BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan secara umum dapat dilihat pada alur penelitian sebagai berikut : Mulai

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun Alur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Rekaman Seismik gunung Sinabung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai Pada bulan November 2012 hingga April 2013 dan bertempat

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

ANALISIS AKTIVITAS SEISMIK GUNUNG GUNTUR GARUT JAWA BARAT BERDASARKAN SPEKTRUM FREKUENSI DAN SEBARAN HIPOSENTER BULAN JANUARI MARET 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Kegempaan dan Cakupan Sinar Gelombang di Kompleks Gunung Guntur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari katalog gempa BMKG Bandung, tetapi dikarenakan data gempa yang

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009

Gempa Bumi Bandung 22 Juli 2011

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Single Event Determination(SED), alur kedua

Wahana Fisika, 1(1), 2016, 77-86

Analisis Fisis Aktivitas Gunung Talang Sumatera Barat Berdasarkan Karakteristik Spektral dan Estimasi Hiposenter Gempa Vulkanik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan

III. TEORI DASAR. dan mampu dicatat oleh seismograf (Hendrajaya dan Bijaksana, 1990).

IDENTIFIKASI SEBARAN EPISENTER DAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK GUNUNG API KELUT, JAWA TIMUR, BULAN JANUARI MEI 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Metode mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar Gambar Beberapa Gunungapi di Pulau Jawa

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

INTERPRETASI EPISENTER DAN HIPOSENTER SESAR LEMBANG. Stasiun Geofisika klas I BMKG Bandung, INDONESIA

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

SIMULASI PERHITUNGAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG DENGAN METODA EIKONAL : SUATU CONTOH APLIKASI DALAM ESTIMASI KETELITIAN HIPOSENTER GEMPA

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA BARAT LAUT KEP. SANGIHE SULAWESI UTARA

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

PENENTUAN LOKASI PERGERAKAN MAGMA GUNUNG API SOPUTAN BERDASARKAN STUDI SEBARAN HIPOSENTER GEMPA VULKANIK PERIODE MEI 2013 MEI 2014

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

BAB III METODE PENELITIAN. Konsep dasar fenomena amplifikasi gelombang seismik oleh adanya

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

MODEL KECEPATAN 1-D GELOMBANG P DAN RELOKASI HIPOSENTER GEMPA BUMI DI BENGKULU MENGGUNAKAN METODE COUPLED VELOCITY HIPOCENTER

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA DELISERDANG SUMATRA UTARA

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Lokasi Kompleks Gunung Guntur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL III EPISENTER DAN HIPOSENTER GEMPA BUMI BAB I PENDAHULUAN

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

PICKING DATA MIKROSEISMIK

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

VARIASI ZONA LEMAH STRUKTUR INTERNAL GUNUNG LOKON BERDASARKAN STUDI SEISMO-VULKANIK

ANALISIS NILAI PEAK GROUND ACCELERATION DAN INDEKS KERENTANAN SEISMIK BERDASARKAN DATA MIKROSEISMIK PADA DAERAH RAWAN GEMPABUMI DI KOTA BENGKULU

SOAL UAS SEISMOLOGI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Sistematika Penulisan...

Analisis Dinamik Struktur dan Teknik Gempa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI GELOMBANG SEISMIK GEMPA VULKANIK GUNUNG SINABUNG UNTUK MENENTUKAN KARAKTERISTIK MEKANISME VULKANIK

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia, maka ini akan mendorong teknologi untuk dapat membantu dalam

ANALISIS SINYAL SEISMIK UNTUK MENGETAHUI PROSES INTERNAL GUNUNG IJEN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami

III. TEORI DASAR. Gelombang seismik merupakan gelombang yang menjalar di dalam bumi

SKALA GEMPA. Er Prabawayudha, S.Si, M.Sc

Kaitan Antara Teori Gelombang dan Jalur Rekahan Gempa Bumi Melalui Array Response Function

EVALUASI KEJADIAN GEMPABUMI TEKTONIK DI INDONSESIA TRIWULAN IV TAHUN 2008 (OKTOBER-DESEMBER 2008)

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

RELOKASI HIPOSENTER GEMPA BUMI DI SULAWESI TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEIGER DAN COUPLED VELOCITY-HYPOCENTER

Ground Motion Modeling Wilayah Sumatera Selatan Berdasarkan Analisis Bahaya Gempa Probabilistik

G. GUNTUR, JAWA BARAT

ANALISIS SINYAL SEISMIK TREMOR HARMONIK DAN TREMOR SPASMODIK GUNUNGAPI SEMERU, JAWA TIMUR INDONESIA

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

Studi Analisis Parameter Gempa Bengkulu Berdasarkan Data Single-Station dan Multi-Station serta Pola Sebarannya

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GEMPA VULKANIK GUNUNGAPI KELUD

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TERHADAP INTENSITAS DAN PERCEPATAN TANAH MAKSIMUM GEMPA SUMBAR

BAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar

M MODEL KECEPATAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE TOMOGRAFI DATA MICROEARTHQUAKE DI LAPANGAN PANAS BUMI ALPHA

ULASAN GUNCANGAN TANAH AKIBAT GEMPA TENGGARA DENPASAR BALI 22 MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

PENGENALAN POLA GELOMBANG SEISMIK DENGAN MENGGUNAKAN WAVELET PADA AKTIVITAS GUNUNG MERAPI

Telepon: , , Faksimili: ,

RELOKASI SUMBER GEMPABUMI DI WILAYAH PROVINSI ACEH PERIODE MARET Oleh ZULHAM SUGITO 1, TATOK YATIMANTORO 2

AKUISISI SEISMIK UNTUK MONITORING GUNUNGAPI

Wahyuni Sofianti 1, Dr.Eng Idris Mandang, M.Si 2 1 Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Mulawarman

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI GEMPA PADA GUNUNG LOKON BERDASARKAN REKAMAN DATA SEISMOGRAM APRIL MEI 2012

ANALISA SESAR AKTIF MENGGUNAKAN METODE FOCAL MECHANISM (STUDI KASUS DATA GEMPA SEPANJANG CINCIN API ZONA SELATAN WILAYAH JAWA BARAT PADA TAHUN

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, untuk mengetahu tingkat aktivitas kegempaan gununng Guntur dilakuakn dengan menggunakan metode seismik. Metode ini memanfaatkan perambatan gelombang di dalam bumi. Gelombang yang dirambatkan berasal dari getaran alami maupun buatan yang kemdian ditangkap ditempat lain dengan menggunakan seismometer atau geophon. Pada penelitian ini getaran yang digunakan adalah getaran alami yaitu yang berasal dari gempa bumi. Ketika gempa bumi terjadi, gelombang akan menjalar sampai permukaan bumi. Gelombang ini terdiri atas gelombang primer (gelombang P) dan gelombang sekunder (gelombang S) yang mempunyai kecepatan rambat yang berbeda. Ketika mencapai permukaan bumi, gelombang tersebut ditangkap oleh seismometer dengan waktu tiba gelombang yang berbeda pula untuk gelombang P dan S. Berdasarkan hasil dari rekaman gempa akan diperoleh beberapa informasi diantaranya yaitu waktu tiba gelombang P dan gelombang S, lamanya gempa, dan gerakan awal dari sinyal gelombang tersebut. Dari informasi tersebut selanjutnya dapat diketahui aktivitas kegempaan gunung Guntur yang meliputi banyaknya gempa yang terjadi, jenis gempa, magnitudo dan energi gempa serta penyebaran hiposenter dan episenter gempa tersebut. 23

24 Untuk mempermudah dalam penelitian yang dilakukan, maka dibuat diagram alur penelitian seperti yang terlihat pada gambar 3.1 sebagai berikut. Data Rekaman Gelombang Gempa Pemilihan Jenis Gempa Berdasarkan Pada Durasi Gempa Gempa Vulkanik Instansi Peneliti Pengamatan Rekaman Gelombang Gempa Data Stasiun Data kecepatan Gelombang P dan Gelombang S a. Selisih waktu tiba gelombang P dan gelombang S b. Lama gempa c. Gerakan awal sinyal gelombang gempa Penentuan Posisi Gempa (Hiposenter dan Episenter) Perhitungan Magnitudo Gempa Perhitungan Energi Gempa Analisis Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian Dari diagram alur yang terlihat pada gambar 3.1 tersebut, dapat dijelaskan bahwa peneliti menggunakan data sekunder dari instansi berupa data rekaman

25 gelombang gempa. Kemudian dari data tersebut dilakukan pemilihan jenis gempa yang berdasarkan pada durasi gempa tersebut. Untuk gempa tektonik, durasi gempanya lama, mencapai 1-10 menit sedangkan untuk gempa vulkanik, durasi gempanya berkisar kurang dari 1 menit. Karena pada penelitian kali ini dibatasi pada gempa vulkanik, maka gempa yang dipilih adalah gempa vulkanik. Dari pemilihan gempa vulkanik tersebut, selanjutnya dilakukan pengamatan rekaman gelombang gempanya. Adapun pengamatan yang dilakukan diantaranya yaitu selisih waktu tiba gelombang P dan gelombang S (t s -t p ), lama gempa dan gerakan awal dari sinyal gelombang gempa tersebut. Dari data hasil pengamatan rekaman gelombang gempa, maka dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan magnitudo dan energi gempa, sedangkan untuk penentuan posisi gempa (Hiposenter dan Episenter) dilakuan dengan menambahkan data berupa data stasiun dan data kecepatan gelombang P dan gelombang S yang diperoleh dari instansi. Dari keseluruhan rangkaian tersebut selanjutnya dilakukan analisi mengenai jumlah gempa vulkanik yang terjadi, besar magnitudo dan energi gempa serta penyebaran hiposenter dan episenter gempa. B. Lokasi Penelitian Pengambilan data seismik diperoleh dari hasil pengamatan para tim survei PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) di Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) dalam hal ini adalah gunung Guntur. Secara geografis PGA

26 tersebut terletak padaa 7 o 11 55.2767 LS; 107 o 51 39.1195 BT dan bertempat di desa Sirnajaya, Kec. Tarogong, Kab. Garut. Gambar 3.2 Lokasi PGA dan distribusi stasiun seismik di kompleks Gunung Guntur. (Sumber: Ahmad Basuki, 2010) Tabel 3.1 Stasiun Seismik Permanen Gunung Guntur No Nama Stasiun Lokasi Posisi Elevasi Status 1 CTS Citiis S 07 o 09' 10.32'' E 107 o 51' 33.06'' 1450 m Permanen 2 KBY Puncak/Kabuyutan S 07 o 09' 15.30'' E 107 o 50' 53.32'' 1930 m Permanen 3 MSG Masigit S 07 o 08.812' 2190 m Permanen

27 4 LGP Legak Pulus 5 SDG Sodong E 107 o 50.484' S 07 o 10' 30.15'' E 107 o 48' 54.12'' S -7 o 9' 42.04'' E 107 o 50' 44.06'' 1400 m Permanen 1582 m Permanen C. Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian kali ini adalah data sekunder berupa rekaman gelombang gempa dalam kurun waktu Januari-Maret 2011. Data tersebut diambil dari hasil penelitian para tim survei Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di pos PGA Guntur, Kab. Garut, Jawa Barat. D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Pada tahap ini peneliti melakukan studi literatur yang berkaitan dengan objek yang diteliti khusunya mengenai aktivitas kegempan gunuung Guntur serta mengumpulkan data-data hasil penelitian sebelumnya untuk dijadikan pembanding pada penelitian kali ini. 2. Pelaksanaan a. Pengolahan Data 1) Pemilihan Jenis Gempa Dalam pengambilan data seismik dari bukan Januari-Maret 2011, gempa yang terekam meliputi gempa tektonik dan gempa vulkanik. Untuk membedakan antara gempa vulkanik dan gempa

28 tektonik pada seismogram analog dapat dilihat pada durasi gempa untuk masing-masing gempa tersebut. Pada gempa tektonik, durasi gempanya mencapai 1-10 menit. Sedangkan untuk gempa vulkanik, durasi gempanya hanya berkisar kurang dari 1 menit. Pada penelitian ini, data gempa yang diolah terfokus pada data gempa vulkanik dan pada gambar 3.3 berikut ini dapat dilihat gambaran rekaman gelombang gempanya. 22:38:00 22:38:59 Gambar 3.3 Rekaman gempa vulkanik tanggal 4 Januari 2011 dengan lima stasiun seismik dilihat menggunakan software LS7-WVE.

29 2) Pengamatan Rekaman Gelombang Gempa Dari pengamatan rekaman gelombang gempa tersebut dapat diketahui waktu tiba gelombang P dan gelombang S, selisih waktu tiba gelombang P dan gelombang S (t s -t p ), durasi (lama gempa), serta gerakan awal dari sinyal gelombang gempa tersebut. a) Waktu tiba gelombang P dan gelombang S serta selisih kedua gelombang tersebut. Gambar 3.4 Waktu tiba gelombang P (t p ) dan gelombang S (t s ) gempa vulkanik tanggal 4 Januari 2011 dari stasiun CTS. t p = 06:01:17.090 dan t s = 06:01:18.050 t s t p = 0.96 s b) Durasi Gempa Durasi gempa yaitu waktu kejadian gempa dari saat mulai bergetar sampai berhenti, dinyatakan dalam detik (s).

30 Gambar 3.5 Durasi gempa vulkanik tanggal 4 Januari 2011 dari stasiun SDG. Pada gambar diatas (gambar 3.5) besarnya durasi gempa yang diperoleh yaitu 21.011 detik. c) Gerakan Awal Sinyal Gelombang Gempa Gambar 3.6 Gerakan awal sinyal gelombang gempa vulkanik tanggal 4 Januari 20111 dari stasiun SDG. Dari gambar 3.5 dapat dilihat bahwa gerakan awal dari sinyal geombang yang terekam oleh seismogram adalah berarah kebawah atau down.

31 3) Penentuan Hiposenter dan Episenter Gempa Untuk penentuan hiposenter dilakukan dengan menggunakan software GAD. Data-data yang diperlukan dalam penentuan hiposenter yaitu data stasiun (statin.dat), kecepatan lapisan (velocity.dat) dan waktu tiba (arrival.dat). Ketika program GAD dijalankan (run), maka dengan otomatis akan muncul data hasil perhitungan (results.dat). Di results.dat inilah kita dapat mengetahui hiposenter gempa. Berikut ini dapat dilihat tampilan dari masing-masing data yang diperlukan dalam GAD untuk menentukan hiposenter gempa vulkanik. 1) Data Stasiun (station.dat) Ket : Baris 1 : Jumlah stasiun Baris 2 kolom ke-1: Kode stasiun (3 huruf) Baris 2 kolom ke-2,3 dan 4 : Koordinat x, y dan z

32 Perhatikan : Tanda positif (+) menunjukkan arah Timur pada koordinat x, arah Utara pada koordinat y dan arah ke bawah pada koordinat z. Tanda negatif (-) menunjukkan arah Barat pada koordinat x, arah Selatan pada koordinat y dan arah ke atas pada koordinat z 2) Data Kecepatan Lapisan (velocity.dat) Ket : Baris 1 : Jumlah lapisan Baris 2 : Koordinat z diskontinuitas Dalam hal jumlah lapisan = 1, baris ini akan dilewati oleh program, tetapi baris blank harus ada. Baris 3 : Nilai kecepatan gelombang P ditulis dalam format f8.3 untuk setiap lapisan. Baris 4 : Nilai kecepatan gelombang S ditulis dalam format f8.3 untuk setiap lapisan.

33 3) Data Waktu Tiba (arrival.dat) Data kejadian gempa untuk tiap satu stasiun ditulis dalam satu baris dan setiap kejadian gempa dipisahkan oleh baris kosong. Akhir data dinyatakan dengan tulisan 999999999. Ket : Kolom 1-10 : YYMMDDHHmm Kolom 11 : Kosong atau, (tanda koma) Kolom 12-14 : Kode stasiun (3 huruf) Kolom 15 : Kosong atau, (tanda koma) Kolom 16-21 : Waktu tiba gelombang P Jika data tidak ada maka ketik 99.990 Kolom 22 : Kosong atau, (tanda koma) Kolom 23 : Polarisasi gelombang P, jika Up maka diberi tanda + dan jika Down maka diberi tanda -

34 Kolom 24 : Kosong atau, (tanda koma) Kolom 25 : Jika waktu tiba gelombang P jelas, maka diberi tanda I dan jika tidak jelas, maka diberi tanda E Kolom 26 : Kosong atau, (tanda koma) Kolom 27-32 : Waktu tiba gelombang S Jika data tidak ada maka ketik 99.990 Kolom 33 : Kosong atau, (tanda koma) Kolom 34 : Jika waktu tiba gelombang S jelas, maka diberi tanda I dan jika tidak jelas, maka diberi tanda E 4) Hasil Perhitungan (results.dat) Data Hiposenter : Sumbu X -1.309 = pusat gempa berjarak 1.309 km kea rah Barat dari kawah. Sumbu Y.225 = pusat gempa berjarak 0.225 km kea rah Utara kawah. Sumbu Z.002 = pusat gempa berada pada kedalaman 0.002 km dibawah episenter. Ingat: Timur, Utara, Bawah Permukaan = + (positif) Barat, Selatan, Atas Permukaan = - (negatif) Gambar 3.7 Tampilan Data-data (1-4) yang diperlukan dalam software GAD

35 Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software GAD maka selanjutnya yang dilakukan adalah menentukan koordinat hiposenter gempa. Berikut ini pada tabel 3.2 dapat dilihat koordinat hiposenter gempa vulkanik. Tabel 3.2 Koordinat Hiposenter Gempa Vulkanik Tgl Jam x y longitude (BT) latitude (LS) Kedalaman (km) 5 18:24-2.975 0.549 107.8242214-7.149948328 1.501 14 11:22-3.028 0.817 107.8237443-7.147536 0.970 17 20:00-1.654-0.104 107.836112-7.155826127 1.683 22 00:29-1.993 0.405 107.8330606-7.151244504 3.357 23 17:39-2.461 0.336 107.828848-7.151865589 1.474 Data dari hasil penentuan koordinat titik hiposenter gempa tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam softwate ORIGIN unutuk dapat menampilkan letak hiposenter dan episenter gempa vulkanik. a 2 0 Malabar Guntur Kedalaman (km) -2-4 -6-8 -10-12 -14 107.6 107.7 107.8 107.9 108.0 Barat - Timur (longitude)

36-7.05 b -7.10 DAN Latitude -7.15 LGP MSG PCK CTS SDG -7.20 MIS WNS -7.25 107.6 107.7 107.8 107.9 108.0 Longitude Gambar 3.8 Distribusi Hiposenter (a) dan Episenter (b) Gempa Vulkanik Gunung Guntur dalam Arah Barat-Timur. 4) Perhitungan Magnitudo Gempa Pada dasarnya harga magnitudo suatu gempa dihitung berdasarkan amplitudo maksimum yang dihasilkan oleh gempa tersebut. Namu pada penelitian ini, harga magnitudo juga dapat dihitung bersasarkan durasi gempa. Adapun persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut: =2.024 1.816 dimana, M t F-P : Magnitudo gempa (SR) : Durasi gempa

37 5) Perhitungan Energi Gempa Untuk harga energi suatu gempa diperoleh dari hasil perhitungan magnitudo. Adapun persamaannya yaitu: =11.8+1.5 dimana, E M : Energi gempa (erg) : Magnitudo gempa vulkanik E. Analisis Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat diketahui aktivitas kegempaan gunung Guntur berupa banyaknya gempa yang terjadi, besar magnitudo dan energi gempa yang dihasilkan serta peneybaran hiposenter dan episenter. Dari hasil tersebut selanjutnya dilakukan perbandingan degan hasil peneliti sebelumnya untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan aktivitas kegempaan gunung Guntur yang kemudian dapat digunakan sebagai masukan untuk upaya mitigasi.