BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada bulan Juli 2009 Oktober 2010.

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Pertanian, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

III. BAHAN DAN METODE. laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

ANALISIS PROXIMATE PROF SIMON BW

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

Lampiran 1. Prosedur analisis

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

26 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, dan Laboratorium Pengolahan Limbah Agroindustri Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Juli 2009 Oktober 2010. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Ampas tebu yang di dapat dari Gunung Madu Plantation (GMP), enzim celulase di dapat dari BPPT Sulusuban Lampung Tengah, glukosa, H 2 SO 4, Hidrogen Peroksida (H 2 O 2 ), NaOH, KH 2 PO 4, MgSO 4, (NH 4 ) 2 SO 4, Na-sitrat, air destilat, dan lain-lain. Adapun alat-alat yang digunakan antara lain hammer mill (Changchong), autoklaf (Wise Clave TM Daihan scientific Made in Korea), shaker water bath (PolyScience Model 20 L B/S/C), centrifuge (Thermo Electron Corporation, Model IEC Centra CL2, Made in China), Mikropipet (Finnpipette F3), Spektrophotometer (UV DRU/4000 Made in Japan), Shaker Lab-Shaker (Adolf Kuhner AG Schweiz), Oven (Philip Harris Ltd Made in England), ph meter (Lovibond Made in China), Neraca 4 digit (Shimadzu AUY 220 Made in Japan), termometer, dan alat-alat lain untuk analisis.

27 3.3. Metode Penelitian 3.3.1 Persiapan bahan Ampas tebu dikeringkan sampai dengan berat tetap (kadar air 0%) menggunakan oven pada suhu 105 o C. Selanjutnya dilakukan pengecilan ukuran dengan cara digiling sampai dengan ukuran 40 mesh. Ampas tebu yang sudah kering dengan ukuran 40 mesh selanjutnya disimpan di bawah kondisi kering (Samsuri, et al.., 2007). Bubuk kering ini kemudian digunakan sebagai substrat hidrolisis. Gambar persiapan bahan baku ditunjuk pada Gambar 14. Bahan baku (ampas tebu) Pengeringan oven suhu 105 o C Pengecilan partikel Pengayakan (40 mesh) Penyimpanan pada suhu ruang Gambar 14. Persiapan bahan baku ( Samsuri et al., 2009)

28 3.3.2. Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan secara bertahap tahap; (1) mencari tingkat degradasi lignin terbaik dari dua jenis kosentrasi basa (NaOH dan H 2 O 2 ), (2) untuk menemukan konsentrasi substrat dan waktu inkubasi hidrolisis holoselulosa ampas tebu menjadi gula reduksi. adapun tahap tahap penelitiannya sebagai berikut : tahapan penelitian secara keseluruhan disajikan pada Gambar 15. a. Penelitian tahap pertama Penelitian tahap pertama dilakukan menggunakan 2 jenis basa (NaOH dan H 2 O 2 ) masing masing dilakukan 3 kali ulangan tujuanya adalah untuk mencari konsentrasi dari 2 jenis basa yang menghasilkan tingkat degradasi lignin terbaik. Perlakuan yang dilakukan adalah : Substrat ampas tebu diberi perlakuan NaOH konsentrasi (0,2,0,5, 1M) kemudian di kocok + 3 menit, di panaskan selama 30 menit pada suhu 121 o C ditambah H 2 O 2 konsentrasi 0,5 M kemudian di kocok + 3 menit, di panaskan selama 30 menit pada suhu 121 o C. Substrat ampas tebu diberi perlakuan NaOH konsentrasi (0,2,0,5, 1M), kemudian di kocok + 3 menit, panaskan selama 15 menit pada suhu 121 o C ditambah H 2 O 2 konsentrasi (0,5 M) kemudian di kocok + 3 menit, panaskan selama 15 menit pada suhu 121 o C. Substrat ampas tebu dengan perlakuan konsentrasi NaOH (0,2,0,5, 1M) kocok + 3 menit, panaskan selama 15 menit pada suhu 121 o C. Substrat ampas tebu dengan perlakuan hanya H 2 O 2 konsentrasi 0,5 M, kemudian di kocok + 3 menit di panaskan selama 15 menit pada suhu 121 o C. Substrat ampas tebu dengan perlakuan konsentrasi NaOH (0,2,0,5, 1M) kemudian di kocok + 3 menit, biarkan selama 24 jam pada suhu ruang setelah 24 jam ditambah H 2 O 2 konsentrasi 0,5 M kocok + 3 menit biarkan selama 24 jam pada suhu

29 ruang. Data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif menggunakan nilai rata rata dan di tampilkan dalam bentuk grafik. Diagram alir tahap pertama disajikan pada gambar 16. b. Penelitian tahap kedua Penelitian tahap kedua mencari konsentrasi substrat dan lama inkubasi yang terbaik dari hasil perlakuan tahap pertama. Setelah perlakuan awal dan didapatkan konsentrasi basa terbaik selanjutnya dihidrolisis dengan menggunakan enzim cellulast (untuk menghidrolisis Holoselulosa) menjadi glukosa. Perlakuan enzim ini yaitu : 1,5 gram ampas berat kering dari perlakuan awal terbaik, kemudian tambahkan larutan buffer citrat ph 4,8 sebanyak 33,6 ml dan enzim cellulast sebanyak 6,4 ml dengan konsentrasi 10 FPU pada suhu 50 o C dengan kecepatan 200 rpm lama inkubasi 0, 6, 12, 18 dan 24 jam, 2 gram ampas berat kering dari perlakuan awal terbaik, kemudian tambahkan larutan buffer citrat ph 4,8 sebanyak 33,6 ml dan enzim cellulast sebanyak 6,4 ml dengan konsentrasi 10 FPU pada suhu 50 o C dengan kecepatan 200 rpm lama inkubasi 0, 6, 12, 18 dan 24 jam, 2,5 gram ampas berat kering dari perlakuan awal terbaik, kemudian tambahkan larutan buffer citrat ph 4,8 sebanyak 33,6 ml dan enzim cellulast sebanyak 6,4 ml dengan konsentrasi 10 FPU pada suhu 50 o C dengan kecepatan 200 rpm lama inkubasi 0, 6, 12, 18 dan 24 jam, Selanjutnya kadar gula reduksi dianalisis dengan menggunakan metode Nelson-Somoghy yang dibaca pada spektrophotometer dengan panjang gelombang 540 nm (Sudarmaji, 1984). Data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif menggunakan nilai rata rata dan di tampilkan dalam bentuk grafik. Diagram alir penelitian tahap kedua disajikan pada Gambar 17.

30 Ampas Tebu (basah) Pengeringan s/d kadar air 10% (suhu 60-70 0 C) Pengecilan Ukuran (40 mesh) (Dewi, 2002; Samsuri et al., 2007) Penentuan Kadar Hol0selulosa, & Lignin (Datta, 1981) ( Tahap Pertama) NaOH (0,2,0,5, 1M) kocok + 3 mnt panaskan 30 mnt121 O C + H2O2 (0,5 M) kocok + 3 mnt panaskan 30 mnt121 O C NaOH (0,2,0,5, 1M) kocok + 3 mnt panaskan 15 mnt121 O C + H2O2 (0,5 M) kocok + 3 mnt panaskan 15 mnt121 O C NaOH (0,2,0,5, 1M) kocok + 3 mnt panaskan 15 mnt121 O C C H2O2 (0,5 M) kocok + 3 mnt panaskan 15 mnt121 O C D NaOH (0,2,0,5, 1M) kocok + 3 mnt rendam 24 jam suhu ruang + H2O2 (0,5 M) kocok + 3 rendam 24 jam suhu ruang A B E Hasil terbaik tahap 1 di analisis Lignin dan Holoselulosa (karakteristik bahan baku) (Tahap ke dua) hidrolisis holoselulosa secara enzimatis Ampas tebu Tanpa NaOH Substrat 1,5gr, 2gr dan 2,5gr Penambahan enzim selulase 6,4 ml dengan konsentrasi 10 FPU dan Penambahan buffer citrate 33,6 ml perlakuan dengan NaOH (1M) substrat 1,5gr, 2gr dan 2,5gr Penambahan enzim selulase 6,4 ml dengan konsentrasi 10 FPU dan Penambahan buffer citrate 33,6 ml Inkubasi di kocok waterbath 200 rpm Inkubasi di kocok waterbath 200 selama 0, 6, 12, 18, dan 24jam 200rpm selama 0,6,12, 18 dan 24 jam Filtrat dianalisis kadar gula reduksi Metode Nelson Smogy (Sudarmaji,1984) Gula reduksi Gambar 15. Diagram pelaksanaan penelitian

31 3 gram Ampas tebu dimasukkan ke dalam erlenmeyer ukuran 100 ml Penambahan (NaOH 1,0 M dan H 2 O 2 0,5 M ) 60 ml (1:20 (b/v)) Homogenisasi dengan shaker 100 rpm selama 3 menit Perendaman di larutan NaOH dan H 2 O 2 pada suhu 121 o C, 15 menit Penyaringan dengan kertas saring Pembilasan dengan aquadest 1 x 200 ml Filtrat 1 gram residu di analisis lignin dan Holoselulosa (Chesson dalam Datta 1981) Gambar 16. Perlakuan awal Basa termodifikasi (Mission., et al, 2011)

32 2 g Holoselulosa ampas tebu dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 ml Penambahan Buffer citrate ph 4,8 sebanyak 33,6 ml Penambahan enzim selulase sebanyak 6,4 ml dengan konsentrasi 10 FPU Inkubasi di shaker waterbath 200 rpm, 50 o C, selama 0, 12, 18 dan 24 jam Filtrat dianalisis kadar gula reduksi Gambar 17. Hidrolisis holoselulosa termodifikasi (Samsuri,et.al., 2009) 3.3.3. Pengamatan a. Prosedur analisis kadar air (AOAC, 1984) Timbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 2-3 g, kemudian masukkan sampel kedalam cawan porselen yang telah diketahui berat keringnya dan oven selama 2 jam pada suhu 100 105 o C. Kemudian dinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang. Panaskan kembali dalam oven selama 30 menit, dinginkan

33 dalam desikator dan ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai berat konstan (selisih penimbangan kurang dari 0,2 gr). Perhitungan b c Kadar air (%) = x100% a Keterangan : a : berat sampel b : berat sampel + cawan porselen sebelum dioven c : berat sampel + cawan porselen setelah dioven b. Kadar Hemiselulosa Pengukuran kadar hemiselulosa dianalisis dengan metode Chesson (Datta, 1981), yaitu sebanyak 1-2 gram sampel dicampur dengan 150 ml air destilat, dipanaskan pada suhu 100 o C selama 2 jam, difiltrasi dengan kertas saring dan terakhir dibilas dengan air destilat, bagian padat dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C sampai konstan dan ditimbang beratnya (a). Selanjutnya sampel dicampur dengan 150 ml larutan H 2 SO 4 1 N, dipanaskan pada suhu 100 o C selama 1 jam, difiltrasi dengan kertas saring dan terakhir dibilas dengan air destilat. Kemudian bagian padat dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C sampai konstan dan ditimbang beratnya (b) c. Kadar Selulosa Pengukuran kadar selulosa dianalisis dengan metode Chesson (Datta, 1981), yaitu sampel yang telah dikeringkan pada analisis hemiselulosa (b) dicampur dengan larutan H 2 SO 4 72% sebanyak 10 ml, dilakukan perendaman selama 4 jam, lalu dicampur dengan 150 ml larutan H 2 SO 4 1 N, dipanaskan pada suhu 100 o C selama 2

34 jam, difiltrasi dengan kertas saring dan terakhir dibilas dengan air destilat. Kemudian bagian padat dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C sampai konstan dan ditimbang beratnya (c). b c Kadar hemiselulosa = x100% sampel d. Kadar Lignin Pengukuran kadar lignin dianalisis dengan metode Chesson (Datta, 1981), yaitu sampel yang telah dikeringkan pada analisis selulosa (c), selanjutnya dipanaskan pada suhu 600 o C selama 4-6 jam lalu ditimbang beratnya (d). c d Kadar lignin = x100% sampel e. Tingkat Degradasi Lignin Pengukuran tingkat degradasi lignin dilakukan dengan metode Misson et al, (2009) yang dibaca pada spektrofotometer. Sampel yang telah diberi perlakuan asam maupun basa dikeringkan sampai berat konstan, kemudian ditambah KMnO 4 dan H 2 SO 4 dan digojag pada kecepatan 100 rpm. Selanjutnya larutan disaring dan filtratnya diukur tingkat degradasi ligninnya dengan spektrofotometer panjang gelombang 546 nm. Keterangan : K = Nilai Kappa a = Volume KMnO 4 w = Berat sampel Ao = Nilai absorbansi blanko a Ao Ae k L = 0,15 K w Ao

35 Ae = Nilai absorbansi sampel L = Tingkat degradasi lignin f. Kadar Gula Reduksi Pengukuran kadar gula reduksi dilakukan berdasarkan metode Nelson Somogyi (Sudarmaji dkk., 1984), yaitu 2 gram sampel yang telah dihidrolisis asam maupun hidrolisis enzimatik yang telah diberi perlakuan awal alkali, disaring dengan kertas saring, lalu filtrat yang dihasilkan dilakukan pengujian kadar gula reduksi. Sebanyak 1 ml filtrat yang telah diencerkan dicampur dengan 1 ml larutan reagen nelson, dipanaskan selama 20 menit sampai mendidih, didinginkan, ditambahkan 1 ml larutan arsen, dilakukan pengadukan dan ditambah dengan 7 ml air destilat. Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan Spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm untuk mendapatkan nilai absorbansi. Secara lengkap bisa dilihat pada Gambar 18.

36 1 ml filtrat hidrolisis (yang telah diencerkan) 1 ml reagen (nelson A+nelson B) dipanaskan selama 20 menit 1 ml arsenomolibdat Homogenisasi Aquadest 7 ml Homogenkan diukur absorbansinya di spektro λ 540 nm Hitung kadar gula Gambar 18. Analisis kadar gula reduksi(nelson-somogyi, 1984) Prosedur analisis gula sederhana (gula reduksi) didahului melalui beberapa tahap yaitu : 1. Penyiapan kurva standar Penyiapan kurva standar dilakukan berdasarkan metode Nelson Somogyi (Sudarmaji dkk., 1984). Larutan glukosa standar dibuat dengan cara 10 mg glukosa anhidrat dilarutkan dalam 100 ml air suling. Larutan glukosa standar tersebut

37 dilakukan 5 pengenceran sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 mg/100 ml. Lalu menyiapkan 6 tabung reaksi yang bersih, masingmasing diisi dengan 1 ml larutan glukosa standar tersebut di atas. Satu tabung diisi 1 ml air suling sebagai blanko. Dalam masing-masing tabung di atas ditambahkan 1 ml reagensia Nelson, dan memanaskan semua tabung pada penangas air mendidih selama 20 menit. Kemudian mengambil semua tabung dan segera didinginkan bersama-sama dalam gelas piala yang berisi air dingin sehingga suhu tabung mencapai suhu 25 o C. Setelah dingin ditambahkan 1 ml reagensia Arsenomolybdat, aduk sampai semua endapan CuSO 4 yang ada larut kembali. Setelah semua endapan CuSO 4 larut sempurna, ditambahkan 7 ml air suling dan diaduk sampai homogen. Kemudian ditera optical density (OD) masing-masing larutan tersebut pada panjang gelombang 540 nm. Kemudian membuat kurva standar yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan OD (Sudarmadji dkk., 1984). Penyiapan kurva standar bertujuan untuk menentukan nilai regresi linear sebagai rumus yang menjadi dasar untuk perhitungan kadar gula reduksi pada sampel. Adapun rumus regresi linear yang diperolah adalah sebagai berikut : Keterangan : Nilai a = 0,161 Nilai b = 0,053 Y = ax + b

38 2. Penentuan Kadar Gula Reduksi Pada Contoh Larutan contoh yang mempunyai kadar gula reduksi sekitar 2-8 mg/100ml disiapkan. Perlu diperhatikan bahwa larutan pada contoh harus jernih, apabila dijumpai larutan contoh yang keruh atau berwarna maka perlu dilakukan penjernihan terlebih dahulu dengan menggunakan Pb-asetat atau bubur Aluminium hidroksida. Kemudian sebanyak 1 ml larutan contoh yang jernih tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan ditambahkan 1 ml reagensia Nelson, dan selanjutnya diperlakukan seperti pada penyiapan kurva standar di atas. Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan OD larutan contoh dan kurva standar larutan glukosa. 3. Cara Pembuatan Reagensia 1. Reagensia Nelson Reagensia Nelson A: 12,5 g Natrium karbonat anhidrat, 12,5 g garam Rochelle, 10 g Natrium bikarbonat dan 100 g Natrium sulfat anhidrat dilarutkan dalam 350 ml air suling dan diencerkan sampai 500 ml. Reagensia Nelson B: 7,5 g CuSO 4. 5H 2 O dilarutkan dalam 50 ml air suling dan ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat. Reagensia Nelson dibuat dengan cara mencampur 25 ml Reagensia Nelson A dan 1 ml Reagensia Nelson B. Pencampuran dikerjakan pada setiap hari akan digunakan. 2. Reagensia Arsenomolybdat Reagensia Arsenomolybdat dibuat dengan melarutkan 25 g Ammonium molybdat dalam 450 ml air suling dan ditambahkan 25 ml asam sulfat pekat. Pada tempat yang lain 3 g Na 2 HASO 4. 7H 2 O dilarutkan dalam 25 ml air suling, kemudian

39 larutan ini dituangkan kedalam larutan yang pertama. Larutan yang telah dicampurkan disimpan dalam botol berwarna coklat dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam (reagensia berwarna kuning). Reagensia baru dapat digunakan setelah masa inkubasi tersebut (Sudarmadji dkk., 1984).