3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

dokumen-dokumen yang mirip
4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Alat ekstraksi fluida CO 2 superkritik

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Teknologi Hasil

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

III. METODOLOGI A. Bahan dan Alat 1. Alat 2. Bahan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Materi

tak dengan oksigen dalam udara. Semakin tinggi kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap minyak kelapa murni maka akan lebih mudah teroksidasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisiko kimia tanah pemucat bekas. 1. Kadar Air (SNI )

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

METODE. Materi. Rancangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

Yijk=^ + ai + )3j + (ap)ij + Iijk. Dimana:

METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Prosedur Penelitian 1. Epoksidasi Minyak Jarak Pagar

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Lingkup Penelitian Penyiapan Gliserol dari Minyak Jarak Pagar (Modifikasi Gerpen 2005 dan Syam et al.

III. BAHAN DAN METODE

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

III. METODOLOGI F. ALAT DAN BAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

a. Kadar Air (SNI) ), Metode Oven b. Kadar Abu (SNI ), Abu Total

Desikator Neraca analitik 4 desimal

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Prosedur

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

Transkripsi:

18 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan September 2011 sampai Desember 2011 bertempat di Laboratorium Atsiri, Pusat Penelitian Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Propinsi Banten; Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan; Laboratorium Kimia Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian; dan Laboratorium Terpadu, Institut Pertanian Bogor. 3.2 Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan adalah minyak ikan hasil samping dari pengalengan lemuru yang berasal dari perusahaan pengalengan ikan PT. X, di Banyuwangi-Jawa Timur yang diambil pada bulan Oktober. Bahan-bahan dalam ekstraksi meliputi pelarut gas CO 2 teknis dengan kemurnian 90%. Bahan untuk penyaringan minyak ikan, yaitu kertas Whatman 40. Bahan-bahan untuk analisis asam lemak, yang meliputi 1 ml larutan standar, 1 ml 0,5 N NaOH dalam methanol, 2 ml BF 3 20%, 2 ml NaCl, 1 ml isooctane, dan 0,1 g Na 2 SO 4 anhidrat. Bahan-bahan untuk analisis bilangan asam dan kadar asam lemak bebas meliputi KOH 0,1 N, 25 ml alkohol netral 96%, indikator fenolftalein. Bahan-bahan untuk analisis bilangan penyabunan adalah 50 ml KOH, indikator fenolftalein, aquades, HCl 0,1 N. Bahan-bahan untuk analisis bilangan peroksida adalah 30 ml pelarut (60% asam asetat dan 40% pelarut), 30 ml aquades, Natriumthiosulfat 0,02 N, 1 gram KI. Alat utama dalam proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan adalah satu unit Supercritical Fluid Extraction (SFE) Model 46-19360 dari Superspressure-hydrodynamics, Newport Scientific Inc.AMINCO, USA dengan kapasitas ekstraktor 0,845 liter dan separator 0,3 liter, serta tekanan maksimum 9200 psi yang berada di Pusat Penelitian Kimia, LIPI, Serpong (spesifikasi lengkap pada Lampiran 1). Alat untuk analisis lemak berupa Gas Chromatography (GC) Shimadzu Model GC 2010 plus dengan kolom 18

19 cyanopropil methyl sil (capillary column), dimensi kolom p = 60 m, Ø dalam = 0,25 mm, 0,25 µm film thickness, laju alir N 2 20 ml/menit, dan laju alir H 2 30 ml/menit. Alat untuk penyaringan minyak ikan sebelum dilakukan ekstraksi berupa vakum Buchner. Peralatan untuk analisis lainnya antara lain neraca analitik, erlenmeyer, tabung reaksi, hot plate, buret, pipet gondok, pipet tetes, bulb. 3.3 Metode Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian dilakukan meliputi, (1) preparasi sampel minyak ikan hasil samping pengalengan lemuru mengacu pada penelitian Setha (1996) dan Boran et al. (2006), (2) analisis mutu minyak ikan sebelum ekstraksi dengan fluida CO 2 superkritik, dengan parameter uji yang mengacu pada Celik (2002) tentang minyak ikan komersial, IFOMA (International Fishmeal and Oil Manufacturers Association) tentang standar minyak ikan untuk konsumsi, serta penelitian Dewi (1996) dan Estiasih et al. (2005) untuk perbandingan hasil ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan, (3) proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan dengan fluida CO 2 superkritik mengacu pada penelitian Lopes et al. (2011) dengan modifikasi, (4) analisis konsentrat asam lemak omega-3 beserta kandungan asam lemak omega-3, dengan parameter uji mengacu pada IFOMA. 3.3.1 Preparasi sampel minyak ikan hasil samping pengalengan lemuru Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan minyak ikan hasil samping pengalengan ikan lemuru yang baru diambil dari proses pengalengan tahapan pre-cooking pada bulan Oktober. Minyak ikan dimasukkan dalam wadah (jerigent) yang tidak tembus cahaya dan tertutup rapat, lalu dimasukkan dalam boks sterofoam. Minyak ikan sebelum digunakan disaring menggunakan kertas Whatman 40 dengan vakum Buchner. Hasil saringan, kemudian ditaruh pada wadah yang tidak tembus cahaya. Ketentuan preparasi sampel mengacu pada penelitian Setha (1996). Sedangkan pencegahan terhadap oksidasi dilakukan penyimpanan sampel minyak ikan dengan cara menyimpan sampel di freezer (atau suhu di bawah 0 o C) (Boran et al. 2006). 19

20 3.3.2 Analisis mutu minyak ikan sebelum ekstraksi dengan fluida CO 2 superkritik Analisis mutu minyak ikan dilakukan untuk mengetahui kondisi awal bahan baku minyak ikan hasil samping pengalengan ikan lemuru yang akan digunakan dalam proses ekstraksi dengan teknologi fluida CO 2 superkritik. Analisis yang dilakukan meliputi bilangan asam dan asam lemak bebas (AOAC 1995), bilangan penyabunan (AOCS Cd 3-25 1997), dan bilangan peroksida (AOAC 1995). Parameter yang dianalisis ini mengacu pada Celik (2000), yaitu bilangan asam (10,15 mg KOH/gr), asam lemak bebas (4,6%), bilangan penyabunan (187,4 mg KOH/gr), serta mengacu pada IFOMA (International Fishmeal and Oil Manufacturers Association), yaitu asam lemak bebas (1-7%), dan bilangan peroksida (3-20 meq/kg). Kandungan asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan sebelum diekstraksi dilakukan analisis asam lemak omega-3 menggunakan Gas Chromatography (GC) (AOAC 1984 butir 28.060/GC). Hasil analisis asam lemak yang diperoleh dibandingkan dengan penelitian Dewi (1996), yaitu kandungan omega-3 (29,68%) dengan EPA (15,15%) dan DHA (11,36%), serta penelitian Estiasih et al. (2005) dengan EPA (11,71%) dan DHA (9,11%). 3.3.3 Proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan dengan fluida CO 2 superkritik Proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan dengan fluida CO 2 superkritik dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Kondisi sampel sebelum ekstraksi Sampel yang akan digunakan untuk proses ekstraksi, yaitu minyak ikan yang sudah disaring dengan kertas Whatman 40 (Setha 1996), dan disimpan pada wadah yang tidak tembus cahaya dengan suhu di bawah 0 o C (Boran et al. 2006). 2. Penentuan tekanan dan suhu ekstraksi Proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan lemuru dengan fluida CO 2 superkritik terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap proses dan tahap flushing. Skema unit alat ekstraksi fluida CO 2 superkritik terdapat pada Lampiran 2. Prosedur operasional standar ekstraksi dengan fluida CO 2 superkritik dapat dilihat pada Lampiran 3. Jumlah bahan baku minyak ikan yang dimasukkan 20

21 setiap ekstraksi sebanyak 200 gram. Kondisi proses ekstraksi dijaga kestabilannya dan dicatat setiap 15 menit. Proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan dengan fluida CO 2 superkritik dilakukan dengan 2 variasi tekanan dan suhu ekstraksi, yaitu tekanan 3500 psi dan 4000 psi serta suhu 40 o C dan 50 o C yang mengacu pada penelitian Lopes et al. (2011) dengan modifikasi. Tekanan dan suhu pemisahan atau separasi setelah proses ekstraksi adalah tekanan 500 psi dan suhu 30 o C. Lama proses berlangsung 4 jam, pada laju alir 5,5 liter/menit yang mengacu pada penelitian Rizvi (1999) dan Utami (2004). Kondisi proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan lemuru dengan fluida CO 2 superkritik dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Kondisi proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan lemuru dengan fluida CO 2 superkritik PE (psi) TE ( o C) 40 50 PS (psi) TS ( o C) Laju alir CO 2 Waktu Proses 3500 U 1 U 2 U 1 U 2 500 30 5,5 liter/menit 4 jam 4000 U 1 U 2 U 1 U 2 Keterangan PE : Tekanan Ekstraktor TE : Suhu Ekstraktor PS : Tekanan Separator TS : Suhu Separator U : Ulangan Konsentrat asam lemak omega-3 minyak ikan lemuru hasil ekstraksi dimasukkan dalam wadah botol gelap yang tidak tembus cahaya dan tertutup rapat. Kemudian disimpan pada suhu di bawah 0 o C sampai dilakukannya analisis. 3.3.4 Analisis konsentrat asam lemak omega-3 beserta kandungan asam lemak omega-3 Analisis konsentrat asam lemak omega-3 meliputi analisis asam lemak dengan Gas Chromatography (GC) (AOAC 1984 butir 28.060/GC) untuk mengetahui kandungan asam lemak omega-3, analisis asam lemak bebas (AOAC 1995), dan bilangan peroksida (AOAC 1995). Parameter yang dianalisis mengacu pada IFOMA (International Fishmeal and Oil Manufacturers Association) tentang standar minyak ikan konsumsi. 21

22 3.4 Prosedur Pengujian Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini untuk menguji mutu minyak ikan sebelum ekstraksi dengan fluida CO 2 superkritik dan analisis konsentrat asam lemak omega-3 minyak ikan hasil ekstraksi dengan fluida CO 2 superkritik. Analisis mutu minyak ikan hasil samping pengalengan lemuru meliputi analisis asam lemak, analisis bilangan asam dan asam lemak bebas, analisis penyabunan, dan analisis bilangan peroksida. Analisis konsentrat asam lemak omega-3 minyak ikan hasil ekstraksi meliputi analisis asam lemak, analisis asam lemak bebas dan analisis bilangan peroksida. Selain itu juga dilakukan perhitungan rendemen dan solubilitas konsentrat asam lemak omega-3 minyak ikan hasil ekstraksi. 3.4.1 Rendemen (Sahena et al. 2010) Rendemen konsentrat asam lemak omega-3 ditentukan dengan membandingkan bobot (g) hasil ekstraksi yang diperoleh terhadap bobot (g) minyak ikan yang digunakan dikalikan 100%. Rendemen (%) = 3.4.2 Solubilitas (Sahena et al. 2010) Solubilitas konsentrat asam lemak omega-3 dalam CO 2 ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Solubilitas (g/kg CO 2 ) = 3.4.3 Analisis total asam lemak omega-3 (AOAC 1984 butir 28.060/GC) Sebanyak 20-30 mg contoh minyak ditimbang dalam tabung bertutup teflon. Lalu ditambahkan 1 ml NaOH 0,5 N dalam metanol dan dipanaskan dalam penangas air selama 20 menit. Selanjutnya ditambahkan 2 ml BF 3 20%, dipanaskan lagi selama 20 menit. Setelah dingin, kemudian ditambahkan 2 ml NaCl jenuh dan 1 ml isooctane dikocok dengan baik. Lapisan isooctane dipindahkan dengan bantuan pipet tetes ke dalam tabung yang berisi sekitar 0,1 g Na 2 SO 4 anhidrat, dibiarkan 15 menit. Fase cair dipisahkan dan selanjutnya diinjeksikan ke kromatografi gas. 22

23 Kandungan komponen asam lemak (%) = A x x C standar x V contoh x 100 % A s 100 gram contoh 3.4.4 Bilangan asam dan kadar asam lemak bebas (AOAC 1995) Prinsip bilangan asam dan asam lemak bebas adalah pelarutan contoh lemak atau minyak dalam pelarut organik tertentu (alkohol netral 96%) dilanjutkan dengan penitaran dengan basa (NaOH atau KOH). Contoh yang akan diuji, ditimbang sebanyak 5-10 gram di dalam erlenmeyer 250 ml, lalu ke dalam contoh ditambahkan alkohol netral 96% sebanyak 25 ml dan dipanaskan sampai mendidih. Larutan ditambahkan 2 tetes indikator PP, kemudian dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N hingga berwarna merah muda (konstan selama 15 detik). Bilangan asam (mg KOH/gram sampel) = Kadar asam lemak bebas (%) = Keterangan : V = Volume KOH untuk titrasi contoh (ml) T = Normalitas larutan KOH M = Bobot molekul asam dominan (asam oleat 282) m = Bobot contoh (gram) 56,1 = Bobot molekul KOH 3.4.5 Bilangan penyabunan (AOCS Cd 3-25 1997) Prinsip bilangan penyabunan adalah asam lemak terikat (trigliserida) dan asam lemak bebas (FFA) bereaksi dengan basa (KOH/NaOH) membentuk sabun, gliserol dan air. a. Timbang sampel minyak sebanyak 1-2 g. Tambahkan 50 ml KOH beralkohol dengan menggunakan pipet kering b. Siapkan blanko dengan cara yang sama, tetapi tidak menggunakan lemak atau minyak 23

24 c. Sambungkan ke kondensator dan didihkan dengan perlahan hingga seluruh sampel tersaponifikasi. Untuk sampel yang bersifat formal biasanya proses ini membutuhkan waktu selama 1 jam. d. Setelah labu dan kondensor mendingin, tetapi belum berubah bentuk menjadi gel, cuci bagian dalam kondensor dengan menggunakan akuades. Lepaskan kondensor, tambahkan 1 ml indikator fenolftalein dan titrasi dengan menggunakan HCL 0,5 N sampai warna merah muda menghilang. Tulis volume HCL 0,5 N yang dibutuhkan untuk titrasi. Bilangan penyabunan (mg KOH/g sampel) = Keterangan : B S N W = Volume HCL 0,5 N untuk titrasi blanko (ml) = Volume HCL 0,5 N untuk titrasi contoh (ml) = Normalitas larutan HCL = Bobot sampel 3.4.6 Bilangan peroksida (AOAC 1995) Analisis bilangan peroksida dilakukan dengan menimbang 5 gram contoh dalam Erlenmeyer 250 ml kemudian ditambahkan 30 ml pelarut (60% asam asetat dan 40% kloroform) dan dikocok sampai sampel larut. Selanjutnya ditambahkan 0,5 ml KI jenuh kemudian didiamkan selama 2 menit di ruang gelap sambil sekali-kali dikocok. Tambahkan 30 ml aquades, kemudian titrasi dengan Natriumthiosulfat 0,01 N. Perhitungkan sebagai berikut : Bilangan peroksida (meq/kg) = Analisis terhadap blanko dilakukan dengan cara yang sama. Sampel diganti dengan akuades sebagai blanko. 3.5 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial, yakni menunjukkan pengaruh perlakuan tekanan dan suhu ekstraksi, 24

25 serta interaksi keterkaitan antara tekanan dan suhu ekstraksi. Setiap interaksi perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kali ulangan. Model Rancangan Acak Lengkap Faktorial adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie 1991) : Keterangan : Y ijk =µ + α i + β j + (αβ) ij + ɛ ijk Y ij = Pengamatan pada satuan percobaan ke k yang memperoleh kombinasi perlakuan taraf ke i dari faktor α dan taraf ke j dari faktor ß. µ = Mean populasi α i β j (αβ) ij Ɛ ijk = Pengaruh taraf ke i dari faktor α = Pengaruh taraf ke j dari faktor ß = Pengaruh taraf ke i dari faktor α dan taraf ke j dari faktor ß = Pengaruh acak satuan ke k yang memperoleh kombinasi perlakuan Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam oneway ANOVA untuk melihat pengaruh terhadap paramater yang diuji. Apabila hasil analisis ragam memberikan pengaruh yang nyata (tolak Ho), maka dilakukan dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT), untuk melihat adanya perbedaan dari masingmasing perlakuan yang diberikan. Rumus pengujian dengan Uji BNT adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie 1991): BNT = t α (dbs) Keterangan : n = Ulangan dbs = Derajat bebas sisa α = 0,05 kts = Kuadrat tengah sisa Data hasil rendemen dan solubilitas konsentrat asam lemak omega-3 minyak ikan, kandungan asam lemak omega-3 (EPA dan DHA), kadar asam lemak bebas, dan bilangan peroksida dianalisis menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 13.0. 25