PENGGUNAAN STRATEGI POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MEMPERBAIKI MISKONSEPSI FISIKA. Rina Ning Tyas 1, Sukisno 2, Mosik 3

dokumen-dokumen yang mirip
REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA FLUIDA STATIS MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, DAN EXPLAIN DI SMA

PENGARUH INTERACTIVE DEMONSTRATION TERHADAP PERUBAHAN KONSEP SISWA TENTANG TEKANAN ZAT CAIR PADA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALU

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL POE (PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION) Oleh: Sholikhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 5. TEKANANLatihan Soal 5.2

PEMETAAN KONSEPSI MAHASISWA TENTANG HUKUM ARCHIMEDES

KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS

Unnes Physics Education Journal

Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Multimedia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Tekanan Zat Cair di SMPN 18 Palu

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJARFISIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN DAN LKS BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN DI SMP

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU

Konsepsi Mahasiswa Tentang Cepat Rambat Gelombang Pada Permukaan Air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keywords : Cooperative Learning, POE (Predict-Observe-Explain), Learning Achievement.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desy Mulyani, 2013

Artikel diterima: April 2017; Dipublikasikan: Mei 2017

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) UNTUK MEMFASILITASI PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN. pertama adalah diisi dengan melakukan pretest, tiga kali diisi dengan pembelajaran

PENERAPAN QUICK FEEDBACK DENGAN RAINBOW CARD UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MTs MATERI HUKUM ARCHIMEDES

ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL PENGAKUAN KESALAHAN PADA MATERI PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG TERAPUNG, TENGGELAM DAN MELAYANG

Unnes Physics Education Journal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Meilantifa, Strategi Kognitif Pada Pembelajaran Persamaan Linier Satu. Strategi Konflik Kognitif Pada Pembelajaran Persamaan Linier Satu Variabel

Students misconception about archimedes law

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF PADA MATERI TEKANAN

Unnes Physics Education Journal

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pengetahuan sebagai kerangka fakta-fakta yang harus dihafal.

MISKONSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA STKIP PGRI PONTIANAK PADA MATERI LISTRIK STATIS

Jurnal Bio Educatio, Volume 2, Nomor 1, April 2017, hlm ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa, menumbuhkan secara sadar Sumber Daya Manusia (SDM) melalui

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan merupakan konsep yang

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013,

Berkala Fisika Indonesia Volume 1 Nomor 2 Januari 2009

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 89-96

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

DAFTAR ISI Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Keterbatasan Masalah Perumusan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang pendidikan. Dalam era globalisasi ini, sumber daya

Wita Loka Rizki Siregar* Chemistry Department of FMIPA State University of Medan * ABSTRACT

B. DASAR TEORI Konsep, konsepsi dan miskonsepsi Udara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika

I. PENDAHULUAN. diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM ARCHIMEDES DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR ARTIKEL PENELITIAN.

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE- EXPLAIN

PENGGUNAAN METODE FAST FEEDBACK MODEL CLOSED EYES PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG SIFAT SUSUNAN PARTIKEL ZAT PADAT, ZAT CAIR, ZAT GAS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Irpan Maulana, 2015

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA TOPIK SUHU DAN KALOR

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok tekanan diajarkan dengan menerapkan metode

Pengaruh Penerapan Strategi Konflik Kognitif dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Mataram

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cihaurgeulis 2 Bandung. Subjek

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA KONSEP TEKANAN

T E S I S. Oleh NI M

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 02 : SMP N 1 KOTA MUNGKID. Mata Pelajaran : IPA/ Fisika Kelas/ Semester : VIII/ Ganjil

MISKONSEPSI DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN LEMAK MELALUI PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN

PEMBELAJARAN FISIKA MATERI GERAK LURUS MELALUI MODEL POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) DISERTAI DIAGRAM VEE DI KELAS X SMA NEGERI PAKUSARI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Unnes Physics Education Journal

RENPEL TEKANAN PADA BENDA PADAT, CAIR DAN GAS NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : KELAS/SEMESTER : ALOKASI WAKTU : 6 JAM PELAJARAN

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Peranan Strategi Pembelajaran Probex Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Kota Makassar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PDEODE TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA SMA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Fluida Statis - Latihan Soal

PENERAPAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA PELAJARAN FISIKA DI SMA

PENTINGNYA PENGINTEGRASIAN HUKUM NEWTON DALAM PEMBELAJARAN GAYA APUNG DI SMP

`BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan adalah guru karena dalam pelaksanaan pembelajaran selain

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

MISKONSEPSI SISWA KELAS V SDN SIDOREJO LOR 04 SALATIGA TENTANG GAYA GRAVITASI DAN PEMBELAJARAN REMEDIASINYA

Pengaruh Model Learning Start With A Question Berbasis Eksperimen Sederhana terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas X Man 2 Model Palu

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

Unnes Physics Education Journal

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP

I. PENDAHULUAN. Siswa sulit untuk mengaplikasikan hasil pembelajaran fisika dalam kehidupan

KONSEPSI MAHASISWA MENGENAI RAMBATAN DAN KECEPATAN CAHAYA

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Pengaruh Model Experiential Learning Berbasis Eksperimen Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Palu

PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DALAM MEMAHAMI KONSEP KINEMATIKA

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3)

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

Transkripsi:

PENGGUNAAN STRATEGI POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MEMPERBAIKI MISKONSEPSI FISIKA Rina Ning Tyas 1, Sukisno 2, Mosik 3 123 Pendidikan Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Semarang email: rinaningtyas88@yahoo.com Abstract Penyebab universal atas rendahnya mutu pendidikan IPA yang secara umum diterima oleh pendidik adalah adanya miskonsepsi dan kondisi pembelajaran yang kurang memperhatikan prakonsepsi peserta didik. Strategi POE (predict-observe-explain) digunakan untuk memperbaiki miskonsepsi fisika pada peserta didik. Pada kelompok eksperimen diterapkan pembelajaran dengan strategi POE sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan pembelajaran konvensional dengan ceramah dan diskusi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata miskonsepsi kelompok eksperimen lebih kecil dari rata-rata miskonsepsi kelompok kontrol. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bahwa strategi POE (predict-observe-explain) dapat digunakan untuk memperbaiki miskonsepsi fisika. Kata kunci: Miskonsepsi fisika, Strategi, POE. PENDAHULUAN Sadia dalam Wilantara (2003:2) menyebutkan bahwa penyebab universal atas masih rendahnya mutu pendidikan IPA yang secara umum diterima oleh para pendidik IPA adalah adanya miskonsepsi dan kondisi pembelajaran yang kurang memperhatikan prakonsepsi yang dimiliki peserta didik. Menurut Howe dalam Sihite (2008) miskonsepsi pada peserta didik yang muncul secara terus menerus dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah, pembelajaran yang tidak memperhatikan miskonsepsi menyebabkan kesulitan belajar dan akhirnya akan bermuara pada rendahnya prestasi belajar. Prinsip utama dalam koreksi miskonsepsi adalah peserta didik diberi pengalaman belajar yang menunjukkan pertentangan konsep mereka dengan peristiwa alam, pertentangan pengalaman baru dengan konsep lama (prakonsep) akan menyebabkan koreksi konsepsi (Berg 1991:6). Penerapan strategi pembelajaran yang memperhatikan prakonsepsi peserta didik dan memungkinkan terjadinya koreksi konsep diyakini dapat memperbaiki miskonsepsi yang terjadi. Strategi POE secara khusus melibatkan peserta didik dalam suatu situasi/masalah, peserta didik harus memberikan dugaan tentang suatu peristiwa fisika sehingga prakonsepsi peserta didik dapat diketahui. Kemudian peserta didik melakukan penyelidikan atas dugaannya, jika dugaannya berbeda dengan apa yang diamati, terjadi konflik antara prediksi dan observasi, maka peserta didik mengalami perubahan konsep dari yang tidak benar menjadi benar. POE merupakan sebuah strategi yang sesui digunakan dalam pembelajaran IPA. Strategi ini dapat digunakan untuk mengetahui prakonsepsi peserta didik, memberikan informasi tentang pemikiran peserta didik, dan memotivasi peserta didik untuk menggali konsep (Palmer 1996). Pembelajaran dengan POE menggunakan tiga langkah utama dari metode ilmiah yaitu memprediksi, meneliti, dan menjelaskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui bahwa strategi POE (predict-observe-explain) dapat digunakan untuk memperbaiki miskonsepsi fisika pada sub pokok bahasan tekanan zat cair bagi peserta didik kelas VIII SMP N 1 Wonotunggal. 37

METODE Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP N 1 Wonotunggal sedangkan sampelnya adalah kelas VIII A sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII E sebagai kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen diterapkan pembelajaran dengan strategi POE sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan pembelajaran konvensional dengan ceramah dan diskusi. Sebelum penelitian, dilakukan uji kesamaan dua varians menggunakan nilai IPA semester 1 untuk mengetahui bahwa kedua kelompok berasal dari kodisi awal yang sama. Setelah kegiatan pembelajaran selesai diberikan tes berupa tes diagnostik miskonsepsi. Hasil tes pada kedua kelompok dibandingkan untuk mengetahui rata-rata miskonsepsi pada masing-masing kelompok. Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan analisis skor miskonsepsi peserta didik dan berdasarkan analisis per item soal tes. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Skor Miskonsepsi Peserta Didik Dibawah ini disajikan grafik skor miskonsepsi untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Gambar 1. Grafik skor miskonsepsi peserta didik Dari grafik di atas tampak bahwa rata-rata skor miskonsepsi kelompok eksperimen lebih rendah dibanding kelompok kontrol. Skor miskonsepsi ini digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian, yaitu apakah rata-rata miskonsepsi kelompok eksperimen lebih kecil atau lebih besar dibanding kelompok kontrol. KELOMP EKSPER KELOMP 0 10 20 30 40 50 Berdasarkan hasil t-test didapatkan t hitung < t tabel, maka Ho penelitian diterima dan Ha ditolak. Rata-rata miskonsepsi kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan strategi POE lebih kecil dari rata-rata miskonsepsi kelompok control yang mendapat perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi POE dapat digunakan untuk memperbaiki miskonsepsi fisika pada sub pokok bahasan tekanan zat cair bagi peserta didik kelas VIII SMP N 1 Wonotunggal. Analisis Per Item Data Tes Analisis per item soal data hasil tes dilakukan dengan menganalisis tiap item soal dari hasil tes diagnostik miskonsepsi yang terdiri dari 20 soal. Dari tiap item soal, jawaban peserta didik dianalisis menurut derajat pemahaman yang dikelompokkan oleh Abraham (1992) yaitu tidak memahami, miskonsepsi, dan memahami. Berikut gambaran derajat pemahaman untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 50 40 30 20 10 0 TIDAK MISKONSEPSI MEMAHAMI MEMAHAMI KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL Gambar 2. Grafik rata-rata prosentase derajat pemahaman Dari grafik dapat diketahui bahwa rata-rata derajat pemahaman peserta didik untuk kategori tidak memahami konsep dan miskonsepsi kelompok kontrol lebih tinggi dibanding kelompok eksperimen, sedangkan untuk kategori memahami konsep kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Hasil penelitian tidak menyimpang dari beberapa penelitian pendukung yang ada. Hasil penelitian Liew (1995) dalam Australian Science Teacher Journal dengan 38

judul A Predict-Observe-Explain Teaching Squence for Learning about Students Understanding of Heat and Expansion of Liquids, dari data yang diperoleh disimpulkan bahwa POE menciptakan kesempatan bagi beberapa peserta didik untuk mengkontruksikan kembali konsepsi yang salah sebagai hasil ketidaksesuaian atau perbedaan antara dugaan dan hasil observasi. Pembelajaran dengan strategi POE juga menimbulkan kesan yang lebih mendalam kepada peserta didik sehingga konsep yang disampaikan dapat lebih berkesan dibanding pembelajaran konvensional. Kim (2008) dalam penelitian berjudul Keberkesanan Penggunaan Strategi Predict-Observe-Explain ke Atas Kerangka Alternatif Pelajar dalam Tajuk Daya Apung menemukan bahwa strategi POE yang digunakan dalam pembelajaran dapat mengubah kerangka alternatif peserta didik dan menimbulkan sikap positif terhadap pembelajaran sains. Pembelajaran dengan strategi POE secara khusus melibatkan peserta didik dalam suatu situasi/masalah, peserta didik harus memberikan dugaan tentang suatu peristiwa fisika yang akan didemonstrasikan sehingga prakonsepsi peserta didik dapat diketahui. Kemudian peserta didik melakukan penyelidikan atas dugaannya, dugaan peserta didik yang berbeda dengan apa yang diamati menyebabkan terjadi konflik antara prediksi dan observasi, maka peserta didik mengalami perubahan konsep dari yang tidak benar menjadi benar. Strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan langkah kedua yang dirumuskan oleh Berg sebagai cara mengatasi miskonsepsi yaitu merancang pengalaman belajar yang bertolak dari prakonsepsi dan menghaluskan bagian yang sudah baik dan mengoreksi bagian konsep yang salah dimana prinsip utama koreksi miskonsepsi adalah peserta didik diberi pengalaman belajar yang menunjukkan pertentangan antara konsep mereka dengan peristiwa alam. Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen adalah pembelajaran fisika menggunakan strategi POE. Dalam menanamkan konsep kepada peserta didik, guru mengadakan kegiatan demonstrasi. Kegiatan demonstrasi dilakukan menggunakan media LKS yang disusun dengan tiga kegiatan utama yaitu predict, observe, dan explain. Sebelum demonstrasi dilakukan guru mengarahkan peserta didik memberikan dugaan atas hasil demonstrasi, kegiatan ini dilakukan untuk menggali prakonsepsi peserta didik. Proses penggalian prakonsepsi ini dianggap penting sebagai salah satu cara dalam mengatasi miskonsepsi. Berg (1991:6) merumuskan langkah pertama dalam mengatasi miskonsepsi adalah mendeteksi prakonsepsi peserta didik. White & Gustone dalam Hsu (2003) menyebutkan bahwa POE merupakan sebuah strategi yang efisien untuk mengetahui prakonsepsi peserta didik serta mendiskusikan prakonsepsi tersebut. Strategi POE dalam pembelajaran fisika dapat dilakukan melalui hands on activities, demonstrasi atau praktikum. Dalam penelitian ini strategi POE dilaksanakan melalui metode demonstrasi. Selanjutnya peserta didik membandingkan antara dugaan dengan hasil demonstrasi, guru memberi kesempatan kepada peserta didik mengungkapkan hasil perbandingan tersebut melalui tanya jawab dan diskusi kelas. Kegiatan tanya jawab dan diskusi ini menimbulkan terjadi interaksi di dalam proses pembelajaran. Kegiatan tanya jawab, latihan pertanyaan, dan latihan menjelaskan konsep oleh peserta didik menimbulkan interaksi, dimana interaksi merupakan kunci untuk perbaikan miskonsepsi (Berg 1991:6). Bila terdapat perbedaan antara konsepsi yang salah dengan konsep yang benar maka terjadi koreksi konsep. Prinsip utama dalam koreksi miskonsepsi adalah peserta didik diberi pengalaman belajar yang menunjukkan pertentangan konsep mereka dengan peristiwa alam, pertentangan pengalaman baru dengan konsep lama (Berg 1991:6). Koreksi konsep ini menjadikan miskonsepsi dapat diperbaiki. Pada akhir pembelajaran guru juga memberikan soalsoal konsep sebagai tugas yang dimaksudkan untuk mengetahui miskonsepsi yang mungkin masih terjadi dan memperhalus konsep-konsep yang sudah benar sehingga tidak terjadi miskonsepsi lagi. Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok kontrol adalah pembelajaran konvensional yang biasa dilakukan sesuai 39

RPP guru mata pelajaran fisika. Materi, jam pelajaran dan buku yang digunakan tidak berbeda dengan kelompok eksperimen. Guru menggunakan metode ceramah dan diskusi dalam pembelajaran konvensional. Pada kegiatan inti penyajian konsep dengan ceramah dan diskusi. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan soal latihan kemudian guru dan peserta didik melakukan diskusi membahas soal yang diberikan. Kelemahan pembelajaran konvensional dibanding pembelajaran dengan strategi POE adalah tidak adanya kegiatan penggalian prakonsepsi dan koreksi konsep sehingga rata-rata miskonsepsi kelompok kontrol lebih besar dari kelompok eksperimen. Meskipun hasil analisis didapatkan bahwa strategi POE efektif memperbaiki miskonsepsi peserta didik tetapi dalam penelitian ini masih terdapat miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik di kelompok eksperimen. Hal ini antara lain karena miskonsepsi pada peserta didik sulit sekali diperbaiki seperti ungkapan Berg sebagai salah satu ciri miskonsepsi. Rata-rata miskonsepsi pada kelompok eksperimen yang menggunakan strategi POE sebesar 40,24 %, lebih kecil dibanding kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 47,56 %. Seperti yang telah disebutkan Berg bahwa miskonsepsi sulit untuk diperbaiki, sehingga masih terdapat beberapa konsep yang sulit dipahami peserta didik. Miskonsepsi terjadi pada hampir semua konsep pada sub pokok bahasan tekanan zat cair. Miskonsepsi peserta didik pada konsep tekanan hidrostatis antara lain (a) peserta didik menganggap bahwa tekanan pada zat cair tidak dipengaruhi massa jenisnya, (b) tekanan pada zat cair dipengaruhi luas permukaan, (c) tekanan zat cair berbanding terbalik dengan kedalaman, tekanan dipengaruhi besar energi. Miskonsepsi peserta didik pada konsep bejana berhubungan antara lain (a) peserta didik menganggap bahwa tekanan zat cair dalam bejana berhubungan dipengaruhi luas penampang pipa, (b) tekanan zat cair dalam bejana berhubungan dipengaruhi volume zat cair, (c) tekanan zat cair dalam bejana berhubungan besarnya sama tidak tergantung kedalaman. Miskonsepsi peserta didik pada konsep hukum pascal antara lain peserta didik menganggap bahwa gaya yang bekerja pada dua sisi bejana berhubungan yang tertutup sama karena tekanannya sama, tidak tergantung luas penampang. Miskonsepsi peserta didik pada konsep hukum archimedes antara lain (a) peserta didik menganggap bahwa beban di dalam zat cair lebih ringan karena massa jenis sebuah benda berbeda ketika di udara dan di dalam air, (b) berat benda dalam zat cair tidak dipengaruhi massa jenis zat cair, (c) berat benda berbanding lurus dengan massa jenisnya, (d) volume zat cair yang dipindahkan tidak mempengaruhi besarnya gaya apung. Miskonsepsi peserta didik pada konsep terapung, melayang, dan tenggelam antara lain (a) peserta didik menganggap bahwa benda berongga selalu terapung di dalam air, (b) benda yang terbuat dari bahan sama akan selalu sama bila dimasukkan dalam air, benda yang lebih berat dan lebih besar selalu tenggelam dalam air, (c) benda yang terbuat dari logam selalu tenggelam, (d) volume air mempengaruhi terapung, melayang, atau tenggelamnya benda. Hasil-hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Wilantara (2003) dimana ditemukan miskonsepsimiskonsepsi peserta didik yang berkaitan dengan konsep tekanan zat cair antara lain (a) melayang, tenggelam dan terapung suatu benda dipengaruhi oleh berat benda, benda yang berat pasti akan tenggelam, (b) tekanan pada zat cair bersifat seragam semua tempat memiliki tekanan yang sama besar, (c) tekanan zat cair terbesar berada pada permukaan atas karena pada tempat tersebut energi potensialnya maksimum, (d) gaya apung (Archimedes) dipengaruhi oleh besarnya volume zat cair, (e) pada piston alat pengangkat mobil, luas penampang yang kecil akan menghasilkan tekanan zat cair yang besar, tekanan ini dianggap sama seperti tekanan pada zat padat. 40

SIMPULAN Strategi POE dapat digunakan untuk memperbaiki miskonsepsi Fisika pada sub pokok bahasan tekanan zat cair bagi peserta didik kelas VIII SMP N 1 Wonotunggal. DAFTAR PUSTAKA Abraham, dkk. 1992. Understanding and Misunderstanding of Eight Gradient of Five Chemistry Concept Found in Text Book. Journal of Research in Science Teaching. 29/2: 105-120. Berg, Euwe Van Den. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Satya Wacana (UKSW). Hsu, Liang Rong. 2003. Using The Predict- Observe-Explain Strategy to Explore Students Alternative Conceptions of Combustibility. Department of Natural Science Education, Natural Taichung Teacher College. Kim, Wong Teck. 2008. Keberkesanan Penggunaan Strategi Predict- Observe-Explain ke Atas Kerangka Alternatif Pelajar dalam Tajuk Daya Apung. Malaysia: UTM. Available at www.epusatsumber, Fakulti Pendidikan UTM.mht [accessed 10/2/10] Liew, Chong Wang. 1995 A Predict- Observe-Explain Teaching Squence for Learning about Students Understanding of Heat and Expansion of Liquids. Australian Science Teacher Journal. 41/0045855. Palmer, David. 1996. Assesing Students Using The POE. Australian Primary & Junior Science Journal. 12/3. Sihite, Alex. 2008. Penggunaan Model Pembelajaran Kontruktivisme dalam Meminimalkan Miskonsepsi Siswa untuk Mata Pelajaran Fisika. Available at http://media.diknas.go.id/media/docu ment/5591.pdf) Wilantara, I Putu Eka. 2003. Implementasi Model Belajar Konstruktivis dalam Pembelajaran Fisika untuk Mengubah Miskonsepsi Ditinjau dari Penalaran Formal Siswa. Singaraja: IKIP. Available at http://203.130.198.30//detail.php?id=2 54 41