2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Juniarti Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar, perlu menekankan adanya keterampilan proses

I. PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip sains yang hanya terdapat dalam buku pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya dalam menghasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang dipandang sebagai proses, produk, dan sikap. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk,

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan alam maupun lingkungan sosial di masyarakat. berasal dari kata science yang berarti pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menunjang ilmu-ilmu lain seperti ilmu fisika,

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sistematis yang terorganisasi untuk memajukan belajar, membina

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses. pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Gilang Ramadhan,2013

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah kongkrit.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menyatakan bahwa Ilmu pengetahuan alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau pun prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan" (Depdiknas, 2006). Tujuan IPA di SD/MI yang terdapat dalam KTSP diantaranya adalah :...mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat serta mengembangkan keterampilan proses untuk menyelididki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat, keputusan... (Depdiknas, 2006) Makna hakiki dari belajar dan pembelajaran dalam IPA adalah bahwa pendidikan harus diartikan sebagai proses pembentukan kompetensi (competency based learning), bukan sekedar proses transfer pengetahuan oleh guru (knowledge based learning) kepada siswa (Jufri, 2013, hlm 91). Di sekolah dasar (SD) Pembelajaran IPA seharusnya bukan penyampaian suatu pengetahuan saja, melainkan melalui pengembangan keterampilan proses dan dari dua komponen tersebut, dijadikan landasan atau pondasi awal bagi siswa dalam hidup bermasyarakat. Guru hanya berperan sebagai fasilitator, motivator, pembimbing, dan perencana aktivitas pembelajaran, agar siswa aktif, termotivasi, dan mampu mengkonstruk sendiri pengetahuannya. Sehingga, bukan hanya konsep IPA yang harus dilatih dan dikembangkan bagi siswa namun keterampilan proses sains (KPS) juga sesuai dengan tujuan mata pelajaran IPA dalam KTSP. Sedangkan menurut Semiawan, dkk. (1987, hlm. 17-18) mengungkapkan keterampilanketerampilan mendasar yaitu: mengobservasi, membuat hipotesis, merencanakan penelitian (eksperimen), mengendalikan variabel, menginterpretasi data, menyusun kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan dan mengkomunikasikan.keterampilan-keterampilan ini berproses dalam kerja ilmiah

2 yang digunakan oleh para ilmuan dalam kerjanya, maka siswa dalam IPA diberi kesempatann untuk menjadi ilmuan dimulai dari melakukan proses penemuan, melatih kreativitasnya, dan dengan berpikir kritis mampu memberikan solusi dari suatu masalah. Namun pada kenyataannya, IPA menjadi suatu mata pelajaran yang kurang diminati siswa yang berorientasi pada hafalan, dimana tidak sedikit kita temukan siswa yang memandang beberapa mata pelajaran yang harus dihafal tidak menyenangkan, karena tidak adanya aplikasi yang bermakna bagi siswa. Akibatnya nilai yang diperoleh jauh dari yang diharapkan. Dari data perolehan sekolah dasar di Kota Bandung khususnya pada nilai pelajaran IPA terlihat 9 dari 30 siswa mendapat nilai baik. Ini berarti hanya 30% siswa yang lulus dari kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70. Rendahnya nilai bisa terjadi karena mungkin dalam kegiatan pembelajaran tidak tercipta situasi yang menyenangkan sehingga keterampilan proses sains siswa rendah dan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan pengamatan, siswa kurang mampu dalam menuliskan hasil pengamatan dan menyimpulkan serta mengkomunikasikan terhadap suatu objek dalam materi yang disajikan pada saat pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SD, ada beberapa hal yang menjadi penyebab dari masalah-masalah tersebut, diantaranya pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru dengan metode konvensional (ceramah), siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya diarahkan pada kemampuan untuk menghafal, mengingat, dan menimbun informasi tanpa memahami informasi yang telah diperolehnya untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas pembelajaran IPA yang pasif tanpa media yang mendukung membuat proses pembelajaran menjadi membosankan. Salah satu cara yang bisa dipakai untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan proses sains adalah dengan model pembelajaran sains teknologi dan masyarakat (STM) atau science technology society (STS) yaitu karena, model pembelajaran STM adalah model pembelajaran scientific yang menekankan pada pembentukan keterampilan proses IPA siswa dengan menggunakan teknologi serta pemanfaatan isu atau masalah yang terjadi di masyarakat sebagai media

3 belajar sains. Menurut Indrawati (2010) tuntutan tujuan pengajaran sains saat Upaya dalam meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan proses sains pada siswa, hendaknya dimulai oleh guru dengan mengaitkan pembelajaran IPA dan hal-hal yang dekat dengan masyarakat seperti isu sosial, teknologi dan sains. Adapun keuntungan dari model pembelajaran STM dalam memberikan pengalaman langsung bagi siswa, pembelajaran IPA yang lebih aktif, reaktif, solutif dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata siswa. Salah satu ranah model pembelajaran STM adalah melatih keterampilan proses sains siswa sehingga siswa terbiasa selalu merancang prose-proses yang perlu dilakukan untuk menacapai produk-produk ilmiah (Peodjiadi, 2010, hlm. 132). Walaupun model pembelajaran STM telah dilaporkan berhasil dalam membantu siswa meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains, namun dalam konteks yang berbeda seperti mengembangkan keterampilan proses sains di SD masih sangat jarang digunakan. Berdasarkan kondisi di atas, penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang implementasi Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum masalah penelitian ini untuk mengetahui Bagaimanakah Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar. Kemudian, untuk memperoleh jawaban dari pertayaan tersebut, dibuat secara khusus beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran IPA pada materi sumber daya alam untuk siswa kelas IV SD? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran IPA pada materi sumber daya alam untuk siswa kelas IV SD?

4 3. Bagaimanakah perkembangan keterampilan proses sains (hasil) dalam pembelajaran IPA pada materi sumber daya alam dengan menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat untuk siswa kelas IV SD? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa sekolah dasar. Adapun tujuan khusus penelitian adalah sebagai berikut: a. Mendeskripsikan gambaran perencanaan penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam untuk siswa kelas IV SD. b. Mendeskripsikan gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajran sains teknologi masyarakat pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam untuk siswa kelas IV SD. c. Mendeskripsikan hasil perkembangan keterampilan proses sains siswa kelas IV SD dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam yang menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan mengembangkan wawasan pendidikan khususnya dengan model pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) di sekolah dasar dan memberikan solusi sebagai upaya perbaikan pembelajaran IPA. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan memeberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu: a. Bagi guru

5 1) Memberikan informasi bagi guru tentang penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat untuk mengembangkan keterampilan sains siswa SD. 2) Meningkatkan pendidikan yang ideal di masa yang akan mendatang dengan mengembangkan model pembelajaran STM khususnya pada mata pelajaran IPA b. Bagi Peneliti 1) Menambah khasanah kepustakaan dan memperluas bidang ilmu pengetahuan khususnya pada pembelajaran IPA. 2) Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya, untuk merancang suatu pembelajaran yang lebih baik di masa mendatang baik itu metode, model atau pendekatan. c. Bagi siswa 1) Belajar dan berfikir secara aktif mengaitkan ilmu pengetahuan yang telah didapat dengan kehidupan sehari-hari. 2) Mengembangkan keterampilan proses sains siswa dan menambah pengalaman dalam pembelajaran IPA. E. Stuktur Organisasi Skripsi Adapun struktur organisasi skripsi yang disusun oleh peneliti sebagai berikut : 1. BAB I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi Skirpsi 2. BAB II merupakan bab yang menerangkan kajian pustaka yang berisi tentang pengertian model pembelajaran Sains Teknolgi Masyarakat, Pembelajaran IPA dan Keterampilan Proses Sains. 3. BAB III mendeskripsikan metode penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. 4. BAB IV mendeskripsikan temuan dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. 5. BAB V merupakan simpulan dan rekomendasi selama kegiatan penelitian.