BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi obyek di dalam

ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI DAN DATA PENELITIAN

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian manajemen puncak lembaga-lembaga keuangan di dunia (Mc. Peningkatan perhatian tersebut dipicu oleh adanya

BAB 4 ANALISIS KREDIT KONSUMTIF BANK X DENGAN INTERNAL MODEL CREDITRISK Gambaran Umum Kredit Konsumtif pada Bank X

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN RISIKO. 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL DENGAN METODE AGGREGATING VALUE AT RISK SKRIPSI SRI JAYANTI NAPITUPULU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL CLAIM SPARE PART DENGAN METODE LDA AGGREGATION DI PT.X TESIS

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

No. 14/37/DPNP Jakarta, 27 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kata Pengantar.. i Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. v Daftar Gambar.. vi Daftar Lampiran vii

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2014 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSPEK USAHA Kurang Lancar

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Rasio Kecukupan Modal. Tabel 4.1

BAB I PENDAHULUAN. Bank di dalam menjalankan fungsi menawarkan jasa-jasa keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SESUAI PROFIL RISIKO DAN PEMENUHAN CAPITAL EQUIVALENCY MAINTAINED ASSETS

UNIVERSITAS INDONESIA PENGUKURAN RISIKO KREDIT MENGGUNAKAN METODE CREDIT RISK + DENGAN MEMPERTIMBANGKAN VARIABEL MAKRO EKONOMI (STUDI KASUS DI BANK X)

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

- 1 - UMUM. Mengingat

BAB III METODE PENELITIAN. umum dari obyek penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil data waktu tiga

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat inheren yang muncul sebelum risiko yang lainnya (Muslich, 2007).

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Statistik Non Parametrik-2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BPJS KETENAGAKERJAAN

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MA4181 MODEL RISIKO Risk is managed, not avoided

III. METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

Pengungkapan Ekposur Risiko Kredit Bank. A. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUJIAN POLA DISTRIBUSI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN. waktu Pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya

PENGUKURAN OPERATIONAL VALUE AT RISK ATAS PEMBERHENTIAN PEGAWAI PADA INSTANSI XYZ DENGAN LOSS DISTRIBUTION APPROACH ACTUARIAL MODEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Milik

Maria Sibuea EB11 Pembimbing : Agustin Rusianasari, SE., MM

- 1 - TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. yang mengacu pada indikator GRI (Global Reporting

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK. Widha Kusumaningdyah,, ST., MT

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB III METODE PENELITIAN

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

Transkripsi:

28 BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Profil Perusahaan Bank ABC pada mulanya didirikan dengan menggunakan nama NV Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory. Perusahaan mulai beroperasi di bidang perbankan pada tanggal 12 Oktober 1956. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Bank beroperasi sebagai bank umum dan memperoleh ijin untuk melakukan aktivitasaktivitas perbankan berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 42855/U.M.II tanggal 14 Maret 1957. Pada tahun 1999 Bank ABC mengalami perubahan status menjadi perseroan terbatas terbuka berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.62, tanggal 29 Desember 1999. Bank ABC memiliki jaringan yang luas dengan jumlah kantor cabang sebanyak 844, 5.997 ATM dan 81.750 EDC di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2008. Bank ABC mencatat pekembangan kinerja yang baik berdasarkan laporan keuangan per Desember 2008. Tabel 3.1 Kinerja Keuangan Bank ABC tahun 2007-2008 (dalam Rp Juta) Pos 2007 2008 Aktiva 218.005 245.570 Dana Pihak Ketiga 189.172 209.529 Kredit - gros 82.389 112.784 Ekuitas 20.442 23.279 Laba Bersih 4.489 5.776 Sumber: Laporan Tahunan 2008 Dari Tabel 3.1. nampak dari laporan keuangan Bank ABC khususnya pada pos-pos Aktiva, Kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK), Ekuitas dan Laba Bersih tahun 2008 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007. Perkembangan kinerja yang positif ini

29 tidak terlepas dari komitmen bank ini untuk fokus meningkatkan keunggulan sebagai bank transaksional yang telah memberikan sumber pendanaan yang kuat dan relatif stabil. Total dana pihak ketiga jauh melebihi portfolio kredit Bank ABC. Dengan demikian pada akhir tahun 2008, Bank ABC telah memiliki secondary reserves Rp 43.2 triliun dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 15,8%. Didorong oleh pertumbuhan dana rekening transaksional (tabungan dan giro) sehingga total dana pihak ketiga meningkat 10,8% menjadi Rp 209,5 triliun di tahun 2008. Sejalan dengan perkembangan usahanya, Bank ABC menghadapi risiko operasional yang semakin kompleks. Untuk mengelola risiko yang ada diperlukan penanganan risiko yang lebih profesional serta dukungan organisasi yang memadai dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas. Bank ABC pada tahun 2008 juga telah menyelesaikan pembangunan mirroring IT system guna memperkuat kelangsungan usaha dan meminimalisasi risiko operasional. 3.2. Manajemen Risiko Bank ABC Demi pengelolaan risiko yang efektif, maka Bank ABC memiliki seorang Direksi yang bertanggung jawab penuh atas arah dan kebijakan pengelolaan risiko. Aktivitas pengelolaan risiko berlangsung di berbagai tingkatan organisasi kantor cabang dan kantor pusat. Aktivitas pengelolaan risiko dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang independen terhadap unit-unit bisnis operasional maupun unit Audit Internal. SKMR bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pengelolaan Risiko. Adapun fungsi pokok SKMR adalah: 1. Me-review strategi organisasi, pengembangan produk, kebijakan, pedoman, metodologi, dan infrastruktur penerapan manajemen risiko. 2. Mengembangkan dan mendukung penerapan manajemen risiko sesuai standar Bank Indonesia dan praktek internasional yang baik 3. Memantau dan mengembangkan pengukuran kinerja berbasis risiko 4. Mengkaji pengembangan aktivitas dan produk baru dari unit kerja operasional 5. Melaporkan aktivitas manajemen risiko dan hasil pengukuran risiko bank Selain SKMR dibentuk pula Komite Manajemen Risiko yang memiliki tugas utama untuk menyusun kebijakan dan strategi pengelolaan risiko, memantau implementasi atas

30 arahan pengelolaan risiko, menyempurnakan praktik pengelolaan risiko dan melakukan kontrol atas keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang dari kebijakan pengelolaan risiko. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Bank ABC melakukan pengelolaan atas 8 (delapan) kategori risiko yaitu : risiko kredit, operasional, pasar, likuiditas, strategis, reputasi, hukum dan risiko kepatuhan. Risiko operasional yang dihadapi oleh perusahaan cukup signifikan terkait dengan besarnya infrastruktur perbankan transaksional yang dioperasikan, maka Bank ABC saat ini menggunakan aplikasi Operational Risk Management Information System (ORMIS) yang berbasis web, dan menerapkan aplikasi Key Risk Indicator (KRI) yang memberikan kemampuan deteksi dini atas risiko-risiko operasional. Selanjutnya aplikasi ORMIS terdari dari fasilitas Risk Control Self Assessment (RCSA) dan Loss Event Database (LED) yang keduanya berfungsi memberikan informasi yang berguna untuk meminimalkan risiko operasional. Pada tahun 2010 Bank ABC telah siap menerapkan ketentuan standar Basel II. Bank ABC juga tengah menyelesaikan proses penyelarasan profil risiko risiko secara terpadu di anak perusahaan untuk diterapkan mulai awal tahun 2009. Selain itu, perusahaan juga akan mempersiapkan pendekatan interaktif guna melakukan pemeriksaan risiko operasional melalui penetapan limit risiko untuk karyawan pelaksana, yang diharapkan dapat menjadi sistem yang lebih efektif dibandingkan melalui proses audit seperti yang ada saat ini. Di tahun 2009, strategi manajemen risiko terutama akan diarahkan pada pengelolaan risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar, sebagai upaya mengantisipasi peningkatan kredit bermasalah (NPL), kelangkaan likuiditas di sistem perbankan, serta fluktuasi tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang. Sedangkan untuk pengukuran risiko operasional, Bank ABC saat ini menerapkan Basic Indicator Approach (BIA). 3.3 Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kerugian yang diambil dari Loss Event Database (LED) dari Kantor Cabang Utama (KCU) dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank ABC. LED merupakan alat yang digunakan untuk menghimpun data yang berasal dari unit kerja operasional yang paling ujung yaitu unit kerja yang memiliki

31 potensi menimbulkan kerugian secara langsung. Data yang terdapat dalam LED berupa identitas unit kerja, proses aktifitas dan identitas kerugian yang ditimbulkan dari suatu kejadian. Identitas kerugian yang dipantau antara lain adalah bentuk kerugian yang dialami oleh Bank ABC (finansial, reputasi atau produktifitas), jenis kerugian yang berupa aktual atau perkiraan, penyebab kerugian, jumlah kerugian, jumlah populasi dan jumlah sampel. Mengingat semakin kompleks dan meningkatnya jumlah transaksi yang dilakukan oleh KCU dan KCP serta semakin tingginya tingkat risiko operasional, maka bank ABC menetapkan kebijakan bahwa Branch Internal Control (BIC) yang berkedudukan di KCU. BIC diberdayakan untuk meningkatkan penerapan pengendalian internal. Salah satu tugasnya adalah melakukan entry data temuan hasil pemeriksaan ke dalam LED. Dengan demikian LED tidak dikelola oleh seluruh Kantor Cabang. Kesulitan yang dihadapi dalam pengumpulan data adalah tidak seluruh KCU yang memiliki BIC mengirimkan data LED karena beberapa alasan tertentu. 3.4 Metodologi Penelitian Dalam rangka penelitian, penulis melakukan serangkaian kegiatan, mulai dari analisa masalah, pengumpulan data hingga backtesting dan terakhir menghitung capital charge. 3.4.1. Analisis Masalah Seperti telah dijelaskan pada Bab I bahwa dari hasil pengamatan terhadap manajemen risiko operasional Bank ABC ditemukan bahwa proses kuantifikasi risiko operasional Bank ABC belum benar dari sisi kualitas (memilih pendekatan model terbaik) maupun dari sisi kuantitas (mendapat hasil perhitungan capital charge terbaik). Model kuantifikasi yang kurang tepat dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah (mis-leading) dan dapat mengakibatkan hasil penggambaran economic value yang kurang akurat yang pada akhirnya berdampak terhadap modal bank. 3.4.2. Pengumpulan Data Data kerugian yang dikumpulkan merupakan data kerugiaan berdasarkan LED periode laporan bulan 1 Januari 2007 hingga 31 Maret 2009. dari data tersebut terdapat 284 data.

32 Jenis kerugian berupa kerugian reputasi dan produktivitas dikeluarkan dari data yang digunakan mengingat kerugian yang digunakan adalah data kerugian finansial aktual yang disebabkan oleh praktek fraud dan non fraud. 3.4.3. Penetapan Frequency of Loss Probability Model Dalam karya akhir ini digunakan distribusi Poisson sebagai model probabilita kerugian dari segi frekuensi. Distribusi Poisson dari suatu event kerugian tertentu dapat ditentukan probabilitanya dengan rumus (Hasset & Stewart, 1999, 119): P k = λ k e λ k! (3.1) Parameter λ dapat diestimasi dengan (Hasset & Stewart, 1999, 119): λ = k = 0 k = 0 kn n k k (3.2) di mana : P k = probabilita suatu kejadian kerugian λ = E(x) = mean λ = V(x) = variance k = jumlah kejadian / kesalahan (mis : 0,1,2,3,...) 3.4.4. Pengujian Frequency of Loss Probability Model Penulis melakukan uji Chi-square untuk mengetahui apakah data sampel memiliki distribusi yang mendekati distribusi Poisson. Dalam hal ini dirumuskan hipotesis yang akan diuji meliputi hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (H 1 ) sebagai berikut: Ho: distribusi frekuensi kerugian operasional pada Bank ABC mengikuti distribusi Poisson H 1 : distribusi frekuensi kerugian operasional pada Bank ABC tidak mengikuti distribusi Poisson

33 Langkah-langkah untuk melakukan tes chi-square adalah : f) Bagi data range X ke dalam beberapa k subinterval g) Hitung jumlah data yang dimiliki oleh masing-masing subinterval h) Gunakan rumus chi-square sesuai teori pdf i) Bandingkan chi-square statistik dengan chi-square sesuai hasil perhitungan (asumsi) j) Jika nilai chi-square hasil tes statistik dari distribusi yang diasumsikan lebih kecil dari nilai chi-square critical value (tabel) maka distribusi yang diasumsikan adalah benar Rumus untuk chi-square statistik adalah (Lewis, 2004,101): 2 χ k 2 ( ei oi ) 2 = ~ χ e i= 1 i k 1 nep (3.3) di mana : o i = frekuensi yang diobservasi e i = frekuensi yang diharapkan (minimum = 5) 3.4.5. Penetapan Severity of Loss Probability Model Dalam karya akhir ini distribusi eksponensial digunakan sebagai model probabilita karakteristik disribusi severitas. Pengukuran probabilita severitas dari kerugian akibat risiko operasional yang terjadi menggunakan rumus probability densitif function (PDF) dari variabel acak X untuk distribusi eksponensial. Fungsi densitas distribusi eksponensial dari suatu variabel random kerugian operasional ditunjukkan dengan rumus (Hasset & Stewart, 1999,191): f ( x) 1 ( x θ ) = λ e untuk x > θ dan λ > λ 0 (3.4) Sedangkan fungsi densitasnya kumulatifnya diberikan dengan rumus (Hasset & Stewart, 1999,191): F ( x) = 1 e x / λ (3.5)

34 3.4.6. Pengujian Severity of Loss Probability Model Untuk mengetahui apakah data sampel memiliki distribusi yang mendekati distribusi eksponensial, dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam hal ini dirumuskan hipotesis yang akan di uji meliputi Hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (H1) sebagai berikut: Ho: distribusi severitas kerugian operasional Bank ABC mengikuti distribusi eksponensial H1: distribusi severitas kerugian operasional Bank ABC tidak mengikuti distribusi eksponensial Uji statistik Kolmogorov-Smirnov dihitung dengan rumus (Lewis, 2004,86) T= max S N (x) F (x)...(3.6) Dimana fungsi disribusi kumulatif dari data sampel digambarkan dengan S N (x) dan F(x) adalah fungsi distribusi probabilita kumulatif dari postulat pdf. Berdasarkan perbedaan antara distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi dan distibusi teoritis yang menggambarkan ekspektasi distribusi pada H o akan diketahui penyimpangan terbesar. Apabila hasil perbedaan maksimum tersebut lebih besar dari pada critical value pada level of signifinance yang ditetapkan, maka H 0 ditolak. Sebaliknya, apabila hasil perhitungan lebih kecil daripada critical value, maka H 0 diterima. 3.4.7. Simulasi Loss Distribution Approach Aggregation Method Hasil simulasi Loss Distribution Approach Aggregation Method yang telah dilakukan adalah distribusi nilai kerugian yang selanjutnya disortir untuk keperluan perhitungan OpVaR. Berdasarkan distribusi nilai kerugian tersebut dihitung average kerugian yang merupakan mean dari distribusi aggregate loss. Bila simulasi yang dilakukan sebanyak 10.000, jumlah terkecil dari 10 kerugian terbesar merupakan 99.9th percentile.

35 3.4.8. Menghitung Operational VaR (OpVaR) Karena risiko operasional memiliki bentuk non normal distribution maka dalam pendekatan Loss Distribution Approach, OpVaR dihitung dengan menggunakan metode percentile dari loss distribution, menggunakan rumus (Panjer, 2006, 286): OpVaR 1 = F (1 p) (3.7) di mana : F -1 = quantile function (inverse of the distribution function F) 3.4.9. Back Testing Hasil Pengukuran Estimasi risk exposure yang digambarkan oleh VaR melalui risk measurement model (loss model) di uji keakuratannya berdasarkan proporsi kerugian dalam sampel dengan rumus berikut (Muslich, 2007, 165) : LR = 2ln T V V * T V V V V [( 1 α ) ( α ) ] + 2ln 1 (3.10) T T di mana : LR = Loglikelihood Ratio α = probabilita kesalahan di bawah hipotesis nol V = jumlah kesalahan estimasi T = jumlah data observasi. Pengujian ini disebut dengan proportion of failure test (PF test). Nilai LR kemudian dibandingkan dengan nilai kritis chi-square dengan derajat kebebasan 1 pada tingkat signifikansi yang diharapkan. Jika nilai LR lebih besar dibandingkan dengan nilai kritis chi-square, maka model perhitungan risiko tersebut tidak valid dan sebaliknya. Metodologi penelitian secara lengkap dijelaskan pada Gambar 3.2 berikut ini.

36 Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Penelitian MULAI Analisis Masalah A Pengumpulan Data Menghitung OpVaR Tidak Pilih Distribusi Frekuensi & Ditribusi Severitas Backtesting Goodness of Fit Test Distribusi Cocok? Ya Membuat Simulasi Loss Distribution Approach Aggregation Method Tidak Model Layak? Ya Menghitung Capital Charge Analisis & Pembahasan Kesimpulan & Saran Tidak A SELESAI