BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan pusat pendidikan Islam di Indonesia, tempat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebuah instansi, organisasi maupun lembaga-lembaga lainnya. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB V PEMBAHASAN. untuk bekerja demi tercapainya tujuan organisasi. (biographical), kemampuan (ability) kepribadian (personality) dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. di beberapa negara di dunia beberapa waktu lalu. LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual and

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

IDENTIFIKASI PEMBOROSAN MENGGUNAKAN METODE VALUE STREAM MAPPING DAN SIX SIGMA DENGAN MENGIMPLEMENTASI KONSEP LEAN MANUFACTURING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tercantum dalam al-qur`an:

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

10 Renungan Bagi yang Ditimpa UJIAN/MUSIBAH

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

KYAI DAN POLITIK PRAKTIS

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Bimbingan masyarakat Islam sekaligus sebagai ujung tombak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

PERAN IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM) DALAM KEDISIPLINAN SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahfud Junaedi. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat dan pengembangan. (Semarang : Rasail. 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang dipeluk mayoritas masyarakat Indonesia.

PERANAN PONDOK PESANTREN DARUL QURRO DALAM MEMBANGUN KARAKTER SANTRI DI DESA KAWUNGANTEN LOR KECAMATAN KAWUNGANTEN KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

Problematika Pembelajaran Al-Qur an Anak Tunanetra. (Studi Kasus Di Panti Asuhan Tunanetra Terpadu Aisyiyah. Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan tersebar hampir di seluruh nusantara. Amal usaha. perguruan tinggi yang berjumlah 172 buah 1.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan untuk manusia, apalagi ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE TERJEMAH BAHASA ARAB DI MAN 1 PEKALONGAN

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Tarbiyah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

PROBLEMATIKA DAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KEMUHAMMADIYAHAN DI SMP MUHAMMADIYAH 9 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

AYAT AL-QUR AN TENTANG PERINTAH MENJAGA LINGKUNGAN DISUSUN OLEH: FUAD, M.Pd.I

MODEL PELAKSANAAN TA ZIR PADA SANTRI PONDOK PESANTREN FUTUHIYYAH SUBURAN BARAT MRANGGEN DEMAK

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

EFEKTIFITAS TAKZIR DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN SANTRI DI PONDOK PESANTREN PUTRI ROUDLOTUT THOLIBIN REMBANG TAHUN 2010 SKRIPSI

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam b. Semester : I c. Kompetensi Dasar :

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI MIN SUMURREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

LATIHAN MENERJEMAHKAN ANGKA DARI SATUAN SAMPAI JUTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Algesindo, 2009), 79.

TAFSIR SURAT AL- ASHR

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANGTUA DENGAN SIKAP BIRRUL WALIDAIN REMAJA DI DUSUN WONOREJO BANYUWANGI BANDONGAN MAGELANG

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

Bacaan Tahlil Lengkap

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Al-Samii' dan Al-Bashiir

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, terutama sumber daya manusianya. Sulit untuk dipungkiri bahwa

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat ialah tentang kejahatan. Kejahatan adalah suatu

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SHALAT (Sebuah Telaah QS. Al- Ankabut Ayat 45 )

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan pusat pendidikan Islam di Indonesia, tempat orang berkumpul untuk mempelajari agama Islam dengan sistem asrama atau pondok, di mana Kyai sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama Islam dibawah bimbingan Kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamnya. 1 Pesantren didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman dan hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, bila kita flashback kebeberapa tahun silam, sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader kader ulama dan da i. 2 Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari. Pesantren sendiri menurut pengertian dasarnya adalah tempat belajar para santri. Sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Disamping itu kata pondok yang berasal dari bahasa Arab funduq yang berarti hotel atau asrama. Pondok pesantren yang merupakan bapak dari pendidikan Islam di Indonesia, 1 Umiarso Dan Nur Zazin, Pesantren Di tengah Arus Mtu Pendidikan Menjawab Problematika Kontemporer Manajemen dan Mutu Pesantren (Semarang: RaSAIL Media Group), 15. 2 Ibid., 1

2 didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman. Hal ini bisa dilihat dari perjalanan historisnya, bahwa sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama dan Da i. 3 Pesantren juga merupakan pilihan alternatif para orang tua untuk menjadi tempat tinggal skaligus tempat belajar dan bersosialisasi yang tepat pada anak. Di bawah tangan para Kiyai yang merupakan tokoh agama dan panutan masyarakat, para orang tua percaya atau yakin dengan bimbingan para Kyai dan guru, seorang anak akan menjadi muslim yang berilmu, dan berakhlak baik. Secara global, hal inilah yang menjadi harapan para orang tua. Keinginan santri untuk selalu berbakti pada orang tua, motif tinggal dipesantren pun sedikit mereka paksakan untuk mau belajar di pesantren dan jauh dari keluarga, pemenuhan akan kebutuhan yang selama ini santri dapatkan dari lingkup keluarga, secara otomatis mereka akan menjadi individu yang baik dan mereka akan berupaya sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. 4 Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menyediakan asrama atau pondok sebagai tempat tinggal bersama, sekaligus tempat belajar para santri di bawah bimbingan Kyai. Pondok yang merupakan asrama bagi para santri ini merupakan ciri spesifik sebuah pesantren yang membedakannya dengan sistem pendidikan yang lain. Alasan pesantren membangun pondok (asrama) untuk para santrinya diantaranya terdapat sikap timbal balik antara Kyai dan santri yang berupa terciptanya hubungan kekerabatan seperti halnya hubungan ayah dan anak. Sikap timbal balik ini menimbulkan 3 Umiarso Dan Nur Zazin, Pesantren Di tengah Arus Mutu Pendidikan Menjawab Problematika Kontemporer Manajemen dan Mutu Pesantren (Semarang: RaSAIL Media Group), 15. 4 Nur hidayah, wawancara, Jombang, 18 mei 2015

3 keakraban dan kebutuhan untuk saling berdekatan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, dan memudahkan dalam pengawasan dan pembinaan kepada santri secara intensif dan istiqomah. 5 Perkembangan sosial di asrama putri II al-khodijah yang juga merupakan lembaga pendidikan, dimana mayoritas usia santri belajar di asrama tersebut adalah santri yang masih beranjak masa remaja awal, keinginan untuk belajar di pesantren, secara garis besar karena motif dari orang tua mereka, kepadatan kegiatan santri baik dalam sekolah maupun di asrama, membutuhkan seseorang yang dapat memberikan perhatian dan dukungan seperti yang diberikan oleh orang tuanya, pihak pesanten menyediakan seorang Pembina dalam setiap kamar dengan tujuan agar dapat menggantikan peran orang tua mereka selama tinggal di pesantren, hubungan timbal balik yang terjadi antara santri dengan pembina harus seimbang. 6 Komunikasi merupakan hal terpenting dalam hubungan kelekatan, melihat kondisi di atas, menunjukkan adanya kesenjangan komunikasi antara Pembina dan santri, komunikasi yang merupakan karakteristik kualitas hubungan kelekatan menunjukkan bahwa adanya kualitas kelekatan yang tidak aman antara Pembina dan santri. Jika pembina gagal dalam memberikan kebutuhan kelekatan dan arahan tersebut santri cenderung menarik diri dari pembina dan tidak memberikan respon yang baik saat pembina memberikan pembinaan ataupun arahan, yang terjadi selanjutnya adalah problematika dan santri berperilaku mal adaptif yang dapat melanggar aturan pesantren. 5 Sujari, Pendidikan Pondok Pesantren Tradisional (Skripsi, STAIN Jember, 2008), 12. 6 Listya Rahmania, Wawancara, Jombang, 18 maret 2015.

4 Seperti halnya yang ada di asrama putri II dimana masing-masing kamar tersebut terdapat perbedaan penempatan santri antara santri SMP dan santri SMA dan pola pembinaannya pun juga berbeda antara santri SMP dan santri SMA, maka setiap kamar terdapat pembina yang tujuan untuk membina santri SMP dan santri SMA dan tingkatan pembinanya pun berbeda seperti pembinaan santri SMP pembinanya dari tingkat SMA dan santri SMA pembinanya dari tingkat mahasiswa (perguruan tinggi). Posisi pembina kamar di Asrama putri II merupakan pengganti orang tua yang harus memberi motivasi, dan memberikan perhatian yang lebih seperti halnya perhatian orang tua terhadap anak-anaknya. Untuk itu, upaya yang dapat diambil untuk menanggulangi hal tersebut adalah seorang Pembina harus lebih tegas dalam memberi pengarahan dan pembinaan baik antara pembina Tingkat SMP maupun Pembina Tingkat SMA. Sebagaimana firman Allah swt: ا ب ن إ ن ه ي ا إ ن ك ت ال ة م ثق ل م ن ح ب خ رد ن ف ت ك ف ص خر ة أ و او ا ت ف أ و ال س م ف األر ض ي أ ت ب ه ا ع م ا ر و اص ب و اهى ا لل ل ط يف خ ب ي ) ٦١ (ي ا ب ن أ ق م ال ص الة و أم ر ب الم عر و ف ن وك الم ع 7 )٦١( ل ك إ ن ذ إ ن ا لل ص اب ك أ م ن ع ز م األم و ر (Lukman Berkata), Wahai anakku! Sungguh, jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya(balasan). Sesunguhnya Allah mahahalus mahateliti. Wahai anakku! Laksanakanlah sholat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegalah (mereka)dari yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting. (QS.Luqman:16-17). 8 7 Al-Qur an, 10 (Luqman): 16-17. 8 Al-Qur an, 10 (Luqman): 16-17, 411.

5 B. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut: 1. Pola pembinaan pembina SMP dan Pembian SMA 2. Setelah para pembina berada di asrama, setelah pulang sekolah untuk pembina SMP dan setelah pulang kuliah untuk pembina tingkat SMA di asrama putri II Al-Khodijah. 3. Subyek yang diteliti adalah Pembina SMP dan SMA. 4. Observasi awal pada tanggal 16 sampai dengan 20 maret dan kemudian dilanjutkan dengan wawancara kepada pembina-pembina yang bersangkutan pada tanggal 01 April sampai dengan selesainya penelitian pada tanggal 04 April kemudian pengolahan data dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti peroleh. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka peniliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pola pembinaan seorang Pembina Tingkat SMP di Asrama Putri II Al-Khodijah? 2. Bagaimana pola pembinaan seorang Pembina Tingkat SMA di Asrama Putri II Al-Khodijah? 3. Bagaimana perbandingan pola pembinaan antara pembina Tingkat SMP dengan pembina Tingkat SMA dalam keaktifan mengikuti kegiatan di Asrama Putri II Al-Khodijah?

6 D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui pola pembinaan Pembina tingkat SMP. b. Untuk mengetahui pola pembinaan Pembina tingkat SMA. c. Untuk mengetahui adakah perbandingan antara pembina tingkat SMP dan pembina tingkat SMA dalam keaktifan mengikuti kegiatan di Asrama Putri II Al-Khodijah. 2. Manfaat Penelitian Bagi lembaga, sebagai bahan evaluasi dalam membina pesantren khususnya seorang pembina membina santrinya. Sehingga seorang santri selalu mematuhi peraturan yang ada di Asrama. E. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini peneliti telah menemukan dua penelitian terdahulu: pertama, yang disusun oleh Siti Barokah, STAIN, pada tahun 2010. Dalam sebuah skripsi yang berjudul POLA PEMBINAAN MORAL SANTRI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga Tahun 2010) penelitiannya bersifat Kualitatif dan hasil penelitiannya adalah Pola pembinaan moral dipondok pesantren mempunyai keunikan tersendiri dimana para santri beserta kyai dan ustadz saling berinteraksi dalam kompleks tertentu yang mandiri dan sederhana, adanya semangat kebersamaan dalam

7 suasana penuh persaudaraan. Penelitian ini merupakan upaya untuk membina moral santri di PP Al-Falah agar menjadi lebih baik. 9 Kedua, yang disusun oleh Fajar Nur Rohmad, UIN SUNAN KALIJAGA, pada tahun 2013. Dalam sebuah skripsi yang berjudul Pola Pembinaan Pesantren Dalam Membangun karakter Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Terpadu Al-Kahfi Tahun 2010) penelitiannya bersifat Kualitatif dan hasil penelitiannya adalah pola pembinaan yang di lakukan Pesantren terpadu Al-Kahfi dalam membangun karakter santri yang pertama melalui proses pembiasaan terhadap aturan dan tata tertib. Proses pembinaan berlangsung sejak santri masuk pesantren dan mulai di perkenalkan dalam kegiatan PETA (Pekan Ta aruf). Santri dididik untuk terbiasa mengerjakan seluruh kegiatan pesantren dengan disiplin dan tanggung jawab. Kedua, penegakan peraturan dengan pengawasan yang ketat. Peraturan yang ada di Pesantren bukan tata tertib Pesantren, nanmun, penegakan sanksi menjadi hal terpenting dalam meminimalisir pelanggaran yang dilakukan santri. 10 Dari kedua penelitian terdahulu ada sisi perbedaannya yaitu peneliti pertama terfokus pada pola pembinaan moral santri penelitiannya bertempat di Pondok Pesantren Al-Falah, penelitiannya bersifat Kualitatif dan peneliti kedua terfokus pada Pola Pembinaan Karakter Santri daerah penelitiannya di Pondok Pesantren Al-Kahfi, penelitianya bersifat kualitatif. Meskipun kedua penelitian terahulu dan yang sekarang penelitiannya sama-sama bersifat kualitatif namun, ranah pembahasannya beda yaitu peneliti terdahulu yang 9 Siti Barokah, Pola Pembinaan Moral Santri (Skripsi, STAIN kediri, 2010), 24. 10 Fajar Nur Rohmad, Pola Pembinaan Pesantren Dalam Membangun Karakter Santri (Skripsi, UIN SUNAN KALIJAGA, 2013), 10.

8 pertama lebih terfokus mengenai pola pembinaan moral santri. Sedangkan penelitian terdahulu yang kedua terfokus pada pola pembinaan karakter santri. Dan peneliti yang sekarang penelitiannya terfokus pada hubungan pola pembinaan antara pembina tingkat SMP dengan Pembina tingkat SMA dalam keaktifan mengikuti kegiatan di Asrama. F. Sistematika Pembahasan BAB I : Pendahuluan, dalam bab pendahuluan ini terdiri dari, Latar Belakang Masalah, Ruang Lingkup Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu, Sistematika pembahasan. BAB II : Landasan teori, berisikan pengertian Pola Pembinaan, Pengertian Pembinaan, Bentuk Pembinaan, Pengertian Pembina, Tugas dan Peran Pembina, Pengertian Pendidik, Jenis Pendidik, Keutamaan Pendidik, Tugas, Tanggung Jawab dan Hak Pendidik, Pengertian SMP, Tujuan SMP, Pengertian SMA, Tujuan SMA, Pengertian Santri, Konsep Pondok Pesantren, Pengertian Pondok Pesantren, Fungsi dan Tujuan Pesantren, dan pengertian Keaktifan Belajar. BAB III : Metode penelitian dalam bab ini berisi tentang, Desain Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. BAB V : Penutup, memuat : Kesimpulan dan saran.