POLIMORFISME PROTEIN DARAH AYAM KEDU [Blood Protein Polymorphism of Kedu Chicken]

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam

KERAGAMAN PROTEIN DARAH SEBAGAI PARAMETER BIOGENETIK PADA SAPI JAWA [Blood Protein Variability as Biogenetic Parameter of Java Cattle]

STUDI KARAKTERISTIK MORFOLOGIS DAN GENETIK KERBAU BENUANG DI BENGKULU

ANALISIS PROTEIN DARAH KERBAU LOKAL (Bubalus bubalis) DI WILAYAH MALANG DAN BANGKALAN SEBAGAI STUDI AWAL PENINGKATAN MUTU GENETIK

Polimorfisme Protein Darah Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam di Satuan Kerja Non Ruminansia Temanggung

KERAGAMAN PROTEIN PLASMA DARAH KAMBING JAWARANDU DI KABUPATEN PEMALANG (Blood Plasm Protein Variability of Jawarandu Goat in Pemalang, Central Java)

STUDI TENTANG KERAGAMAN GENETIK MELALUI POLIMORFISME PROTEIN DARAH DAN PUTIH TELUR PADA TIGA JENIS AYAM KEDU PERIODE LAYER TESIS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

20,0 ml, dan H 2 O sampai 100ml. : Tris 9,15 gram; HCl 3ml, dan H 2 O sampai 100ml. : ammonium persulfat dan 0,2 gram H 2 O sampai 100ml.

KERAGAMAN GENETIK MELALUI POLIMORFISME PROTEIN DARAH AYAM KEDU JENGGER MERAH DAN JENGGER HITAM DI SATUAN KERJA NON RUMINANSIA TEMANGGUNG SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Arab

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keragaman Protein Plasma Darah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Terisi secara geografis terletak pada 108 o o 17 bujur

Polimorfisme Protein Darah Itik Pegagan dengan Metode PAGE

ABSTRAK. Kata kunci : kambing, frekuensi gen, heterosigositas ABSTRACT

PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan sapi kacang atau sapi kacangan, sapi pekidulan, sapi

Analisis Pola Pita Protein Albumin...Abdur Rokhim A.

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab

Analisis Keragaman Genetik Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo) dan Prospek Pengembangannya di Kalimantan Selatan

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Itik Lokal

ANALISIS PROTEIN DARAH KERBAU LOKAL

KARAKTERISTIK MORFOLOGIS DAN GENETIK ITIK TALANG BENIH DI BENGKULU

Hubungan Genetik antara Domba Wonosobo (Dombos), Domba Ekor Tipis (DET) dan Domba Batur (Dombat) Melalui Analisis Polimorfisme Protein Darah

Polimorfisme Protein Plasma Darah pada Kelinci Rex, Lokal dan New Zealand White

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dudung Mulliadi dan Johar Arifin Laboratorium Pemuliaan Ternak dan Biometrika Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

KERAGAMAN DAN JARAK GENETIK KUDA BERDASARKAN ANALISIS ELEKTROFORESIS POLIMORFISME PROTEIN DARAH

STUDI POLIMORFISME PROTEIN HEMOGLOBIN DARAH AYAM ARAB PERIODE PRODUKSI PADA SUHU KANDANG BERBEDA SKRIPSI GINA CITRA DEWI

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit

STUDI POLIMORFISME PROTEIN DARAH DAN KARAKTERISTIK GENETIK EKSTERNAL AYAM ARAB PERIODE PRODUKSI SKRIPSI DESI ARYANTI

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen GH Exon 2

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

Polymorphism of GH, GHRH and Pit-1 Genes of Buffalo

6 Pengkajian Polimorfisme..(Rike Oktarianti)

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

Keragaman Genetik Itik Magelang Berdasarkan Lebar Kalung Leher Melalui Analisis Protein Plasma Darah di Satuan Kerja Itik Unit Banyubiru Ambarawa

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

FREKUENSI FENOTIPIK SIFAT-SIFAT KUALITATIF AYAM KEDU DEWASA. (Fenotype Frequency of The Qualitative Traits at Adult Kedu Chicken)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4

I. PENDAHULUAN. Management of Farm Animal Genetic Resources. Tujuannya untuk melindungi dan

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

Keragaman Molekuler pada Tanaman Lili Hujan (Zephyranthes spp.) Molecular Variance in Rain Lily (Zephyranthes spp.)

KERAGAMAN GENETIK GEN HORMON PERTUMBUHAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN PADA SAPI SIMMENTAL. Disertasi HARY SUHADA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan merupakan indikator terpenting dalam meningkatkan nilai

UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata)

HASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita

HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam

Peking. Gambar 6 Skema persilangan resiprokal itik alabio dengan itik peking untuk evaluasi pewarisan sifat rontok bulu terkait produksi telur.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

Polimorfisme Protein Darah Domba di Kabupaten Batanghari

ABSTRAK Polimorfisme suatu lokus pada suatu populasi penting diketahui untuk dapat melihat keadaan dari suatu populasi dalam keadaan aman atau

7 DETEKSI KERAGAMAN IN VITRO PLANLET LILI (Lilium, L) HASIL MUTASI DENGAN ISOZIM

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

MATERI DAN METODE. Materi

ANALISIS KERAGAMAN PROTEIN DARAH ITIK PEGAGAN, ALABIO DAN MOJOSARI DENGAN METODE POLYACRYLAMIDE GEL ELECTROPHORESIS (PAGE) SKRIPSI PRI MENIX DEY

IDENTIFIKASI KERAGAMAN GEN PITUITARY SPECIFIC POSITIVE TRANSCRIPTION FACTOR

ANALISIS POLIMORFISME PROTEIN DARAH DOMBA UP3J DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PAGE (POLYACRILAMIDE GEL ELECTROPHORESIS) SKRIPSI ASEP PRIATNA KUSUMA

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Indonesia

Gambar 5. Hasil Amplifikasi Gen Calpastatin pada Gel Agarose 1,5%.

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Keragaman Fenotipe Sifat Kualitatif Ayam Burgo di Provinsi Bengkulu

PRODUKTIVITAS AYAM LOKAL YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF

HASIL. Tabel 1 Perbandingan berat abomasum, fundus, dan mukosa fundus dari domba di atas dan di bawah satu tahun

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

kalsium dengan menggunakan plasma darah yang ditambahkan pereaksi TCA pada berbagai ternak. Bahan Bahan yang digunakan meliputi : (1) Larutan Stronsiu

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

2011) atau 25,10% ternak sapi di Sulawesi Utara berada di Kabupaten Minahasa, dan diperkirakan jumlah sapi peranakan Ongole (PO) mencapai sekitar 60

KERAGAMAN DNA MIKROSATELIT LOKUS ILSTS073, ILSTS030 DAN HEL013 PADA SAPI KATINGAN DI KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI RAHMAH MUTHMAINNAH

KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

BIO306. Prinsip Bioteknologi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. eksterior (warna kulit dan ukuran tubuh) yang berbeda-beda, seperti jenis sapi

Polimorfisme Protein Serum Darah Induk Sapi Beranak Kembar dan Tunggal pada Sapi Peranakan Ongole dan Keturunan Simental

Universitas Gadjah Mada

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK BEBERAPA POPULASI IKAN BATAK (Tor soro) DENGAN METODE RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA (RAPD) 1

SELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT

Beberapa Kriteria Analisis Penduga Bobot Tetas dan Bobot Hidup Umur 12 Minggu dalam Seleksi Ayam Kampung

3. POLIMORFISME GEN Insulin-Like Growth Factor-I (IGF-1) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM LOKAL DI INDONESIA ABSTRAK

OPTIMALISASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK AYAM LOKAL PENGHASIL DAGING DAN TELUR

A~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

POLIMORFISME PROTEIN DARAH AYAM KEDU [Blood Protein Polymorphism of Kedu Chicken] S. Johari, Sutopo, E. Kurnianto dan E. Hasviara Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Kampus drh. Soejono Koesoemowardojo-Tembalang, Semarang Received October 20, 2008; Accepted November 21,2008 ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman genetik ayam Kedu melalui analisis protein darah dengan menggunakan metode elektroforesis. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 ekor ayam kedu yang terdiri dari 20 ekor ayam kedu bulu hitam daging hitam (HH), 20 ekor ayam kedu hitam daging putih (HP) dan 20 ekor ayam kedu putih daging putih (PP). Metode elektroforesis Polyacrylamid Gel Electrophoresis Thin Layer Elecrophoresis (PAGE-TLE) secara vertikal digunakan dalam penelitin ini. Parameter yang diamati adalah protein Albumin (Alb), transferin (Tf) dan hemoglobin (Hb). Frekuensi gen, heterozigositas dan jarak genetik dianalisis dengan menggunakan paket program DISPAN. Hasil analisis menunjukkan bahwa Hb, Alb dan Tf memperlihatkan karakter polimorfik pada warna bulu ayam. Frekuensi gen Hb A (0,9) lebih tinggi dibandingkan Hb B (0,1) pada ayam kedu HH, semantara itu tidak ditemukan alel Hb B pada ayam kedu HP maupun PP. Frekuensi gen Alb B relatif lebih tinggi pada HH (0,625) dibandingkan pada HP maupun PP (0,475), sebaliknya frekuensi gen Alb C lebih rendah pada HH (0,375) dibandingkan pada HP maupun PP (0,525). Frekuensi gen Tf B dan Tf C sama besar pada HH dan HP sama besar (0,5). Pada PP, frekuensi gen Tf B (0,6) lebih tinggi dibandingkan Tf C (0,4). Ayam kedu HH memiliki nilai heterozigositas relatif lebih tinggi (0.407) dibandingkan dengan HP (0,350) maupun PP (0,343). Ayam kedu HP menunjukkan hubungan perkerabatan yang lebih dekat PP dibandingkan dengan HH. Kata Kunci : Ayam Kedu, Protein Darah, Elektroforesis, Frekuensi gen, Heterozigositas ABSTRACT The aim of this research was to know genetic variance of kedu chicken through blood protein polymorphism analysis by using method of electrophoresis. The research used 60 birds of kedu chicken which consisted of 20 birds and black fur and black flesh (HH), 20 birds of black fur of white meat (HP) and 20 birds of white fur and white meat ( PP). Elektroforesis Polyacrylamid Gel of Electrophoresis-Thin Layer Elecrophoresis (PAGE-TLE) vertically was used in this experiment. Parameter observed was proteins of albumin (Alb), transferin (Tf) and hemoglobin (Hb). Gene frequency, heterozygosity and genetic distance was analyzed by using DISPAN program. Hb, Alb and Tf showed polymorphic character. Gene frequency of Hb A (0.9) was higher compared to Hb B (0.1) in HH. In fact there was no Hb B in both HP and PP. Gene frequency of Alb B was relatively higher in HH (0,625) compared to HP and PP (0,475). In contrast, gene frequency of Alb C was smaller at HH (0,375) compared to both HP and PP (0,525). Gene frequency of Tf B and Tf C in HH was similar to HP (0.5). In PP, gene frequency of Tf B (0,6) was higher than those of Tf B. Heterozigosity of HH (0.407) was higher than those of HP (0.350) and PP (0.343). The genetic relationship of HP was closer to PP compared to HH. Keywords: Kedu chicken, Blood protein, Elektrophoresis, Gene frequency and Heterozigosity. PENDAHULUAN Ayam kedu merupakan ayam lokal unggul yang berasal dari Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Temanggung. Saat ini dikenal 3 jenis ayam kedu, yaitu ayam kedu putih, berwarna dan hitam (Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, 2005). Blood Protein Polymorphism ( S. Johari et al.) 313

Produktivitas ayam kedu cukup tinggi, antara lain bobot badan pada jantan dan betina dewasa umur 2 tahun masing-masing sekitar 3,6 kg dan 3 kg, produksi telur ayam kedu hitam pada pemeliharaan intensif sebesar 58,8%, sedangkan ayam kedu putih 50,4%. Menurut Riis (1983), plasma darah mengandung tiga protein utama yaitu albumin, globulin dan fibrinogen. Menurut Warwick et al. (1990), sejumlah besar perbedaan-perbedaan yang diatur secara genetis telah diketemukan dalam Globulin, Albumin, dan enzim-enzim darah serta hemoglobin. Perbedaanperbedaan tersebut dapat diketahui dengan menggunakan prosedur biokemis, terutama elektrophoresis. Polimorfisme darah diatur secara genetis oleh pasangan alel. Dinyatakan oleh Warwick et al. (1990), bahwa polimorfisme protein adalah perbedaan-perbedaan sifat biokimia (biochemical variants) yang diatur secara genetik dan banyak diketemukan dalam cairan tubuh dan sel-sel ternak. Polimorfisme merupakan ekspresi dari gen dan dapat dideteksi dengan teknik elektroforesis. Dinyatakan oleh Harper et al. (1980), bahwa polimorfisme dapat digunakan untuk menganalisis keadaan genetik suatu populasi. Menurut Sartika et al. (1997), pada lokus Posttransferin-1 ayam kampung terdapat tiga macam fenotipe yaitu AA, AB, CC yang dikontrol oleh alel kodominan yaitu Ptf-A dan Ptf-B, sedangkan hasil penelitian Maeda et al. (1987), yang dilakukan di Bangladesh, pada hemoglobin ayam terdapat tiga macam genotipe. Tiga genotipe tersebut yaitu Hb AA, Hb AB, Hb BB. Dapat disimpulkan bahwa hemoglobin tersusun dari dua allel yaitu allel A dan Allel B. Dinyatakan oleh Sartika et al. (1997), heterozigositas adalah nilai keragaman genetik dari populasi ternak. Nilai ini menunjukkan hubungan antar populasi ternak tersebut. Keragaman genetik dalam populasi ditentukan oleh lokus-lokus yang mempunyai nilai heterozigositas yang tinggi. Semakin tinggi nilai heterozigositas maka semakin tinggi pula keragaman genetik yang terjadi. Demikian pula sebaliknya semakin rendah nilai heterozigositas, maka semakin rendah keragaman genetiknya. Gel poliakrilamid adalah gel yang terbentuk dari polimer vynil antara monomer Akrilamid (CH2=CH- CO-NH2) dengan penghubung N,N -Methylene-bis Ac r yl a mide(c H 2 = C H - C O - N H 2 -N H -C O - CH=CH2). Konsentrasi dari Akrilamid menentukan panjang rantai polimer, sedangkan konsentrasibis akrilamid menentukan intensitas formasi penghubung. Kedua hal tersebut sangat penting untuk menentukan kondisi fisik dari gel, seperti kepadatan, elastisitas dan kekuatan mekanik serta pori-pori (Andrew, 1993). Elektroforesis dengan gel polikrilamid vertical merupakan metode yang terbaik untuk dapat menentukan fraksi protein post transferin, transferin, post albumin dan hemoglobin yang ada pada plasma darah dan sel darah merah ayam (Mulyono dan Salundik, 1994). Elektrophoresis gel poliakrilamid pada prinsipnya berfungsi sebagai saringan molekul, di mana mobilitas relatif dari SDS-polipeptida-Kompleks sangat proposional dengan logaritma berat molekul. Metode ini lebih dikenal dengan SDS-Polyacrilamide-Gel Elektrophoresis (SDS-PAGE) dan prinsipnya adalah bahwa dengan adanya SDS maka akan memungkinkan pemisahan polipeptida hanya berdasarkan atas berat molekulnya. Penambahan muatan dari deterjen anionic akan dapat menutup secara efektif perbedaan muatan individu dari masingmasing polipeptida dan perbedaan struktur molekul dapat diselaraskan (Melvin, 1987). Keragaman genetik adalah penyimpangan sifat atau karakter dari individu yang terjadi karena perkawinan alami yang tidak terkontrol. Keragaman genetik dapat dilihat dari karakter alel dari lokus tertentu yang merupakan ekspresi dari gen tertentu. Melalui gen tersebut dapat dihitung nilai frekuensi gen, heterozigositas dan karakteristik spesifik gen antar dua spesies. Melalui analisis protein darah dapat dihitung berapa besar penyimpangan sifat atau keragaman genetik yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui polimorfisme genetik pada ayam Kedu melalui analisis protein darah dengan menggunakan metode elektrophoresis. Berdasarkan keragaman genetik dapat diketahui sebaran genotip ayam kedu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui pola protein darah ayam kedu sehingga dapat digunakan sebagai dasar penentuan seleksi pada program pemuliaan. MATERI DAN METODE Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 314 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 33 [4] December 2008

sampel darah dari tiga macam jenis ayam Kedu yaitu ayam kedu bulu hitam daging hitam (HH), ayam kedu bulu hitam daging putih (HP) dan ayam kedu bulu putih daging putih (PP), masing-masing sebanyak 20 ekor. Pengambilan sampel darah ayam (± 3cc) dilakukan menggunakan spuit pada vena bagian dalam sayap ayam. Darah yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi dengan 3 tetes (± 0,15 ml) heparin sebagai anti koagulan dan disimpan pada termos es. Setelah pengambilan darah dilakukan, plasma darah dipisahkan dari sel darah merah dengan cara disentrifusa selama 10 menit dengan kecepatan 3500 rpm pada suhu kamar. Plasma darah yang telah terpisah dari sel darah merah diambil dengan menggunakan pipet, dimasukkan kedalam botol sampel dan disimpan dalam pembeku (freezer) pada suhu -20 0 C hingga dianalisis. Pencucian sel darah merah dilakukan dengan cara menambahkan larutan NaCl 0,9% sebanyak 2cc ke dalam sel darah merah yang telah dipisahkan dari plasma, dikocok sedemikian rupa hingga tercampur rata. Selanjutnya dilakukan proses sentrifusa dengan kecepatan 3500 rpm selama 5 menit. Proses pencucian dilakukan tiga kali berturut-turut. Setelah proses pencucian sel darah merah dimasukkan dalam pembeku (freezer) pada suhu -20 0 C hingga dianalisis (Sutopo et al., 2001). Plasma darah dan sel darah merah kemudian dianalisis menggunakan PAGE-TLE (Polyacrilamide Gel Electrophoresis-Thin Layer Electrophoresis) yang dipasang secara vertical menurut metode Ogita dan Markert (1968). Pita-pita hasil elektoforesis yang diamati adalah albumin (Al), hemoglobin (Hb) dan transferin (Tf). Analisis Data Frekuensi gen dianalisis berdasar formulasi Warwick et al. (1990). Lokus an F an... (1) Lokus A Lokus A Lokus A 1 dimana F an = Frekuensi gen A pada lokus ke-n Keragaman genetik ditentukan menggunakan rumus heterozigositas (h) dan rataan heterozigositas (H) 2 n menurut Nei (1987). Rataan heterozigositas (H) adalah rata-rata nilai h terhadap seluruh jumlah lokus. m 2 X i i1 h 1-...(2) dimana : h = heterozigositas m = jumlah lokus X i = frekuensi gen ke-i m 2 1- X i i1 h H... (3) r r dimana : r = jumlah lokus yang diamati HASIL DAN PEMBAHASAN Frekuensi gen dan nilai heterozigositas dari masingmasing lokus dapat dihitung dengan cara melihat pitapita protein yang muncul atau sering dinamakan band. Dari band yang muncul dapat dilakukan interprestasi atau penentuan alel dari masing-masing lokus. Keragaman lokus hemoglobin (Hb) Hemoglobin adalah protein darah yang terdapat pada sel darah merah. Hemoglobin terletak pada kisaran berat molekul ~66.000 dalton. Hasil elektroforesis menunjukkan bahwa hemoglobin ditandai oleh tiga pita yang tampak jelas setelah dilakukan pencucian. Alel A bergerak lebih cepat ke arah kutub positif dibandingkan alel B. Pita yang bergerak lebih cepat ke arah anoda dinamakan alel A, sedangkan pita yang memiliki gerak lebih lambat dinamakan alel B. Ke dua alel tersebut dapat membentuk karakter heterozigot AB. Pada Ilustrasi 1disajikan contoh skater diagram lokus albumin (Alb) ayam kedu bulu hitam daging hitam HH. Pada Tabel 1 disajikan frekeunsi gen hemoglobin (Hb) darah dari 3 jensi ayam kedu, yaitu bulu hitam daging hitam (HH), bulu hitam daging putih (HP) dan bulu putih daging putih (PP). Hasil pengamatan pita protein menunjukkan bahwa lokus hemoglobin dikontrol oleh 2 alel, yaitu Hb A dan Hb B. Frekuensi gen pada alel Hb A ayam kedu HH adalah 0,9; sedangkan HP dan PP masing-masing 1,0. Frekuensi gen pada alel Hb B ayam kedu HH sebesar Blood Protein Polymorphism ( S. Johari et al.) 315

AA AA AB AB AB AB AA Ilustrasi 1. Contoh Skater Diagram Lokus Hemoglobin (Hb) Ayam Kedu Betina Bulu Hitam Daging Hitam Tabel 1. Frekuensi Gen Hemoglobin (Hb) Darah pada 3 Jenis Ayam Kedu Jenis Ayam Jumlah Genotip Frekuensi Gen AA AB BB A B HH 20 16 4 0 0.9 0.1 HP 20 20 0 0 1 0 PP 20 20 0 0 1 0 Jumlah 60 56 4 0 0.967* 0.033* *= Hasil perhitungan total frekuensi gen 0,1; sementara itu HP dan PP sebesar 0 atau tidak memiliki alele Hb B. Hasil perhitungan total frekuensi gen alel HbA adalah 0,967, sedangkan alel Hb B sebesar 0,033. Hasil penelitian Utomo (1999) menunjukkan bahwa alel A mempunyai frekuensi tertinggi pada lokus hhemoglobin darah ayam kampung, yaitu sebesar 0,812. dibandingkan dengan pita-pita yang lain. Pada penelitian ini diperoleh 2 alel yaitu B dan C. Hasil perhitungan frekuensi gen pada lokus albumin dapat dilihat pada Tabel 2. Frekuensi gen pada alel Alb B ayam kedu HH lebih tinggi (0,6) dibandingkan ayam kedu HP dan PP (0,475). Sementara itu frekuensi gen pada alel Alb C pada ayam kedu HH (0,3,75) lebih Tabel 2. Frekuensi Gen Albumin (Alb) Darah pada Tiga Jenis Ayam Kedu Jenis Ayam Jumlah Genotip Frekuensi Gen BB BC CC B C HH 20 6 13 1 0.625 0.375 HP 20 1 17 2 0.475 0.525 PP 20 2 15 3 0.475 0.525 Jumlah 60 9 45 6 0.525* 0.475* *= Hasil perhitungan total frekuensi gen Keragaman lokus albumin (Alb) Albumin memiliki berat molekul sebesar ~69.000 dalton. Pita albumin dapat terlihat jelas karena albumin memiliki bentuk pita yang sangat tebal jika kecil dibandingkan ayam Kedu HP dan PP (0,525). Hasil perhitungan total frekuensi gen alel Alb B adalah 0,525, sedangkan alel Alb C sebesar 0,475. Penelitian Utomo (1999) menyatakan bahwa Frekuensi tertinggi pada lokus Albumin terletak pada 316 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 33 [4] December 2008

alel A untuk ayam kampung, yaitu sebesar 0,781. Keragaman lokus transferin (Tf) Transferin memiliki kisaran berat molekul sebesar ~85.000 dalton. Pita yang bergerak lebih cepat ke arah kutub positif dinamakan alel B, sedangkan pita yang bergerak lebih lambat dinamakan alel C. Kedua alel tesebut dapat membentuk karakter heterozigot BC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokus transferin (Tf) dikontrol oleh dua alel, yaitu Tf B dan Tf C. Perhitungan frekuensi gen pada lokus transferin dapat dilihat pada Tabel 3. Frekuensi gen pada alel Tf B ayam kedu HH dan HP sebesar 0,5, sedangkan ayam kedu PP sebesar 0,6. Frekuensi gen pada alel Tf C ayam kedu HH dan HP sebesar 0,5, sedangkan ayam kedu PP sebesar 0,4. Hasil perhitungan total frekuensi gen alel Tf B adalah 0,533, sedangkan alel C sebesar 0,467. Penelitian Utomo (1999) pada ayam kampung menunjukkan bahwa frekuensi gen pada lokus Transferin (Tf) tertinggi terletak pada alel A, yaitu sebesar 0,406. 0.407 (Tabel 4) dibandingkan HP (0,350) dan PP (0.343). Nilai heterozigositas yang berbeda-beda tergantung dari kondisi frekuensi gen pada masingmasing lokus yang beragam. Menurut Sartika et al. (1997), keragaman genetik dalam populasi ditentukan oleh lokus-lokus yang mempunyai nilai heterozigositas yang tinggi. Hubungan Perkerabatan Hasil perhitungan jarak genetik antara 3 jenis ayam kedu disajikan pada Tabel 5 dan dendogram yang menggambarkan hubungan kekerabatan disajikan pada Ilustrasi 2. Jarak genetik terdekat ditunjukan antara ayam kedu HP dengan PP (0.0021). Jarak genetik antara ayam Kedu HH dengan HP sejauh 0.0197, sama halnya antara HH dengan PP. Tabel 3. Frekuensi Gen Transferin (Tf) Darah pada Tiga Jenis Ayam Kedu Jenis Ayam Jumlah Genotip Frekuensi Gen BB BC CC B C HH 20 1 18 1 0.5 0.5 HP 20 0 20 0 0.5 0.5 PP 20 4 16 0 0.6 0.4 Jumlah 60 5 54 1 0.533* 0.467* *= Hasil perhitungan total frekuensi gen Heterozigositas Ayam Kedu Herozigositas diperoleh dari hasil perhitungan frekuensi gen pada masing-masing lokus. Analisis data menunjukkan bahwa hetrozigositas ayam kedu HH lebih tinggi dibandingkan dengan ayam kedu HP maupun PP. Pada Tabel 4 tampak bahwa rataan heterozigositas pada ayam kedu HH paling tinggi, yaitu KESIMPULAN Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hemoglobin, albumin dan transferin menunjukkan karakter polimorphik pada warna bulu ayam yang berbeda. Ayam kedu bulu hitam daging putih (HP) menunjukkan hubungan perkerabatan yang lebih dekat.dengan ayam kedu bulu putih daging putih (PP) Tabel 4. Nilai Rataan Heterozigositas dari Tiga Lokus pada Tiga Jenis Ayam Kedu Jenis ayam Rataan Heterosigositas HH 0.407 HP 0.350 PP 0.343 Blood Protein Polymorphism ( S. Johari et al.) 317

Tabel 5. Matriks Jarak Genetik Berbagai Warna bulu Ayam Kedu Jenis ayam HH HP PP HH 0 HP 0.0197 0 PP 0.0197 0.0021 0 Ilustrasi 2. Dendogram Hasil Analisis Perkerabatan dari Tiga Jenis Ayam Kedu HP PP HH UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional RI yang telah mendanai penelitian ini melalui Program HB No. 014/ SP2H/PP/DP2M/III/2007. DAFTAR PUSTAKA Andrews, A.T. 1993. Electrophoresis: Theory, Techniques, Biochemical and Clinical Application. 2 nd Ed. Oxford University Inc., New York. Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. 2005. Inventarisasi Sumberdaya Hayati Ternak Lokal Jawa Tengah Harper, H., A.W. Rodwel dan P.A. Mayes. 1980. Biokimia. Edisi ke-17. Lange EGC. Maeda, Y., I. Okada., M.A. Hasnath., M.O. Faruque., M.A. Majid and M. N. Islam. 1987. Blood Protein Polymorphism on Native Fowl and Red Jungle Fowl In Bangladesh. In: Genetic Studies on Breed Differentitation of The Native Domestic Animals In Bangladesh 2:11-26. Faculty of Applied Biological Sci. Hiroshima University, Japan. Melvin, M. 1987. Electrophoresis Analytical Chemistry, Open Learning. John Wiley and Sons, London. Mulyono, R.H. dan Saundik. 1994. Pengembangan Teknik Elektroforesis untuk Identifikasi Genetika Ternak. Laporan Penelitian Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Nei. M. 1987. Molecular Evolutionary Genetics. Colombia Univercity Press, New York. Ogita, Z.I. and C.L. Markert. 1968. A Miniaturized system for electrophoresis on polyacrilamide gels. Anal. Biochem. Vol. 99 : 233-241. Riis, P.M. 1983. The Polls of Tissue Constituens and Products: Protein. Dynamic Biochemistry of Animal Production. The Royal Vaterinary and Agricultural University, Denmark. Sartika, T., R.H. Mulyono., S.S. Mansyoer., T. Purwadaria., B. Gunawan., A.G. Nataamidjaya dan K. Dwiyanto. 1997. Penentuan jarak genetik pada ayam lokal melalui polimorfisme protein darah. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1997. Balai Penelitian Ternak-Ciawi, Bogor. Hal. 479-485. Sutopo., K. Nomura, Y. Sugimoto and T. Amano. 2001. Genetic relationships among Indonesian native cattle. J. Animal Genetics. 28 (2): 3-11.0 Utomo, M.P. 1999. Studi tentang Polimorfisme Protein Darah Ayam pada Ayam Kampung dari Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Warwick, E.J., J.M. Astuti dan W. Hardjosoebroto. 1990. Pemuliaan Ternak. Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 318 J.Indon.Trop.Anim.Agric. 33 [4] December 2008