EVALUASI PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH PERKOTAAN (STUDI KASUS KEC.LOWOKWARU, KOTA MALANG) Fransiscus Hamonangan Hutabarat 1, Muhammad Taufik 1 1 Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya-60111 Abstrak Malang, salah satu kota pariwisata dan pusat kegiatan perindustrian menengah di Indonesia Bagian Timur mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan, salah satunya adalah perubahan lahan pada wilayah Malang Utara yaitu Kecamatan Lowokwaru. Perubahan dan Kesesuaian lahan ini dapat diidentifikasi dengan menganalisa Peta Pola Penggunaan Eksisting dan Peta RDTRK tahun 2005 skala 1:20.000 serta hasil pengolahan Google Earth tahun 2009. Google Earth (GE) merupakan program virtual yang berisi beragam peta seluruh wilayah dimuka bumi. Gambar hasil Google Earth ini didapat dari citra satelit, foto udara dan penerapan teknologi sistem informasi geografis. Gambar tersebut tersebut diolah dengan klasifikasi visual yang dibagi menjadi 5 kelas yaitu : pemukiman, lahan kosong, ruang terbuka hijau, fasilitas umum dan perdagangan dan jasa. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan terjadinya perubahan penggunaan lahan yang paling luas dari tahun 2005 sampai 2009 adalah luas pemkiman yang meningkat seluas 14.19 Ha (10,63%). Selain itu juga, terjadi peningkatan kecil pada perdagangan dan jasa seluas 2,037 Ha (1,53%) dan pada fasilitas umum umum seluas 0,824 Ha (0,62%). Hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan lahan yang ada berdampak pada kesesuaian penggunaan lahan didaerat tersebut sebagaimana yang yang telah diatur di dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota). Kata kunci : RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota), Google Earth, Penggunaan Lahan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan diwilayah perkotaan saat ini memerlukan pengelolaan perencanaan spasial yang lebih efektif dan efesien yang memberikan manfaat secara optimal, serasi dan lingkungan yang berkelanjutan. Pengelolaan tersebut haruslah mengacu pada peraturan pemerintah serta undang-undang terkait perencanaan spasial di wilayah perkotaan dimana fokusnya yaitu pada penataan ruang, pembatasan luas wilayah administrasi, penguasaan dan pemilikan tanah perkotaan, dan perubahan pemanfaatan lahan perkotaan. Pedoman dan arah pembangunan dan penataan kota secara terinci dan sistematis sebenarnya sudah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dimana lebih detailnya lagi diatur dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) sesuai denagn Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang didefinisikan bahwa Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak. Melihat karena pengaruh pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi dan tingkat urbanisasi yang tidak terkontrol, akhirnya mengakibatkan terjadinya konversi penggunaan lahan dari lahan-lahan pertanian misalnya ke penggunaan lain seperti permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas pelayanan publik lainnya. Tingkat perubahan penggunaan lahan yang begitu rumitnya untuk dikendalikan menyebabkan suatu problema dalam perencanaan pemerintah, ditambah lagi aturanaturan pemerintah tentang perencanaan wilayah yang belum terlaksana dimasyarakat menyebabkan sulitnya pengaturan sub-sub divisi perencanaan penggunaan lahan ini menjadi sangat tidak berimbang dan teratur. 1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk evaluasi perencanaan penggunaan lahan sehingga dapat diketahui perubahan / konversi lahan yang terjadi dilapangan dan kesesuaian lahan antara penggunaan lahan dilapangan dengan perencanaan tata guna lahan oleh Pemerintah Kota Malang. 1.3 Perumusan Masalah Permasalahan yang timbul adalah : Bagaimana mengevaluasi perencanaan tata 1
guna lahan dalam wilayah Kecamatan yang sudah direncanakan setiap 5 tahun sekali 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah yang akan di bahas dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah Peta Penggunaan Lahan Eksisting tahun 2005, Peta RDTRK 2005, Google Earth tahun 2009, dan data-data ground truth lapangan 2. Daerah penelitian yang digunakan adalah Kec.Lowokwaru. 3. Mengingat tidak adanya data untuk peta pola eksisting 2009, penulis menggunakan Google Earth 2009 dengan sampling daerah di Kel.Tasikmadu saja. II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Lokasi Penelitian Secara geografis daerah penelitian terletak pada 7 3 36-8 1 12 LS dan 112 3 36-112 4 12 BT Wilayah penelitian 2.2.2 Peralatan : 1.Perangkat Keras (Hardware) a. NoteBook HP Compaq CQ40 dengan spesifikasi : Kecepatan 2,0 Hz Memori DDR 4096 MB Hardisk 160 GB VGA 256 MB b. Printer Epson Stylus CX5500 c. GPS Navigasi etrex Versi Indonesia dengan akurasi 5 m. 2. Perangkat Lunak (Software) Software yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Sistem operasi Windows XP Proffesional b. Autocad Landesktop 2004, untuk digitasi peta. c. ER Mapper 7.0, untuk pengolahan citra SPOT-4. d. Arc View GIS Version 3.3, untuk pembuatan lay out peta. e. Matlab 8.0, untuk penghitungan Strength of Figure. f. MS Word 2007, untuk penulisan laporan. g. Ms Excel 2007, untuk penghitungan dan penulisan standardisasi hasil. Gambar 1. Lokasi Daerah Penelitian 2.2 Data dan Peralatan 2.2.1 Data 1. Peta Pola Penggunaan Eksisting 2005 RDTRK Kec.Lowokwaru Kota Malang skala 1 :20.000. 2. Peta RDTRK 2005 Kec.Lowokwaru Kota Malang skala 1:20.000 3. Google Earth 2009 dengan scene sejumlah 4 buah yang bertampalan, waktu penyiaman tanggal 6 Januari 2009 pukul 9:53 WIB. Luas area pengambilan sample tersebut sebesar 133,473 hektar. 4. Data Survey Lapangan. 2
2.3 Diagram Alir Penelitian 5.Tahap Akhir Pada tahap ini dilakukan analisa tentang perubahan lahan dan kesesuaian lahan, penutupan lahan serta besar konversi perubahan lahan dari data-data spasial yang sudah diolah tadi. Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Diagram alir metodologi penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.Tahap Identifikasi dan Perumusan Masalah. Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan perumusan masalah yang berkaitan dengan perencanaan spasial penggunaan lahan wilayah lingkup Kecamatan. 2.Tahap Studi Pustaka. Pada tahap ini, dilakukan kegiatan pencarian referensi studi pustaka yang mana didalamnya terdapat tentang dasar-dasar tentang pembuatan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) serta kebijakan dan peraturan peraturan tentang penataan ruang. 3.Tahap Pengumpulan Data. Pada kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data spasial maupun non spasial yang berkaitan dengan penataan ruang. Adapun data yang diperoleh langsung dari Pemerintah Kota Malang (Pemkot Malang) 4.Tahap Pengolahan Data Hasil data-data yang telah terkumpul kemudian diolah menggunakan softwaresoftware tertentu, semua data saling divalidasi dan dicek kebenaran datanya. Gambar 3. Diagram Alir Pengolahan Data Sedangkan diagram alir pengolahan data dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah peta pola dengan eksisting Kec.Lowokwaru Malang tahun 2005 dan peta RDTRK Kec.Lowokwaru Malang tahun 2005 skala 1 :20.000 dan Google Earth sebanyak 4 scene (Kelurahan Tasikmadu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang) tahun 2009. 2. Selanjutnya peta pola eksisting 2005 dan peta RDTRK 2005 dilakukan editing data pada software Autocad Land Desktop 2006 3. Masing - masing scene dilakukan koreksi geometri (rektifikasi) untuk mendapatkan 3
system koordinat dan system proyeksi yang sama dengan data acuan. Data acuan yang digunakan adalah peta pola eksisting tahun 2005 dengan skala 1:20.000. 4. Koreksi geometri ini ditentukan oleh RMS error, jika RMS error nya >1 maka harus dilakukan koreksi geometri ulang tetapi jika RMS error nya < 1 maka koreksi geometri telah sesuai. 5. Resampling merupakan pengulangan proses koreksi geometrik setiap citra yang di capture dan dihitung RMS-nya dan selanjutnya untuk proses mozaiking. 6. Pengolahan citra selanjutnya yang dilakukan adalah mozaiking citra yang bertujuan menngabungkan empat scene citra. 7. Klasifikasi yang digunakan adalah klasifikasi visual klasifikasi ini digunakan untuk menggolongkan tata guna lahan menjadi lima kelas. 8. Sedangkan peta landuse 2005 dan peta RDTRK 2005 dilakukan proses digitasi dalam software Autocad Landesktop 2004 9. Selanjutnya peta landuse 2005 dan peta landuse 2009 di overlay kan dan menghasilkan peta perubahan penggunaan lahan. 10. Untuk evaluasi, peta perubahan penggunaan lahan di overlay kan dengan peta RDTRK 2005 dan menghasilkan peta kesesuaian penggunaan lahan. III. HASIL DAN ANALISA 3.1 Koreksi Geometri Citra Google Earth Tahun 2009 merupakan citra yang sudah terkoreksi secara sistematik baik kesalahan radiometrik maupun geometrik sehingga metode koreksi untuk kesalahan geometrik bersifat acak (metode nonsistematik) yaitu dengan melakukan transformasi dari sistem koordinat citra ke sistem koordinat geografis, yang ditentukan menggunakan titik kontrol tanah (Ground Control Point). Mengingat Sistem transformasi koordinat yang digunakan untuk menyamakan sistem koordinat citra dan peta pola penggunaan eksisting 2005 skala 1:20.000 sebagai peta acuan adalah sistem transformasi South Universal Transverse Mercator 49 (SUTM 49) sedangkan datum yang digunakan yaitu WGS 84. Jumlah titik kontrol sebanyak 4 buah disebar pada masing-masing kelas (kelas pemukiman, kelas perdagangan dan jasa, kelas fasilitas umum, kelas pergudangan dan industri dan kelas ruang terbuka hijau) yang didistribusikan pada citra, seperti perpotongan jalan, pojok bangunan, tikungan jalan yang dapat dilihat pada citra satelit. Menurut Syah (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat akurasi atau ketelitian citra untuk koreksi geometri pada penelitian ini adalah : Distribusi titik kontrol tanah (GCP) kurang menyebar pada seluruh citra. Jumlah titik kontrol tanah (GCP) kurang banyak. Kesalahan identifikasi titik kontrol tanah (GCP) pada citra. Kesalahan interpretasi koordinat pada peta acuan. Jensen (1986) dalam Syah (2004) memberikan batas kesalahan pada proses koreksi geometri guna mendeteksi tata guna lahan yaitu ½ atau 1 pixel satu sama lain atau sekitar 10-20 meter (1 pixel = 20 meter). Bila nilai pergeseran titik lebih dari batas toleransi yang diberikan maka proses koreksi wajib diulang. Proses transformasi citra satelit mempunyai kesalahan total (Total RMS error) titik-titiknya kurang dari 20 meter (1 pixel) sehingga bisa dianggap memenuhi syarat atau nilai toleransi yang diberikan. Gambar 4. Model-model Jaringan pada perhitungan SOF ke empat scene. : 4
3.2 Analisa Perubahan dan Kesesuaian Tata Guna Lahan antara tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Penggunaan lahan ditahun 2005 masih didominasi oleh klasifikasi RTH (sawah, sungai, ladang, tegalan,sempadan dan taman). Dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat bepengaruh pula pada sector perdagangan dan jasa. Tabel 1. Luas Penggunaan Lahan tahun 2005 Kelas Luas (Ha) % Pemukiman 30,495 22,85 Fasilitas Umum 2.023 1,52 Perdagangan 2,037 dan Jasa 1,53 Ruang Terbuka 80,475 Hijau 60,29 Tanah Kosong 18,074 13,54 Jumlah 133,473 100 Sumber : Hasil Pengolahan dengan xtool Arcview Tabel 2. Luas Penggunaan Lahan tahun 2009 Kelas Luas (Ha) % Pemukiman 16,056 12.03 Fasilitas 1,238 Umum 0,93 Perdagangan 0 dan Jasa 1,53 Ruang 90.472 Terbuka Hijau 67,80 Tanah Kosong 98,105 73,52 Jumlah 133,473 100 ` Sumber : Hasil Pengolahan dengan xtool Arcview Dari hasil tabel di atas bisa dianalisa memang terlihat bahwa kelas RTH mengalami perubahan berkurang 10,078 ha (7,55%) menjadi sekitar 80,485 ha (60,30%) ditahun 2009 Perubahan kecil tersebut disebakan oleh masih banyaknya penduduk disana memberdayakan sawah sebagai mata pencaharian mereka sebagai petani. Kelas pemukiman mendominasi perubahan paling besar bertambah sebesar 14.19 ha (10,63%) menjadi sekitar 30,496 ha ini disebabkan adanya perubahan jumlah penduduk pendatang yang bertransmigrasi ke wilayah area Kelurahan Tasikmadu serta perubahan tersebut dikarenakan pembangunan pemukiman yang belum mendapat pengawasan oleh pemerintah setempat, tetapi dari hasil survai langsung dilapangan bahwa perubahan lahan permukiman yang terjadi daerah Tasikmadu pertambahannya masi tergolong normal dibandingkan dengan Kelurahan Kelurahan lainnya. Dari kelas perdagangan dan jasa perubahan yang terjadi masih sangat sedikit yaitu bertambah sebesar 2,037 ha (1,53%) dari jumlah keseleruhan luas 133,473 ha ini dikarenakan daerah Kelurahan Tasikmadu belum begitu berkembang pesat dari segi perekonomian dan industrinya. Kelas perdagangan dan jasa di Kelurahan Tasikmadu masih bergerak di industri kecil dan menengah, sebagaian dari area tersebut digunakan sebagai pasar traditional dan pertokoan-pertokoan kecil. Kelas fasilitas umum didaerah Tasikmadu juga masih belum berkembang terlalu besar dikarenakan daerah tasikmadu tidak adanya perkantoran-perkantoran, hanya terjadi perubahan sekitar 0,824 ha (0,62%), fasilitas umum didaerah Kelurahan Tasikmadu terdiri dari pendidikan dan kantor kelurahan. 3.3 Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan di tahun 2009. Dari hasil perubahan penggunaan yang ada makan didadaptkan hasil bahwa masih banyak lahan yang belum sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat oleh Pemerintah Kota. Berikut hasil rekapitulasi perhitungan kesesuaian lahan ditahun 2009 : Tabel 4.4 Tabel Jumlah Kesesuaian Lahan. Luas Kesesuaian (Ha) % Landuse Sesuai 26.357 19,75 Landuse Tidak Sesuai 66,554 49,863 Landuse Belum 31,024 Termanfaatkan 23,244 Landuse Tidak 9,538 Terencana 7,146 Jumlah 133,473 100 Dari hasil analisa ditemukan bahwa lahan yang digunakan untuk daerah pemukiman masih belum berubah sama sekali dari landuse ruang terbuka hijau. Ini mungkin disebabkan belum adanya perkembangan 5
penduduk yang pesat didaerah sekitar Kel. Tasikmadu ini.kemudian belum banyaknya perdagangan dan fasilitas umum didaerah tersebut menyebabkan kesesuain yang terjadi hanya sekitar landuse pemukiman saja. (Peta Kesesuaian Lahan Terlampir). IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai evaluasi perencanaan tata guna lahan Peta Pola Eksisting 2005, Peta RDTRK 2005 dan Citra Google Earth 2009, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Nilai rata-rata RMS (Root Means Square) error pada pengumpulan titik kontrol tanah yaitu scene 1 sebesar 1, scene 2 sebesar pixel; 0,814 pixel; scene 3 0,703 pixel dan scene 4 sebesar 0,746 pixel, sudah memenuhi toleransi RMS error sebesar kurang dari sama dengan 1 pixel. 2. Nilai kekuatan jaring (Strength Of Figure) pada Citra Google Earth tahun 2009 sebesar 0,0068; 0,0052;0,0042 dan 0,0067. Nilai ini sudah memenuhi syarat SOF yang nilainya mendekati nol. 3. Penggunaan Google Earth tahun 2009, Peta Pola Eksisting 2005 dan Peta RDTRK 2005 bertujuan untuk mendekteksi perubahan tata guna lahan, dan mengevaluasi kesesuaian lahan. 4. Kelurahan Tasikmadu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang mengalami perubahan luas lahan; fasilitas umum bertambah menjadi 2,026 Ha, Pemukiman bertambah menjadi 30,498 Ha, Perdagangan dan jasa bertambah menjadi 2,0337 Ha, sedangkan Ruang Terbuka Hijau berkurang menjadi 80,485 Ha, begitu juga dengan tanah kosong berkurang menjadi 11,271 Ha. 5. Dari hasil analisa untuk evaluasi kesesuaian lahannya maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan perencanaan Pemerintah Kota yaitu sebesar 66,554 Ha (19,75%) 4.2 Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Google Earth untuk evaluasi penggunaan lahan, mengingat citra tersebut merupakan gabungan pemetaan satelit, foto udara dan globe GIS 3D 2. Perlu adanya update peta dengan pola penggunaan eksisting setiap tahunnya agar pengawasan perencanaan pemerintah dapat dikontrol dengan baik dan terencana. DAFTAR PUSTAKA Aziz, M. ST dan Pujiono, S. 2006. SIG berbasis dekstop dan web. Gava Media. Yogyakarta. Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya dalam Bidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Efendi, C. D. 2006. Pembuatan Peta Daerah Tangkapan Ikan Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh di Wilayah Perairan Bali. Skripsi. Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Insititut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Geocities.<URL: http://www.geocities.com/takasaki/geodesi.htm) Dikunjungi pada tanggal 3 November, Jam 20.00 Jensen, J. R. 1986. Introductory Digital Image Processing : A Remote Sensing Perspective. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. Kurniasih, K. 2007. Usaha Perbaikan Pemukiman Kumuh di Petukangan Utara-Jakarta Selatan. Teknik Arsitektur Universitas Budi Luhur. Jakarta. Khomsin. 2004. Buku Ajar Pemetaan Digital. Surabaya : Program Studi Teknik Geodesi. Kusumadewi, Diah Ayu. 2001. Kumpulan Peraturan Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2001-2011.Malang : Pemerintah Kota Malang. Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika. Puas, Darius. 2009. Jalan dan Langkah Land Desktop dan Civil Design. Bandung: Informatika. Setyorini, D. 2006. Optimasi Jumlah Titik Kontrol Tanah Ground Control Position (GCP) pada Proses Rubbersheet. Skripsi Program Studi Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Sinulingga, Budi D. 1999. Pembangunan Kota, Tinjauan Regional dan Lokal. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Siwi, S.E. 2005. Modul Pengolahan Data Penginderaan Jauh. Pusdata - LAPAN. Jakarta Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 6
Syah, F. F. 2004. Analisa Perubahan Tata Guna Lahan Tahun 1997 dan 2002 dengan Data Landsat Untuk Daerah Gerbangkertosusilo. Tugas Akhir, Program Studi Teknik Geodesi, FTSP-ITS. Surabaya 7
LAMPIRAN PETA KESESUAIAN LAHAN 8