BAB III PERUMUSAN MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. online. Membahas mengenai tingkat kepuasan online atau dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan dan kemudahan dalam pembelian tiket pesawat (Restuti et al, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan sistem perekonomian dari tradisional ke modern memberi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

Garuda Indonesia Government Online System (GovOS) Prosedur & Alur Proses

BAB I PENDAHULUAN. suatu bukti keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah. Ini juga

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang kian hari kian pesat, denga dilakukan oleh manusia dapat disebarkan secara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN. Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod & Schell, 2004). Menurut Indrajit

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. belakangan ini pertumbuhan agen-agen travel kian pesat guna mempermudah

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB 5 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan pada era modern ini. Dua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi waktu

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mobilitas masyarakat saat ini memang bisa dibilang sangat tinggi dan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keputusan untuk mengembangkan proyek ARPANET, dan hasil dari proyek. kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh para produsen kepada

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi yang berguna untuk meningkatkan penjualan dan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pertumbuhan sektor jasa di Indonesia berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan unik karena sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai

BAB V PENUTUP SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN. pengaruh kepercayaan, persepsi risiko, kemudahan dan manfaat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu hal penting yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang cukup penting bagi pembangunan suatu negara. Transportasi berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

Manual Book. Aplikasi Garuda Online Sales Web

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu untuk menghasilkan laba agar

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor Price Perceptions (Persepsi akan Harga) yang terdapat pada penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ini, mereka saling bersaing dalam mendapatkan perhatian dan tempat di hati

BAB I PENDAHULUAN. transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. Alat transportasi darat

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini Industri Penerbangan Indonesia sudah semakin meningkat, dengan

Tutorial Penggunaan CEPAT, MUDAH DAN MURAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang melahirkan sejumlah konsep, cara berpikir, dan strategi baru dalam dunia bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai ibu kota negara Indonesia, Jakarta sering dijadikan pilihan bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tentang Traveloka

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

Sistem Informasi Manajemen PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pengujian path analysis

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB I PENDAHULUAN. komputer dan telekomunikasi telah berkembang dan bertransformasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih telah merubah sebagian besar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. melihat pengaruh pengaruh dari airlines service quality dan service recovery

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan sebuah bisnis tidak lagi dibatasi oleh tempat dan waktu lagi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Jasa transportasi merupakan salah satu bidang usaha yang memegang

BAB III DATA PENELITIAN

LISA COMPANY PROFILE SEJARAH KAMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masroulina, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Salah satunya adalah bisnis dibidang jasa. Peningkatan bisnis dibidang jasa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

RESERVASI PENERBANGAN PENGERTIAN DAN PENGETAHUAN DASAR. Products of Airlines A. Main Product:

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB V IMPLEMENTASI. dengan tujuan mendapatkan laba. Dalam dunia bisnis dengan tingkat

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. hotel, dan pemesanan paket tour. Pembentukan Prima Vacation didirikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anisa Rosdiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini sistem informasi dan teknologi informasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada tahun 2000 ( Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan

Sistem Pengendalian Managemen Southwest Airlines Corporation

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dahulu, sarana transportasi laut menjadi pilihan utama bagi masyarakat menengah ke

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang bercirikan nusantara yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

BAB III PELAYANAN RESERVASI, STRATEGI PELAYANAN, DAN KENDALA DALAM PELAYANAN SERTA CARA MENGATASI KENDALA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan konsumen pada kondisi pasar yang kompetitif merupakan faktor

LAMPIRAN 1 KUESIONER PELANGGAN PT. BUMANTARA TOUR & TRAVEL. Mohon bantuandan kesediaan anda untuk menjawab seluruh pertanyaan dan pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan mengalami kebangkrutan dan pencopotan perijinan oleh. Kementrian Perhubungan Indonesia yang disebabkan

Sumber: BPS, 2004 Gambar 1. Grafik Data Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta (Jan-Nov 2004)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh dalam kegiatan-kegiatan seperti perekonomian, pengiriman barang atau jasa,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu

Gambar 1.1 Penetrasi Internet di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia saat ini

Transkripsi:

BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Alasan Pemilihan Masalah Jasa penerbangan Indonesia saat ini diwarnai dengan munculnya pemain-pemain baru di dalam industri penerbangan domestik. Hal tersebut didukung oleh kebijakan penerbangan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan ini memberikan berbagai kemudahan untuk persyaratan pendirian maskapai penerbangan di Indonesia. Namun tentunya hal ini tidak meruntuhkan semangat para pemain lama untuk semakin mengembangkan layanan penerbangan yang dimilikinya. Garuda Indonesia sebagai perintis perusahaan penerbangan di Indonesia dan sebagai pemain lama juga dihadapkan dengan persaingan yang kian marak. Namun tentunya hal ini tidak mematahkan semangat Garuda Indonesia didalam berinovasi untuk lebih memuaskan pelanggannya, malahan hal tersebut menjadi pemicu Garuda Indonesia didalam mengembangkan sayapnya. Kesuksesan Garuda Indonesia didalam mempertahankan posisi yang dimiliki dapat dibuktikan melalui jumlah market share yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Pada tabel dibawah dapat dilihat bahwa Garuda Indonesia mampu mempertahankan posisinya sebagai yang terbaik dan disukai pelanggan melalui persentase market share terbesar di Indonesia. Meskipun Garuda Indonesia bukan merupakan low cost carrier namun eksistensi Garuda Indonesia di dalam menghadapi tantangan di pasar pelu diacungi jempol. Terbukti bahwa pada tahun 2005, saat dimana industri penerbangan bersaing pesat namun Garuda Indonesia masih menjadi penerbangan pilihan pelanggan. 3.1.1. Pemetaan Situasi pemesanan dan penjualan tiket Untuk setiap industri penerbangan pemetaan situasi pemesanan dan penjualan tiketnya pasti akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan bahwa setiap industri penerbangan 25

memiliki strategi tersendiri untuk memudahkan pelanggan didalam melakukan reservasi tiket. Pada saat ini situasi pemesanan dan penjualan tiket di Indonesia dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu metode konvensional dan metode elektronik. Pemesanan tiket secara konvensional merupakan metode pemesanan tiket dimana pelanggan berhadapan langsung dengan si penjual dan melakukan transaksi di tempat tersebut. Salah satu contoh metode konvensional adalah seperti reservasi tiket pada agen wisata. Sementara itu yang dimaksud dengan pemesanan tiket secara metode elektronik merupakan metode dimana pelanggan tidak berhadapan langsung dengan vendor tiket. Hal ini bisa dilakukan melalui pemesanan tiket melalui telpon maupun melalui internet. Sebagai contoh adalah pemesanan tiket melalui call centre industri penerbangan tersebut. Sistem pemesanan tiket penerbangan di Garuda Indonesia sedang mengalami transformasi dari metode pemesanan konvensional menuju metode pemesanan elektronik. Selama ini metode konvensional banyak digunakan oleh industri penerbangan Indonesia di dalam pemesanan tiket penerbangan. Untuk Garuda Indonesia terdapat berbagai macam cara pemesanan tiket melalui metode konvensional ini, salah satunya adalah pemesanan tiket melalui kantor penjualan tiket Garuda Indonesia yang biasanya berada di pusat kota dan juga di bandara dimana Garuda Indonesia beroperasi. Contoh lainnya adalah pemesanan tiket melalui agen wisata yang diakui oleh Garuda Indonesia untuk mengeluarkan tiket penerbangan Garuda Indonesia. Selain itu pelanggan juga dapat melakukan pemesanan melalui Call Center Garuda Indonesia. Metode konvensional memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk memperoleh informasi mengenai ketersediaan tempat duduk, jadwal, dan harga melalui telpon, selain tentunya pelanggan juga dapat datang langsung ke tempat tersebut. Namun pada akhirnya pelanggan tetap harus mengambil tiket di kantor penjualan Garuda Indonesia, maupun di agen wisata yang diakui oleh Garuda Indonesia. Berikut adalah pemetaan situasi penjualan tiket pesawat Garuda Indonesia saat ini: 26

PEMETAAN SITUASI PENJUALAN TIKET PESAWAT GARUDA INDONESIA Pusat Ticketing GA Kantor Penjualan GA Agen Wisata Call Center Online Booking via Internet Metode Konvensional Konsumen Metode Elektronik Gambar 3.1 Pemetaan Situasi Pemesanan dan Penjualan Tiket Garuda Indonesia Seperti gambar 3.1 diatas maka dapat dilihat bahwa dua metoda pemesanan di Garuda Indonesia dibagi menjadi dua bagian besar yaitu metode konvensional dan metode elektronik. Meskipun terbagi menjadi dua bagian besar namun keseluruhan metode ini tetap saling berkaitan karena sama-sama berakhir di pusat ticketing Garuda Indonesia. Metode konvensional dinilai memberikan rasa aman terhadap pelanggan karena pelanggan dapat berhadapan langsung dengan petugas tiket. Dengan berhadapan langsung, pelanggan dapat membina hubungan baik dengan penjual tiket untuk kemudian dapat membangun loyalitas pelanggan terhadap produk yang ditawarkan oleh Garuda Indonesia. Selain aman, pelanggan juga merasa nyaman karena tiket yang diperoleh memiliki bukti fisik bahwa pelanggan telah melakukan transaksi pembelian tiket penerbangan secara sah. Pelanggan dapat memilih beberapa alternatif pembayaran tiket pada metode konvensional ini. Pelanggan dapat melakukan pembayaran tunai dan dengan 27

menggunakan kartu kredit maupun kartu debit pada kantor penjualan Garuda Indonesia dan agen wisata yang memiliki mesin edisi untuk melakukan pembayaran tersebut. Metode konvensional memberikan tingkat fleksibilitas yang tinggi kepada perusahaan maupun perorangan. Sebagai contoh, pelanggan baik perorangan maupun perusahaan dapat melakukan pembayaran secara cicilan atau diberikan tenggang waktu untuk melunasi pembayaran tiket penerbangan apabila pelanggan tersebut memang dinilai memiliki hubungan baik dengan agen wisata. Peralihan metode konvensional menuju metode elektronik diawali melalui pengembangan sistem teknologi informasi pada call center Garuda Indonesia. Hal ini juga dipaparkan oleh Prijastono, Direktur Marketing Garuda (2007) ada beberapa hal yang menjadi perhatian utama dalam perbaikan service melalui call center yaitu improve product reliability untuk mencapai on time performance, memperbaiki aksesibilitas Garuda Indonesia melalui call center, dan menjadi lebih transparan sehingga kusumen bisa melakukan pengecekan harga, memeriksa ketersediaan seat, jadwal penerbangan, dan status booking secara langsung. Call center Garuda Indonesia pada mulanya merupakan layanan yang diberikan oleh Garuda Indonesia bagi pelanggan untuk memberikan informasi penerbangan, menampung saran dan kritikan dari pelanggan, dan tempat interaksi secara langsung antara pelanggan dengan pihak Garuda Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi informasi, Garuda Indonesia memperluas layanan call centernya menjadi sebuah sarana bagi pelanggan untuk melakukan reservasi tiket sesuai dengan jadwal dan harga yang dikehendaki namun selayaknya metode konvensional, pelanggan tetap harus melakukan pembayaran dan pengambilan tiket di kantor penjualan tiket Garuda Indonesia atau agen wisata yang diakui oleh Garuda Indonesia. Layanan pemesanan tiket melalui call center tersebut dianggap mampu menjawab kebutuhan pelanggan Garuda Indonesia pada saat itu, namun Garuda Indonesia mencoba proaktif didalam mengembangkan metode pembayaran pemesanan tiket melalui call centernya dengan menawarkan pembayaran langsung melalui call center dengan menggunakan kartu kredit atau melalui jaringan ATM yang bekerja sama dengan Garuda Indonesia. Adapun bank yang bekerja sama dengan Garuda Indonesia dalam proses pembayaran tiket adalah Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank 28

Lippo, Bank Negara Indonesia 46, Bank Niaga, Bank Permata, Bank Internasional Indonesia, dan Bank Rakyat Indonesia. Call center Garuda Indonesia juga memberikan kemudahan bagi pelanggannya dengan cara membuka layanan telponnya 24 jam setiap hari. 3.1.2. Perkembangan online booking via internet di dunia penerbangan Seiring dengan perkembangan teknologi informasi maka ada beberapa aspek yang perlu dipahami mengenai perkembangan industri penerbangan yang merupakan bagian dari industri pariwisata. Industri pariwisata kini telah merambah dunia internet dimana tersedia berbagai macam pilihan sesuai dengan keinginan pelanggan. Setiap sumber menyajikan informasi yang berbeda dan memiliki keunikan tersendiri di dalam mengembangkan produk yang dimilikinya. Untuk membantu pelanggan, beberapa perusahaan telah menyediakan jasa perencana perjalanan secara online. Dengan menggabungkan keseluruhan aspek travel yang dibutuhkan oleh pelanggan, perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang pariwisata ini menyediakan kebutuhan pelanggan sesuai keinginan pelanggan tersebut. Sebagai contoh di Amerika Serikat, Orbitz, salah satu perusahaan e-commerce yang bergerak di bidang industri pariwisata, menyediakan akomodasi, laporan cuaca, peta, lengkap dengan jadwal penerbangan setiap airlines di situs internet miliknya. Perkembangan dari teknologi informasi memiliki pengaruh besar terhadap industri pariwisata karena teknologi informasi menyediakan kesempatan kepada pelanggan untuk berinteraksi dengan siapapun tanpa ada batasan jarak yang ditempuh (Buhalis, 2000). Pariwisata dan teknologi merupakan dua hal yang paling besar dan yang paling memiliki perubahan cepat di dunia (Sheldon, 1997). Untuk di Indonesia sendiri, fenomena ini timbul pertama kalinya oleh penjualan tiket low carrier flight yang dikeluarkan oleh Air Asia (dulu Awair) dimana kebayakan tiket hanya dapat dibeli secara on-line alias menggunakan internet. Air Asia menawarkan kesempatan untuk membeli tiket pesawatnya dengan menggunakan jasa Internet dan terbukti melalui penjualan tiket Air Asia sekitar 40% tiketnya berasal dari reservasi via 29

online booking di internet (Airasia.com). Hal tersebut menunjukkan trend meningkat dan kini banyak perusahaan penerbangan lainnya ingin berinvestasi pada industri jasa yang seperti demikian. Membaca peluang bisnis yang ada di Indonesia pada saat ini Garuda Indonesia akan melakukan perubahan yang signifikan didalam proses reservasi tiket yang disebut online booking via internet (reservasi electronik menggunakan internet). Meskipun Garuda Indonesia dinilai bersifat reaktif terhadap teknologi online booking via internet, namun Garuda Indonesia tetap yakin bahwa metode pemesanan elektronik ini akan disambut dengan baik oleh pelanggannya. Fasilitas online booking ini diharapkan akan memberikan berbagai kenyamanan bagi pelanggan seiring dengan berkembangnya teknologi internet. Selain itu kini fasilitas internet bukan lagi sesuatu yang eksklusif karena dengan mudah bisa digunakan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Fasilitas online booking ini tentunya dengan mudah dapat diakses oleh seluruh orang di seluruh dunia dengan real time information dan biaya murah. Perlahan namun pasti, Garuda Indonesia melakukan efisiensi biaya dengan cara mengeluarkan tiket elekronik atau tiket tanpa kertas pada tahun 2006 dimana pelanggan tidak perlu lagi mengunjungi agen wisata yang diakui oleh Garuda Indonesia maupun kantor penjualan tiket Garuda Indonesia untuk mendapakan bukti fisik tiket Garuda Indonesia. Namun pelanggan hanya tinggal melakukan pembayaran dan mencatat kode booking dan kode pembayaran. Dengan cara seperti ini Garuda Indonesia memberikan kenyaman bagi pelanggan karena pelanggan tidak perlu lagi takut akan kehilangan tiketnya ataupun tertinggal dikarenakan sistem reservasi Garuda Indonesia menyimpan data pelanggan yang telah melakukan pembayaran. Hal ini membuat peran dari call center Garuda Indonesia berubah yang asalnya bersifat konvensional menjadi metode elektronik. Penting untuk disadari bahwa pola konsumsi masyarakat Indonesia pun mulai berubah dari consumer ke prosumer, dimana konsumer lebih proaktif dalam memilih suatu produk atau jasa. Dengan berbagai karakter unik yang dimiliki oleh setiap pelanggan, cukup 30

penting untuk dimengerti bahwa pelanggan akan selalu memilih produk yang dinilai memiliki berbagai kemudahan, aman, dan menjunjung tinggi hak pelanggan. Untuk menjawab tantangan yang ada, maka diperlukan analisa lebih lanjut mengenai kesiapan pelanggan Garuda Indonesia didalam mengaplikasikan online booking berdasarkan studi perilaku pelanggan. 3.2. Research Questions Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan 2 permasalahan (research questions) sebagai berikut: Sejauh mana kesiapan pelanggan Garuda Indonesia didalam mengaplikasikan online booking via internet yang akan diluncurkan oleh Garuda Indonesia yang merupakan tambahan pilihan dalam reservasi tiket? Pertanyaan ini akan membantu kita untuk melihat interaksi kesiapan pelanggan terhadap transformasi reservasi tiket dari metode konvensional menjadi metode elektronik dimana fasilitas internet adalah perantaranya. Metode manakah yang lebih banyak disukai oleh pelanggan Garuda Indonesia dalam melakukan reservasi tiket? Pertanyaan tersebut diatas akan menggambarkan preferensi pelanggan Garuda Indonesia di dalam menggunakan fasilitas pemesanan tiket penerbangan penumpang Garuda Indonesia dimana dua katagori besar yaitu metode konvensional dimana pelanggan Garuda Indonesia bertatap muka langsung dengan penjual dan memiliki output bukti fisik yaitu tiket dan metode elektronik dimana keseluruhan proses transaksi reservasi tiket penerbangan dilakukan melalui internet dan call center yang menghasilkan e-ticket. 31

3.3 Posisi Permasalahan yang Dipecahkan Mengacu pada proses bisnis, permasalahan yang akan dijadikan subjek penelitian merupakan bagian dari proses strategis (strategic process) Garuda Indonesia. Dan bila mengacu pada struktur organsisasi, permasalahan online booking merupakan tanggung jawab divisi sales dan marketing yang dipimpin oleh seorang EVP (Executive Vice Precident) Sales & Marketing, yaitu Bapak Agus Priyanto. 32