PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Bengkulu, Oktober 2010 Penanggung jawab Kegiatan, Dr. Wahyu Wibawa, MP.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

KEMENTERIAN PERTANIAN PEDOMAN UMUM. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

PEDOMAN UMUM. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) nis Perdesaan (PUAP)

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 DAFTAR ISI

LAPORAN AKHIR TAHUN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI DOKUMEN ADMINISTRASI PENYALURAN BLM-PUAP Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2010 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KINERJA PERKEMBANGAN GAPOKTAN PUAP DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI KALIMANTAN SELATAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYUSUNAN PROGRAM DAN RENCANA KERJA/TEKNIS/PROGRAM DR. WAHYU WIBAWA,MP

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGELOLAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PADA UAPPA/B-W KEMENTERIAN PERTANIAN DI PROPINSI BENGKULU TAHUN 2014

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bentuk program bantuan penguatan modal yang diperuntukkan bagi petani

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sumarjo Gatot Irianto KATA PENGANTAR

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188 / 263 / KPTS / 013 / 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.41/MEN/2011

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat, Sumarjo Gatot Irianto

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

KATA PENGANTAR. Sumarjo Gatot Irianto. Jakarta, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat,

NASKAH REKOMENDASI KEBIJAKAN 2 PENINGKATAN EFEKTIVITAS KINERJA PENYALURAN BLM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN PERIKANAN BUDIDAYA (PUMP-PB)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP)

Membangun Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2015 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat, Sumarjo Gatot Irianto

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN HONORARIUM DAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH (BOP) BAGI TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU (THL-TB) PENYULUH PERTANIAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. misalkan susu dari hewan ternak, sutera dari ulat sutera, dan madu dari

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. usaha agribisnis di pedesaan, program pengembangan usaha agribisnis pedesaan

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 17/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

RENCANA DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) DEMFARM

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

BUPATI PURWOREJO P E R A T U R AN BUPATI P U R W O R E J O N O M OR : 40 T A H U N 2009 T E N T A N G

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

Transkripsi:

KODE: 26/1801.019/012/RDHP/2013 PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU PENELITI UTAMA Dr. Wahyu Wibawa, MP. BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013

LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan di Provinsi Bengkulu 2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu 3. Alamat Unit Kerja : Jl. Irian Km.6,5 Kelurahan Semarang Kota Bengkulu 4. Sumber Dana : DIPA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu TA. 2013 5. Status Kegiatan (L/B) : Lanjutan 6. Penanggung Jawab : a. Nama : Dr. Wahyu Wibawa, MP.Dr. Erizal b. Pangkat/Golongan : Penata/III.d c. Jabatan Fungsional : Peneliti Muda 7. Lokasi : Provinsi Bengkulu 8. Agroekosistem : - 9. Tahun Mulai : 2008 10. Tahun Akhir : 2014 11. Output Tahunan : Dokumen RUA, RUK, RUB dan administrasi lainnya yang disyaratkan untuk pencairan dana BLM PUAP tahun 2013 Koordinasi dan keikutsertaan dalam workshop dan pelatihan PUAP 12. Output Akhir Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program PUAP di 10 Kabupaten/kota 13. Biaya : Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) Koordinator Program Penanggung Jawab RDHP Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP NIP. 19690427 199803 1 001 Mengetahui, Kepala Balai besar Pengkajian Dan Pengembangan teknologi Pertanian Dr. Ir. Wahyu Wibawa, MP NIP. 19690427 199803 1 001 Menyetujui, Kepala BPTP Bengkulu Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19610802 198903 1 011 NIP. 19590206 198603 1 00 i

RINGKASAN 1 Judul : Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan di Provinsi Bengkulu TERAKHIR 2 Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu 3 Lokasi : Provinsi Bengkuluogor, Jakarta dan Wilayah Indonesia 4 Agroekosistem : - Agroekosistem 5 Status (L/B) : Lanjutan LlaBaru 6 Tujuan : Mendukung peran BPTP Bengkulu dalam pelaksanaan program PUAP sebagai Sekretaris Tim Pembina PUAP di Provinsi Bengkulu. kegiatan yang dilakukan meliputi administrasi, koordinasi, notulensi, dokumentasi dan memfasilitasi BOP PMT). Melakukan verifikasi dokumen RUA, RUK, RUB dan dokumen administrasi lainya yang dipersyaratkan untuk pencairan dana BLM-PUAP tahun 2013. Memonitoring kinerja dan perkembangan Gapoktan PUAP Melaksanakan koordinasi dan keikutsertaan dalam workshop dan pelatihan PUAP. gunan pertanian wilayah. 7 Keluaran : Adanya sekretariat PUAP sebagai dukungan BPTP Bengkulu selaku tim pembina provinsi Dokumen RUA, RUK, RUB dan administrasi lainnya yang disyaratkan untuk pencairan dana BLM PUAP tahun 2013 Dilakukannya koordinasi dan keikutsertaan dalam workshop dan pelatihan terkait PUAP Dimonitoringnya kinerja dan perkembangan Gapoktan PUAP embangunan pertanian wilayah. 8 Hasil : Sekretariat PUAP sebagai dukungan BPTP Bengkulu dalam melaksankan program PUAP 9 Prakiraan Manfaat dan Dampak 10 Metodologi : 11 Jangka Waktu : 1 Tahun : Terjadinya sinkronisasi dan koordinasi kegiatan program PUAP baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.wilayah 12 Biaya : Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) ii

iii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program PUAP merupakan program pemberdayaan petani yang selama ini tidak bisa akses mendapatkan modal atau pembiayaan dari bank dan lembaga keuangan. Program ini dirancang untuk merubah petani subsistem tradisional menjadi petani modern yang berwawasan agribisnis. Program ini pada intinya merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri melalui peningkatan kemampuannya untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang usaha agribisnis di pedesaan. Program dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat ini harus didukung dengan ketersediaan modal usaha selain inovasi pertanian, karena kenyataan menunjukkan bahwa banyak inovasi pertanian yang diminati petani tidak dapat diadopsi karena factor keterbatasan modal dan kesulitan mengakses lembaga permodalan (Kushartanti, dkk 2005) program PUAP merupakan salah satu alternatif upaya untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan petani dalam permodalan petani Indonesia, karena itulah salah satu entry point yang dilakukan dalam pelaksanaan program PUAP yaitu memberikan bantuan penguatan modal sebesar Rp 100 juta per desa yang disalurkan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk pengembangan dan peningkatan usaha agribisnis. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) difungsikan sebagai dana stimulus penguatan modal bagi Gapoktan untuk membiayai usaha tani anggota yang selanjutnya gapoktan diharapkan dapat mengumpulkan dana keswadayaan dari anggota (simpanan wajib dan simpanan pokok) yang dikelola oleh unit usaha keuangan mikro agribisnis dari gapoktan. Dalam pelaksanaan program PUAP perlu dilakukan pembinaan, dan pengendalian yang intensif terhadap pelaksanaan di lapangan yaitu Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai bagian dari Tim Pembina Provinsi mempunyai tugas-tugas sebagai berikut yaitu (1) melakukan koordinasi dengan PMT terkait dengan tugasnya; (2) memfasilitasi BOP PMT sesuai dengan ketentuan; (3) melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas PMT, (4) mengkoordinasikan dan menyusun laporan pelaksanaan tugas PMT secara berkala (minimal tiga bulan sekali) atau sewaktu-waktu jika diperlukan; (5) memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi PUAP; (6) monitoring peningkatan fungsi kelembagaan ekonomi Gapoktan ; (7) melaksanakan fungsi kesekretariatan PUAP ditingkat Provinsi; (8) melakukan supervisi PUAP di wilayah kerjanya ;(9) memfasilitasi 1

penyiapan teknologi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PUAP. Untuk mendukung pelaksanaan program PUAP ditingkat lapangan, ditunjuk petugas Penyelia Mitra Tani (PMT) yang bertugas untuk membangun kapasitas Gapoktan sebagai kelembagaan tani, dan merupakan tenaga professional yang direkrut oleh Kementrian Pertanian yang mempunyai tugas utama mensupervisi dan advokasi proses penumbuhan kelembagaan ekonomi perdesaan melalui penyuluh pendamping. PMT harus mampu berperan sebagai fasilitator untuk mengembangkan usaha agribisnis yang dilakukan oleh petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin di perdesaan. Tahun 2013 PUAP telah memasuki fase pelaksanaan tahun ke VI sebagai program pemberdayaan, dan PUAP sejak tahun 2008 sampai tahun 2013 telah dilaksanakan di 953 Gapoktan di 10 Kabupaten/Kota dengan total anggaran sebesar Rp 95,3 Milyar. 1.2. Dasar Pertimbangan Provinsi Bengkulu telah mendapat 953 desa/gapoktan sejak tahun 2008 sampai 2012 sebanyak dengan total anggaran sebesar Rp 95,3 miliar. Untuk tahun 2013 adanya perkembangan desa PUAP sebanyak 22 Gapoktan. Tujuan digulirkannya program PUAP ini adalah untuk menumbuhkembangkan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah, melalui koordinasi gapoktan sebagai organisasi petani. Meningkatkan fungsi gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dan akses pasar. Tentunya program ini juga dapat meningkatkan program-program Kementrian Pertanian yang sudah ada sebelumnya dan utamanya dalam memfasilitas akses permodalan petani untuk mendukung usaha agribisnis perdesaan dan mengurangi kemiskinan serta pengangguran diperdesaan. Pada tahun 2013 program PUAP mengalami beberapa perubahan kebijakan dalam pelaksanaannya, yang mana menjelaskan pengusulan desa terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu dari usulan Pemerintah Daerah (PEMDA), aspirasi masyarakat dan Kementrian Pertanian, diharapkan agar adanya upaya Tim Teknis Kabupaten/Kota untuk melakukan sinkronisasi dan konsolidasi kepengurusan Gapoktan. Berkaitan dengan pembinaan dan kelembagaan yang melaksanakan PUAP perlu dilakukan konsolidasi organisasi di provinsi dan kabupaten/kota, dimana pembina teknis usahatani oleh dinas teknis dan untuk kelembagaan oleh kelembagaan penyuluhan yaitu Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan. Kegiatan monitoring dan evaluasi diperlukan untuk melihat sejauh mana kemampuan anggota Gapoktan dalam mengelola dana PUAP untuk pengembangan usaha agribisnis, meningkatnya fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka mengakses permodalan. 2

Penyelia mitra tani, penyuluh pendamping melakukan pembinaan dan bimbingan kepada anggota gapoktan untuk meningkatkan usaha agribisnis serta kesejahteraan anggota, dan memfasilitasi dalam meningkatkan kelembagaan ekonomi petani menjadi lembaga keuangan mikro (LKM). 1.3. Tujuan Tujuan pendampingan pelaksanaan program PUAP oleh BPTP Bengkulu tahun 2013 adalah : Mendukung peran BPTP Bengkulu dalam pelaksanaan program PUAP sebagai Sekretaris Tim Pembina PUAP di Provinsi Bengkulu. kegiatan yang dilakukan meliputi administrasi, koordinasi, notulensi, dokumentasi dan memfasilitasi BOP PMT). Melakukan verifikasi dokumen RUA, RUK, RUB dan dokumen administrasi lainya yang dipersyaratkan untuk pencairan dana BLM-PUAP tahun 2013. Memonitoring kinerja dan perkembangan Gapoktan PUAP Melaksanakan koordinasi dan keikutsertaan dalam workshop dan pelatihan PUAP. 1.4. Keluaran Yang Diharapkan Adanya sekretariat PUAP sebagai dukungan BPTP Bengkulu selaku tim pembina provinsi Dokumen RUA, RUK, RUB dan administrasi lainnya yang disyaratkan untuk pencairan dana BLM PUAP tahun 2013 Dilakukannya koordinasi dan keikutsertaan dalam workshop dan pelatihan terkait PUAP Dimonitoringnya kinerja dan perkembangan Gapoktan PUAP 1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak Terjadinya sinkronisasi dan koordinasi kegiatan program PUAP baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA Pembangunan Pertanian berkelanjutan merupakan keniscayaan dalam pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja dan lapangan berusaha, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Program PUAP dilaksanakan oleh petani (pemilik atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani miskin di perdesaan melalui koordinasi Gapoktan sebagi lembaga yang dimiliki dan dikelola oleh petani. PUAP dilaksanakan secara integrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M) yang dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 30 April di Palu Sulawesi Tengah (Anonymous, 2009). Pelaksanaan PUAP mengacu kepada pola dasar yang ditetapkan dalam PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/3/2009 yaitu pendidikan dan latihan untuk pengembangan usaha, pendampingan dan pemberian fasilitas bantuan modal usaha petani yang dikoordinasikan oleh Gapoktan. Untuk membangun kemandirian Gapoktan dalam pelaksanaan PUAP perlu didampingi oleh Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan dana sesuai dengan tujuan PUAP (Anonymous, 2009). Permasalahan mendasar yang dihadapi petani adalah kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi serta organisasi tani yang masih lemah. Oleh karena itu program penanggulangan kemiskinan merupakan bagian dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan kesepakatan global untuk mencapai Tujuan Millenium. Kementerian Pertanian mulai tahun 2008 telah melaksanakan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di bawah koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) dan berada dalam kelompok program pemberdayaan masyarakat. Untuk koordinasi pelaksanaan PUAP di Kementerian Pertanian, Menteri Pertanian membentuk Tim PUAP Pusat untuk mengkoordinasikan pelaksanaan PUAP Nasional. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Gapoktan merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Melalui pelaksanaan 4

PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani. Adapun kriteria Gapoktan penerima bantuan modal PUAP antara lain : a) Memeiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis; b) Mempunyai struktur kepegurusan yang aktif; dan c) dikukuhkan dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota; dan d) Dimiliki dan dikelola oleh petani (Anonymous, 2009). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian telah memberikan banyak perubahan di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh adanya perubahan perilaku petani yang sengaja dikembangkan untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi. Suatu paket teknologi pertanian tidak akan ada manfaatnya bagi petani jika teknologi tersebut tidak dikomunikasikan ke dalam alam masyarakat sebagai petani pengguna. Peranan komunikasi sangat penting dalam menyampaikan suatu maksud agar suatu paket teknologi ditransfer ke masyarakat tani. Berhasil atau gagalnya suatu paket teknologi di transfer ke masyarakat tani sangat dipengaruhi oleh adanya informasi yang diterima oleh petani pada saat yang tepat (Azis Amin, 1992). Pola dasar PUAP dirancang untuk meningkatkan keberhasilan penyaluran dana BLM PUAP 2013 kepada Gapoktan dalam mengembangkan Usaha Produktif petani dalam mendukung 4 (empat) Sukses Kementerian Pertanian, yaitu: 1. Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; 2. Diversifikasi Pangan; 3. Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor; dan 4. Peningkatan kesejahteraan petani. Untuk pencapaian tujuan tersebut, komponen utama dari pola dasar pengembangan PUAP, yaitu: 1. Keberadaan Gapoktan; 2. Keberadaan Penyuluh Pendamping dan PMT sebagai pendamping; 3. Penyaluran dana BLM kepada Petani (pemilik dan/atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani; dan 4. Pelatihan bagi Petani, pengurus Gapoktan dan lain-lain. 5

III. PROSEDUR 3.1. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup pelaksanaan PUAP pada tahun anggaran 2013 sebagai berikut : 1. Pengelolaan administrasi kesekretariatan PUAP 2. Memfasilitasi pembayaran operasional penyelia (BOP) PMT ke direktorat pembiayaan dirjen PSP Kementerian Pertanian. 3. Verifikasi dokumen administrasi di tingkat provinsi Bengkulu yang dipersyaratkan dalam pencairan dana BLM PUAP tahun 2013. 4. Melaksanakan koordinasi dan keikutsertaan dalam workshop dan pelatihan PUAP. 5. Memonitoring kinerja dan perkembangan Gapoktan PUAP 3.2. Tahapan Kegiatan 3.2.1. Pengelolaan administrasi kesekretariatan PUAP Pengelolaan administrasi kesekretariatan ditujukan untuk menyiapkan keperluan kesekretariatan PAUP Provinsi Bengkulu dan pelaporan BPTP dalam mendukung program PUAP. 3.2.2. Pembayaran Biaya Operasional Penyelia (BOP) PMT BOP dan biaya pelaporan PMT dibayar sesuai dengan kontrak yang ditanda tangani anatara PPK Direktorat Pembiayaan Kementerian Pertanian dengan masing-masing PMT. Anggaran yang tersedia selama 8 bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan Oktober 2013, pembayaran BOP dan biaya pelaporan PMT pembayarannya ditransfer langsung ke rekening masing-masing PMT oleh PPK Direktorat Pembiayaan Kementerian Pertanian. 3.2.3. Koordinasi dan konsultasi program PUAP Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2013. Koordinasi dilakukan pada berbagai tingkatan mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga ke pusat. Koordinasi di tingkat pusat yang dilakukan secara intensif adalah direktorat Jenderal sarana dan prasarana pertanian. Koordinasi di tingkat daerah/provinsi adalah dengan Dinas Pertanian, Bakorluh serta Tim Teknis PUAP kabupaten/kota. Konsultasi pelaksanaan PUAP sering dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten dan bahkan gapoktan secara langsung ke Sekretariat PUAP provinsi (BPTP Bengkulu). 6

3.2.4. Monitoring dan Evaluasi Dilaksanakan oleh BPTP melalui kegiatan pertemuan, pengisian form, survey lapangan dan workshop dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pengisian form oleh PMT setiap akhir bulan. Isian form monitoring meliputi : (1) perkembangan bulan pelaksanaan PUAP tahun 2008 dan 2009; nilai rekening gapoktan pada akhir bulan, dana kas yang ada pada pengurus, nilai dana yang disalurkan, nilai dana yang sudah dikembalikan oleh petani, jumlah petani penerima dana, jumlah petani yang telah mengembalikan, (2) perkembangan pelaksanaan PUAP yang meliputi : Perkembangan pelaksanaan PUAP yang meliputi : usulan desa dan gapoktan PUAP oleh Bupati, SK Mentan tentang penetapan desa dan gapoktan PUAP, SK Bupati tentang penetapan desa dan gapoktan PUAP, sosialisasi PUAP oleh tim teknis Kabupaten/Kota, pembekalam penyusunan RUB dan administrasi lainnya oleh tim teknis kecamatan dan tim pengarah PUAP, pembuatan rekening Gapoktan, pembuatan RUB dan kelengkapan dokumen lainnya, verifikasi RUB oleh tim teknis kabupaten, pengiriman RUB oleh sekretariat PUAP, transfer dana BLM ke rekening gapoktan, penyaluran dana kepada petani, pemanfaatan dan menurut jenis usaha agribisnis, peyediaan dan pendukung PUAP. b. Pertemuan/diskusi bulanan dengan PMT dilaksanakan setiap awal bulan : materi diskusi meliputi : perkembangan PUAP, masalah yang dihadapi dan upaya pemacahan masalah yang perlu dilakukan. c. Monitoring dan evaluasi tim teknis Kabupaten/Kota dalam rangka koordinasi, sinkronisasi dan konsolidasi pelaksanaan program PUAP di 10 Kabupaten Kota Provinsi Bengkulu. d. Monitoring dan evaluasi dilakukan ke tingkat Gapoktan dengan tujuan melihat kemampuan anggota Gapoktan dalam mengelola dana PUAP untuk pengembangan usaha agribisnisnya. 7

IV. ANALISIS RISIKO No Resiko Penyebab Dampak Upaya Penanganan 1. Dokumen kurang Lengkap Berkas pengajuan dari gapoktan masih kurang lengkap Dokumen gapoktan di tolak Memverifikasi dokumen sesuai dengan DNS Kementan 2. Pengumpulan laporan terlambat Lambatnya penyampaian laporan oleh PMT Keterlambatan pembayaran BOP PMT Mengadakan pertemuan dengan PMT V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN 5.1. Tenaga Yang Terlibat dalam Kegiatan No Nama/NIP Jabatan dalam Kegiatan Uraian Tugas 1. Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP Ketua Mengkoordinir kegiatan mulai perencanaan sampai laporan 2. Dr. Wahyu Wibawa, MP Wakil Ketua - Menyusun proposal dan laporan 3. Ahyadi Jakfar Pelaksana - Mengolah dan menganalisis data - Mengumpulkan data - Memverifikasi Dokumen 4. Emlan Fauzi, SP Pelaksana - Mengolah dan menganalisis data - Mengumpulkan data - Membantu menyusun proposal dan laporan 5. Hendri Suyanto Pelaksana - Mengolah dan menganalisis data - Mengumpulkan data - Memverifikasi Dokumen Alokasi Waktu (Jam/mg) 5 5 5 5 5 8

5.2. Jangka Waktu Kegiatan No 1. 2. 3. 4. 5. Kegiatan Pengelolaan administrasi sekretariat Verifikasi dokumen Penandatangan Kontrak PMT Koordinasi dengan Tim Pembina Provinsi Laporan (bulanan, triwulan, tengah tahun dan akhir) B U L A N Jan Feb mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 5.3. Pembiayaan No. Kode Jenis Pengeluaran Volume 1. 521211 Belanja Bahan - ATK, komp suply dan konsumsi ( 1 T) - Poto copy,jilid,cetak dan dokumentasi (1 T) 1 Keg 1 Keg Harga Satuan (Rp) 2.150.000,- 2.150.000,- Jumlah (Rp) 4.300.000,- 2.150.000,- 2.150.000,- 2. 524119 Belanja perjalanan lainnya 35.700.000,- - Perjalanan Luar Propinsi - Perjalanan Daerah 4 OP 43 OH 5.002.500,- 365.000,- 20.005.000,- 15.695.000,- TOTAL 40.000.000,- 9

DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian. 2007. Rumusan Lokakarya Nasional Akselerasi Diseminasi Inovasi Pertanian Mendukung Pembangunan Berawal dari Desa. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2010. Petunjuk Pelaksanaan Apresiasi Inovasi Teknologi Pola Integrasi PUAP dengan Program Lainnya. 20 halaman. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2010. Peyunjuk Pelaksanaan Apresiasi Pengelolaan dan Operasionalisasi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis. 30 halaman.s Departemen Pertanian, 2007. Desain dan Operasional PUAP di 10000 Desa. Departemen Pertanian Republik Indonesia, 13 halaman. Departemen Pertanian, 2009 Petunjuk Teknis Penyelia Mitra Tani (PMT). Jakarta, 34 halaman. Departemen Pertanian, 2009. Petunjuk Teknis Penyuluh Pendamping PUAP, Jakarta 16 halaman. Departemen Pertanian, 2009. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Jakarta 16 halaman. Kementrian Pertanian, 2010. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), Jakarta. 31 halaman. 10