ini. Masyarakat mendapat pengetahuan teknis pembenihan sedangkan mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu dan meningkatkan keterampilan di lapangan. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2007. Produksi Ikan Konsumsi di Indonesia. Penerbit BPS. Jakarta. Khairuman. 2007. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta. 10

LAMPIRAN Stok induk selama program Stok induk lele sebanyak 15 pasang Jumlah stok larva selama program 170.000 larva umur 7 hari 20.000 larva umur 13 hari Tabel 1. Biaya Kegiatan Pembenihan No Kebutuhan Harga 1 Wadah Rp. 500.000 2 Induk Rp. 500.000 3 Sarana dan prasarana Rp. 75.000 4 Pakan induk Rp. 210.000 5 Perlengkapan pemijahan Rp. 60.000 6 Pakan larva Rp. 300.000 7 Perlengkapan panen Rp. 20.000 Tabel 2. Kemampuan Produksi Benih Selama Program No Ukuran Benih (cm) Jumlah (ekor) Harga Penerimaan 1 2-3 60.000 Rp. 25 Rp. 1.500.000 2 5-6 5.000 Rp. 70 Rp. 350.000 3 7-8 5.000 Rp. 150 Rp. 750.000 4 9-10 5.000 Rp. 200 Rp. 1.000.000 11