BAB I - PENDAHULUAN ::.

dokumen-dokumen yang mirip
LAKIP PENGADILAN NEGERI BANDUNGKELAS. 1A KHUSUS

BAB I - PENDAHULUAN ::.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI SIBOLGA TAHUN

KATA PENGANTAR. Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

A. RENCANA STRATEGIS

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KATA PENGANTAR. Majalengka, 04 Januari 2016 Ketua Pengadilan Negeri Majalengka KHADWANTO, SH. NIP

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI KEDIRI

TAHUN ANGGARAN Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

TAHUN ANGGARAN Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

P E N G AD I L AN N E G E R I S U K AB U M I

PENGADILAN NEGERI SEKAYU

TAHUN ANGGARAN Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RL/LAKIP 2011/PTA Samarinda-2012

(LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

JALAN MERDEKA LINGKUNGAN I NOMOR 497, SEKAYU. : : WEBSITE TELEPON/ FAKSIMILI : /

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2015

KATA PENGANTAR. Bandung, Februari 2015 Ketua, TTD. Pontas Efendi, S.H., M.H. NIP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Pengadilan Agama Sijunjung BAB I PENDAHULUAN

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Gorontalo merupakan

55 RANGKASBITUNG KAB. LEBAK PROVINSI BANTEN TLP./FAX (0252) PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG 1

PENGADILANN NEGERI SIBOLGA

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah

PENGADILAN NEGERI BANGLI LkjIP TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

dibidang Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Wonosari, merupakan lingkungan Peradilan Umum di bawah Mahkamah Agung

Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Agama Brebes, merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung Republik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKJIP ) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

REVIU RENSTRA

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANDUNG KELAS I A KHUSUS NOMOR :W11-U1/ /KP.05.6/SK/I/2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN

LKjIP. Pengadilan Negeri Cibinong Kelas IA. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA MIMIKA JL. YOS SUDARSO KM 4 NAWARIPI TIMIKA PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Barru, 20 Januari 2014 PENGADILAN NEGERI BARRU Wakil Ketua K A Y A T, SH, MH NIP

PERNYATAAN PENETAPANKINERJA PENGADILAN NEGERI KELAS 1A BANDUNG RENCANA KINERJA TAHUN2017

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KATA PENGANTAR. dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Review Dokumen Rencana Strategis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran. Pengadilan Negeri Palangka Rayadalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya,

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN NEGERI MAJENE

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JAKARTAA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas merupakan landasan yang ideal dalam mewujudkan cita-cita kehidupan

PENGADILAN NEGERI SEKAYU

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping 1

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) HASIL REVIU TAHUN

PENGADILAN NEGERI SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN JL. A. YANI NO. 99 PROCOT, SLAWI

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA SOLOK. Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PENGADILAN NEGERI MAJENE TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PENGADILAN NEGERI PASURUAN. Website:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2013

menjadi kewenangan Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan Tindak Pidana Korupsi Yogyakarta Kelas IA. Pengadilan Negeri, Hubungan Industrial dan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKJIP ) TAHUN 2015

Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

KATA PENGANTAR. Cibinong, 17 Januari 2017 Ketua Pengadilan Negeri Cibinong BARITA SINAGA, S.H., M.H. NIP

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JENEPONTO RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Reviuw Renstra Pengadilan Agama Tebing Tinggi BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN HASIL REVIU PENGADILAN NEGERI BANGLI. Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 61

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L K j I P 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Jl. Ir. H. Juanda No. 11 A Pasuruan

KATA PENGANTAR. Ponorogo, 26 Januari 2013 KETUA PENGADILAN NEGERI PONOROGO M U S L I M, SH. NIP

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

PENGADILAN AGAMA DEMAK

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI SEMARAPURA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN NEGERI WONOSARI JALAN TAMAN BHAKTI NO.01 WONOSARI, GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon

Pengadilan Agama Pasuruan merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah. keadilan. Pengadilan Agama Pasuruan sebagai kawal depan Mahkamah Agung

PENGADILAN AGAMA KRUI Jl. Mawar No. 10 Way Mengaku, Telp: Website : www. pa-krui.go.id

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR

Purwodadi, 29 Januari 2016 KETUA PENGADILAN NEGERI PURWODADI R.HENDRAL,SH.MH NIP H a l i

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN ::. 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran. Kesemuanya harus terangkum dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkahlangkah pada tahun berikutnya. Selain itu laporan tahunan yang disusun secara hirarki merupakan bahan untuk menyusun berbagai kebijaksanaan sehingga dapat ditarik satu langkah yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan pasal 24 ayat (2) UndangUndang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh Mahkamah Konstitusi. Dengan amandemen UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, khususnya Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan penting terhadap penyesuaian tersebut, lahirlah UndangUndang Nomor 4 Tahun 4 jo UndangUndang Nomor 48 Tahun 2010 tentang Kekuasaan Kehakiman dan UndangUndang Nomor 5 Tahun 4 tentang Mahkamah Agung. Berdasarkan pasal 21 ayat (2) UndangUndang Nomor 48 Tahun 2010 tentang Kekuasan Kehakiman disebutkan bahwa Ketentuan mengenai organisasi, administrasi dan finansial badan peradilan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk masingmasing lingkungan peradilan diatur dalam undangundang sesuai dengan kekhususan lingkungan peradilan masingmasing. Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut,

lahirlah apa yang disebut dengan peradilan satu atap. Sebagai realisasi dari pasal tersebut lahirlah UndangUndang Nomor 49 Tahun 2010 tentang perubahan kedua atas UndangUndang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum. Sebagai lembaga Pemerintah, Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung merupakan Pengadilan Tingkat Pertama dibawah kekuasaan Mahkamah Agung dan hal ini juga merupakan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menysusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkonsumsikan capaian kinerja Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung dalam satu tahun angggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya. UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, pasal 3 dinyatakan bahwa Asasasas umum Penyelenggaraan Negara meliputi Asas Kepastian Hukum, Asas Keterbukaan, Asas Proporsionalitas, Asas Profesionalitas dan Asas Akuntabilitas. Sedangkan untuk menciptakan good govermance diperlukan prinsipprinsip partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisensi dan efektifitas, serta profesionalisme. Kemudian prinsip akuntabilitas ditegaskan lagi dalam visi, misi dan program membangun Indonesia yang aman, adil dan sejahtera melalui program meningkatkan pengawasan untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan perbaikan kinerja aparatur Negara/pemerintah. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahun, disusun dengan mengacu pada Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor: 005/SEK/01/2010 tanggal 13 Januari 2010 dan sesuai Surat Menteri Pendayaguna Aparatur Negara Nomor: B/3302/M.PAN/12/8 tertanggal 10 Desember 8 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2011 serta DIKTUM KETIGA Instruksi Presiden Nomor : 5 Tahun 4 tentang

Penyusunan Dokumen Penetapan Kinerja mulai dari Pengadilan Tingkat Pertama keatas secara berjenjang dengan berdasarkan Indikator Kinerja Utama masingmasing. A. Tugas Pokok dan Fungsi 1. Tugas Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung merupakan lingkungan peradilan umum di bawah Mahkamah Agung RI sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakan Hukum dan Keadilan, Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung sebagai Pengadilan Tingkat Pertama di bawah Pengadilan Tinggi Jawa Barat yang menjadi kawal depan (Voorj post) Mahkamah Agung, bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus perkara yang masuk di tingkat pertama. 2. Fungsi Adapun fungsi dari Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung antara lain: Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkaraperkara yang menjadi kewenangan pengadilan dalam tingkat pertama. Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik menyangkut teknis yudicial, administrasi peradilan, maupun administrasi umum/perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pembangunan. Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan Jurusita/ Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya dan terhadap pelaksanaan administrasi umum kesekretariatan serta pembangunan. Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta.

Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan (teknis dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan, dan umum/perlengakapan). Fungsi Lainnya : Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/penelitian dan sebagainya serta memberi akses yang seluasluasnya bagi masyarakat dalam era keterbukaan dan transparansi informasi peradilan, sepanjang diatur dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 1 144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan sebagai pengganti Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor : 144/KMA/SK/VIII/7 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan. Dengan perubahan perundangundangan tersebut, maka Badan Peradilan Umum telah menambah tugas kewenangan baik dalam pengelolaan manajemen peradilan, administrasi peradilan maupun bidang teknis yustisial. B. Sistematika Penyajian Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan : menjelaskan tentang latar belakang, tugas dan fungsi, serta sistematika Penyajian. BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja : dijelaskan mengenai rencana strategis 20102014 dan rencana kinerja Tahun 2011 serta Perjanjian Kinerja (Dokumen Penetapan Kinerja) Tahun 2011. Pada bab ini rencana strategis Tahun 20102014 akan disampaikan visi dan misi, tujuan dan sasaran strategis, program utama dan kegiatan pokok. BAB III Akuntabilitas Kinerja : disajikan pengukuran kinerja (perbandingan antara target dan reaslisasi kinerja) dan analisis akuntabilitas kinerja (pencapaian sasaransasaran organisasi dengan pengungkapan dan penyajian dari hasilhasil pengukuran kinerja).

BAB IV Penutup : mengemukakan tujuan secara umum tentang keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung serta strategi pemecahan masalah. Kemudian disampaikan pula saransaran untuk peningkatan kinerja di tahun mendatang. Lampiran

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ::. 2.1 RENCANA STRATEGIS 20152019 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan stratejik lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan stratejik yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Pada prinsipnya setiap satuan kerja seharusnya mempunyai barometer untuk menilai sampai sejauh mana roda organisasi berjalan dengan baik atau tidak, apa hambatan dan tantangan serta tujuan yang belum tercapai. Para pegawai/staf juga mempunyai peranan yang sama dalam memajukan dan menjalankan roda organisasi tersebut, sehingga kualitas kinerja pegawai dimaksud, adalah merupakan suatu yang mutlak demi maksimalnya pelayanan (cleint service), baik internal maupun secara eksternal kepada (para pencari keadilan). Kualitas keterampilan (skill) pegawai/staf selaku pelaksana tugas dan karya tentunya harus dimulai dari diri sendiri yang bertekad untuk menigkatkan kualitas pribadi dalam menunjang tugas pokok dan fungsi masingmasing (SDM). Kami sadari sarana dan prasarana serta fasilitas tak kalah pentingnya guna mencapai tujuan tersebut yang sekarang ini masih terbatas. Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan keinginan nyata pemerintah untuk melaksanakan good governance dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Salah satu unsur pokok untuk terwujudnya sistem akuntabilitas pada pelaksanaan tugas pokok Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung adalah terus tersusun dan terprogram setiap rencana kerja dalam suatu bentuk Rencana Stratejik (Renstra) dengan berbasis kinerja yang merupakan pedoman pelaksanaan Tupoksi,

sehingga segala bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dapat diatur secara terencana dan terukur, suatu perencanaan yang stratejik diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja sekaligus dapat meningkatkan pelayanan yang prima kepada masyarakat pencari keadilan. Penyusunan rencana dan program pada hakekatnya adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatankegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran/tujuan tertentu. Adapun sasaran/tujuan mengandung pengertian bahwa perencanaan berkaitan erat dengan perumusan kebijaksanaan. Sehubungan dengan itu perencanaan pada garis besarnya terdiri atas beberapa tahapan yang harus dilalui dan dilaksanakan oleh setiap lembaga/unit organisasi/instansi hingga di daerah sebagai berikut : Tahap persiapan rencana : 1. Tahap persiapan rencana yaitu mengidentifikasikan, menganalisa dan merumuskan masalah, merumuskan alternatif kebijaksanaan dan menetapkan kebijaksanaan. 2. Tahap penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran yaitu mengkoordinasikan penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran, memantapkan penjabaran sasaran dan anggaran, menetapkan sasaran dan anggaran, menjabarkan satuan ke dalam rancangan satuan, menetapkan rancangan kegiatan, sasaran dan anggaran. Adapun dasar penyusunan strategi tersebut dapat diimplementasikan melalui 4 strategi yaitu: 1. Strategi Stabilitas a. Strategi stabilitas bertujuan untuk menunjukan dan mempertegas arah bahwa kegiatan Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung, serta menghindar dari segala yang menjadi penghambat di masa lalu. b. Meningkatkan bahwa segala daya dan dana, diarahkan pada peningkatan efesiensi agar terwujud kondisi Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung pada posisi yang stabil dan berjalan sebagaimana yang diharapkan. 2. Strategi pembangunan Strategi ini berorientasi untuk menambah kegiatan dan skala prioritas bagi kegiatan oprasional Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung, dengan

melengkapi segala fasilitas yang kurang dengan mengusulkan penambahan anggaran modal untuk pembangunan Ruang Calon Hakim Magang Terpadu, Ruang Arsip, Ruang Panitera Pengganti dan Ruang Hakim yang memadai dalam DIPA tahun 2012 secara berkesinambungan. 3. Strategi efesiensi Strategi ini berorientasi kepada prioritas dengan memilah kebutuhan yang paling mendesak dan mendasar yang harus didahulukan serta pengurangan skala operasional Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung yang tidak mungkin lagi dipertahankan keberadaannya. 4. Strategi Pelayanan Publik Pembinaan pelayanan informasi dari Mahkamah Agung terhadap badan peradilan di bawahnya termasuk Peradilan Umum, merupakan salah satu indikator pembaharuan peradilan ke arah terwujudnya peradilan agung dan modern. Kebijakan pembinaan dalam bidang ini, merupakan keharusan sebagai implimentasi UndangUndang Nomor 14 Tahun 8 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan surat Keputusan Mahkamah Agung RI Nomor 1 144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan serta surat Keputusan Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Bidang Non Yudisial Nomor 01/WKMANY/SK/I/9 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Informasi pada Mahkamah Agung RI. Substansi kebijakan pada Surat Keputusan Mahkamah Agung RI tersebut, telah mengatur secara jelas informasi peradilan apa yang boleh dan yang harus tetap dirahasiakan, pelaksanaan pelayanan informasi, pengumuman informasi, tata cara pelayanan informasi, tata cara penanganan keberatan terhadap pelayanan informasi, dan tata cara pelaporan. 5. Strategi kombinasi Strategi ini merupakan perpaduan dari keempat kombinasi di atas. Dengan tetap memperioritaskan program mana yang harus didahulukan karena adanya keterbatasan dana dan sarana tetap memegang prinsip proposionalitas. Kemudian rencana strategis Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung ini didorong oleh visi yang jelas dan serangkaian tujuan, prinsip dan target startegis, langkah yang harus diambil dalam menghadapi tantangan dan hambatan dengan

penuh keteguhan dan usaha yang terus menerus/berkesinambungan dan strategi yang efektif. Rencana strategis ini dengan program yang terkait, memberi inisiatif awal dengan berbagai tantangan dan masalah yang akan diatasi. Tantangan utama meliputi : 1. Memelihara kepercayaan masyarakat di wilayah hukum Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung terhadap sistem peradilan khususnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Peradilan Umum. a. Kepercayaan dan keyakinan dalam sistem peradilan di Indonesia pada umumnya telah terkikis disebabkan kelambanan dalam penyelesaian perkara, persepsi tentang korupsi, kolusi dan nepotisme, dan akses terbatasnya pada pelayanan peradilan, solusi efektif untuk masalah tersebut adalah membuat pola dasar dimana kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan bisa kembali pulih. b. Rencana strategis akan memberi prioritas pada sistem dan prosedur peradilan, perbaikan institusi serta sumber daya manusia atau operasional manajemen yang langsung mempengaruhi efesiensi pemberian pelayanan informasi publik pada peradilan, pada kejujuran dan ketidakberpihakan dari putusan pengadilan. Transparan dan integritas dari proses peradilan dan perlindungan kerahasiaan jika diperlukan. c. Lebih jauh program ini akan menyatukan dan mengkoordinasikan berbagai unsur program melalui pendekatan holistik sehingga perwujudan dari visi dan misi dapat dicapai dengan target secara maksimal. 2. Rencana strategis akan memerlukan sumber daya tetapi dapat dicapai dalam konteks keterbatasan kemampuan sumber daya yang tersedia. Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung berusaha untuk memperioritaskan pembangunan sistem peradilan dalam anggaran yang tersedia, di samping itu Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung akan memobilisasi dan menggunakan secara efisien semua sumber daya internal dan eksternal dalam operasional rutin guna mencapai misi, tujuan dan target yang telah ditetapkan.

Dari rencana strategis di atas, kunci keberhasilan pembangunan yang dirumuskan melalui Rencana Strategis Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung kedepan dapat dirumuskan dalam 4 aspek yaitu: 1. Ketenagaan mencakup: a. Penambahan jumlah tenaga teknis dan tenaga administrasi b. Peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan. c. Penataan kembali sistem pembinaan karir pegawai menurut alur karir yang ada. d. Pengenaan Punishment dan Reward atas suatu pencapaian Kinerja, berupa pengenaan sanksi tertentu dan penghargaan atas keberhasilan suatu kinerja (pegawai teladan) e. Penggunaan teknologi informasi dalam sistem pelaporan dan administrasi (SAPK, SABMN, SAKPA, SIADPA pola Bindalmin) 2. Sarana mencakup : a. Pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan yang nyata. b. Pengembangan perpustakaan melalui koleksi buku, sarana dan prasarana, berikut sistem pelayanannya melalui sistem aplikasi. c. Peningkatan jumlah anggaran melalui DIPA sesuai dengan rencana kebutuhan fisik Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung. 3. Ketatalaksanaan mencakup : a. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku secara optimal. b. Melaksanakan program Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung yang telah disusun dengan tetap berdasarkan kepada ketentuan undangundang, peraturan pemerintah, SEMA, juklak dan juknis yang ada. 4. Hukum materil mencakup : a. Penelaahan dan inventarisasi materi hukum. b. Memasyarakatkan hukum yang berlaku melalui sosialisasi dan dialog terhadap masyarakat umum khususnya para pencari keadilan.

2.2 Visi dan Misi Visi Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung mengusung citacita dan citra yang ingin diwujudkan Mahkamah Agung yakni TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG dengan menuangkan dalam visi Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung sebagai berikut: MEWUJUDKAN PENGADILAN NEGERI KLS. 1A KHUSUS BANDUNG SEBAGAI LEMBAGA PERADILAN YANG MANDIRI DALAM PENEGAKAN HUKUM UNTUK MEWUJUDKAN BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG Misi Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung menetapkan misi sebagai berikut: 1. Menjaga kemandirian pengadilan 2. Meningkatkan kinerja pelayanan hukum yang berkeadilan bagi pencari keadilan 3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia pengadilan 4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi pengadilan 2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu hingga 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan strategis, Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung akan dapat secara tepat mengevaluasi dan mengukur sejauhmana visi dan misi telah dicapai yang disusun berdasarkan visi dan misi organisasi. Adapun isu strategis Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung adalah peningkatan pelayanan peradilan. Adapun tujuan strategis yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya kinerja pengadilan dengan lebih efektif dan efisien 2. Meningkatnya akuntabilitas dan transparansi pengadilan guna meraih kepercayaan publik

3. Tercapainya pelayanan hukum yang berkualitas, etis, terjangkau dan biaya ringan bagi masyarakat serta mampu menjawab panggilan pelayanan publik Penetapan sasaran tersebut diarahkan kepada pencapaian visi dan misi pada Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung. Dengan demikian keberhasilan pencapaian sasaran ini akan menghasilkan terwujudnya visi dan misi Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung yang sudah dirumuskan dalam renstra (rencana strategis). A. RENCANA KINERJA TAHUNAN 2015 Pada Tahun 2015, Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung telah memiliki rencana kinerja yang tergambar dalam tabel berikut :

RENCANA KINERJA TAHUNAN Unit Organisasi : Pengadilan Negeri Kls 1A Bandung Tahun Anggaran : 2015 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Prosentase Penanganan Administrasi Perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak i Pidana Cepat 1 Peningkatan Pelaksanaan Tertib Administrasi dan Kearsipan Perkara a. II. PERDATA 1. Tipiring 2. Lalu Lintas i. Permohonan Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak i Perselisihan Kepentingan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 90% 90% 90% iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 90% IV. TIPIKOR 80%

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET b. Prosentase file elektronik putusan perkara yang diarsipkan dalam Database I. PIDANA II. III. IV. i. Pidana Singkat i PERDATA Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas i. Permohonan PHI Gugatan i. Perselisihan Hak i Perselisihan Kepentingan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR 90% 90% 90% 90% 80%

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET c. Prosentase file elektronik putusan perkara yang dipublikasikan melalui Direktori Putusan I. PIDANA II. III. IV. i. Pidana Singkat i PERDATA Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas i. Permohonan PHI Gugatan i. Perselisihan Hak i Perselisihan Kepentingan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR 70% % 75% % 75% 75% 80%

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Prosentase pengajuan upaya hukum secara lengkap melalui Direktori Putusan I. PIDANA i. Pidana Singkat d. e. II. III. IV. i PERDATA Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas i. Permohonan PHI Gugatan i. Perselisihan Hak i Perselisihan Kepentingan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR Jumlah pelaporan / pengarsipan Manual di Kepaniteraan Hukum I. Pelaporan i. Laporan Bulanan Laporan Empat Bulanan i Laporan Enam Bulanan iv. Laporan Tahunan II. Arsip Pidana i. Pidana Singkat Pidana Biasa i Pidana Cepat III. Arsip Perdata i. Gugatan Permohonan IV. Arsip Pidana Tipikor 90% 90% 90% 90% 90%

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Prosentase penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak i Pidana Cepat 1. Tipiring 2 Peningkatan Penyelesaian Perkara a. II. PERDATA 2. Lalu Lintas i. Permohonan Gugatan 40% III. PHI i. Perselisihan Hak 75% Perselisihan Kepentingan 75% i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 75% iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 75% IV. TIPIKOR 90%

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Prosentase perkara dengan putusan lengkap saat dibacakan I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak i Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas b. II. PERDATA i. Permohonan Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak 90% Perselisihan Kepentingan 90% i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 90% iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 90% IV. TIPIKOR 80%

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET c. Prosentase Minutasi Perkara dalam jangka waktu maksimal 14 Hari I. PIDANA II. III. IV. i. Pidana Singkat i PERDATA Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas i. Permohonan PHI Gugatan i. Perselisihan Hak i iv. TIPIKOR Perselisihan Kepentingan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan % 40% 85% 85% 85% 85% 75%

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 3 Peningkatan Efektivitas Penyelesaian Perkara Perdata melalui Mediasi d. Prosentase Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 Hari I. PIDANA II. III. IV. i. Pidana Singkat i PERDATA Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas i. Permohonan PHI Gugatan i. Perselisihan Hak i iv. TIPIKOR Perselisihan Kepentingan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 85% 85% 85% 85% 80% a. Jumlah Mediasi yang berhasil 4% b. Prosentase Mediasi yang berhasil dengan Akta Perdamaian 4%

NO 4 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) a. b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. I. PIDANA II. III. IV. i. Pidana Singkat i PERDATA Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas i. Permohonan PHI Gugatan i. Perselisihan Hak i Perselisihan Kepentingan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR Pelayanan Lainnya i. Pencatatan Pendaftaran Akta Notaris Pembuatan Catatan Penolakan Warisan i Pembuatan Legalisasi Surat Pernyataan Ahliwaris iv. Pencatatan Akta dibawah tangan v. Pembuatan Surat Keterangan vi. Legalisir bukti Perkara v Pendaftaran Surat Kuasa Perkara Perdata/Pidana vi Surat Izin Insidentil ix. Melayani Mahasiswa yang mencari data 10% 10% 85% 85% 85% 85% 90%

NO 5 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 6 Meningkatnya kualitas pengawasan a. b. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. Adapun mengenai uraian Penetapan Kinerja sama dengan (conform) dengan Rencana Kinerja Tahunan.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ::. 3.1 PENGUKURAN KINERJA Pengukuran kinerja kegiatan yaitu mengukur tingkat capaian kinerja kegiatan yang dimulai dengan menetapkan indikator kinerja kegiatan berdasarkan kelompok inputs, outputs, outcomes, benefits dan impacts; menentukan satuan setiap kelompok indikator; menetapkan rencana tingkat capaian (target), mengetahui realisasi indikator kinerja kegiatan;menghitung rencana dan realisasi untuk mendapatkan prosentasenya. Pada Tahun 2011 Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung mempunyai 9 (sembilan) Sasaran Strategis dan semuanya sudah direalisasikan. Hasil pengukuran kinerja masingmasing sasaran akan diuraikan sebagai berikut:

NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA Target Realisas i Capai an (%) Prosentase Penanganan Administrasi Perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak 1600 662 12 40 47 i Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas 34 85.000 9 54.936 60 1 Peningkatan Pelaksanaan Tertib Administrasi dan Kearsipan Perkara a. II. III. PERDATA i. Permohonan PHI Gugatan i. Perselisihan Hak i Perselisihan Kepentingan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 0 0 275 9 100 100 1 54 51 75 iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 1 75 IV. TIPIKOR 160 110 68,75

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Realisas i Capai an (%) Prosentase file elektronik putusan perkara yang diarsipkan dalam Database I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 1600 260 20 2. Anak i Pidana Cepat 1. Tipiring 34 9 2. Lalu Lintas 85.000 54.936 60 II. PERDATA i. Permohonan 0 272 54 b. III. PHI Gugatan 0 54 10 i. Perselisihan Hak 100 Perselisihan Kepentingan 100 i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 100 IV. iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR 100 160 40,00

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Realisas i Capai an (%) Prosentase file elektronik putusan perkara yang dipublikasikan melalui Direktori Putusan I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 1600 5 45 2. Anak 12 45 i Pidana Cepat 1. Tipiring 34 9 2. Lalu Lintas 85.000 54.930 60 II. PERDATA i. Permohonan 3 272 77 Gugatan 2 54 21 c. III. PHI i. Perselisihan Hak 1 120 80 IV. Perselisihan Kepentingan i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR 1 1 1 80 1 100 36 85 66 33 45,00

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Realisas i Capai an (%) Prosentase pengajuan upaya hukum secara lengkap melalui Direktori Putusan I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 47 10 15 2. Anak 10 i Pidana Cepat 1. Tipiring 9 2. Lalu Lintas 54.936 II. PERDATA i. Permohonan Gugatan 100 2 2 d. III. PHI i. Perselisihan Hak 15 30 Perselisihan Kepentingan 15 30 i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 20 40 IV. iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR 20 15 2 30 10,00

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Realisas i Capai an (%) e. Jumlah pelaporan / pengarsipan Manual di Kepaniteraan Hukum I. Pelaporan i. Laporan Bulanan Laporan Empat Bulanan i Laporan Enam Bulanan iv. Laporan Tahunan II. Arsip Pidana i. Pidana Singkat Pidana Biasa i Pidana Cepat III. Arsip Perdata i. Gugatan Permohonan IV. Arsip Pidana Tipikor 12 3 2 1 1512 64 342 400 164 5 1 756 32 121 33

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Realisas i Capai an (%) Prosentase penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 1600 559 35 2. Anak 12 45 i Pidana Cepat 1. Tipiring 34 9 2. Lalu Lintas 85.000 54.936 60 II. PERDATA 2 Peningkatan Penyelesaian Perkara a. III. i. Permohonan PHI Gugatan 0 272 54 54 27 i. Perselisihan Hak Perselisihan Kepentingan i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 100 IV. iv. TIPIKOR Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 100 100 20 20,00

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Realisas i Capai an (%) Prosentase perkara dengan putusan lengkap saat dibacakan I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa i 1. Dewasa 2. Anak Pidana Cepat 1600 559 12 35 45 II. PERDATA 1. Tipiring 2. Lalu Lintas 34 85.000 9 54.936 60 i. Permohonan Gugatan 0 193 38 b. III. PHI 0 244 48 i. Perselisihan Hak Perselisihan Kepentingan 1 1 75 75 i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 165 82,5 IV. iv. TIPIKOR Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 100 1 62,5

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Realisas i Capai an (%) Prosentase Minutasi Perkara dalam jangka waktu maksimal 14 Hari I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa i 1. Dewasa 2. Anak Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas 1600 34 85.000 559 12 9 54.936 35 45 60 II. PERDATA i. Permohonan 2 193 77 c. III. PHI Gugatan 122 61 i. Perselisihan Hak Perselisihan Kepentingan 100 1 62,5 i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 1 75 IV. iv. TIPIKOR Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 80 100 12 15,00

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Realisas i Capai an (%) Prosentase Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 Hari I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa i 1. Dewasa 2. Anak Pidana Cepat 1600 559 12 35 45 II. PERDATA 1. Tipiring 2. Lalu Lintas 34 9 d. III. i. Permohonan PHI Gugatan 0 0 275 122 54 24 i. Perselisihan Hak Perselisihan Kepentingan 1 135 62,5 67,5 i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 1 75 iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 100 IV. TIPIKOR 100 82 82,00

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Realisas i Capai an (%) 3 Peningkatan Efektivitas Penyelesaian Perkara Perdata melalui Mediasi a. Jumlah Mediasi yang berhasil 24 10 41 b. Prosentase Mediasi yang berhasil dengan Akta Perdamaian 20 9 45

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target Realisas i Capai an (%) Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa i 1. Dewasa 2. Anak Pidana Cepat 1 4 Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) a. II. III. PERDATA 1. Tipiring 2. Lalu Lintas i. Permohonan PHI Gugatan i. Perselisihan Hak Perselisihan Kepentingan i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja IV. iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR 20 13 65,00

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Realisas Target i Capai an (%) Pelayanan Lainnya i. Pencatatan Pendaftaran Akta 1851 923 Notaris Pembuatan Catatan 18 12 60 Penolakan Warisan i Pembuatan Legalisasi 13 3 30 Surat Pernyataan Ahliwaris 42 18 40 b. iv. Pencatatan Akta dibawah tangan v. Pembuatan Surat Keterangan 120 446 2264 64 223 1132 vi. Legalisir bukti Perkara v Pendaftaran Surat Kuasa Perkara 28 3 14 1 Perdata/Pidana vi Surat Izin Insidentil 5 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. ix. Melayani Mahasiswa Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 10 6 Meningkatnya kualitas pengawasan a. b. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. 7 4 60 7

3.2 ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA Analisis pencapaian kinerja pada dasarnya diarahkan untuk mengukur tingkat keberhasilan visi yang telah ditetapkan dan dijabarkan dalam misi. Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatannya. Oleh karena itu maka analisis pencapaian kinerja selanjutnya secara rinci dilaksanakan berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatankegiatan yang telah ditetapkan. Usahausaha terus dilakukan untuk meningkatkan pencapaian visi dan misinya menyusun perencanaan yang lebih matang dan terpadu mengalokasikan dana kepada kegiatan yang sangat prioritas dengan pengalokasian dana merujuk kepada rencana hasil yang akan didapat. Selanjutnya melalui peningkatan koordinasi dengan pihakpihak terkait dan peningkatan profesionalisme kerja terus menerus dilakukan. Dengan adanya peningkatan kualitas SDM, sarana prasarana, dan dukungan dari semua pihak diharapkan kinerja Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung dapat meningkat. 3.3 ANALISIS CAPAIAN KINERJA Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : Sasaran 1 : Peningkatan Pelaksanaan Tertib Administrasi dan Kearsipan Perkara Sasaran ini merupakan upaya untuk memaksimalkan peran pengadilan dalam rangka penyelesaian perkara perdata umum. Adapun perkara perdata khusus (Hubungan Industrial) proses mediasi dilakukan sebelum perkara itu didaftarkan ke pengadilan. Proses mediasi pada perkara perdata Hubungan Industrial dilakukan dengan mediator dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota dimana perselisihan Hubungan Industrial itu terjadi. Pencapaian sasaran ini sebagaimana tabel dibawah ini:

1. a. Prosentase Penanganan Administrasi Perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) Prosentase Penanganan Administrasi Perkara melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak 1600 662 12 40% 47% i Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas 34 85.000 9 54.936 % 60% Penjelasan :

II. PERDATA 0 275 54% i. Permohonan 0 9 51% Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak 100 % Perselisihan Kepentingan 100 % i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 1 75% iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 1 75% IV. TIPIKOR 160 110 68,75% Penjelasan :

1. b. Prosentase file elektronik putusan perkara yang diarsipkan dalam Database INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) Prosentase file elektronik putusan perkara yang diarsipkan dalam Database I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak 1600 260 20 i Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas 34 85.000 9 54.936 60 Penjelasan :

II. PERDATA i. Permohonan 0 272 54 Gugatan 0 54 10 III. PHI i. Perselisihan Hak 100 Perselisihan Kepentingan 100 i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 100 IV. iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR 100 160 40,00 Penjelasan :

1. c. Prosentase file elektronik putusan perkara yang dipublikasikan melalui Direktori Putusan INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capai an (%) Prosentase file elektronik putusan perkara yang dipublikasikan melalui Direktori Putusan I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak 1600 5 12 45 45 i Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas Penjelasan : 34 85.000 9 54.930 60

II. PERDATA i. Permohonan 3 272 77 Gugatan 2 54 21 III. PHI i. Perselisihan Hak 1 120 80 Perselisihan Kepentingan 1 1 85 i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 1 100 66 IV. iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR 1 80 36 33 45,00 Penjelasan :

1. d. Prosentase pengajuan upaya hukum secara lengkap melalui Direktori Putusan INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) Prosentase pengajuan upaya hukum secara lengkap melalui Direktori Putusan I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak 47 10 10 15 i Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas 9 54.936 Penjelasan :

II. PERDATA i. Permohonan Gugatan 100 2 2 III. PHI i. Perselisihan Hak 15 30 Perselisihan Kepentingan 15 30 i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 20 40 IV. iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR 20 15 2 30 10,00 Penjelasan :

1. e. Jumlah pelaporan / pengarsipan Manual di Kepaniteraan Hukum INDIKATOR KINERJA Target Realisas i Capaian (%) Jumlah pelaporan / pengarsipan Manual di Kepaniteraan Hukum I. Pelaporan i. Laporan Bulanan Laporan Empat Bulanan i Laporan Enam Bulanan iv. Laporan Tahunan II. Arsip Pidana i. Pidana Singkat Pidana Biasa i Pidana Cepat III. Arsip Perdata i. Gugatan Permohonan IV. Arsip Pidana Tipikor 12 3 2 1 1512 64 342 400 164 5 1 756 32 121 33 Penjelasan : Sasaran 2 : Peningkatan Penyelesaian Perkara Penetapan sasaran ini merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung, terlaksananya pelayanan hukum dengan baik bagi masyarakat adalah kewenangan yang diberikan UndangUndang yaitu menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan oleh pihak pihak yang berperkara. Untuk terselenggaranya tugas tersebut dan tercapainya sasaran tersebut diatas Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung menyusun strategi yang dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditentukan indikator kinerjanya. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

2. a. Prosentase penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) Prosentase penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 5 bulan I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak 1600 559 12 35 45 i Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas 34 85.000 9 54.936 60 Penjelasan :

II. PERDATA i. Permohonan 0 272 54 Gugatan 54 27 III. PHI i. Perselisihan Hak Perselisihan Kepentingan i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja 100 IV. iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR 100 100 20 20,00 Penjelasan :

2.b. Prosentase perkara dengan putusan lengkap saat dibacakan INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) Prosentase perkara dengan putusan lengkap saat dibacakan I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak 1600 559 12 35 45 i Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas 34 85.000 9 54.936 60 Penjelasan :

II. PERDATA i. Permohonan Gugatan 0 0 193 244 38 48 III. PHI i. Perselisihan Hak i Perselisihan Kepentingan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 1 1 165 1 75 75 82,5 62,5 IV. TIPIKOR 100 Penjelasan :

2.c. Prosentase Minutasi Perkara dalam jangka waktu maksimal 14 Hari INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) Prosentase Minutasi Perkara dalam jangka waktu maksimal 14 Hari I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 1600 559 35 2. Anak 12 45 i Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas 34 85.000 9 54.936 60 Penjelasan :

II. PERDATA III. i. Permohonan PHI Gugatan 2 193 122 77 61 i. Perselisihan Hak i Perselisihan Kepentingan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 80 100 1 1 100 12 62,5 75 15,00 Penjelasan :

2.d. Prosentase Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 Hari INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) Prosentase Pemberitahuan/Penyampaian Salinan Putusan dalam jangka waktu maksimal 14 Hari I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1600 559 35 1. Dewasa 12 45 2. Anak i Pidana Cepat 34 9 1. Tipiring Penjelasan :

II. PERDATA i. Permohonan 0 275 54 Gugatan 0 122 24 III. PHI i. Perselisihan Hak 1 62,5 Perselisihan Kepentingan 135 67,5 IV. i Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja iv. Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan TIPIKOR 100 1 100 82 75 82,00 Penjelasan :

Sasaran 3 : Peningkatan Efektivitas Penyelesaian Perkara Perdata melalui Mediasi Penetapan sasaran ini merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung, terlaksananya pelayanan hukum dengan baik bagi masyarakat adalah kewenangan yang diberikan UndangUndang yaitu menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan perkara yang diajukan oleh pihak pihak yang berperkara. Untuk terselenggaranya tugas tersebut dan tercapainya sasaran tersebut diatas Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung menyusun strategi yang dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditentukan indikator kinerjanya. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut : 3.a. Jumlah Mediasi yang berhasil INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) Jumlah Mediasi yang berhasil 24 10 41 Penjelasan :

3.b. Prosentase Mediasi yang berhasil dengan Akta Perdamaian INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) Prosentase Mediasi yang berhasil dengan Akta Perdamaian 20 9 45 Penjelasan :

Pada semua indikator kinerja utama sasaran ini menekankan tertibnya administrasi perkara. Hal mana telah dilakukan dan dipenuhi oleh Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung, terbukti dengan tidak adanya berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, ataupun Peninjauan Kembali yang dikembalikan karena kurangnya kelengkapan administrasi. Hal yang dilakukan sebelum berkas perkara yang dimohonkan Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali adalah dengan membuat Check List Kelengkapan Administrasi Perkara pada masingmasing berkas perkara, sehingga kekurangan administrasi yang mungkin terjadi dapat dipenuhi sebelum berkas tersebut dikirim. Tertib administrasi pun dilakukan pada saat berkas tersebut diterima, kemudian diregister, hingga mendapatkan penetapan majelis hakim dan penunjukan panitera pengganti, serta penetapan hari sidang. Dengan demikian proses beracara untuk perkaraperkara tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP). Kemudian dalam hal penyampaian pemberitahuan sidang dan pemberitahuan putusan segera dilakukan oleh Juru Sita/Juru Sita Pengganti setelah hari sidang ditetapkan atau berkas putusan tersebut diterima, dengan tetap memedomani ketentuan hukum acara. Sehingga penyampaian panggilan sidang dan pemberitahuan putusan dapat dilakukan tepat waktu. Dalam hal sebuah perkara dimohonkan sita, maka Juru Sita/Juru Sita Pengganti segera melakukan pencatatan sita dengan terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan sita kepada Termohon. Kemudian penyitaan dilakukan segera dengan mendatangi objek yang disita sesuai dengan petunjukpetunjuk dan batasbatas yang tercantum dalam berkas perkara, lalu dilakukan penyitaan dan dituangkan kedalam berita acara penyitaan, yang kemudian dilampirkan kedalam berkas perkara. Dengan demikian prosedur penyitaan dapat dilaksanakan dengan baik, tepat waktu dan tepat objek. Dengan deskripsi diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa tingkat capaian kinerja sasaran : tertib administrasi perkara telah dicapai maksimum dengan angka pencapaian sebagaimana target yang telah ditetapkan.

Sasaran 4 : Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penentu keberhasilan sebuah manajemen organisasi. Kualitas SDM yang dimaksud adalah entitas pegawai Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung yang terdiri dari pegawai teknis peradilan maupun non teknis peradilan, baik Hakim, Panitera, Juru Sita, maupun pegawai di bidang sekretariat pengadilan. Untuk peningkatan kualitas SDM tersebut, Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung selalu mengirim utusan pegawai untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan oleh Pengadilan Tinggi Jawa Barat atau Mahkamah Agung. Pendidikan dan Pelatihan tersebut terdiri dari pelatihan teknis yudisial dan pelatihan non teknis yudisial. Pelatihan teknis yudisial diperuntukan bagi Hakim, Panitera dan Juru Sita dengan tujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan teknis peradilan, sedangkan pelatihan non teknis yudisial diperuntukan bagi pegawai sekretariat yang bertujuan untuk peningkatan kualitas administrasi sekretariat pengadilan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran sangat ditentukan oleh keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditentukan indikator kinerjanya. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut :

4.a. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaian (%) Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. I. PIDANA i. Pidana Singkat Pidana Biasa 1. Dewasa 2. Anak 1 i Pidana Cepat 1. Tipiring 2. Lalu Lintas Penjelasan :

II. PERDATA i. Permohonan Gugatan III. PHI i. Perselisihan Hak Perselisihan Kepentingan i iv. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja Perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan 20 13 65,00 Penjelasan :

4.b. Pelayanan Lainnya INDIKATOR KINERJA Target Realisasi Capaia n (%) Pelayanan Lainnya i. Pencatatan Pendaftaran Akta Notaris Pembuatan Catatan Penolakan Warisan i Pembuatan Legalisasi Surat Pernyataan Ahliwaris 1851 18 13 923 12 3 60 30 iv. Pencatatan Akta dibawah tangan v. Pembuatan Surat Keterangan vi. Legalisir bukti Perkara v Pendaftaran Surat Kuasa Perkara Perdata/Pidana 42 120 446 2264 18 64 223 1132 40 vi Surat Izin Insidentil ix. Melayani Mahasiswa yang mencari data 28 3 14 1 Penjelasan :

Sasaran 5 : Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Pengawasan manajemen peradilan pada Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung dilakukan melalui pengawasan internal dari Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung sendiri melalui Pengawasan Bidang yang dilakukan oleh Hakim Pengawas yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung, pengawasan rutin dari Pengadilan Tinggi Jawa Barat, dan pengawasan dari Badan Pengawas Mahkamah Agung RI. Pengawasan tersebut dititikberatkan pada manajemen peradilan yang meliputi tertib administrasi perkara dan tertib administrasi sekretariat. Pengawasan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan administrasi, yang memungkinkan adanya pengaduan dari para pencari keadilan. Adapun indikator kepatuhan terhadap putusan pengadilan digambarkan sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti 10 Penjelasan :

Sasaran 6 : Meningkatnya kualitas pengawasan Keterbukaan informasi di pengadilan merupakan upaya yang dilaksanakan secara nasional di seluruh pengadilan di Indonesia. Kemajuan teknologi informasi merupakan media yang digunakan jajaran pengadilan dibawah Mahkamah Agung RI untuk mentransformasi informasi kepada masyarakat, yaitu melalui media internet. Dimana masingmasing pengadilan dituntut memiliki website yang digunakan untuk melakukan keterbukaan informasi sesuai dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung No. 144/KMA/SK/VII/7 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan sebagaimana telah disempurnakan dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung No. 1144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan. Kini masyarakat dapat mengakses perkembangan persidangan melalui internet dengan mudah karena Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung telah memiliki aplikasi penelusuran perkara yang bernama Case Tracking System (CTS). Aplikasi CTS tersebut dapat mempublikasikan semua informasi berkenaan dengan perjalanan beracara seluruh perkara, dari mulai pendaftaran, penetapan Majelis Hakim, penetapan Panitera Pengganti, penetapan hari sidang, dan semua informasi berkenaan dengan perkara hingga salinan putusan. Bahkan upaya hukum Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali pun dapat diakses oleh masyarakat. Sistem Informasi Penelusuran perkara ini dapat diakses melalui alamat sub domain cts.pnbandung.go.id. Adapun indikator Peningkatan kualitas pengawasan digambarkan sebagai berikut: 6.a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Penjelasan : UTAMA 1. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 7 4 60

6.b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Penjelasan : UTAMA 1. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. 7

BAB IV PENUTUP ::. Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung Tahun 2015 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Tahun Anggaran 2015 dan sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Secara umum tujuan, sasaran, program dan kegiatan Satuan Kerja Pengadilan Negeri Kls. 1A Khusus Bandung Tahun 2015 dapat dilaksanakan dengan baik, namun demikian hasil yang diperoleh tersebut masih perlu ditingkatkan terus guna merespon tuntutan pelayanan masyarakat yang semakin tinggi. 4.1 KEBERHASILAN Keberhasilan yang telah dicapai antara lain : 1. Meningkatnya Pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan; 2. Meningkatnya kualitas kerja pegawai; 3. Bertambahnya sarana dan prasarana untuk menunjang oprasional peradilan. 4.2 HAMBATAN/MASALAH Beberapa hambatan/masalah yang masih dihadapi antara lain: 1. Adanya faktorfaktor penghambat penyelesaian perkara di lapangan (terutama pada saat pelaksanaan eksekusi); 2. Kurangnya jumlah pegawai sehingga terjadi penumpukan pekerjaan; 3. Belum terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana peradilan yang memadai. 4.3 PEMECAHAN MASALAH Untuk pemecahan masalah yang dihadapi dilakukan dengan cara : 1. Pada saat pelaksanaan eksekusi dilakukan koordinasi dengan pihak keamanan; 2. Mengusulkan/meminta penambahan jumlah pegawai; 3. Mengusulkan kebutuhan sarana dan prasarana melalui RKAKL tahun 2012 dan 2013.