2/6/2014 PENGUKURAN SUDUT

dokumen-dokumen yang mirip
ALAT UKUR SIFAT RUANG (THEODOLITE)

METODA-METODA PENGUKURAN

Can be accessed on:

SURVEYING (CIV -104)

BAB. XVI. THEODOLIT 16.1 Pengertian 16.2 Bagian Theodolit

PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite

Alat ukur yang digunakan dalam pengukuran tanah secara garis besar di kelompokan sbb: 1. alat ukur sifat ruang (theodolite)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN

Gambar 1. Skema sederhana pesawat Theodolit.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

TEORI SIPAT DATAR (LEVELLING)

Pengukuran Poligon Tertutup Terikat Koordinat

BAB VI PERALATAN UKUR SUDUT/ ARAH

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan

PANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium)

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok 2 1

Ir. Atut Widhi Karono APA PERANAN GEODESI DIAREA OILFIELD- ONSHORE PROJECT. Penerbit Ganesha Ilmu Persada

alat ukur waterpass dan theodolit

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG

Kesalahan Sistematis ( Systhematical error ) Kesalahan acak ( Random error ) Kesalahan besar ( Blunder )

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sembilan kolom pada Micrometer Drum Besarnya sama dengan 10 kolom pada Vernier

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN BEDA TINGGI MENGGUNAKAN ALAT THEODOLIT Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Teknik

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR

5/16/2011 SIPAT DATAR. 1

MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS

TUGAS ILMU UKUR TANAH 2 TENTANG THEODOLIT. Disusun Oleh : URLY SAFRU Dosen : Ir. Jonizar, M.T / Natawira Hadi Kusuma, S.

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR

THEODOLITE T2 CARA KERJA PENGGUNAAN. Disusun oleh : Kelompok 3 Survei dan Pemetaan (A)

Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah

MODUL AJAR PRAKTIKUM POLIGON & TACHIMETRI DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT

Alat ukur sudut. Alat ukur sudut langsung

PRAKTIKUM PERALATAN SURVEY

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING

Sipat datar / Levelling/ Waterpassing

LEVELLING 3 SIPAT DATAR MEMANJANG & MELINTANG (UNTUK MENDAPATKAN BENTUK PROFIL POT.TANAH) Salmani,, ST, MS, MT 2012

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pita ukur... 2 Gambar 2. Bak ukur... 3 Gambar 3. Pembacaan rambu ukur... 4 Gambar 4. Tripod... 5 Gambar 5. Unting-unting...

Contohnya adalah sebagai berikut :

PRAKTIKUM 1 KALIBRASI DAN PEMAKAIAN JANGKA SORONG


BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENGUKURAN WATERPASS

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG PENGUASAAN PERALATAN UKUR

II. BUMI DAN KOORDINAT

PENGENALAN MATA KULIAH SURVEY DIGITAL

MAKALAH ILMU UKUR TANAH

MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG

Pertemuan Pengukuran dengan Menyipat Datar. Can be accessed on:

LAPORAN PEMETAAN DIGITAL

BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS

Tujuan Khusus. Tujuan Umum

PENGUKURAN SUDUT, BEDA TINGGI DAN JARAK

Daya Rangkaian AC [1]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PEMETAAN 1. PENDAHULUAN 2. MAKSUD DAN TUJUAN 3. TEORI a. Skala

ESTIMATOR FUNGSI PDF. Pertemuan 4

PENGENDALIAN MUTU KLAS X

Pembagian kuadran azimuth

Bila kita berkehendak mengadakan perbaikan, maka putar 2 (dua) sekrup yang terpasang di tepi bawah rumah cermin kecil itu.

Rangkaian AC Tiga-Fase [1]

BAB. I Kompas Geologi

PENGECEKAN KETEGAKAN KOLOM BANGUNAN DENGAN METODE PEMOTONGAN SISI. D.Bambang Sudarsono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata

BAB II LANDASAN TEORI

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

Definisi, notasi, glossary. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS. Kode Nama Mata Kuliah 1

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

ILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

BAB II : PEMBIASAN CAHAYA

POKOK BAHASAN : TEORI KESALAHAN

SENYAWA HIDROKARBON SIKLIK

NERACA. Neraca Ohauss

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu :

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

BAB IV ANALISIS METODE DAN FAKTA ARAH KIBLAT MASJID DIKECAMATAN WRINGINANOM KABUPATEN GRESIK

REFRAKSI ENAM PRINSIP REFRAKSI 3/28/2017. Status refraksi yang ideal : EMETROPIA. Jika tdk fokus pada satu titik disebut AMETROPIA ~ kelainan refraksi

INSTRUKSI KERJA ADMINISTRASI PRAKTIKUM LABORATORIUM HIDROLIKA DASAR SALURAN TERTUTUP & SALURAN TERBUKA

Baseball Batting. Mekanika. Teknik

PROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN

Sifat-sifat Fungsi Keanggotaan, Fuzzifikasi, Defuzzifikasi. Logika Fuzzy

Gambar Penentuan sudut dalam pada poligon tertutup tak. terikat titik tetap P 3 P 2 P 5 P 6 P 7

RINGKASAN MATERI SUDUT DAN PENGUKURAN SUDUT

INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot

INSTRUKSI KERJA PEMAKAIAN ALAT LABORATORIUM PEDOLOGI

Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 10 8 m/s.

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

Transkripsi:

PENGUKURAN SUDUT Sudut adl selisih harga bacaan lingkaran skala dr dua arah pengukurran Bila yg diukur sudut horizontal maka ia selisih harga bacaan lingk skala horz arah pengukuran kanan dg harga bacaan lingk skala horizontal arah pengukuran kiri. Sebelum mengukur sudut theodolit hrs dipastikan dalam keadaan: 1. Laik untuk digunakan 2. Pada kedudukan sempurna 1 1

Y A Theodolite ki ka β1 B β2 P X 2 2

Contoh pd Gambar: Titik P tempat berdiri Theodolite disebut Target Centrering, sedang titik A dan B adl arah pengukuran disebut target bidikan. Sebelum mengukur alat distel terlebih dahulu dengan caranya: 1. Dirikan statip alat diatas targetcentrering, usahakan meja statip datar 2. Pasang Theodolite pd statip 3. Lakukan centrering alat dg cent optis/unting 4. Ketengahkan gel nivo dg memutar sekrup sedemikian rupa 5. Cek centrering alat jk berubah centrering lg 3 3

6. Jika centr telah tepat, gelb nivo kotak sudah ditengah, mk lakukan mengetengahkan gelb nivo alhidade dg memutar sekrup kaki tiga sedemikian rupa 7. Jika centrering dan gelembung nivo tidak berubah walau alat di putar ke arah mana saja maka dikatakan alat telah pd kedudukan sempurna (siap pakai). Ukur sudut β1= APB. Arahkan ke target bidikan kiri (A) dg tepat baca & catat harga lingk hor (misal = ki). Kemudian arahkan alat ke target bidikan kanan (B) dg tepat baca & catat lingk hor (misal = ka) 4 4

β1= APB = ka ki Sudut Hor Formula Setiap Theodolite mempunyai dua macam pembacaan sesuai kedudukan vizier iaitu: 1. pembacaan/ posisi biasa 2. pembacaan/ posisi luar biasa Jk pngukurn hanya dg 1 pembacaan/posisi dinamakan pengukuran satu seri tunggal. Jika dilakukan dg posisi biasa dan posisi luarbiasa kmd diambil hasil rata-rata disebut pengukuran satu seri rangkap Utk ktelitian dilakukan n.x seri pngukuran 5 5

Kesalahan (Galat) Pada ilmu ukur tanah atau geodesi, dapat dinyatakan tanpa syarat, bhw: -Tidak ada pengukuran yg tepat - Setiap pengukuran mengandung kesalahan -Harga sebenarnya dr suatu pengukuran tdk pernah diketahui, dan - Kesalahan yg tepat dapat diketahui Jenis-jenis Kesalahan: 1. Kesalahan besar (blunder), krn kelalaian 2. Kesalahan sistematis, kesalahan krn alat 3. Kesalahan kebetulan/acak, dianggap normal 6 6

Sumber kesalahan 1. Kesalahan alamiah, oleh alam angin, suhu, kelembaban udara, biasan gaya berat & deklinasi. 2. Kesalahan alat/ inst, konstruksi atau setelan 3. Kesalahan pengukur, akibat dr keterbatasan merasa, melihat & meraba. Tahukah anda dimana letak rasa pd diri kita? Bisa kah kita sepakat atau tdk sepakat terhadap suatu warna (bunga misalnya)? Bisa ndak kita meraba dg kelmbutan yg sama? 7 7

Kesalahan alat/ kesalahan sistematis: 1. Kesalahan akibat miringnya sb I (sb vert) atau tdk sejajar dg arah gaya berat 2. Kesalahan miringnya sb II (sb Hor) iaitu tdk sb I 3. Kesalahan kolimasi, iaitu bila grs bidik tdk sb II 4. Kesalahan eksentrisitas, iaitu kedudukan pusat sb I (pusat nonius) tdk tepat berimpit dg pusat lingkaran skala horizontal 5. Kesalahan diametral, letak nonius I tdk tepat beripit dg nobius II 8 8

6. Kesalahan indeks, yaitu tdk tepatnya letak indeks bacaan lingkaran skala vertikal dimana bila teropong diarahkan scr hor diperoleh haga bacaan pd lingkaran skala vertikal tdk tepat menunjukan angka nol derjat (0 ) pd sistem sudut miring atau tidak tepat menunjuk angka 90 pd sistem sudut zenit 7. Kesalahan pembagian skala, iaitu kesalahan langsung dr pabrik. Kesalahan ini menyebabkan alat tidak laik untuk digunakan 9 9

Kesalahan sistematis diatas dieleminir dg metode pengukuran di lapang, iaitu: Pengukuran sudut satu seri rangkap (pd posisi biasa dan posisi luar biasa). Harga sudut diperoleh dr (rata-rata bacaan Biasa dan Luar Biasa) = (B+LB)/2. Kesalahan lainnya asal masih dalam batas toleransi maka dilakukan koreksi dengan metoda/ cara tertentu pula. Dengan demikian kesalahan tidak lagi ada. 10 10