Hani Maulida Khoirunnisa 1, Rodhiyah 2, Saryadi 3

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM PERBANKAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Manfaat Penulisan Kerangka Penulisan...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

PENGARUH RISIKO KREDIT, RISIKO LIKUIDITAS, DAN PERMODALAN TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN

ANALISIS PENGARUH BOPO, CAR, LDR, ROA TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KINERJA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH. Universitas Gunadarma. Mulatsih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

Fitriya Ayu D. A., Saryadi, Andi Wijayanto. Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. asing. Penelitian ini juga ingin menguji pengaruh capital adecuacy ratio (CAR),

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN OLEH

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. negara dalam membangun dan menggerakan roda ekonominya. pendek namun juga secara jangka panjang. Pentingnya kesehatan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA BANK KONVENSIONAL DI INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

PENGARUH RATIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA BANK UMUM SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

ABSTRAK. Kata kunci: Current Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Earning PerShare, Laba Bersih.

DETERMINAN PROFITABILITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

ABSTRAK. Henry Ocky Parsaoran,Diena Noviarini Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA, TBK YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH NON PERFORMING LOAN (NPL) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Periode ( )

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

Prosiding Manajemen ISSN:

Perbandingan Kinerja Keuangan Lima Bank Dengan Aset Terbesar

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL (Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri dan PT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS (ROA DAN ROE) BANK PERSERO INDONESIA YANG DIPUBLIKASIKAN BANK INDONESIA PERIODE 2010 2015 Hani Maulida Khoirunnisa 1, Rodhiyah 2, Saryadi 3 E-mail: D2D009042@gmail.com Abstract State-owned banks have involvement with many parties in their business, so the performance maintenance is be necessary to deal with banking risks that may arise. The downward trend in the profitability of state-owned banks indicated by Return on Assets (ROA) and Return on Equity (ROE) becomes a problem when the Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), and ROA experiencing upward trend. The purpose of this study was to determine the effect of CAR, LDR and ROA on ROA and ROE with explanatory method. The study population was a quarterly financial report of four state banks in Indonesia 2010-2015 so that the number of samples obtained as many as 96 by using purposive sampling. Data analysis technique used is the classical assumption test, linear regression test, and the test of significance using SPSS 15.0 software application. Results and discussion: CAR significant positive effect on ROA of 5.5%, LDR significant negative effect on ROA of 28.6%, and ROA significant negative effect on ROA of 68.8%. CAR, LDR, and ROA significant positive effect on ROA 69.5%. CAR does not affect the ROE, LDR significant negative effect on ROE of 31%, and ROA significant negative effect on ROE of 48.5%. CAR, LDR, and ROA significant positive effect on ROE of 50.9%. Conclusions and suggestions: CAR, LDR and BOPO positive effect on profitability (ROA and ROE). State-owned banks are expected to increase liquidity and operational efficiency by reducing the percentage of LDR and ROA. Keywords : Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), BOPO, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) Abstrak Bank persero memiliki keterlibatan dengan banyak pihak sehingga pemeliharaan kinerja perlu dilakukan untuk menghadapi risiko perbankan yang mungkin timbul. Kecenderungan penurunan profitabilitas bank persero yang ditunjukkan oleh Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) menjadi masalah ketika Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan BOPO mengalami kecenderungan kenaikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh CAR, LDR dan BOPO terhadap ROA dan ROE dengan metode ekplanatori. Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan triwulanan dari 4 bank persero di Indonesia periode 2010-2015 sehingga jumlah sampel yang diperoleh yaitu sebanyak 96 dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji asumsi klasik, uji regresi linear, dan uji signifikansi menggunakan aplikasi perangkat lunak SPSS 15.0. Hasil dan pembahasan: CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA sebesar 5,5%, LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA sebesar 28,6%, dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA sebesar 68,8%. CAR, LDR, dan BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap ROA sebesar 69,5%. CAR tidak berpengaruh terhadap ROE, LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE sebesar 31%, dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE sebesar 48,5%. CAR, LDR, dan BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap ROE sebesar 50,9%. Kesimpulan dan saran: CAR, LDR dan BOPO berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA dan ROE). Bank persero diharapkan untuk dapat meningkatkan likuiditas dan efisiensi operasional dengan menurunkan persentase LDR dan BOPO. Kata kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), BOPO, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) 1 2 3 Hani Maulida Khoirunnisa, Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, D2D009042@gmail.com Rodhiyah, Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Saryadi, Departemen Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Pendahuluan Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Dunil (2004:20) dalam Kamus Istilah Perbankan Indonesia, Bank Persero adalah bank yang seluruh atau sekurang-kurangnya 51% sahamnya dimiliki oleh negara. Sehingga dapat diartikan bank persero adalah bank umum yang bertujuan untuk mencari keuntungan serta memberi pelayanan kepada umum, dimana modal pendiriannya berasal sebagian atau seluruhnya dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-saham. Oleh karena bank persero memiliki keterlibatan dengan banyak pihak pemegang kepentingan dalam dunia perbankan-seperti nasabah/deposan, pemegang saham, pemerintah dan lainnya-maka bank persero perlu memperhatikan dan memelihara kinerjanya sebagai tanggung jawab kepada pihak pemegang kepentingan dalam kegiatan usahanya. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, Bank Indonesia sebagai Bank Sentral memiliki kewenangan untuk membina dan mengawasi perusahaan perbankan di Indonesia. Untuk menilai kinerja perbankan Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank dengan memperhatikan aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen, rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan bank. Berikut data kinerja keuangan bank persero periode 2010-2015 yang ditunjukkan oleh beberapa indikator. Tabel 1 Rata-rata Rasio Keuangan Bank Persero Periode 2010-2015 (%) Tahun Capital Adequacy Ratio (CAR) Loan to Deposit Ratio (LDR) BOPO Return on Assets (ROA) Return on Equity (ROE) 2010 15,33 82,76 75,43 2,90 27,32 2011 16,28 85,04 71,72 3,34 26,07 2012 16,33 83,74 69,57 3,30 25,12 2013 16,44 90,41 66,39 3,32 23,77 2014 16,38 91,04 71,72 3,23 22,47 2015 18,00 91,45 75,04 2,83 21,40 Sumber: Laporan Keuangan Triwulanan Bank Persero Periode 2010-2015 diolah Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2005:495), bank yang baik ditandai dengan tingkat tingkat profitabilitas yang tinggi, mampu membagikan deviden dengan baik, prospek usaha yang selalu berkembang, dan dapat memenuhi ketentuan prudential banking regulation dengan baik. Berdasarkan data tabel 1 dapat diketahui Capital Adequacy Ratio (CAR) yang menunjukkan faktor kecukupan permodalan mengalami kecenderungan kenaikan, Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menunjukkan efektivitas pemanfaatan dana mengalami kecenderungan kenaikan, BOPO yang menunjukkan efisiensi operasional mengalami kecenderungan penurunan, namun profitabilitas yang ditunjukkan oleh Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) justru menunjukkan kecenderungan penurunan. Berdasarkan hal tersebut masalah yang menjadi pertanyaan adalah:

1. Apakah ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset (ROA) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015? 2. Apakah ada pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Asset (ROA) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015? 3. Apakah ada pengaruh BOPO terhadap Return on Asset (ROA) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015? 4. Apakah ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan BOPO terhadap Return on Asset (ROA) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015? 5. Apakah ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Equity (ROE) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015? 6. Apakah ada pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Equity (ROE) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015? 7. Apakah ada pengaruh BOPO terhadap Return on Equity (ROE) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015? 8. Apakah ada pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan BOPO terhadap Return on Equity (ROE) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015? Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return onasset (ROA) Bank 2. Untuk mengetahui pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Asset (ROA) Bank 3. Untuk mengetahui pengaruh BOPO terhadap Return on Asset (ROA) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015. 4. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan BOPO terhadap Return on Asset (ROA) Bank 5. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Equity (ROE) Bank 6. Untuk mengetahui pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Equity (ROE) Bank 7. Untuk mengetahui pengaruh BOPO terhadap Return on Equity (ROE) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015. 8. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan BOPO terhadap Return on Equity (ROE) Bank Kajian Teori Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio perbandingan antara modal bank dengan Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Dendawijaya, 2005:121). Modal yang cukup diasumsikan mampu membiayai kegiatan operasional secara ekonomis dan efisien, sehingga bank tidak mengalami kesulitan keuangan selain itu dapat menambah keuntungan atau laba. Oleh karena itu dapat diartikan semakin besar CAR maka semakin baik kondisi dan profitabilitas sebuah bank. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank (Dendawijaya, 2005:116). LDR merupakan salah satu rasio yang menunjukkan efektivitas suatu bank dalam menyalurkan dana. Menurut Lesmana (Usahawan XXXVII, 2008) semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba, sehingga diharapkan peningkatan LDR mampu meningkatkan profitabilitas. BOPO merupakan salah satu rasio perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. BOPO merupakan rasio untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya, 2005:120). Semakin rendah nilai BOPO menunjukkan

pendapatan bank semakin besar. Sehingga diharapkan penurunan BOPO mampu meningkatkan profitabilitas. Return on Assets (ROA) adalah perbandingan antara laba bank dengan total aktiva (Dendawijaya, 2005:118). ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:505). Semakin besar ROA maka kondisi bank akan semakin baik. Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri (Dendawijaya, 2005:118). ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh net income (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:505). Semakin besar ROE maka kondisi bank akan semakin baik. Hipotesis H1: Ada pengaruh antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset (ROA) Bank H2: Ada pengaruh antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Asset (ROA) Bank H3: Ada pengaruh antara BOPO terhadap Return on Asset (ROA) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015. H4: Ada pengaruh antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan BOPO terhadap Return on Asset (ROA) Bank H5: Ada pengaruh antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Equity (ROE) Bank H6: Ada pengaruh antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Equity (ROE) Bank H7: Ada pengaruh antara BOPO terhadap Return on Equity (ROE) Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015. H8: Ada pengaruh antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan BOPO terhadap Return on Equity (ROE) Bank Metode Penelitian ini menggunakan metode eksplanatori yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabelvariabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan yang lain. Populasi dalam penelitian kali ini adalah laporan keuangan perusahaan perbankan bank persero Indonesia yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria yang ditentukan yaitu laporan keuangan triwulanan bank persero Indonesia yang dipublikasikan kepada Bank Indonesia dalam kurun waktu 6 tahun sejak 2010 sampai 2015. Pada penelitian ini seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel, sehingga jumlah sampel yang didapatkan adalah 4 x 24 = 96. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian ini menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, artinya setiap kenaikan CAR maka ROA akan meningkat. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,235 yang termasuk dalam kategori lemah. Nilai koefisien determinasi menjelaskan bahwa CAR hanya berpengaruh 5,5% terhadap ROA. Nilai koefisien regresi CAR sebesar 0,148 terhadap ROA, dan nilai t hitung > t tabel (2,341 > 1,986) yang artinya CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis 1 (H1) yang berbunyi Ada pengaruh antara CAR terhadap ROA Bank Persero di Indonesia Periode 2010-2015 tersebut diterima. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Restiyana (2011) yang menyatakan CAR berpengaruh positif terhadap ROA. CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Dendawijaya,

2005:121), artinya bank mampu menutupi risiko dengan modal yang dimiliki dan bank tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan operasionalnya sehingga bank mampu meningkatkan profitabilitasnya. Sebelumnya telah kita ketahui kondisi perbankan di Indonesia periode 2010-2015 dimana CAR mengalami kecenderungan kenaikan sedangkan ROA juga mengalami kecenderungan kenaikan, hal ini menunjukkan bahwa modal yang cukup mampu membiayai kegiatan operasional secara ekonomis dan efisien, sehingga bank tidak mengalami kesulitan keuangan selain itu dapat menambah keuntungan atau laba Hasil penelitian ini menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, artinya setiap kenaikan LDR akan mengakibatkan penurunan pada ROA dan sebaliknya. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,535 yang termasuk dalam kategori cukup kuat. Nilai koefisien determinasi menjelaskan bahwa LDR berpengaruh 28,6% terhadap ROA. Nilai koefisien regresi LDR sebesar -0,045 terhadap ROA, dan nilai t hitung > t tabel (6,142 > 1,986) yang artinya LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Karena nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis 2 (H2) yang berbunyi Ada pengaruh antara LDR terhadap ROA Bank Persero Indonesia Periode 2010-2015 tersebut diterima. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Ayuningrum (2011) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Namun hasil penelitian ini mendukung penelitian Rahmawati (2015) yang menyatakan variabel LDR berpengaruh negatif terhadap variabel ROA. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan objek, periode dan jumlah sampel pada penelitian. Menurut Lesmana (Usahawan XXXVII, 2008) semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba, sehingga dapat diartikan bahwa peningkatan LDR mampu menaikkan profitabilitas, atau dalam penelitian ini ROA. Hasil penelitian ini tidak terdukung oleh teori tersebut, dimana peningkatan LDR mengakibatkan penurunan ROA, sehingga dapat dikatakan semakin tinggi LDR maka kondisi bank semakin buruk atau tidak likuid. Peningkatan LDR menunjukkan bank kurang mampu memenuhi kewajibannya membayar dana kepada nasabah/deposan atas kredit yang disalurkan, selain itu peningkatan LDR juga mengindikasikan adanya pemberian kredit yang tinggi namun tidak diiringi dengan tingkat pengembalian yang tinggi pula atau kredit macet, sehingga bukannya memperoleh laba bank justru mengalami kerugian atau penurunan profitabilitas. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, artinya setiap kenaikan BOPO akan mengakibatkan penurunan pada ROA dan sebaliknya. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,830 yang termasuk dalam kategori sangat kuat. Nilai koefisien determinasi menjelaskan bahwa BOPO berpengaruh 68,8% terhadap ROA. Nilai koefisien BOPO sebesar -0,105 terhadap ROA, dan nilai t hitung > t tabel (14,404 > 1,986) yang artinya BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Karena nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis 3 (H3) yang berbunyi Ada pengaruh antara BOPO terhadap ROA Bank Persero di Indonesia Periode 2010-2015 tersebut diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Budi Ponco (2005) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. BOPO merupakan perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional (Dendawijaya, 2005:119). Semakin rendah BOPO maka akan semakin efisien kegiatan operasional bank, sehingga dapat diartikan biaya operasional yang rendah akan meningkatkan profitabilitas bank. Namun pada Hasil penelitian ini menyatakan bahwa CAR, LDR, BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,839 yang termasuk dalam kategori sangat kuat, nilai koefisien determinasi menjelaskan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh 69,5% terhadap ROA. Hasil uji statistik F menunjukkan nilai F hitung > F tabel (73,150 > 3,093) yang artinya seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap ROA. Karena nilai F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis 4 (H4) yang berbunyi Ada pengaruh antara CAR, LDR, dan BOPO terhadap ROA Bank Persero di Indonesia Periode 2010-2015 tersebut diterima. CAR, LDR dan BOPO menunjukkan tingkat kesehatan bank, sehingga dapat diartikan semakin baik tingkat kesehatan maka profitabilitas yang ditunjukkan oleh ROA akan semakin baik. Sebelumnya telah diketahui kondisi BOPO mengalami penurunan namun profitabilitas yang ditunjukkan oleh ROA juga mengalami penurunan, hal ini dimungkinkan penurunan rasio

BOPO belum menunjukkan efisiensi yang signifikan dalam kegiatan operasional bank, sehingga profitabilitas masih menunjukkan kecenderungan penurunan. Oleh karena itu bank persero masih perlu lebih meningkatkan efisiensinya. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROE. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,010 yang termasuk dalam kategori sangat lemah atau tidak ada korelasi, nilai koefisien korelasi antara CAR dan ROE tidak signifikan yaitu sebesar 0,920 yang lebih besar dari 0,05. Nilai koefisien determinasi menjelaskan bahwa CAR berpengaruh 0% terhadap ROE atau tidak berpengaruh. Hasil uji statistik t menunjukkan nilai t hitung < t tabel (0,100 < 1,986) yang artinya CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Karena t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis 5 (H5) yang berbunyi Ada pengaruh antara CAR terhadap ROE pada Bank Persero di Indonesia Periode 2010-2015 tersebut ditolak. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Lestari (2014) yang menyatakan CAR berpengaruh positif terhadap ROE. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan objek, periode dan jumlah sampel pada penelitian. ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh net income. Semakin tinggi return semakin baik kondisi bank karena berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai retained earning juga akan semakin besar (Kuncoro dan Suhardjono, 2011:505). Sebelumnya telah diketahui bahwa kondisi CAR pada BNI, BTN dan BRI mengalami peningkatan namun return yang dicerminkan oleh ROE mengalami penurunan, dan hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROE. Apabila dianalisis berdasarkan komponen CAR dan ROE dapat diketahui bahwa bank persero memiliki jumlah modal yang cukup besar dan mampu untuk membiayai kegiatan operasionalnya, namun karena profitabilitas yang ditunjukkan oleh ROE mengalami kecenderungan menurun maka hal ini mengindikasikan bahwa modal yang dimiliki oleh bank persero tidak disalurkan dengan optimal atau tidak efisien dalam kegiatan operasionalnya sehingga menyebabkan penurunan profitabilitas. Hal tersebut juga mengindikasikan terdapat modal diam atau modal yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional bank karena dimungkinkan dalam kegiatan operasionalnya bank mengandalkan kredit untuk menghasilkan laba sedangkan modal bank tersebut kemudian difungsikan sebagai alat likuid atau cadangan atas kerugian kredit yang diberikan. Sehingga dengan begitu bank persero tetap masih bisa mempertahankan kinerjanya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE, artinya setiap kenaikan LDR akan mengakibatkan penurunan pada ROE. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,557 yang termasuk dalam kategori cukup kuat. Nilai koefisien determinasi menjelaskan bahwa LDR berpengaruh 31% terhadap ROE. Nilai koefisien regresi LDR sebesar -0,345 terhadap ROE dan nilai t hitung > t tabel (6,505 > 1,986) yang artinya LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE. Karena nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis 6 (H6) yang berbunyi Ada pengaruh antara LDR terhadap ROE pada Bank Persero di Indonesia Periode 2010-2015 tersebut diterima. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Setyorini (2012) yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROE. Namun hasil penelitian ini mendukung penelitian Widayani (2005) yang menyatakan variabel LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel ROE. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan objek, periode dan jumlah sampel pada penelitian. Menurut Lesmana (Usahawan XXXVII, 2008) semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba, sehingga dapat diartikan bahwa peningkatan LDR mampu menaikkan profitabilitas, atau dalam penelitian ini ROE. Hasil penelitian ini tidak terdukung oleh teori tersebut, dimana peningkatan LDR mengakibatkan penurunan ROE, sama halnya dengan ROA, sehingga dapat dikatakan semakin tinggi LDR maka kondisi bank semakin buruk atau tidak likuid. Peningkatan LDR menunjukkan bank kurang mampu memenuhi kewajibannya membayar dana kepada nasabah/deposan atas kredit yang disalurkan, selain itu peningkatan LDR juga mengindikasikan adanya pemberian kredit yang tinggi namun tidak diiringi dengan tingkat pengembalian yang tinggi pula atau kredit macet, sehingga bukannya memperoleh laba bank justru mengalami kerugian atau penurunan profitabilitas.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE, artinya setiap kenaikan BOPO akan mengakibatkan penurunan pada ROE, dan sebaliknya. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar -0,696 yang termasuk dalam kategori kuat. Nilai koefisien determinasi menjelaskan bahwa BOPO berpengaruh 48,5% terhadap ROE. Nilai koefisien regresi BOPO sebesar -0,644 terhadap ROE, dan nilai t hitung > t tabel (9,399 > 1,986) yang artinya BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE. Karena nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis 7 (H7) yang berbunyi Ada pengaruh antara BOPO terhadap ROE pada Bank Persero di Indonesia Periode 2010-2015 tersebut diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Widayani (2005) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap ROE. BOPO merupakan perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional (Dendawijaya, 2005:119), semakin rendah BOPO maka kegiatan operasional bank semakin efisien. Sehingga dapat diartikan biaya operasional yang rendah akan meningkatkan meningkatkan profitabilitas bank secara keseluruhan. Sebelumnya telah diketahui kondisi BOPO mengalami penurunan namun profitabilitas yang ditunjukkan oleh ROE juga mengalami penurunan, hal ini dimungkinkan penurunan rasio BOPO belum menunjukkan efisiensi yang signifikan dalam kegiatan operasional bank, sehingga profitabilitas masih menunjukkan kecenderungan penurunan. Oleh karena itu bank persero masih perlu lebih meningkatkan efisiensinya. Secara simultan CAR, LDR dan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,724 yang termasuk dalam kategori kuat, nilai koefisien determinasi menjelaskan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh 50,9% terhadap ROE. Hasil uji statistik F menunjukkan nilai F hitung > F tabel (33,799 > 3,093) yang artinya seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap ROE. Karena nilai F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis 8 (H8) yang berbunyi Ada pengaruh antara CAR, LDR, dan BOPO terhadap ROE pada Bank Persero di Indonesia Periode 2010-2015 tersebut diterima. CAR, LDR dan BOPO menunjukkan tingkat kesehatan bank, sehingga dapat diartikan semakin baik tingkat kesehatan maka profitabilitas yang ditunjukkan oleh ROE akan semakin baik. Kesimpulan Dan Saran Kondisi perbankan bank persero di Indonesia periode 2010-2015 ditunjukkan dengan kecenderungan kenaikan pada CAR, LDR dan penurunan BOPO, sedangkan profitabilitas yang ditunjukkan oleh ROA dan ROE mengalami kecenderungan penurunan. Bank persero Indonesia memiliki kinerja yang baik dan memenuhi standar kesehatan bank, namun masih ada kecenderungan penurunan kinerja yang perlu diperhatikan. CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, sehingga dapat diartikan kenaikan CAR akan mengakibatkan kenaikan pada profitabilitas yang menunjukkan bahwa modal bank cukup/mampu membiayai kegiatan usahanya. CAR tidak berpengaruh terhadap ROE. LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA dan ROE), sehingga dapat diartikan kenaikan LDR akan mengakibatkan penurunan pada profitabilitas yang menunjukkan bahwa bank tidak likuid. BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA dan ROE), sehingga dapat diartikan kenaikan BOPO akan mengakibatkan penurunan pada profitabilitas yang menunjukkan bahwa kegiatan operasional bank tidak efisien. CAR, LDR, dan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA dan ROE). CAR, LDR dan BOPO menunjukkan kinerja dan tingkat kesehatan bank, semakin baik kinerja atau tingkat kesehatannya maka profitabilitas bank akan semakin meningkat. Dari kesimpulan adapun saran yang dapat diberikan yaitu bank persero diharapkan mampu meningkatkan likuiditas dengan menurunkan persentase LDR. Bank persero perlu memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran dana atau efektif dalam pemberian kredit agar tidak menjadi kredit macet, selain itu bank harus selalu melakukan pengawasan terhadap debitur dalam memenuhi kewajibannya sehingga bank mampu meningkatkan tingkat pengembalian dana sehingga mampu meningkatkan profitabilitasnya. Bank persero diharapkan mampu meningkatkan efisiensi operasionalnya dengan menurunkan rasio BOPO, mengefisienkan biaya operasional yang dikeluarkan untuk kegiatan operasionalnya agar dapat menambah kesempatan meningkatkan profitabilitasnya.

Daftar Referensi Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Dunil, Z. 2004. Kamus Istilah Perbankan Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kuncoro M., Suhardjono, 2005, Manajemen Perbankan : Teori dan Aplikasi, Cetakan Kedua, BPFE, Yogyakarta. Lesmana, Yuanita. 2008 Konsistensi Antara Discretionary Accrual dengan Rasio Keuangan CAMEL dalam Mengukur Tingkat Kesehatan Bank. Usahawan, No. 05 tahun XXXVII.